You are on page 1of 4

Syahrizal A31110267

DAMPAK PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

1. LATAR BELAKANG Di era persaingan global ini, dimana batas-batas negara tidak lagi menjadi penghalang untuk berkompetisi, hanya perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang mampu memenangkan persaingan. GCG merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan sustainable. Ia diperlukan untuk menciptakan sistem dan struktur perusahaan yang kuat sehingga mampu menjadi perusahaan kelas dunia. Tata Kelola Perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

Syahrizal A31110267

Perbankan memiliki karakter khusus yang menarik sehingga perlu untuk diteliti DAMPAK PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP MANAJEMEN LABA INDUSTRI PERBANKAN. 2. TUJUAN PENULISAN Mengetahui seberapa jauh damapak penerapan GCG dalam mempengaruhi manajemen laba perbankan.

3. PEMBAHASAN Komisaris ditugaskan mengawasi kualitas informasi. Ini dikarenakan adanya kepentingan manajemen dalam melakukan manajemen laba sehingga mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor.
Penelitian mengenai keberadaan dewan komisaris telah dilakukan diantaranya Peasnell, Pope, dan Young (1998) meneliti efektifitas dewan komisaris dan komisaris independen terhadap manajemen laba yang terjadi di Inggris.

Xie, Davidson, dan Dadalt (2003) meneliti peran dewan komisaris dengan latar belakang bidang keuangan dalam mencegah manajemen laba. Dari penelitian ini diketahui makin sering dewan komisaris bertemu maka akrual kelolaan perusahaan makin kecil.

Beasley (1996) menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

Syahrizal A31110267

Penelitian terkait dengan keberadaan dewan komisaris di Indonesia juga banyak dilakukan. Veronica dan Utama (2005) meneliti pengaruh praktik corporate governance terhadap manajemen laba. Praktik corporate governance yang diteliti yaitu proporsi dewan komisaris independen. Hasil dari penelitian ini adalah kesimpulan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Ukuran dewan komisaris yang terlalu banyak akan mengakibatkan kinerja yang buruk (Yermack 1996, Eisenberg, Sundgren, dan Wells 1998, dan Jensen 1993). Kesulitan-kesulitan yang dialami diantara koordinasi komunikasi dengan masing-masing angota dewan komunikasi serta kasulitan dalam pengambilan eputusan. Keberadaan komite audit juga diatur dalam Good Corporate Governance. Dalam Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian.

4. Kesimpulan Secara individual, komposisi dewan komiaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba perusahaan perbankan. Keberadaan pihak independen dalam dewan komisaris dapat mengurangi tindak manajemen

Syahrizal A31110267

laba yang berlangsung di perbankan. Mekanisme corporate governance dapat mengurangi praktek manajemen laba di dalam pengelolaan laba di dalam perusahaan perbankan.

DAFTAR PUTAKA Nasution, Marihot. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X (Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007)

You might also like