You are on page 1of 15

1

http://aryasastra.com

10/25/2013

Menurut teori Hak Kodrati (natural human rights), HAM adalah hak-hak

yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-hak tersebut, selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut (inalienable), artinya hakhak itu melekat pada dirinya sebagai makhluk insani.
John Locke. Pendukung hukum kodrati, berargumentasi bhw semua

individu dikaruniai oleh hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan dan harta yang merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh negara. Tetapi Locke juga mempostulatkan bahwa untuk menghindari ketidakpastian hidup dalam alam ini, umat manusia telah mengambil bagian dalam suatu kontrak sosial atau ikatan sukarela yang dengan itu penggunaan hak mereka yang tak dapat dicabut itu diserahkan kepada penguasa negara. http://aryasastra.com 10/25/2013

Teori mengenai HAM terus berkembang dengan berbagai pendapat dan

teori yang dilontarkan para fisuf dunia.


Akibat PD, membuat dunia berpaling kembali kepada gagasan John

Locke mengenai hak-hak kodrati, ditandai dengan terbentuknya PBB pada tahun 1945. Sejak ini masyarakat internasional bersepakat menjadikan HAM sebagai tolok ukur pencapaian bersama bagi semua rakyat dan semua bangsa. Ditandai dengan diterimanya International Bill of Human Rights
Hukum HAM International, HAM adalah hak yang melekat pada setiap

umat manusia di dunia, diakui secara legal oleh seluruh umat manusia sehingga hak tersebut tidak dapat dicabut, dihilangkan, dikurangi oleh siapapun dalam keadaan atau dalih apapun.
Dalam Mukadimah DUHAM

dinyatakan bahwa semua anggota keluarga manusia mendapatkan pengakuan atas martabat alamiah dan hak yang sama dan mutlak.
10/25/2013

http://aryasastra.com

Dalam UU Nomor 39 Tahun 199 tentang HAM,

HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

http://aryasastra.com

10/25/2013

: karena HAM melekat pada diri manusia meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tsb. : Bahwa setiap individu diberikan oleh alam hak yang melekat pada dirinya sehingga HAM tidak dapat dibagi atau dialihkan kepada siapapun. , HAM harus dipertimbangkan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dapat dipisah-pisahkan karena hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya saling berkaitan dan saling membutuhkan dan harus diterapkan secara adil baik terhadap individu maupun kelompok. Karena terlanggarnya satu hak http://aryasastra.com akan menyebabkan terlanggarnya hak-hak10/25/2013 yang lain.

, HAM lahir dengan tujuan untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi yang masih terjadi di berbagai tempat. Diskriminasi ada langsung dan tidak langsung. , meletakkan semua orang terlahir bebas dan memiliki kesetaraan dalam HAM

http://aryasastra.com

10/25/2013

Karel Vasak, ahli hukum Perancis membantu kita

untuk memahami perkembangan hak asasi manusia , dengan menggunakan istilah generasi. Generasi dibuat berdasarkan slogan revolusi Perancis, yaitu : kebebasan, persamaan, dan persaudaraan, yang dari masing-masing kata dalam slogan tsb sedikit banyak mencerminkan perkembangan dari kategori-kategori atau generasi-generasi hak yang berbeda.
http://aryasastra.com

10/25/2013

KEBEBASAN,

hak generasi pertama, yang dirujuk mewakili HAM yang klasik Hak ini muncul dari tuntutan untuk melepaskan diri dari kungkungan kekuasaan absolutisme negara dengan kekuatan-kekuatan sosial lainnya sebagaimana muncul dalam revolosi di Amerika dan Perancis pada abad ke-17 dan ke-18 Sering disebut sebagai HAK NEGATIF (negara tidak boleh berperan aktif terhadapnya, menuntut ketiadaan intervensi oleh pihak luar baik dari negara maupun kekuatan-kekuatan sosial lainnya terhadap kedaulatan individu). Hampir semua negara telah memasukkan hakhak ini ke dalam konstitusi mereka.
8 http://aryasastra.com 10/25/2013

hak hidup, keutuhan jasmani,

hak kebebasan bergerak, hak suaka dari penindasan, perlindungan terhadap hak milik, kebebasan berpikir, beragama dan berkeyakinan, kebebasan untuk berkumpul dan menyatakan pikiran, hak bebas dari penahanan dan penangkapan sewenangwenang, hak bebas dari penyiksaan, hak bebas dari hukum yang berlarut-larut, hak mendapatkan proses peradilan yang adil
9 http://aryasastra.com 10/25/2013

PERSAMAAN, diwakili oleh perlindungan bagi

10

hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini muncul dari tuntutan agar negara menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang. Hak generasi kedua ini disebut HAK-HAK POSITIF (pemenuhan hak tersebut sangat membutuhkan peran aktif negara). Untuk memenuhi hak ini, negara diwajibkan untuk menyusun dan menjalankan programprogram bagi pemenuhan hak tersebut Hak generasi kedua ini sering diasosiasikan http://aryasastra.com 10/25/2013 dengan paham SOSIALIS. Hak atas tuntutan

Hak atas pekerjaan dan upah yang layak, hak atas jaminan sosial,hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pangan, hak atas perumahan, hak atas tanah,hak atas lingkungan yang sehat, dan hak atas perlindungan hasil karya ilmiah, kesusastraan, dan kesenian.
11 http://aryasastra.com 10/25/2013

PERSAUDARAAN

atau hak generasi ketiga diwakili oleh tuntutan atas hak solidaritas atau hak bersama. Hak ini muncul dari tuntutan gigih negara-negara berkembang atau dunia ketiga atas tatanan internasional yang adil. Hak-hak generasi ketiga ini sebetulnya hanya mengkonseptualisasi kembali tuntutan-tuntutan nilai berkaitan dengan hak generasi pertama dan kedua.
12 http://aryasastra.com 10/25/2013

Hak atas pembangunan,

hak atas perdamaian, hak atas sumber daya alam sendiri, hak atas lingkungan hidup yang baik, hak atas warisan budaya sendiri

13

http://aryasastra.com

10/25/2013

Hak generasi ketiga muncul untuk mengangkat

14

dan memperjuangkan enam hak yang diklaim oleh kedua generasi sebelumnya. Tiga dari hak ini mencerminkan munculnya nasionalisme dunia ketiga dan revolusinya dalam mengangkat harapan-harapan (hak atas politik, ekonomi, sosial dan penentuan sendiri secara budaya, hak untuk perkembangan sosial dan hak untuk turut berpartisipasi dan merasakan manfaat dari warisan untuk manusia). Tiga hak lain dari generasi ketiga : hak untuk perdamaian, hak untuk lingkungan yang sehat dan berkelanjutan, hak untuk memperoleh http://aryasastra.com 10/25/2013 bantuan kemanusiaan.

Semua 6 (enam) hak tersebut diatas dianggap

sebagai hak kolektif yaitu menghendaki usahausaha bersama dan intensif dari semua kekuatan sosial, akan tetapi masing-masing dari ini juga mencerminkan dimensi individu (hak individu setiap orang yang turut merasakan manfaat dari kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kepuasan materi dan kebutuhan non materi lainnya.

15

http://aryasastra.com

10/25/2013

You might also like