Professional Documents
Culture Documents
Abstrak Pada praktikum pertama ini, praktikan dituntut untuk mampu menggunakan multimeter dan osiloskop dimana kedua alat ini dapat digunakan untuk menghitung pengukuran pada rangkaian thevenin dan rangkaian tapis (filter). Rangkaian setara thevenin merupakan penyederhanaan rangkaian yang dipasang secara seri. Rangkaian tapis berhubungan dengan pengolahan sinyal, besar frekuensi yang ditahan maupun yang diloloskan itu tergantung dari jenis tapis yang digunakan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode deskriptif analisis karena praktikum ini mendeskriptifkan data yang diperoleh di laboratorium. Pengukuran hasil yang diperoleh ada yang tidak sesuai dengan teori, hal ini kemungkinan disebabkan hambatan kabel dalam rangkaian. Kata kunci : multimeter, osiloskop, thevenin, tapis(filter) 1. Tujuan Praktikum a. Mampu menggunakan multimeter dan osiloskop b. Mampu thevenin menganalisis rangkaian c. Memahami bentuk rangkaian tapis
beserta fungsinya d. Mampu menentukan frekuensi kerja tapis dari eksperimen dan teori
2. Teori Dasar Rangkaian secara thevenin merupakan rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan dan sebuah hambatan yang disusun secara seri[2].
hanya
dapat
melewatkan
sinyal
dengan
frekuensi rendah[3].
Vth = Eth =
Vs
Perbandingan antara tegangan output o() dan tegangan input i() disebut fungsi alih ().
() = Rangkaian tapis biasanya digunakan dalam pengolahan sinyal. Pengolahan sinyal adalah perubahan sinyal masukan menjadi frekuensi keluaran yang sebanding dengan harga komponen yang digunakan.terdapat 4 jenis tapis yaitu LPF (Low Pass Filter), HPF (High Pass Filter), BPF (Band Pass Filter) dan NF (Notch Filter). Tapis Lolos Rendah (LPF) merupakan rangakaian integrator. Rangkaian ini tujuannya adalah mempelajari tapis lolos rendah, memplot grafik tanggapan frekuensi dan pergeseran fasa sehingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa tapis lolos rendah merupakan rangkaian yang
tujuannya adalah mempelajari tapis lolos tinggi, memplot pergeseran disimpulkan merupakan grafik fasa tanggapan sehingga tapis yang frekuensi akhirnya lolos hanya dan dapat tinggi dapat
bahwa rangkaian
Gambar 7. Respon Frekuensi Tapis Ideal Notch Gambar 5. Respon Frekensi Tapis Ideal High Pass
Perbandingan antara tegangan output Vo() dan tegangan input Vo() disebut fungsi alih G(). () =
Parameter
Multimeter Nilai arus teori di R2 Digital Nilai arus terukur (A) 9.86 x 10-7 3.6 x 10-3 4.07 x 10-3 0.00017 0.00027 0.00027
Dengan potong.
, Dalam
rangkaian seri
amplitude, biasanya digunakan rasio tegangan dalam Db (decibel), yang didefiniskan sebagai: () (dB) = 20 log Tapis Lolos Tengah (BPF) dapat
(A)
diperoleh dengan menggabungkan rangakaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi secara seri[1] Percobaan 2. Pengukuran tegangan searah
Tapis Lolos Pita (NF) dapat diperoleh dengan menggabungkan rangkaian tapis lolos rendah dan tangkaian tapis lolos tinggi secara paralle[1]
5.19 5.19
19 20
2800 2900 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
21 22
Vs (V) 5 5 5
23 24 25 26
5.19 27 28
29 30
R = 834 ; C = 10-7 5 % F
Tabel 5.High Pass Filter (HPF)1
Vout NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 f (Hz) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 Vin (V) 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 (V) 4 3.5 3.25 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R = 560 ; C= 10-7 F
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
f (Hz) 1020 150 225 250 275 300 350 400 450 500 550 600 650 700
Vin (Vpp) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Vout (V) 0.1 0.6 0.8 0.9 1.1 1.2 1.3 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.2 2.3
1.75
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
750 800 850 900 950 1000 1500 2500 4000 6000 7000 8000 8500 9000 10000 11000
0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
2.5 2.6 2.75 2.8 2.85 3 3.25 4 4.3 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
80 100 150 250 300 400 600 800 850 900 1500 2500 3000 4000 4500 5000 6000 6500 9000 10000 12000
1.5 2.4 1.5 1.4 1.4 2.1 2 1.4 1.4 1.9 1.7 1.5 1.4 1.4 1.4 1.4 1.3 1.4 2.4 1.4 1.4
3 2 2.4 2.6 2.5 2.1 2.1 2.2 2.2 1.7 1.05 0.8 1.1 0.6 0.9 0.7 0.4 0.5 2.5 0.3 0.1
27 28
29 30
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
13500 17000 20000 24000 27000 30000 32000 36000 40000 44000 46000 50000 55000 60000 65000 70000 75000 80000 85000 90000 95000 100000
0.6 0.4 0.34 0.28 0.26 0.24 0.24 0.2 0.2 0.18 0.18 0.16 0.16 0.16 0.14 0.14 0.2 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
0.5 0.22 0.16 0.12 0.14 0.12 0.12 0.12 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Berdasarkan
tabel
pengukuran
tegangan searah dpat diketahui factor koreksi terhadap teorinya: Faktor koreksi = Data 1 = 77.6 % Data 2 = 72.3 % Data 3 = 88.84 % Pada percobaan 3 pengukuran secara thevenin, terdapat 4 resistor yang digunakan selama percobaan. Berikut data ke-4 resistor tersebut: R2 : hijau merah ungu emas = 5.2 x 107 5% R3 :hijau biru merah emas = 5.6 x 102 5% R4 : biru abu cokelat emas = 6.8 x 10 5%
4. Pengolahan Data Berdasarkan tabel 1 pengukuran arus searah di atas dapat diketahui factor koreksi terhadap teorinya: Faktor koreksi = Data 1 = 17.1 % Data 2 = 65 % Data 3 = 56.3 %
R5 : kuning ungu hijau emas = 4.7 x 105 5% Catatan: R1 tidak digunakan dikarenakan
resistornya sudah mengalami korosi.
Berdasarkan data menurut resistornya di atas dapat diperoleh tabel seperti di bawah ini:
Pada
Eth (V) 6.5 X 10-6 4.48 X 10-2 4.48 X 10-2
percobaan
High
Pass
Filter
Vs (V) 5
R3 () 68
Rth () 628
diperoleh f = 2.84 kHz Pada percobaan Band Pass Filter dan Notch Filter diperoleh fb = 1.92 kHz dan fa = 2.8 kHz
Berdasarkan tabel 4 , 5, 6 dan 7 dapat dicari fungsi alih dari perbandingan log tegangan output dan tegangan input () (dB) = 20 log
10
8 6 4 2 0 -2 -4 -6 f (Hz) 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3400 3800 4200 4600 Grafik 1. Hubungan G () dan frekuensi pada LPF 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 G ( )
Data 1 : 46.5 % Data 2 : 99 % Data 3 :99 % Untuk tegangan thevenin : Data 1 : 35 % Data 2: 114.9 % Data 3 : 114.9 % Berdasarkan R dan C yang ada, dapat diperoleh fungsi frekuensinya dengan:
900
225
300
450
600
750
1500
6000
f (Hz)
f (Hz)
Pada
percobaan
Low
Pass
Filter
Grafik 2. Hubungan G () dan frekuensi pada HPF
8500
telitinya
10 5 0 250 600 900 3000 5000 9000 5
praktikan tersebut
dalam misalnya
eksperimen
40
20 80
pengkalibrasian osiloskop dan pembacaan skala gambar pada osiloskop. Pada percobaan rangkaian tapis juga diperoleh grafik yang tidak bagus, hal ini disebabkan
f (Hz)
G()
kesalahan
praktikan
dalam
dengan kelipatan atau berskala sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teorinya. Dan begitu juga dengan NPF, frekuensinya juga
15 10 5 G ( ) 0 100 10000 20000 30000 40000 50000 65000 80000 -5 -10 -15 95000
tidak beraturan sehingga grafik yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Dalam eksperimen terjadi perbedaan pengukuran di multimeter dan osiloskop. Pengukuran di multimeter sudah menunjukkan
f (Hz)
digit-digit
angka
pengukuran
sehingga
ketelitiannya kurang karena hanya berupa gambar grafik sehingga akan menimbulkan 5. Analisis persepsi mata yang berbeda-beda antar
praktikan, selain itu juga pada penggunaan Dari hasil yang diperoleh baik itu pada saat mengukur arus searah, tegangan searah dan rangakaian secara thevenin terdapat perbedaan nilai pada teori dan eksperimennya. Factor koreksi yang diperoleh juga cukup signifikan, ada yang mencapai 99 %. Hal ini disebabkan karena tidak tepatnya penyambungan pada rangkaian (misalnya pada saat pemasangan osiloskop terlebih dahulu harus dikalibrasi tepat diangka 0 dan yang lebih. Pada rangkaian yang dipasang secara paralel, arus yang mengalir terbagi dan tegangannya sama. Jadi jika resistor dan voltmeter tersebut dihubung paralel, maka besar tegangan pada keduanya akan sama sehingga angka yang ditunjukkan voltmeter sama dengan tegangan pada resistor. itu membutuhkan ketelitian
ressistornya), adanya hambatan dalam kabel (sedangkan di teori diabaikan) serta tidak
Pada rangkaian yang dipasang seri, arus yang mengalir adalah sama sedangkan
tegangannya terbagi. Jadi jika resistor dan amperemeter tersebut dihubung seri, maka besar arus yang mengalir pada keduanya akan sama sehingga angka yang ditunjukkan
[1]
7. Referensi
amperemeter sama dengan arus yang mengalir pada resistor. Rangkaian thevenin sangat berguna Karena salah satunya dapat menyederhanakan suatu rangkaian hingga sesederhana mungkin yang hanya terdiri dari sebuah hambatan dan tegangan. Rangkaian BPF dapat meloloskan sinyal jika frekuensi potong berada di antara frekuensi rangkaian tapis lolos rendah dan rangkaian tapis lolos tinggi. Jadi filter ini meloloskan sinyal dengan batas di atas frekuensi bawah dan di bawah frekuensi atas f(b)<x<f(a). Sedangkan NPF
dapat meloloskan sinyal pada batas di bawah frekuensi bawah dan di atas frekuensi atas x< f(b) dan x>f(a).
[3] [2]
Sutrisno,
Elektronika:
teori
dan
6. Kesimpulan Multimeter dan osiloskop sering kali digunakan elektronika dalam di eksperimen laboratorium. rangakaian Rangkaian
thevenin merupakan rangkaian penyedehanaan dari rangkaiana yang lebih sulit. Terdapat 4 macam rangkaian tapis: HPF bersifat
differensiator, LPF bersifat integrator, BPF dan NPF yang merupakan gabungan dari LPF dan HPF yang memiliki karakteristik berbeda. Pada rangkaian tapis juga dapat dihitung