You are on page 1of 3

Sindrom antibodi antifosfolipid

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


Langsung ke: navigasi, cari Sindrom antibodi antifosfolipid (bahasa Inggris:Antiphospholipid antibody syndrom) disingkat APS adalah gangguan pada sistem pembekuan darah yang dapat menyebabkan thrombosis pada arteri dan vena serta dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan yang berujung pada keguguran. Disebabkan karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap membran sel. Sering disebut juga sebagai sindrom Hughes untuk menghargai jasa penemunya rheumatologis Dr Graham R.V. Hughes (dari rumah sakit St Thomas, London, Britania Raya). Dalam keadaan normal, antibodi berfungsi baik untuk melawan kuman dan infeksi yang disebabkan virus, akan tetapi kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami kerusakan sehingga menyerang tubuh sendiri. Antibodi APS ini dapat dideteksi dengan tes darah tertentu. Apabila seseorang dideteksi memiliki antibodi ini, dapat dipastikan orang tersebut dapat mengalami masalah-masalah tertentu. APS menyebabkan orang merasa lelah, sakit pada persendian, akan tetapi pada bisa juga tidak memiliki gejala-gejala tersebut. Kadang kala APS juga diasosiasikan dengan penyakit yang disebut systemic lupus erythematosis (SLE). Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh antibodi APS ini antara lain:

Keguguran berulang pada kehamilan awal Keguguran setelah semester pertama (13 minggu) Pre-eclampsia dalam kehamilan Bayi berukuran kecil Thrombosis pada pembuluh darah balik (vena)

Antibodi ini ditemukan pada 2% wanita. Tidak semua orang yang dideteksi memiliki antibodi ini akan mengalami masalah diatas. Kadar antibodi ini dapat meningkat ataupun menurun dan bahkan menghilang, jadi untuk dapat mengatakan seseorang memiliki antibodi ini diperlukan tes ulang dengan jangka waktu 8 minggu dari tes pertama dan tetap positif. Salah satu masalah serius yang ditimbulkan oleh APS adalah keguguran berulang. Pengobatan antara lain dilakukan dengan memberikan aspirin dosis rendah pada tahap awal kehamilan. Kadang kala dikombinasikan dengan obat yang bernama heparin yang berbentuk suntikan. Antibodi antifosfolipid menekan kadar zat yang disebut annexin V dan mempercepat pembekuan darah serta memicu bekuan darah (trombosis) sehingga terjadi keguguran.

Antibodi terhadap antifosfolipid juga mengganggu peran pengaturan berbagai faktor dalam sistem pembekuan darah. Untuk mencegah terjadinya abortus akibat APS, maka Ibu hamil diberikan suntikan obat antikoagulan yang disebut heparin, dengan atau tanpa kombinasi dengan aspirin dosis rendah. Antikoagulan yang diberikan memang harus dengan pemberian heparin yang disuntikkan dan pada kehamilan tidak boleh digunakan obat-obat antikoagulan yang diminum seperti warfarin (Sintrom, Simarck-2) karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
ACA (Anticardiolipin, Sindrom Darah Kental) memang tidak sepopuler beberapa penyakit lainnya. Pengetahuan masyarakat tentang ACA pun masih minim. Lantaran itu juga, kepedulian masyarakat untuk menghindari penyakit ini masih sangat rendah. Padahal risiko ACA sangat tinggi seperti stroke, keguguran pada wanita hamil dan bahkan kematian. Dr. Andika Rachman SpPd: Jalani Pola Hidup Sehat (Dokter spesial hemotologi ini sehari-hari praktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ia banyak menangani beberapa kasus ACA pada wanita hamil). ACA tidak hanya menyerang wanita dan wanita hamil, tapi juga pria. Pada pria ACA sering menyebabkan stroke. Hanya saja kasus ACA sering ditemui pada wanita yang tengah hamil. Seperti yang dialami beberapa model, seperti Sisca, istri dari model, presenter dan pemain sinteron Fadlan, saudara kembar Fadli, Irene, dan Marisa Lungo. Untuk menyelamatkan janin yang dikandungnya, Sisca dan Ireneharus menerima ratusan suntikan pada perutnya selama hamil. Sisca beruntung, Fadlan memiliki keberanian untuk menyuntik dirinya. Irene harus mengumpulkan keberanian untuk menyuntik sendiri perutnya yang tengah hamil. ACA bahkan sempat membuat Irene stroke ringan saat hamil dan menyebabkan salah satu telinga pendengarannya berkurang. Marisa Lungo lebih beruntung dibanding Sisca dan Irene. Untuk mengetahui apa itu ACA, Bintang mewawancara dr. Andika Rachman. SpPD, ahli hemotologi dari RSCM. ACA atau sindrom anticardiolipin disebabkan darah lebih cepat membeku dibanding kondisi normal.Mengentalnya darah mengganggu metabolisme tubuh yang bisa menyebabkan stroke dan jantung. ACA juga bisa menyebabkan kematian karena peredaran darah tidak lancar atau tidak bersikulasi ke seluruh tubuh. Gejala ACA yaitu sering pusing, mual-mual dan kesemutan. Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti ACA. ACA bukan penyakit keturunan dan tidak menular. ACA bisa disebabkan pola hidup yang tidak sehat. Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan instan, kolesterol, lemak, merokok, dan polusi udara. Dulu, penyakit ini dialami oleh orang lanjut usia, tapi kini sudah bergeser ke anak muda di bawah 30 tahun. Penyebabnya, pola hidup yang salah. Kolesterol tinggi dan diabetes, bisa jadi pemicuACA. ACA juga tidak hanya dialami wanita, tapi juga pria. Tapi kasus yang sering ditemukan selama ini lebih banyak ditemukan pada wanita yang tengah hamil. Pada wanita hamil, ACA menyebabkan keguguran. Penyebabnya, mengentalnya darah dapat mengganggu sirkulasi nutrisi dan oksigen ke janin. Semakin darah mengental, asupan makanan ke janin juga terhenti sehingga menyebabkan janin meninggal atau keguguran. Risiko ibu hamil yang kena ACA bisa ganda. Selain berdampak pada bayi, juga pada si ibu. Untuk wanita hamil yang ACA-nya tinggi disarankan jangan hamil lagi sampai ACA-nya normal. Seandainya sudah terlancur, ada dua cara yaitu pemberian obat dan suntikan heparin/fraksiparin yang bisa mengencerkan darah. Yang berat memang lewat suntikan. Suntikan dilakukan di sekitar pusar, di bawah kulit. Karena sehari dua kali, suntikan lebih sering dilakukan sendiri atau bantuan suami. Perlu latihan untuk menyuntik. Suntikan ini tidak membahayakan janin, karena tidak menembus barier plasenta sehingga tidak ada kemungkinan terserap janin. Dampaknya, berat badan bayi berkurang. Tapi hal ini tidak menggangu perkembangan fisik bayi. Dampak pada ibu, gatal-gatal, biru atau lebam di sekitar bekas suntikan.Seandainya ACA-nya tinggi, bisa menyebabkan si ibu stroke, tuli dan daya penglihatannya berkurang, bahkan mengalami kebutaan. Untuk menghindari itu, ibu hamil harus banyak minum air putih, makanan alami dan istirahat.

Untuk menghindari ACA, cukup dengan olahraga teratur, dan menjalani gaya hidup sehat. Hindari rokok, makanan cepat saji, yang berlemak tinggi dan kolesterol tinggi serta banyak minum air putih. *ej

You might also like