You are on page 1of 3

TEKNIK PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

http://ittama123.wordpress.com/2012/09/07/teknik-pengawasan-pengada...

RSS

TEKNIK PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA


07 Sep Dalam these About rangka ads menjamin (hp://en.wordpress.com/about-these-ads/) pengelolaan keuangan negara yang efektif, esien, transparan dan akuntabel, pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah termasuk pengadaan barang/jasa. Pimpinan instansi pemerintah selayaknya menciptakan sistem pengawasan dan pengendalian manajemen pengadaan barang/jasa. Kondisi sistem pengadaan barang/jasa sebagaimana dipaparkan di atas menuntut Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk lebih berperan dalam pengawasan pengadaan barang/jasa sebagai wujud pelaksanaan Pasal 116 Peraturan Presiden RI No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mewajibkan kepada pimpinan instansi pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap Pejabat Pembuat Komitmen dan Unit Layanan Pengadaan/Pejabat Pengadaan di lingkungan instansi masing-masing, dan menugaskan aparat pengawasan intern yang bersangkutan untuk melakukan audit sesuai dengan ketentuan. Menyadari pentingnya pengawasan terhadap pengadaan barang/jasa, Konferensi APIP Nasional Tahun 2010 yang diselenggarakan di Bandung tanggal 23 26 November 2010, mendeklarasikan tentang peran APIP untuk menurunkan tingkat korupsi dalam proses pengadaan barang/ jasa, dengan cara memberikan early warning system terhadap proses pengadaan barang/ jasa. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjabarkan lebih lanjut kewenangan APIP untuk melakukan pengawasan intern atas penyelenggaran tugas dan fungsi instansi pemerintah melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan perundangan berlaku. Model Pengawasan Secara spesik, model yang dapat digunakan APIP dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengadaan barang/jasa pemerintah antara lain: 1. Probity advising, yaitu melakukan observasi, reviu dan memberikan panduan untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku dan memenuhi prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Dalam konsep probity advising maka internal auditor mendampingi proses pengadaan barang/jasa dan terlibat dalam menangani permasalahan yang ada (ICAC of New South Wales, 2005). Di Indonesia model ini diterapkan melalui kegiatan riviu proses pengadaan barang/jasa yang pada intinya merupakan kegiatan pendampingan terhadap proses pengadaan barang/jasa yang sedang berlangsung pada instansi pemerintah dengan tujuan untuk memberikan saran kepada instansi pemerintah dalam proses pengadaan barang/jasa, sehingga diperoleh keyakinan bahwa proses pengadaan barang/jasa sesuai peraturan perundang-undangan. 2. Probity audit, yaitu audit yang dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengadaan

1 of 3

12/11/2012 12:56

TEKNIK PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

http://ittama123.wordpress.com/2012/09/07/teknik-pengawasan-pengada...

barang/jasa dilaksanakan secara adil, akuntabel dan transparan sesuai dengan harapan publik dan ketentuan yang berlaku (Independent Commission Againts Corruption of New South Wales, 2005). Probity audit lebih menekankan pada ketaatan prosedur, proses maupun sistem tetapi bukan pada outcome dan dilakukan setelah proses pengadaan selesai. Perbedaan mendasar antara probity advising dengan probity audit dapat disajikan pada tabel probity audit berikut: 3. Pre-award audit dapat didenisikan sebagai a tool that contracting ocer can use to acquire information in order to deter mine the reasonable of the oerors proposed cost or price. The pre-award audit is a detailed analysis of the proposal, and contains information on the basis and method used by the oeror in proposal preparation, and any discrepancies in the way in which the cost ir pricing data were used in preparing the proposal (USAID, 1992). The Federal Acquistion regulation (FAR) lebih jauh menyatakan bahwa pre-award audit is an evaluation of a prospective contractors capability to perform a proposed contract (FAR, 2005). 4. Progress Payment Audit dapat didenisikan sebagai audit yang dilakukan untuk menentukan kesesuaian antara pembebanan biaya yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa dengan kemajuan pekerjaan dan ketentuan yang berlaku (Defense Contract Audit Agency, 2005). Salah satu bentuk penerapan audit ini adalah audit atas eskalasi harga pengadaan barang/jasa. 5. Post audit, adalah yang dilakukan setelah seluruh kegiatan yang diaudit selesai dilaksanakan untuk menilai kualitas dan nilai pengadaan barang/jasa yang diberikan oleh penyedia barang/jasa (Legal Services, 2000). Dengan kata lain post audit adalah audit yang dilakukan setelah tersedianya asersi manajemen yang akan diverikasi atau kejadian/peristiwa/transaksi telah selesai. Secara umum jenis audit inilah yang paling sering dilaksanakan APIP untuk mengawasi proses pengadaan barang/jasa. Audit ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan secara esien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Pilihan Model Dari beragam model sebagaimana dipaparkan di atas, nampaknya model yang perlu dikembangkan dalam peningkatan fungsi APIP dalam pengawasan pengadaan barang dan jasa khususnya untuk memberikan early warning system pengadaan barang atau jasa adalah kegiatan pre-award audit (selanjutnya disebut audit prakontrak). Audit prakontrak dapat didenisikan sebagai audit yang dilaksanakan sebelum penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasa untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa calon penyedia barang/jasa yang ditetapkan oleh unit layanan pengadaan memiliki kalayakan/kemampuan kerja dan keuangan untuk melaksanakan kontrak, harga yang ditawarkan adalah wajar dan secara ekonomis menguntungkan negara serta proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Setidaknya ada dua aspek penting dari audit prakontrak yaitu: - Merupakan upaya preventif pencegahan timbulnya kerugian keuangan Negara karena dilaksanakan sebelum penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasa. - Merupakan peran APIP sebagai Quality Assurance dalam proses pengadaan barang/jasa. Best Practices Salah satu negara yang telah menerapkan audit prakontrak atas pengadaan barang/jasa adalah Amerika Serikat. Dalam beberapa laporan US Government Accountability Oce (GAO) secara jelas menunjukan bahwa audit prakontrak menghasilkan nilai penghematan yang cukup signikan. Misalnya dalam salah satu laporan atas manajemen pengadaan barang/jasa di lingkungan Veterans Aairs Federal Supply Schedule (VA-FSS) secara jelas nampak penghematan yang diperoleh dari audit prakontrak yang dilakukan Inspektorat Jenderal dalam lima tahun
2 of 3

12/11/2012 12:56

TEKNIK PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

http://ittama123.wordpress.com/2012/09/07/teknik-pengawasan-pengada...

terakhir mencapai 62,68% dari seluruh penghematan dalam pengadaan barang/jasa. Secara rinci hasil audit tersebut dapat disajikan pada tabel berikut di bawah. Dari tabel di bawah secara jelas menunjukkan bahwa audit prakontrak merupakan model yang efektif untuk memberikan early warning system terhadap proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Model ini juga direkomendasikan oleh World Trade Organization (WTO) untuk pencegahan korupsi terhadap pengadaan barang/ jasa. (Sumber : Warta Pengawasan )

Tinggalkan Komentar Posted by rissuke74 pada 7 September 2012 in Tak Berkategori

Blog pada WordPress.com. Tema: Choco oleh .css{mayo}. Entri (RSS) dan Komentar (RSS) Ikuti

Follow
Powered by WordPress.com
3 of 3

12/11/2012 12:56

You might also like