You are on page 1of 0

BAB IV

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Berdasarkan tujuan penelitian,
desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experiment
Design atau desain eksperimen Semu, desain ini tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama
dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu
karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan
eksperimen sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya
dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan (Notoatmodjo,
2010). Adapun desain eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest
Non Equivalent Control Group, yaitu desain eksperimen yang dilakukan
dengan pre test sebelum diberikan perlakuan dan post test setelah
diberikan perlakuan, dan untuk membandingkan hasil intervensi program
kesehatan dengan suatu kelompok kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu
kelompok yang benar-benar sama, yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian terapi musik terhadap kecemasan anak akibat
hospitalisasi dan yang tidak diberikan terapi (kontrol).
Kegiatan ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol, dengan melihat perbedaan tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi. Sehingga ada dua
kelompok yang diobservasi yaitu kelompok eksprerimen ( R1 R3 =
X1 ) dan kelompok kontrol ( R2 R4 = X2 ). Gambaran desain
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Desain penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test Hasil
X1 R1 Y R3
T
X2 R2 - R4
Keterangan :
X1 : Kelompok eksperimen
X2 : Kelompok kontrol
Y : Intervensi (diberikan terapi musik saat pemberian terapi
bermain di ruang terapi)
R1 : Observasi pre test pada kelompok eksperimen
R2 : Observasi pre test pada kelompok kontrol
R3 : Observasi post test pada kelompok eksperimen
R4 : Observasi post test pada kelompok kontrol
T : Hasil
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap anak lantai 1 RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta.
2. Waktu
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan
Maret 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut
populasi penelitian, objek tersebut dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan
gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di dalam alam
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dari penelitian ini adalah pasien anak
yang menjalani proses hospitalisasi.
2. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam mengambil sampel
penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga
sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang dugunakan peneliti
adalah purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, seperti sebagai
berikut:
a. Klien berusia 1-3 tahun
b. Orang tua klien bersedia anaknya dijadikan responden
c. Klien tidak mengalami gangguan pendengaran
d. Terdaftar di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
Besar sampel dihitung berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
yaitu jumlah responden yang mengalami kemajuan terapi sebagai P
1,
jumlah responden yang tidak mengalami kemajuan terapi sebagai P
2.
Nilai P
1
dan P
2
dimasukkan ke dalam rumus sample (Notoatmodjo,
2010) sebagai berikut :
n =
z
1
u 2P (1-P)+ z
1-
P
1
(1- P
1
)+ P
2
(1- P
2
)
2
(P
1 -
P
2
)
2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z
1
o = derajat kepercayaan 90% ( 1,28 )
Z
1
= kekuatan uji 80% ( 0,84 )
P
1
= Jumlah sampel (pada penelitian terkait pertama) yang
menunjukkan hasil tingkat signifikasi 0,037 terhadap
perkembangan kognitif pada balita yang diberikan terapi
musik klasik.
P
2
= Jumlah sampel (pada penelitian terkait kedua) yang
menunjukkan hasil tingkat signifikasi 0,000 terhadap
peningkatan daya ingat anak autis yang diberikan terapi
musik klasik (Mozart).
P =
P
1
+ P
2
2
P
1
= Diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Eka Yuliasari
dengan judul Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik
(Mozart) Terhadap Peningkatan Daya Ingat Anak Autis Di
Rumah Autis Bekasi Tahun 2010, yang menunjukkan hasil
signifikan 0,8 terhadap peningkatan daya ingat anak autis
yang diberikan terapi musik klasik (Mozart).
P
2
= Diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Amarin
dengan judul Pengaruh Stimulasi Musik Klasik Terhadap
Perkembangan Kognitif (Aspek Bahasa) Pada Anak Usia
Prasekolah (3 sampai 5 Tahun) di Play Group Insani
Kediri, yang menunjukkan hasil tingkat signifikasi 0,37
terhadap perkembangan kognitif pada balita yang diberikan
terapi musik klasik.
Berdasarkan rumus diatas jumlah minimum sampel pada penelitian ini
adalah :
P
1
= 0,8
P
2
= 0,37
P = 0,8 + 0,37

2
P = 0,5
n =
1,282 x u,S (1 -u,S) + u,84 u,8 (1 -u,8) + u,S7(1 -u,S7)
2
( 0,8 0,37 )
2
= 1,28 2 x u,S + 0,84 u,16 +u,2S)
2
0,1
=
2,0164
0,1
= 20,164
= 20 orang
Berdasarkan keterangan di atas, untuk menentukan populasi dan
sampel terdapat dua kriteria, yaitu:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat
dimasukkan atau layak untuk diteliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah klien berusia 1-3 tahun, orang tua klien
bersedia anaknya dijadikan responden, klien tidak mengalami
gangguan pendengaran, terdaftar di RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat
dimasukkan atau tidak layak untuk diteliti. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah klien anak RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
yang tidak bersedia menjadi responden, klien anak RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta yang mengalami gangguan pendengaran.
Untuk mengantisipasi terjadinya drop out dari responden, maka
jumlah cadangan yang harus dipersiapkan adalah 10%. Dalam Setiadi
(2007), n = 20 + 2 = 22 orang. Jadi sampel keseluruhan sebanyak 22
orang.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Observasi. Indikator dalam observasi ini adalah peneliti melihat atau
mengamati reaksi anak yang diberikan terapi musik terhadap tingkat
kecemasan.
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulam data adalah:
1. Menyerahkan surat permohonan izin penelitian yang dilakukan oleh
institusi pendidikan FIKES UPN Veteran Jakarta.
2. Menyerahkan surat izin kepada kepala bagian ruang rawat inap anak
RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
3. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri dimana peneliti
mengadakan pendekatan dan memberikan penjelasan kepada calon
responden dan dipersilahkan untuk mengisi informed consent.
4. Peneliti melakukan observasi tingkat kecemasan pada klien anak
toddler sebelum terapi musik.
5. Peneliti memberikan intervensi terapi musik 1 x kepada masing-
masing pasien selama 30 menit pada siang hari.
6. Peneliti melakukan observasi lagi mengukur tingkat kecemasan setelah
diberikan terapi musik.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk
lembar observasi untuk mengobservasi skala tingkat dan karakteristik
kecemasan pada responden dengan menggunakan skala Hamilton Anxiety
Rating (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
masingmasing di rinci lagi gejala yang spesifik. Masingmasing gejala di
beri penilaian angka (score) antara 04. Masingmasing nilai dari ke 14
kelompok gejala tersebut di jumlahkan sehingga dari penjumlahan tersebut
dapat diketahui derajat kecemasan seseorang.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian penelitian
setelah kegiatan pengumpulan data. Agar analisa penelitian menghasilkan
informasi yang benar, metode pengolahan data menurut Setiadi (2007)
yang digunakan adalah Tabulasi dan SPSS dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Editing
Adalah penyuntingan data yang dilakukan saat peneliti memeriksa
semua lembar observasi yang telah diisi yaitu mengenai kelengkapan
data, kesinambungan data dan keragaman data.
2. Coding
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengklasifikasikan
jawaban dari para responden ke dalam kategori. Biasanya klasifikasi
dilakukan dengan cara memberi tanda kode berbentuk angka pada
masing-masing jawaban.
3. Sorting
Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut
jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).
4. Entry data
Jawaban yang sudah diberi kategori kemudian dimasukkan dalam tabel
dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukkan data, boleh
dengan cara manual ataupun melalui pengolahan komputer.
5. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah sudah benar atau belum.
6. Mengeluarkan informasi
Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
7. Tabulasi langsung
Sistem pengolahan data langsung yang ditabulasi oleh kuesioner. Ini
juga metode yang paling sederhana bila dibandingkan dengan metode
lain. Tabulasi ini dilakukan dengan memasukkan data dari kuesioner
ke dalam kerangkan tabel yang sudah disiapkan, tanpa proses perantara
yang lain. Cara ini adalah kuesioner dikelompokkan menurut jawaban
yang diberikan, kemudian dihitung jumlahnya lalu dimasukkan ke
dalam tabel yang sudah disiapkan. Dengan cara ini kemungkinan salah
karena lupa dapat diatasi. Kelemahannya adalah pengaturan menjadi
terlalu rumit bila jumlah klasifikasi dan sampelnya besar.
8. Komputerisasi
Untuk mengolah data dengan komputer, peneliti terlebih dahulu perlu
menggunakan program tertentu, baik yang sudah tersedia maupun
program yang sudah disiapkan secara khusus yang banyak sekali
digunakan dalam program di komputer. Dengan melakukan pada
program komputerisasi dapat dilakukan tabulasi sederhana. Tabulasi
silang, regresi, korelasi, analisa faktor dan berbagai tet statistik.
Penyajian data:
a. Tulisan atau narasi dibuat dalam bentuk narasi, mulai dari
pengambilan data sampai pada kesimpulan.
b. Tabel atau daftar penyajian dalam bentuk angka yang disusun
dalam kolom dan baris dengan tujuan untuk menunjukkan
frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda.
c. Grafik atau diagram
G. Analisa Data
Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan lebih lanjut, guna
menguji hipotesis dengan bantuan program komputer secara univariat dan
bivariat.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada
umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel. Variabel tingkat kecemasan menjadi
kelompok tingkat kecemasan. Variabel usia menjadi kelompok 1-3
tahun. Variabel jenis kelamin menjadi kelompok laki-laki dan
perempuan.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh
pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan anak
akibat hospitalisasi di rumah sakit RSPAD Gatot Subroto. Dengan
menggunakan uji T-test windows SPSS versi 15.0, maka rumus yang
digunakan adalah (Arikunto, 2010) :
T =
t
S_dVn
df = n 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
d = rata-rata beda
SD_d = standar deviasi
o = 5%

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan
batas kemaknaan (o) = 0,05 hasil uji statistik dikatakan bermakna
apabila mempunyai nilai P-value < 0,05 dan tidak bermakna apabila
mempunyai nilai P-value > 0.05.
H. Etika Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti mendapatkan surat ijin
survey penelitian dari institusi pendidikan (UPN veteran Jakart),
kemudian peneliti memberikan surat ijin penelitian kepada Kepala
Ruangan Rawat Inap Anak Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto untuk
mendapatkan ijin penelitian. Setelah mendapatkan ijin penelitian,
kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah
etika yang meliputi :
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek peneliti untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk
memberikan informasi atau tidak memberikan informasi. Peneliti
mengadakan pendekatan dan memberi lembar persetujuan kepada
orang tua responden kemudian menjelaskan terlebih dahulu tujuan
penelitian, tindakan yanng dilakukan, manfaat yang diperoleh dan hal-
hal yang terkait dengan proses penelitian. Jika orang tua responden
bersedia, maka orang tua responden akan menandatangani lembar
persetujuan (informed consent) tersebut, dan jika menolak maka
peneliti akan tetap menghormati hak mereka.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.
c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,
yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini
menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan
sebagainya.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada
khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres,
maupun kematian subjek penelitian.

You might also like