You are on page 1of 2

Penelitian Kuantitatif

KORELASI ANTARA PEMAHAMAN DIRI DAN RASA PERCAYA DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI KOTA MALANG

Latar Belakang Perjalanan hidup seorang anak tidak selamanya berjalan dengan mulus. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa individu harus berpisah dari keluarga karena suatu alasan, menjadi yatim, piatu atau yatim-piatu bahkan mungkin menjadi anak terlantar. Kondisi ini menyebabkan adanya ketidak lengkapan di dalam suatu keluarga. Ketidak lengkapan ini pada kenyataanya secara fisik tidak mungkin lagi dapat digantikan tetapi secara psikologis dapat dilakukan dengan diciptakannya situasi kekeluargaan dan hadirnya tokoh-tokoh yang dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua . Menurut Hurlock (1997:213) masa remaja dikatakan sebagai masa transisi karena belum mempunyai pegangan, sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan, remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya. Remaja masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki pemahaman tentang diri yang benar, hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya dan supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah didapatkannya. Pemahaman akan diri seseorang sangatlah mutlak untuk diketahui. Oleh karena itu semua orang harus mengerti tentang dirinya. Baik secara internal maupun secara eksternal. Ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga

memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas. Dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan, semua orang memiliki kemampuan dan keinginan yang berbeda. Salah satu faktor yang membuat seseorang dapat melakukan apa yang dia ingin lakukan adalah ketika dia memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melakukannya. Ketika seseorang kurang memeiliki rasa percaya diri maka kemungkinan orang tersebut tidak akan dapat bergaul dengan sesama temannya, melakukan apa yang diinginkannya dan pergi sesuai keinginannya. Remaja yang tinggal di panti asuhan mempunyai rasa rendah diri atau minder terhadap keadaan dirinya, tidak seperti teman-teman dalam kondisi keluarga normal. Hal ini berpengaruh terhadap pergaulan dengan lingkungan. Sementara itu masyarakat atau teman-teman dalam lingkungan sosial sering memberikan label negatif pada anak-anak panti asuhan tanpa melihat lebih jauh, mengapa atau bagaimana berbagai hal negatif ini akan terjadi. Adanya penyimpangan antara harapan dan kenyataan itulah, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut. Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah apakah ada hubungan antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Oleh karena itu maka penelitian ini berjudul Hubungan Antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan.

You might also like