You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkurangnya cadangan minyak dunia, penghematan energy mulai diluncurkan hamper disemua Negara.Indonesia kini telah menjadi salah satu Negara pengimpor minyak mentah sehingga perlu suatu usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar migass. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya ada yang belum termanfaatkan secara optimal sebagai sumber energy alternative.Salah satu energy alternative adalah briket.Briket yang banyak tersedia saat ini adalah briket ekam padi. Sekam padi yang merupakan salah satu produk sampingan dari proses penggilingan padi. Selama ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal.Sekam padi lebih sering hanya digunakan sebagai bahan bakar pembakar bata merah atau dibuang begitu saja sehingga energinya tidak termanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu pemanfaatan sekam padi pada pembuatan briket dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Pada dasarnya, pembuatan briket dari sekam padi tidak jauh berbeda dengan pembuatan briket dari bahan lain misalnya batu bara, tempurung kelapa dan serbuk gergaji. Tabel 1 kandungan Sekam Padi Kandungan Kadar Air Protein Kasar Lemak Serat Kasar Abu Karbohidrat Dasar Persentase 9.02 % 3.03 % 1.18 % 35.68 % 17.17 % 33.37 %

Dan juga Salah satu proses alternatif untuk meningkatkanmanfaat sekam padi adalah pirolisis. Pirolisismerupakan proses dekomposisi suatu

zat/materialyang dilaksanakan pada suhu yang relatif tinggi. Hasilpirolisis sekam padi berupa hasil gas, cair, dan padat(char). Gas dan cairan hasil pirolisis dapatdimanfaatkan sebagai bahan bakar langsung padaturbin, mesin diesel, boiler, dan lain-lain tetapi nilaikalornya tidak terlalu tinggi.Untuk meningkatkannilai kalornya, gas dan cairan hasil pirolisisditingkatkan sifatnya menjadi fuel gas berupa gashidrogen. 1.2 Perumusan Masalah Bahan makanan pokok sebagian besar masyarakatIndonesia adalah beras. Indonesia memiliki sawah seluas 12,84 juta hektaryang menghasilkan padi sekitar 63,84 juta ton. Kadarsekam padi terhadap berat padi keseluruhan sekitar15 - 20 % .Ini berarti limbah sekampadi yang dihasilkan bangsa Indonesia sekitar 8,2 10,9 ton/tahun. Potensi limbah yang besar ini hanyasedikit yang baru dimanfaatkan secara optimal.Kebanyakan sekam padi baru dimanfaatkan sebagai bahan bakar langsung.Salah satu proses alternatif untuk meningkatkanmanfaat sekam padi adalah pirolisis. Pirolisismerupakan proses dekomposisi suatu zat/materialyang dilaksanakan pada suhu yang relatif tinggi. Hasilpirolisis sekam padi berupa hasil gas, cair, dan padat(char). Gas dan cairan hasil pirolisis dapatdimanfaatkan sebagai bahan bakar langsung padaturbin, mesin diesel, boiler, dan lain-lain tetapi nilaikalornya tidak terlalu tinggi.Untuk meningkatkannilai kalornya, gas dan cairan hasil pirolisisditingkatkan sifatnya menjadi fuel gas berupa gashidrogen. Telah dilakukan penelitian pirolisis sekam padi untuk menghasilkan bioarang sebagai bahan bakar alternative oleh Feri Puji Hartanto.Penelitian ini dilakukan untuk mengolah kulit padi (sekam padi), yang merupakan limbah pertanian diindonesia, menjadi briket bioarang. Penelitian ini dilakukan dengan variable tetap, yaitu kulit padi sebagai jenis bahan, ukuran vartikel bahan (22,22 mesh), berat bahan tiap pirolisis (100 gr). Sedangkan variable berubahnya adalah suhu: 210
oC

, 250oC,300oC, 350oC,dan 390oC.dari penelitian ini dapat diketahui

pengaruh suhu dan waktu terhadap nilai kalor briket, briket yang dihasilkan memenuhi stndar atau tidak. Taufik iskandar melakukan penelitian nilai kalor biochar dari tongkol jagung dan sekam padi pada proses pirolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai kaloroptimal biochar terhadap pengaruh perbedaan temperatur pada proses pyrolisis. Variabel yang dijalankanadalah temperatur pyrolisis (400, 450, 500, 550, 600) 0C.dan jenis limbah biomassa (tongkol jagung dansekam padi). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka Nilai kalor optimal biochar sekampadi pada suhu 500 oC sebesar 3705 kal/gr, sedang tongkol jagung pada suhu 500 0C nilai kalor 7111kal/gr. Oleh karena itu biochar tongkol jagung dapat direkomendasikansebagai bahan bakar alternatif melalui proses pyrolisis pada temperatur 500 0C karena akan menghasilkan biochar: dengan nilai kalor lebih tinggi, kadar air, dan kadar abu yang rendah dibandingkan dengan sekampadi. Dari sepuluh abstrak yang diperoleh, maka pada penelitian ini briket diproduksi dari pyrolisis sekam padi dengan menggunakan variasi rasio suhu dn waktu operasi yang berbeda yang digunakan pada produksi briket dari sekam padi. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menentukan pengaruh kondisi operasi pirolisis sekam padi untuk menghasilkan bahan bakar briket bioarang sebagai bahan bakar alternative. 2. Menentukan karakteristik sifat fisika dari pengujian nilai kalor dan nyala dari briket. 3. menentukan komponen kimia yang terkandung dalam analisa sekam padi. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakupembuatan briket dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menjadikannya bahan yang lebih bermanfaat berupa briket sebagai sumber bahan bakar alternatif dan meningkatkan nilai ekonomisnya

METODOLOGI PENELITIAN PADA PEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI

OLEH : Nur Asia (1107111992 ) Kelas B

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman, baik secara langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa disebut juga sebagai fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman, daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah residu dan proses industri, limbah dan kotoran hewan. Biomassa secara spesifik berarti kayu, rumput Napier, rapessed, eceng gondok, rumput laut raksasa, chlorella, serbuk gergaji, serpihan kayu, jerami, sekam padi, sampah dapur, lumpur pulp, kotoran hewan, dan lain-lain. Biomassa jenis perkebunan seperti kayu putih, poplar hibrid, kelapa sawit, tebu, rumput gajah, dan lain-lain [Yokohama, 2008]. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan karena merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (sustainable). 2.2 Sekam Padi Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri daridua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada prosespenggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisaatau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapatdigunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternakdan energi atau bahan bakar.Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% daribobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biayapengeluaran untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan BahanBakar Minyak yang harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biayarumah tangga yang harus dikeluarkan setiap harinya. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedakantara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekamdengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem

lingkungan.Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimiapenting seperti dapat dilihat pada tabel 1. Dengan komposisi kandungan kimiaseperti tersebut pada tabel 1, sekam dapat dimanfaatkan untuk

berbagaikeperluan di antaranya: (a) sebagai bahan baku pada industri kimia, terutamakandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalamberbagai industri kimia, (b) sebagai bahanbaku pada industri bahan bangunan,terutama kandungan silika (SiO2 ) yangdapat digunakan untuk campuran padapembuatan semen portland, bahan isolasi,husk-board dan campuran pada industry bata merah, (c) sebagai sumber energy panas pada berbagai keperluan manusia,kadar selulosa yang cukup tinggi dapatmemberikan pembakaran yang merata danstabil.Sekam memiliki kerapatan jenis (bulkdensil)1 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori. MenurutHouston (1972) sekam memiliki bulk density0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 k. kalori/kg sekam dengan konduktivitas panas0,271 BTU.

2.3 Proses pembuatan Untuk melakukan proses pembuatan briket pertama harus menentukan bahan baku pembuatan briket. Umumnya bahan baku yang digunakan adalah limbah yang memungkinkan untuk dijadikan briket. Keuntungannya

menggunakan limbah sebagai bahan baku pembuatan briket adalah murah atau bahkan bisa gratis, lalu dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah sehingga ramah lingkungan. Proses pembuatan briket cukup sederhana dan dapat dikerjakan sendiri tanpa membutuhkan peralatan khusus dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Gambaran mudahnya adalah bahan baku briket kita panaskan dalam tempat yang vakum sehingga menghitam, lalu kita haluskan kemudian dicetak. Proses lebih jelasnya adalah sebagai berikut. 1. Pengurangan Kadar Air Bahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket pertama harus dikurangi kadar airnya, sehingga proses pemanasan pada ruang vakum akan sempurna. apabila terdapat air dalam bahan baku tersebut akan merusak hasil pembakaran bahan baku. Proses pengurangan kadar air ini bisa dilakukan dengan penjemuran. Apabila bahan baku pembuatan briket sudah memiliki kadar air yang sangat sedikit maka bisa langsung melakukan tahapan proses berikutnya. 2. Pirolisis Proses ini merupakan proses utama dalam pembuatan briket yaitu pemanasan atau pembakaran bahan baku. Proses ini dapat dikatakan sebagai proses pengarangan. Bahan baku dibuat arang dengan cara pengarangan manual melalui tong kemudian dibakar atau dipanaskan dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong tersebut. Proses pengarangan menggunakan sistem pembakaran tidak sempurna. Maksud pembakaran tidak sempurna adalah pembakaran dimana pasokan oksigen dibatasi.Pembakaran dilakukan diruangan tertutup dengan adanya sedikit pemasukan oksigen. Dengan metode pembakaran seperti ini maka apabila bahan baku telah dibakar hingga hitam tapi tidak sampai menjadi abu. Berbeda dengan pembakaran sempurna yang dilakukan di ruang

terbuka, maka benda yang dibakar akan habis hingga menjadi abu. biasanya proses ini terjadi pada suhu 150oC 300oC. 3. Perekatan Bahan baku yang telah menghitam setelah melalui proses pirolisis kemudian dikumpulkan dan dibentuk. Namun sebelum dibentuk material di haluskan hingga menjadi serbuk atau bentuk yang kecil-kecil lalu dicampur dengan bahan perekat.Bahan perekat yang dapat digunakan bermacam-macam, bisa tepung kanji atau tanah liat. Kita contohkan proses ini menggunakan tepung kanji karena memiliki kerekatan yang kuat. Perbandingan berat untuk mencampur tepung kanji dengan material adalah 10 : 1 . Dimana materialnya 10 dan tepung kanjinya adalah 1. Lalu ditambahkan air dengan perbandingan berat 1 : 1 terhadap material, kemudian diaduk hingga rata lalu dipanaskan sebentar. 4. Pembentukan Bahan hasil campuran antara material hasil pirolisis, air dan tepung kanji selanjutnya dibentuk menggunakan cetakan.Bahan hasil campuran dimasukan kedalam cetakan dan ditekan dengan tekanan yang besar sekitar 140-200 kg/cm^2.Dengan tekanan ini membuat hasil cetakan benar-benar terbentuk sesuai dengan cetakannya. Lalu setelah dicetak material dikurangi kadar airnya lagi karena dalam proses perekatan terjadi penambahan air. Cara yang digunakan bisa dengan penjemuran atau dengan dioven dalam suhu tinggi hingga benar-benar kering. 2.4 Briket Briket adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/tersusun dari bahan non kayu. Briket dibuat dengan proses pirolisis (pembakaran an aerobik). Banyak bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket, contohnya sekam padi, jerami, batok kelapa, serbuk gergaji, dedaunan dan lain-lain. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat briket akan melalui proses pembakaran tidak sempurna sehingga tidak sampai menjadi abu. Pada pemanasan ini prosesnya dilakukan pada tempat yang vakum Selanjutnya arang sekam tersebut dicampur dengan perekat, dipadatkan dan dikeringkan kemudian disebut sebagai briket.

Briket biasanya digunakan untuk memasak dan untuk melakukan proses pembakaran. Briket juga bisa digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga uap.Karena pada dasarnya briket juga dapat digunakan sebagai pengganti batubara.Kandungan dalam briket adalah karbon, abu dan komponen volatile. Dalam proses pembakaran briket yang baik adalah briket yang dapat

menghasilkan kalor yang besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan kecilnya kalor adalah kandungan karbonnya.dan kualitas briket yang baik adalah yang memiliki kandungan abu yang sedikit. semakin sedikit kandungan abunya maka akan semakin baik dan standarnya dalam briket adalah minimal komposisi abunya adalah 8%.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian pembuatan briket dari sekam padi adalah sekam padi, Tepung Kanji dan Air. 3.2 Alat Alat-alat yang digunakan yaitu pipa penyalur asap, kran asap., manometer, thermometer, motor listrik, alat pirolisis, cooling water inlet, kondensor, cooling water outlet. 3.3 Rangkaian Alat

Gambar 3.1Rangkaian alat pirolisis Keterangan: 1. Pipa penyalur asap 2. Kran asap 3. Manometer 4. Thermometer 5. Tutup alat pirolisis 6. Belt penggerak 7. Motor listrik (kecepatan 50 rpm) 8. Pengatur suhu 9. Alat pirolisis 10. Besi penyangga 11. Cooling water inlet 12. Kondensor 13. Cooling water outlet 14. Asap inlet

3.4 Rancangan Penelitian 3.4.1 Variabel Tetap Variable tatap pada penelitian ini adalah: 1. Kulit padi 2. Ukuran partikel bahan (22,22 mesh) 3. Berat bahan tiap pirolisis (100 gram) 3.4.2 Variabel berubah Variable berubah pada penelitian ini adalah: a. Suhu : 110 oC, 150 oC, 200 oC, 250 oC dan 290 oC b. Waktu operasi : 30, 60 dan 90 menit 3.5 Proses Pembuatan Briket dibuat dengan proses karbonisasi. Proses karbonisasi adalah mengubah bahan mentah menjadi arang. Berikut alur pembuatan briket:

Penjemuran Bahan baku

Piroisis

Penghancuran & pengayakan

Pencampuran perekat

Pencetakan

Pengeringan

Pengujian

Gambar 3.2 Tahap pembuatan Briket

3.5.1

Penjemuran bahan baku Langkah pertama yang dikerjakan dalam membuat briket adalah

penjemuran bahan baku, dilakukann tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam briket, mengurangi kadar air pertama kali dilakukan pada bahan baku. Tahap selanjutnya adalah pirolisis, pirolisis adalah proses dekomposisi kimia bahan organik dengan kadar oksigen yang sangat sedikit sehingga bahan baku mengalami pemecahan struktur menjadi fase gas. Bahan yang akan dipirolisis harus cukup kering, kemudian dari pirolisis ini dihasilkan arang. 3.5.2 Penghancuran dan Pengayakan Tahap ini dilakukan agar luas permukaan akan menjadi lebih luas. Tahap selanjutnya pencampuran perekat, pencampuran perekat dilakukan agar bahanbahan yang tercampur dapat bersatu tidak terpecah-pecah. Pencampuran perekat dapat dilakukan dengan macan-macam perekat tergantung kemauan pembuat, pada pembuatan briket yang dilakukan mas yoga dan mas ridwan perekat yang digunakan adalah tepung kanji. untuk komposisi perekat tepung kanji, kanji terlebih dahulu dicampur dengan air kemudian diaduk bersama-sama, dan kemudian dipanaskan hingga telah tercampur dengan sempurna. Setelah perekat didapat, perekat dicampurkan dengan arang. Perbandingan antara perekat dan arang adalah arang:perekat=10:1. 3.5.3 Pencetakan Pencetakan dilakukan agar didapat bentuk briket yang diinginkan. Briket sendiri mempunyai macam-macam bentuk sesuai dengan penempatan dan pemanfaatannya.Pencetakan ini biasanya dilakukan dalam wadah khusus dengan tekanan yang paling baik adalah 200Kg/cm2.Tahap selanjutnya

adalah pengeringan, pengeringan dilakukan agar briket yang sudah jadi dari hasil pencetakan menjadi lebih kering, pengeringan biasanya dilakukan dengan menjemurnya di bawah terik matahari. Tahap selanjutnya adalah pengujian, tahap ini akan dijelaskan lebih detail di bagian tahap pengujian.

3.5.4

Pengujian kualitas Briket


Briket yang telah dibuat harus diuji terlebih dahulu agar mendapatkan briket

dengan kualitas yang baik dan efisien. Pengujian kualitas briket terdiri dari 5 pengujian, yaitu: 1. Pengujian Kadar Air

Pengujian Kadar Air

Hancurkan sampel briket yang akan diuji

x 100%

Timbang cawan tempat sampel

Hitung persentase kadar air

Timbang bahan sebagai berat awal

Timbang cawan yang telah berisi bahan (setelah dioven) dan catat sebagai berat akhir

Gambar 3.3 pengujian kadar air

Semakin sedikit kadar air yang ada dalam briket maka kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus

2. Pengujian kadar Volatil

Gambar 3.4 Pengujian Kadar Volatil Volatile adalah kandungan bahan lain yang menguap selain air, seperti H2 dan N2.
3. Pengujian Kadar Abu

Ga mbar 3.5 Pengujian Kadar Abu Semakin banyak kadar abu yang dihasilkan maka semakin buruk kualitas briket. Menurut standar SNI, briket yang diperbolehkan adalah briket dengan kadar abu kurang dari 8%

4. Pengujian Kadar Karbon Terikat

Kadar Karbon terikat = 100%-(kadar air-kadar abu-kadar volatile)

Semakin tinggi kadar karbon terikat maka semkin bagus kalor yang dihasilkan.
5. Pengujian Kalor

Gmbar 3.6 Pengujian Kadar kalor Nilai kalor yang didapat, menggambarkan berapa banyaknya energi yang terdapat dalam briket. 3.6 Jadwal Penelitian Bulan Ke No Uraian 1 Persiapan alat 1 2 3 4 5 6

yang digunakan 2 Persiapan bahan baku yang akan digunakan 3 4 5 6 7 Penelitian Penelitian Penelitian penelitian penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Puji, Feri. 2011. Briket. Eprints.undip.ac.id/36721/1/26. Jurnal_briket.pdf.diakses tanggal 15 Oktober 2013 Ir. Dorlan Sipahutar, MP "TEKNOLOGI BRIKET SEKAM PADI", Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau Najmi,dkk. 2013. Briket, Kearifan Potensi Lokal. http://Briket, Kearifan Potensi Lokal _ Didit's Blog.htm. diakses tanggal 16 oktober 2013 Dimas, tubagus.2013. Pembuatan dan prospek Briket.

http://www.pembuatan_dan_prospek_briket.htm. Diakses tanggal 16 oktober 2013.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34583/4/Chapter%20II.pdf

You might also like

  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pages
    Bab I
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • TANKI KIMIA
    TANKI KIMIA
    Document18 pages
    TANKI KIMIA
    Pe Ter
    No ratings yet
  • Organisasi PT IKPP
    Organisasi PT IKPP
    Document6 pages
    Organisasi PT IKPP
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • BAB Ii
    BAB Ii
    Document3 pages
    BAB Ii
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Artikel
    Artikel
    Document10 pages
    Artikel
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Isi OK
    Isi OK
    Document21 pages
    Isi OK
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document15 pages
    Bab Ii
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 11
    Bab 11
    Document9 pages
    Bab 11
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document7 pages
    Bab 2
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document15 pages
    Bab Ii
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Lampiran B Kelompok IV
    Lampiran B Kelompok IV
    Document35 pages
    Lampiran B Kelompok IV
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document6 pages
    Bab V
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document6 pages
    Bab I
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Mekflu Filtrasi
    Mekflu Filtrasi
    Document21 pages
    Mekflu Filtrasi
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Lampiran B Kelompok VII
    Lampiran B Kelompok VII
    Document35 pages
    Lampiran B Kelompok VII
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 3
    Bab 3
    Document18 pages
    Bab 3
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • B. Indonesia
    B. Indonesia
    Document6 pages
    B. Indonesia
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document8 pages
    Bab 1
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Appendixx
    Appendixx
    Document211 pages
    Appendixx
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document11 pages
    Bab Iv
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Rukun Kelapan
    Rukun Kelapan
    Document4 pages
    Rukun Kelapan
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Adsorpsi Koloid
    Adsorpsi Koloid
    Document16 pages
    Adsorpsi Koloid
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • PAP Filtrasi
    PAP Filtrasi
    Document17 pages
    PAP Filtrasi
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Laporan Absorbsi Gas Kelompok 6 Kelas C-Revisi
    Laporan Absorbsi Gas Kelompok 6 Kelas C-Revisi
    Document32 pages
    Laporan Absorbsi Gas Kelompok 6 Kelas C-Revisi
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Bab 3
    Bab 3
    Document5 pages
    Bab 3
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • BAB I Oleooooook
    BAB I Oleooooook
    Document16 pages
    BAB I Oleooooook
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Rukun Kelapan
    Rukun Kelapan
    Document4 pages
    Rukun Kelapan
    Nur Asiiyah
    No ratings yet
  • Pemanfaatan Pati Talas
    Pemanfaatan Pati Talas
    Document4 pages
    Pemanfaatan Pati Talas
    Nur Asiiyah
    No ratings yet