Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
KATA PENGANTAR
Pasar Ternak/Hewan (Sapi dan Kerbau) yang berkembang di tingkat kabupaten merupakan ajang peternak, pedagang pengumpul maupun pedagang antar wilayah dalam melakukan transaksi jual-beli ternak. Pada umumnya transaksi jual-beli
berlangsung secara tradisional yang di beberapa tempat dikenal dengan sistem Baroso, dengan penetapan harga tidak transparan bagi semua pelaku. Sistem pemasaran ternak (hidup) secara
tradisional ini hingga kini masih berlangsung, dimana margin tata niaga belum terdistribusikan secara proporsional, sehingga pelaku usaha/peternak
mendapatkan margin tata niaga yang paling rendah dan bahkan dirugikan. Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik
dalam hal pengelolaan sarana pemasaran maupun penguatan kelembagaan petani sehingga Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) benar-benar memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para pelaku pemasaran serta bagi konsumen, sesuai dengan yang diharapkan. Buku Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembina maupun pengelola Pasar Ternak dalam menyusun Pedoman untuk
Operasional
Khusus
yang
diperlukan
operasionalisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) yang berada di wilayah sentra peternakan.
Jakarta,
Januari 2012
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI . PENDAHULUAN BAB I A. Latar Belakang ..................................... B. Tujuan .................................................. C. Target ................................................... BAB II MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI-TERNAK (Gapoktannak) PEMBANGUNAN PASAR TERNAK A. Model Pasar Ternak . B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak C. Fasilitasi Pasar Ternak ...................... Hal i iii 1 1 3 4
5 7 7 11 15 20 23 23 24 31 33 40 42
BAB III
BAB IV PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK ....................................... BAB V OPERASIONALISASI PASAR TERNAK ... A. Pembentukan Kelembagaan/ Organisasi B. Tugas dan Fungsi........ C. Mekanisme dan Hubungan Kerja .... D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi PENGUATAN MODAL USAHA .................
BAB VI
BAB I PENDAHULUAN
A.
umumnya masih berlangsung secara tradisional, sistem jual-beli atau mekanisme penentuan harga masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang pengumpul (tengkulak/blantik). Dalam menentukan berat/bobot ternak dilakukan dengan menaksir
berdasarkan pengalaman peternak dan blantik. Bagi pelaku usaha lainnya yang tidak berstatus blantik, penentuan harga dalam transaksi jual-beli terasa tidak transparan. Selain itu bangunan fisik Pasar Ternak tempat transaksi berlangsung masih sangat sederhana dengan kondisi fasilitas yang terbatas dan belum tertata dengan baik. Dominasi blantik dalam pemasaran ternak sangat nyata baik di pasar-pasar desa maupun
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
kecamatan, bahkan sampai ke kabupaten/kota. Pedagang besar di kabupaten atau provinsi akan menjual ternaknya ke pedagang besar lain di provinsi atau di daerah konsumen atau langsung ke pedagang pemotong/jagal untuk diperjualbelikan dalam bentuk daging. Pada kondisi pemasaran ternak seperti
diuraikan di atas, peternak merupakan penerima margin keuntungan yang terendah. Posisi tawar peternak akan lebih buruk lagi apabila ada wilayah sentra produksi yang tidak memiliki Pasar Ternak. Pada situasi seperti ini, rantai pemasaran menjadi semakin panjang dan harga yang diterima oleh peternak menjadi semakin kecil. Dengan kondisi seperti ini, akses peternak terhadap informasi pasar pada umumnya juga sangat lemah. Dalam upaya memberikan manfaat yang lebih baik bagi semua pihak, sistem pemasaran ternak harus lebih transparan baik dalam menentukan harga maupun berat ternak. Oleh karenanya Pasar Ternak harus memiliki fasilitas prasarana dan sarana
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
yang lebih baik serta pengelolaan yang lebih terarah. Pasar Ternak ini diharapkan dapat berfungsi
sebagaimana yang diinginkan yaitu menggunakan alat ukur atau timbangan yang umum dipakai, mampu melakukan grading terhadap ternak yang diperjualbelikan dan menerapkan mekanisme
transaksi yang transparan dengan metoda jual-beli yang lebih terbuka seperti lelang. Penerapan
transaksi jual-beli secara lelang ini akan mampu memberikan daya tarik yang kondusif bagi
B.
Operasional Pasar Ternak ini adalah sebagai acuan bagi pengelola maupun pembina Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) agar dapat mengelola Pasar Ternak secara optimal sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang nyata bagi peternak dan pelaku usaha pemasaran lainnya.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
C.
Target 1. Mendorong terbangunnya Pasar Ternak di daerah sentra produksi peternakan yang memiliki fasilitas memadai untuk menunjang pelaksanaan Pasar Ternak secara modern (transparan dan higienis). Mendorong berkembangnya Pasar Ternak yang dikelola secara profesional oleh kelembagaan/managemen Pasar Ternak. Meningkatnya pelayanan pemasaran dan transaksi jual-beli melalui Pasar Ternak berfasilitas memadai yang dikelola oleh pengelola Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak dan pelaku usaha di bidang peternakan.
2.
3.
4.
Petani/produsen ternak di suatu sentra produksi diharapkan dapat membentuk kelompok sesuai dengan jenis ternaknya. Setiap kelompok berjumlah sekitar 20-25 orang peternak, dan beberapa
kelompok misalnya dalam 1 (satu) wilayah (desa atau kecamatan) bergabung menjadi Gabungan Kelompoktani-ternak Pembentukan atau Gapoktannak. pada dasarnya
Gapoktannak
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) verifikasi kelompok mencapai Gapoktannak, kelengkapan kebersamaan calon anggota Gapoktannak bergabung tujuan untuk dalam dan
kesepakatan (2)
organisasi antar
membangun dirumuskan
anggota,
dalam forum pertemuan Gapoktannak, serta (3) deklarasi pendirian untuk mengukuhkan keberadaan Gapoktannak masyarakat.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
secara
kelembagaan
dalam 5
Gapoktannak harus memiliki unit-unit usaha seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit
Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Jasa Konsultasi serta Unit Simpan Pinjam.
Gapoktannak dikukuhkan oleh Bupati/Walikota dan mempunyai kepengurusan yang jelas serta berbadan hukum agar dapat mengakses pasar dan
pembiayaan dari lembaga pembiayaan yang ada. Sebagai lembaga usaha, Gapoktannak
diharapkan mampu mengelola sarana pemasaran ternak yang ada di wilayah mereka. Untuk itu, perlu pendampingan dari lembaga pemerintah (Perguruan Tinggi, Penyuluh Pertanian), lembaga swasta atau LSM yang ada di wilayah atau provinsi sentra produksi yang profesional di bidangnya.
A.
serta mekanisme transaksi jual-beli yang terjadi, sebagian besar Pasar Ternak yang ada di Indonesia dapat dikategorikan sebagai Pasar Ternak
tradisional. Dengan sistem pemasaran tradisional, nilai keuntungan yang diperoleh para pelaku tata niaga tidak optimal dan tidak dapat dinikmati secara adil. Seperti pada kasus petani pangan, hortikultura maupun perkebunan, peternak sebagai produsen ternak adalah pelaku usaha yang mendapatkan margin terendah. Dominasi margin pada umumnya berada pada pedagang, baik pengumpul atau blantik maupun pedagang besar di sentra konsumen. Dalam perkembangannya, dengan semakin kuatnya desakan perdagangan yang semakin liberal
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
dan ditandai dengan masuknya produk impor baik daging maupun ternak hidup, proses perubahan mulai terjadi pada sebagian Pasar Ternak terutama Pasar Ternak Sapi dan Kerbau yang dekat dengan pusat konsumen. Perdagangan ternak besar di beberapa Pasar Ternak sudah menggunakan berat badan maupun grade atau kelas mutu sebagai dasar penentuan harga, penggunaan timbangan dan penerapan grading mulai menjadi kebutuhan. Dalam upaya mengantisipasi terjadinya
perubahan pola transaksi tersebut, keberadaan Pasar Ternak Standard atau Ideal yang dapat dijadikan sebagai model Pasar Ternak sangat diperlukan. Untuk mewujudkan keberadaan Pasar Ternak Ideal tersebut, diperlukan perencanaan yang mantap dan panduan operasional, agar Pasar Ternak tersebut dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan. Membangun Pasar Ternak Ideal berarti
membangun Pasar Ternak Modern yang higienis. Pasar Ternak Modern yang dimaksud harus 8
mencakup sistem dan kelembagaan Pasar Ternak itu sendiri. Pembangunannya dapat dilaksanakan secara bertahap dan polanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah dan situasi lokasi, seperti diuraikan pada Tabel 1. Sarana dan fungsi pasar dapat terpenuhi dan pengelolaannya harus dilakukan secara profesional, sementara pemerintah dapat menjalankan fungsinya sebagai fasilitator. Pasar Ternak Modern secara fisik harus dapat mendukung fungsi-fungsi pasar secara lebih
komprehensip sehingga memerlukan kelengkapan sarana usaha seperti Rumah Potong Hewan (RPH), pengelolaan dan pemasaran daging atau Meat Business Centre yang dapat memadukan antara sektor hulu, on-farm, RPH, pengolahan dan pasar daging olahan.
Tabel 1 . Model Pasar Ternak Modern No 1. 2. Uraian Hari pasaran Jumlah ternak yang dipasarkan Timbangan Informasi harga Manajemen pasar Retribusi Tempat penitipan Kelembagaan pasar Pasar lelang 9 100 300 ekor Ada 9 Ada Tipe Pasar Ternak Tipe C Tipe B 9 9 9 9 Sedang 9 9 Sedang Kadangkadang Tipe A 9 9 9 9 Baik 9 9 Baik Permanen
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Keterangan
: Tipe C ke A : kualitas pasar semakin membaik 9 : ada kegiatan. : tidak ada kegiatan 10
B.
melalui 4 (empat) tahapan yaitu: 1. 2. 3. 4. Persiapan (identifikasi kelayakan usaha) Penyusunan business plan dan sosialisasi Pembangunan fisik Pembentukan operasionalisasi pengelola dan
Tahap Pertama : Persiapan (identifikasi kelayakan usaha) Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan usaha menyangkut faktor-faktor pendukung dan pendorong berkembangnya suatu Pasar Ternak. Hasil yang diharapkan pada tahap ini adalah rekomendasi lokasi, desain bangunan dan persyaratan-
persyaratan yang diperlukan dalam membangun dan mengoperasionalkan suatu Pasar Ternak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
11
Tahap Kedua : Penyusunan Business Plan dan Sosialisasi Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana kegiatan selanjutnya yaitu rencana kerja fisik (seperti pembangunan fisik pasar), dan non fisik yaitu penyusunan sarana fisik yang diperlukan dan sistem operasionalnya serta rancangan sistem pasokan dan distribusi (sumber atau asal ternak serta tujuan pemasarannya). Selanjutnya pada tahap ini juga dilakukan sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat Pasar Ternak serta siapa yang akan mengelolanya,
harapan, peran dan keterlibatan semua pelaku usaha terkait bidang peternakan dalam mendukung pengembangannya. Fisik pasar yang akan dibangun sesuai dengan desain yang direkomendasikan pada tahap pertama, dimana Pasar Ternak dimaksud dilengkapi dengan fasilitas berikut : perkantoran, tempat peristirahatan ternak (sesuai dengan jenis ternak), timbangan
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
12
ternak (kapasitas disesuaikan dengan ternak yang dipasarkan), feed lotter, tempat pembuangan limbah, alat pembersih, sumber air untuk air minum ternak dan membersihkan pasar, kandang isolasi, lantai yang disekat (sesuai dengan jenis dan besar ternak) untuk ternak pada saat transaksi berlangsung, dan ada tempat penjualan pakan ternak dan HMT. Kelengkapan fasilitas akan menentukan klasifikasi Pasar Ternak tersebut, apakah Tipe A, B, atau C sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Tahap Ketiga : Pembangunan Fisik Pembangunan Pasar Ternak dilakukan melalui proses tender apabila dana pembangunan berasal dari pemerintah, atau dilakukan langsung oleh pihak swasta/investor yang akan mengelola Pasar Ternak tersebut. Lokasi dan konstruksi bangunan Pasar Ternak yang akan dibangun harus sesuai dengan rekomendasi dan desain Pasar Ternak yang
13
telah mulai dipersiapkan lembaga pengelola, yang terdiri dari Dewan Pembina Pasar Ternak (terdiri dari instansi pemerintah kabupaten/kota), dan Pengelola Pasar Ternak (berasal peternak dari dan
peternak/Gapoktannak/asosiasi
Tahap Keempat : Pembentukan Pengelola dan Operasionalisasi Pasar Ternak Pada tahap ini Dewan Pembina Pasar Ternak dan Pengelola Pasar Ternak yang sudah disusun pada tahap ketiga diresmikan oleh Pemda setempat sekaligus peresmian pengoperasionalisasian Pasar Ternak. Dewan Pembina Pasar Ternak terdiri dari pejabat yang mewakili instansi pemerintah
kabupaten/kota (Dinas Pasar, Dinas Peternakan, Dinas Indag, Dinas Koperasi, dan Dinas
Perhubungan). Selanjutnya pengelola Pasar Ternak, yang berasal dari perwakilan peternak maupun 14
peternak/Gapoktannak/asosiasi
pedagang ternak setempat, difungsikan berdasarkan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dijabarkan dalam susunan kelembagaan Pasar Ternak. Dengan terbentuknya Dewan Pembina dan Pengelola Pasar Ternak serta dengan telah tersedianya Business Plan Pasar Ternak maka diharapkan Pasar Ternak dapat dioperasionalkan dengan baik .
C.
Fasilitasi Pasar Ternak TIPE A: Kapasitas ternak 600 ekor, luas areal 1 Ha dan lokasi di kabupaten/kota Fasilitas terdiri dari : Kantor. Tempat peristirahatan ternak. Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg. Feed lotter. Pembuangan limbah. 15
Pagar keliling. Pakan ternak dan HMT. Air minum ternak cukup. Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak. Kandang isolasi. Tempat parkir kendaraan. Kandang jepit. Lantai tanah yang dipadatkan dengan sirtu. Tempat lelang/bursa ternak. Tempat khusus untuk sapi potong. Tempat khusus untuk sapi perah. Tempat khusus untuk sapi bibit. Tempat khusus untuk kambing/domba. Tempat khusus untuk unggas. Tempat khusus untuk sapi hasil IB. Tempat khusus untuk kerbau. Tempat ibadah 16
TIPE B: Kapasitas ternak 200 ekor, luas areal 0,5 Ha dan berlokasi di kecamatan. Fasilitas terdiri dari: Kantor. Tempat peristirahatan ternak. Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg. Pagar keliling. Pakan ternak dan HMT. Lantai tanah. Air minum ternak cukup. Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak. Kandang jepit. Tempat khusus untuk sapi potong. Tempat khusus untuk sapi perah.
17
Tempat khusus untuk sapi bibit. Tempat khusus untuk kerbau Tempat khusus untuk kambing/domba. Tempat khusus untuk unggas Tempat khusus untuk sapi hasil IB. Tempat ibadah
TIPE C: Kapasitas ternak 100 ekor, luas areal 0,25 Ha dan berlokasi di desa. Fasilitasi terdiri dari: Kandang ternak. Pagar keliling. Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg. HMT cukup. Air minum cukup. 18
Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak. Tempat untuk sapi/kerbau Tempat khusus untuk kambing/domba.
19
pembeli/pedagang, pengelola Pasar Ternak perlu didampingi oleh tenaga pendamping yang
profesional. Tenaga pendamping direkrut oleh Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dapat berasal dari Universitas, Penyuluh, Swasta atau LSM yang mempunyai latar belakang pendidikan atau
pengalaman di bidang managemen dan pemasaran ternak maupun produk peternakan. Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak disamping sebagai acuan bagi pengelola, juga merupakan acuan bagi tenaga pendamping dalam melaksanakan tugas pendampingan operasionalisasi Pasar Ternak.
20
Tujuan Pendampingan : 1. Memberikan arahan, bimbingan dan bantuan kepada pengelola Pasar Ternak,tentang pengelolaan/managemen usaha dan langkah-langkah operasional Pasar Ternak; Membantu pembina dan pengelola dalam menyusun Panduan Operasional Pasar Ternak spesifik lokasi sebagai acuan bagi pengelola dalam mengoperasionalkan Pasar Ternak. Medampingi kelompok tani dan pengelola Pasar Ternak dalam membangun kemitraan diantara mereka.
2.
3.
Petugas pendamping bertugas membantu pengelola Pasar Ternak, agar mampu : a. Menjalankan fungsi managemen usaha, fungsi pemasaran dan fungsi lainnya terkait pemasaran; Membangun mekanisme dan hubungan kerja dengan pelaku usaha lain mulai 21
b.
dari petani produsen hingga ke pelaku pasar di tingkat konsumen; c. Mengakses kredit permodalan ke sumber-sumber pembiayaan seperti perbankan, koperasi atau lembaga keungan mikro lainnya.
22
Yang dimaksud dengan pengelolaan Pasar Ternak adalah suatu aktivitas managerial dan kegiatan dari seluruh fungsi unit-unit yang ada di Pasar Ternak. Tujuan pengelolaan Pasar Ternak adalah untuk mengoperasionalkan Pasar Ternak supaya berjalan transparan dan optimal. A. Pembentukan Kelembagaan/Organisasi 1. Kelembagaan/Organisasi Pasar Ternak disusun sesuai kebutuhan operasional Pasar Ternak; Susunan organisasi tersebut dapat terdiri dari unit-unit usaha seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi dan Unit Simpan Pinjam; 23
2.
3.
Organisasi dipimpin oleh seorang Manager dan Wakil Manager bila diperlukan; Manager dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Bagian Keuangan dan Bagian Umum (contoh Struktur Organisasi Pasar Ternak terdapat pada Lampiran 1); Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, para pengurus Pasar Ternak berada dalam pengendalian Dewan Pembina yang terdiri dari : perwakilan peternak/kelompok tani-ternak/Gapoktanak, pedagang/ asosiasi dan perwakilan dinas lingkup pertanian/peternakan, serta dinas terkait.
4.
5.
B.
Tugas dan Fungsi Pasar Ternak 1. Dewan Pembina : Menyusun AD/ART serta membentuk pengurus organisasi Pasar Ternak (dikukuhkan oleh Pemda); Memberikan pembinaan berupa saran teknis maupun non teknis kepada 24
pengelola untuk perbaikan operasional pasar ternak; Memberikan teguran apabila dalam pelaksanaan operasional Pasar Ternak terdapat penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja; Memberikan sanksi (disepakati secara bersama oleh pengurus dan dewan pembina) apabila teguran tersebut tidak diindahkan;
2.
Mendorong dan memacu kinerja masing-masing unit usaha Pasar Ternak; Mengkoordinasikan seluruh unit usaha untuk mencapai target kinerja Pasar Ternak; Memimpin seluruh unit usaha dalam menyusun target usaha (business plan) yang ingin dicapai oleh Pasar Ternak; 25
3.
Bagian Keuangan : Membukukan omset (jenis dan jumlah ternak) penjualan ternak ; Menerima dan membukukan keuntungan hasil penjualan ternak; Melaporkan secara berkala hasil pembukuan kepada manager (per semester dan per tahun).
4.
Bagian Umum : Menyediakan barang keperluan operasional dan administrasi Pasar Ternak; Melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana Pasar Ternak (bangunan gedung, kendaraan operasional, 26
dan
alat
Menyediakan fasilitas parkir keamanan di Pasar Ternak; Menyusun tata Pasar Ternak; tertib
dan
pengelolaan
Merencanakan pengadaan sarana tambahan untuk melengkapi sarana yang sudah ada; Memperbaiki fasilitas prasarana dan sarana yang sudah rusak; Mengkoordinir tenaga keamanan.
5.
Unit
Penanganan
dan
Kesehatan
Ternak : Mencatat jumlah ternak yang masuk serta melakukan pengecekan kondisi kesehatan ternak yang akan dipasarkan oleh peternak/pedagang;
27
Melakukan karantina terhadap ternak yang dicurigai sakit atau ternak sakit; Mengamankan ternak betina produktif dan ternak pejantan unggul (pemacek) untuk dijadikan ternak potong; Mengelola ternak yang dibawa oleh peternak/pedagang dengan mengelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak; Melayani jasa dibutuhkan; transportasi apabila
6.
Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar : Memfasilitasi transaksi jual-beli ternak (lelang atau langsung) antara peternak dengan pembeli dalam rangka menghindari adanya pelanggaran komitmen; 28
Menyampaikan informasi harga kepada para peternak, baik secara langsung maupun melalui papan informasi; Mencari peluang pasar bagi peternak; Membangun jaringan pemasaran di dalam maupun di luar wilayah Pasar Ternak; Mempromosikan ternak unggulan peternak secara langsung (melalui pameran) maupun tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik); Mencatat volume dan nilai transaksi jual-beli yang terjadi.
7.
Unit
Kebersihan
dan
Penanganan
Limbah Membersihkan pasar dan lingkungan sekitarnya, baik pada saat hari pasar maupun diluar hari pasar;
29
Mengelola limbah ternak di tempat yang sudah disediakan khusus menjadi pupuk organik; Bekerjasama dengan Unit Simpan Pinjam melakukan penjualan pupuk organik; Melakukan pembukuan hasil penjualan dan menyampaikannya ke Bagian Keuangan, yang ditembuskan kepada Manager Pasar Ternak.
8.
Unit
Pengadaan
Hijauan
Makanan
Ternak (HMT) dan Jasa Konsultasi: Mengadakan lahan untuk penanaman HMT; Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak; Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah; 30
Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.
9.
Unit Simpan Pinjam : Anggota dapat terdiri peternak dan pedagang; dari para
Menghimpun modal dari iuran anggota maupun dari sumber pembiayaan lainnya; Melayani kredit simpan pinjam bagi anggota; Bekerjasama dengan Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah melakukan penjualan pupuk organik.
C.
Mekanisme dan Hubungan Kerja Dalam mengoptimalkan fungsi Pasar Ternak, pengelola harus membangun mekanisme dan jaringan kerjasama (net 31
working) dengan stakeholder yang ada di sub sistem produksi lain hingga sub sistem pemasaran (termasuk aparat keamanan) dalam konteks Managemen Rantai Pasok (Supply Chain Management/SCM); Peternak memelihara ternak sesuai dengan standar gizi, sanitasi dan kesehatan ternak dibawah pembinaan Dinas Peternakan atau dinas yang membidangi fungsi peternakan; Dengan adanya jaringan kerjasama (net working) antar pelaku pasar, pengelola Pasar Ternak bekerja sama dengan peternak dapat melakukan perdagangan antar daerah/antar pulau dan juga ekspor; Pengelola Pasar Ternak memfasilitasi transaksi jual-beli secara langsung maupun dengan cara lelang yang dikelola oleh managemen Pasar Ternak; Mekanisme transaksi dapat dilakukan secara langsung antara peternak dan pembeli (konsumen) maupun melalui blantik sebagai perantara;
32
Apabila peternak menjual secara langsung kepada pembeli di Pasar Ternak ataupun kepada perusahaan mitra Pasar Ternak maka Pasar Ternak memperoleh jasa pemasaran (marketing administration) yang besarnya ditentukan dalam musyawarah antara petani dan managemen Pasar Ternak; Pengelola Pasar Ternak bersama dengan pembina Pasar Ternak diharapkan melakukan pembinaan dan pembentukan kelembagaan peternak, sehingga peternak melalui kelembagaan peternak dapat secara langsung akses ke Pasar Ternak.
D.
Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi 1. Penanganan dan Kesehatan Ternak Unit ini bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan ternak yang dipasarkan di Pasar Ternak; Setiap ternak (Sapi dan Kerbau) yang dibawa ke Pasar Ternak, dapat 33
dipasarkan apabila ternak dinyatakan sehat berdasarkan hasil pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh unit ini; Pengecekan kesehatan dapat dilakukan langsung di lokasi peternak (khususnya apabila peternak menggunakan jasa transportasi dari pengelola pasar ternak) atau di tempat registrasi ternak atau di tempat kedatangan ternak; Bagi ternak yang diduga sakit atau ternak sakit, ternak tidak boleh dipasarkan namun dapat ditempatkan sementara di lokasi isolasi atau karantina (pada kasus peternak belum dapat membawa ternaknya kembali ke lokasi peternakan); Ternak yang dinyatakan sehat, diregistrasi dan diberi tanda atau nomor kepemilikan, serta dikelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak.
34
2.
Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar Melakukan promosi ternak melalui pameran, media elektronik maupun media cetak (brosur, leaflet); Berupaya mencari peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri (ekspor); Mencatat harga dan perubahan harga secara berkala dan menginformasikannya kepada peternak, pelaku usaha maupun Pasar Ternak lainnya; Mencari informasi peluang pasar (jumlah dan tujuan pasar) dan jenis ternak yang diinginkan pasar serta menginformasikannya kepada peternak/kelompok peternak; Mencatat volume dan nilai hasil penjualan ternak; Mengembangkan layanan informasi pasar melalui media cetak dan
35
elektronik (televisi, radio, internet dan HP). 3. Kebersihan dan Penanganan Limbah Setelah seluruh aktifitas tempat pasar selesai, dan
tambatan
dibersihkan menggunakan air dan dikumpulkan di tempat penampungan limbah; Demikian juga dengan limbah non organik (plastik, kertas, dll)
dikumpulkan di tempat yang sudah disediakan, diangkut ke untuk tempat selanjutnya pembuangan
menjadi
36
Pupuk organik tersebut selanjutnya dikemas dalam karung plastik sesuai ukuran, dan bekerjasama dengan Unit Koperasi Simpan Pinjam menjual pupuk tersebut dengan harga yang sudah memperhitungkan keuntungan bagi Unit Koperasi Simpan Pinjam;
Selanjutnya hasil pembukuan dan penjualan (setelah dikurangi dengan keuntungan koperasi) diserahkan
4.
Unit
Pengadaan
HMT
dan
Jasa
Konsultasi: Mencari lahan untuk penanaman HMT (apabila Pasar Ternak tidak mempunyai lahan); Mengelola penanaman HMT;
Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) 37
peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak; Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah; Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.
5.
Unit Koperasi Simpan Pinjam: Unit Koperasi Simpan Pinjam bertugas menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak; Membukukan keuntungan dari hasil penjualan pupuk organik Mengadakan pembelian dan melayani penjualan obat-obatan ternak;
38
Mengidentifikasi kelayakan usaha penerima kredit (peternak melalui kelompok atau individu, pedagang, dan lain-lain); Menyalurkan dan pengembalian kredit; membukukan
Menyediakan saprodi untuk disalurkan oleh bagian penjualan kepada kelompok peternak.
39
Dalam menjalankan tugasnya, Manager Pasar Ternak dibantu pengurus yang menangani unit Usaha Simpan Pinjam (diharapkan merupakan perwakilan Gapoktannak) berupaya menghimpun dana operasional usaha untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian yang berasal dari petani/kelompok tani ternak/Gapoktannak. Manager Pasar Ternak dapat melakukan upaya peningkatan kinerja unit Usaha Simpan Pinjam, dengan cara : a. Menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Bank SP3, Koperasi, dll) untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak); Memanfaatkan sumber permodalan asal APBN (Dana Dekon dan dana TP) yaitu Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), yang dapat digunakan untuk membeli produk atau 40
b.
membantu peralatan yang diperlukan peternak/Kelompok tani-peternak/Gapoktannak sebagai mitra Pasar Ternak. Oleh karenanya, unit ini harus menyiapkan proposal kelayakan usaha Pasar Ternak dalam kemitraan dengan kelompok tani-ternak/Gapoktannak untuk dapat mengakses PMUK tersebut; c. Membukukan penyaluran dan pengembalian pinjaman; Menyediakan saprodi untuk disalurkan kepada kelompok tani-ternak/Gapoktannak.
d.
41
Pengembangan sarana, kelembagaan petani ternak dan usaha peternakan belum optimal,
merupakan hal yang mendasar dalam membantu peternak dalam memasarkan produknya. Masalah akses dan sulitnya petani memasarkan produk karena tidak tersedianya sarana pemasaran
diharapkan dapat teratasi. Namun pemanfaatan sarana ini perlu dikelola secara profesional sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung. Diharapkan dengan operasionalnya Pasar Ternak secara transparan dan optimal akan terwujud peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
42
Umum - Kepegawaian - Perlengkapan - Fasilitas Umum dan penunjang - Tata Tertib Pengelolaan - Keamanan
Simpan Pinjam