You are on page 1of 6

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Oleh: Prof. Sigit Perkuliahan pklh menitikberatkan pada: 1. Pendahuluan yg berisi tentang pendidikan, 2.

Konsep dan karakteristik 3. Evaluasi pendidikan LH 4. Kelembagaan pendidikan LH 5. Prinsip arahan plh 6. Materi plh 7. Metode dan teknik 8. Evaluasi Buku: Otto Sumarwoto, Nasution, Winarno Surahmat Definisi lingkungan hidup menurut uu 32/2009: Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, Termasuk manusia dan perilakunya Yang mempengaruhi: 1. Alam itu sendiri, 2. Kelangsungan perikehidupan, 3. Kesejahteraan manusia, serta 4. Makhluk hidup lain. Masalah Lingkungan Hidup Rumit Lokal, regional, global Masif Antar generasi Beragam Ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan Tidak ada seorangpun terhindar Orang baik dan miskin jadi korban

Pendidikan Lingkungan

Bagian integral sistem pendidikan nasional Formal, non formal, informal Konsep, aplikasi, hasil kegiatan (output oriented) Integrasi dinamika internasional, regional, lokal Mengubah sikap dan perilaku

Fakta yang Ada 1. Tidak bersistem 2. Terpencar-pencar (scattered) 3. Sepotong-sepotong (partial) 4. Tidak berkesinambungan 5. Orientasi proyek bukan program 6. Diskoordinasi penyelenggara pendidikan lingkungan Pertemuan ke-3 Solusi: 1. 2. 3. 4. 5. Inventarisasi semua program kegiatan dari pemangku kepentingan untuk menyusun peta masalah Restatemen visi, misi, kebijakan dan strategi, program/kegiatan Peran dan tanggung jawab (pemerintah, perguruan tinggi, LSM, dunia usaha, dan media) Cara dan target group Centre of excellence kraton Surakarta, UNS dari konsep ke praktek

Lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap sikap dan nilai-nilai etika yang emndasari perilaku individu dalam kehiduapn sehari-hari. Apakah gejala sikap narima tersebut berasal dari pengaruh lingkungan sosial budaya warisan tradisi nenek moyang seperti nilai-nilai sosial budaya lainnya( biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar, alon-alon waton kelakon). Emngapa nilai-nilai sosial budaya yang bersifat positif dan relevan dengan tuntutan masyarakat yangt sedang membangun tidak ditiru? Nilai-nilai sosial budaya seperti berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, rame hing gawe sepi hing pamrih (bekerja keras dengna tulus ikhlas tnapa pamrih), ruamngsa melu handarbeni, melu hangrungkebi mulat sarira

hangrasa wani (merasa ikut memiliki, ikut memelihara dan dengan waspada bearni membela kalau ada orang yang mau menggganggu hasilnya), ber budi bawa laksana (berjiwa besar, dan ikut memelihara dan memperbaiki keadaan sekelilingnya), rawe-rawe rantas malang-malang putung (bekerja keras dalam menunaikan tugas dan kalau ada halangan berusaha untuk menyingkirkannya), jer basuki mawa beya (segala keberhasilan dan kebahagiaan itu memerlukan biaya), gemi nastiti ngati-ati lan taberi iku marganing karahayon (hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai), sadumuk bathuk sanyari bumi dilabuhi pati (membela kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah pengahabisan), ajining dhiri gumantung hing lathi (harga diri seseorang tergantung dari ucapannya), nuting jaman kelakone, suwe mijet wohing ranti (jangan menunda pekerjaan yang mudah), sahiyek saeka praya (bekerja bersama dengan etos kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan bersama), rukun agawe santosa crah agawe bubrah (bersatu teguh, bercerai jatuh), memaya hayuning bawana (berbuat baik untuk membina ketentraman dan kesejahteraan dunia), hambeg wicaksana (bersifat bijaksana), hambeg paramarto

Tugas makalah Buat bahan ajar pendidikan lingkungan hidup, bisa SD, SMP, SMA dalam bahasa inggris minimal 12! 19 Oktober 2012 Evolusi PLH sebelum dan setelah UNCED (Rio 1992) Di dalam sejarah terdapat beberapa peristiwa internasional yang penting yang melandasi proses pelembagaan Menggambarkan kebangkitan minat pemikir dunia menanggapi masalah LH terangkat dari bidang ilmiah ke bidang politik (Emil Salim, 1993). Indonesia pada konferensi khusus PBB tentang masalah LH pd bulan Juni 1972, pemerintah membentuk LH untuk 96 panitiap dimuat dari interdepartemental dalam program2 Stockholm untuk merumuskan yang bahwa kebijaksanaan Dalam pembangunan dinyatakan

dikoordinasikan oleh BAPPENAS. rekomendasi konferensi pengembangan PLH merupakan unsur kritis yang sangat diperlukan untuk

mengatasi krisis lingkungan. Manusia sebagai bagian dari lingkungan tadi menjadi sesuatu yang mungkin tak terbayangkan. Konferensi juga mencetuskan hari LH tanggal 5 Juni. Tahun 1975, UNESCO dan UNEP merancang penggalakan PLH. Dilontarkan dalam bentuk program PLH internaisonal sebagai hasil lokakarya di Belgrado. Lalu dibahas dalam pertemuan regional di Afrika, Arab, Asia, Amerika Latin dan Eropa tahun 1976 dan 1977. Konferensi Tblisi menekankan PLH merupakan dimensi baru dalam pendidikan, perlu dimasukkan sebagai komponen semua program pelajaran untuk menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Kemudian dirancang strategi pengembangan PLH pada tingkat nasional dan internasional. Tonggak awal pendidikan seumur hidup. Manusia dan alam merupakan sistem yang saling terkait. Tahun 1980, UNEP bersama Internaitonal Union for Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN) dan World Wide Fund for Nature (WWF) mencetuskan gagasan The World Conservvation Strategy dengan menekankan tiga sasaran: 1. Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem penunjang kehidupan 2. Melestarikan keanekaragaman plasma nutfah 3. Pemanfaatan spesies atau ekosistem harusslah mengindahkan keberlanjutannya Pelembagaan PLH di Indonesia Di Indonesia, dilembagakan PLH ke masyarakat (termasuk lembaga pendidikan) melalui berbagai bentuk kebijakan. Di Universitas, PLH diaplikasikan dalam Ilmu Lingkungan, Ekologi, Ilmu Kependudukan, Demografi, dll. Dalam bidang penelitian dikembangkan lembaga studi. Program LH di tingkat pendidikan dasar dan menengah dikembangkan, bahkan hingga linkungan RT dan RW, lembaga sosial kemasyarakatan, hingga lembaga dunia usaha. Sasaran dan tujuan PLH Sasarannya mengembangkan kesadaran dan pengertian manusia, mengneai proses dan hubungan timbal balik antara manusia dengan LA dan Lbuatan dan mengembangkan nilai, sikap, motivasi dan tanggal jawab untku secara individu

maupun kelompok melaksanakan perlindungan dan pengawetan L serta peningkatan kualitas hidup. Konferensi Tblisi (1977) mengesahkan Sasaran Pendidikan Lingkungan sbb: 1. Mendorong kesadaran dan kepedulian terhadap saling ketegantungan ekonomi, sosial, politik dan ekonlodi di daerah urban dan daerah pedesaan 2. Memberi kepad asetiap orang kesempatan untku mendapatkna pengethauan, nilai, sikap, tanggung jawba dan keterampilan yang dibutuhakn untuk menlindungi dan meningkatkna linkungan 3. Menciptakan pola-pola baru dalam tingkah laku individu, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan terhadap lingkungan. Tujuan PLH yaitu mengusahakan agar setiap individu memiliki: kepekaan terhadap kejadian dan perubahan dalam aspek L yang meliputi fisik, biologi, sosial, ekonomi dan politik, dan peduli terhadap masalah yang ditimbulkan;

9 November 2012 Belajar Mandiri Prof. Haris

You might also like