You are on page 1of 9

INFEKSI VIRUS DENGUE

Definisi : Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi, disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Sindrom syok dengue (DSS) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh syok.

Etiologi : Kelompok arboviridae Famili : flaviviridae Genus : flavivirus Spesies : Dengue Virus Serotipe : Den 1, 2,3,4 Sel target terutama sistem RES yaitu sel dendrit, sel hepatocyt dan sel endothel Diameter 40 60 nm ukuran 11kb Genom RNA positif sense ss yang infeksius Replikasi di sitoplasma dan penyusunan dalam RE Virus berselubung mengandung 2 glikoprotein 2 jenis protein terdiri dari Protein struktural : protein core membran (m) dan envelope (e) Protein nonstruktural (NS) : glkoprotein envelope berhubungan dengan aktivitas hemaglutinasi dan netralisasi Replikasi

Transkripsi gen menghasilkan poliprotein prekursor yang menyandi protein nonstruktural untuk replikasi RNA Protein dibelah oleh protease virus untuk membentuk semua protein virus Transmisi virus Terutama oleh aedes aegypti betina Resiko gigitan nyamuk pada pagi hari atau sore menjelang malam cara penularan Nyamuk Aedes dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia (2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul) Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 3-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit.

Epidemiologi Virus dengue tersebar di wilayah asia tenggara, pasifik barat, dan karibia. sejak tahun 1952 infeksi virus dengue menimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila, Filipina. Kemudian menyebar ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh daerah dengan serotipe DEN-3 sebagai serotipe dominan. Masa inkubasi 3 14 hari (rata-rata 4 6 hari), fase akut infeksi selama 5 7 hari.

Faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmis virus dengue : (1) Vektor : perkembang biakan, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain. (2) Host : terdapatnya penderita di lingkungaan, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia, jenis kelamin (3) Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi, kepadatan penduduk

Patogenesis Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Patogenesis DBD dan SSD (Sindrom syok dengue) masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan SSD adalah hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection) atau hipotesis immune enhancement teori secondary heterologus infection menyatakan bahwa dhf terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe berbeda. pasien yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang heterolog atau berbeda mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita DBD/DSS yang berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenali virus lain yang akan menginfeksi membentuk kompleks antigen antibodi berikatan dengan Fc reseptor dari membran sel leukosit terutama makrofag. Karena antibodi heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas melakukan replikasi dalam sel makrofag. Sebagai tanggapan terhadap infeksi sekresi mediator vasoaktif menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah keadaan hipovolemia syok.

Manifestasi klinis Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut 1. Demam tidak terdiferensiasi 2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau uji bendung positif], leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD pada lokasi dan waktu yang sama. 3. DBD (dengan atau tanpa renjatan)

Penatalaksanaan bertujuan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bila diperlukan.

Terapi nonfarmakologis meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandungan gizi yang cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi saluaran cerna Terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol, serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa mengikuti 5 protokol WHO. Protokol ini terbagi dalam 5 kategori, sebagai berikut: 1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa diruang rawat. 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20% . 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa 5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

You might also like