You are on page 1of 5

NAMA NPM

: Jaenal Aripin : 15133P069

RESUME AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN)

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi: 1) penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya; 2) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar; 3) pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar; dan 4) para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar. Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.

RUANG LINGKUP AKUNTANSI PEMERINTAHAN : Kerangka konseptual ini membahas: 1) tujuan kerangka konseptual; 2) lingkungan akuntansi pemerintahan; 3) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna; 4) entitas akuntansi dan entitas pelaporan; 5) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hukum; 6) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendata informasi akuntansi; dan 7) unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

Kerangka konseptual ini berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.

PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI PARA PENGGUNA Pengguna Laporan Keuangan Pemerintahan Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada: a) Masyarakat; b) Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa; c) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan d) Pemerintah.

ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari: 1. Pemerintah pusat; 2. Pemerintah daerah; 3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat; 4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Peranan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: (a) Akuntabilitas (b) Manajemen (c) Transparansi (d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) (e) Evaluasi Kinerja KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN Laporan keuangan pokok terdiri dari: 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL); 3) Neraca; 4) Laporan Operasional (LO); 5) Laporan Arus Kas (LAK);

6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); 7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain: 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; 2) Undang-Undang di bidang keuangan negara; 3) Undang-Undang tentang APBN dan peraturan daerah tentang APBD; 4) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; 5) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; 6) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan 7) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah.

ASUMSI DASAR Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari: a) Asumsi kemandirian entitas; b) Asumsi kesinambungan entitas; dan c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: 1) Relevan;

2) Andal; 3) Dapat dibandingkan; dan 4) Dapat dipahami.

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN 1) Basis akuntansi; 2) Prinsip nilai historis; 3) Prinsip realisasi; 4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal; 5) Prinsip periodisitas; 6) Prinsip konsistensi; 7) Prinsip pengungkapan lengkap; dan 8) Prinsip penyajian wajar.

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu: 1) Materialitas; 2) Pertimbangan biaya dan manfaat: 3) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

UNSUR LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan pemerintah terdiri dari : 1. Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) : LRA, dan Laporan Perubahan SAL. 2. Laporan Finansial : Neraca, LO, LPET dan LAK 3. Catatan atas laporan keuangan (CaLK)

CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait. PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi teriebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

You might also like