You are on page 1of 10

Totok Heru TM, M.Pd. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( P L C ) A.

Kompetensi yang diharapkan Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta dapat : 1. menguasai konsep dan fungsi programmable logic controller. 2. menjelaskan komponen-komponen dan diagram programmable logic controller. 3. menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller. 4. membuat program pada programmable logic controller. B. Indikator 1. Dapat menjelaskan konsep programmable logic controller. 2. Dapat menjelaskan fungsi programmable logic controller. 3. Dapat menyebutkan kriteria pembuatan program dengan programmable logic controller. 4. Dapat menyebutkan komponen-komponen programmable logic controller. 5. Dapat menggambarkan diagram programmable logic controller. 6. Mampu menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller. 7. Mampu membuat program pada programmable logic controller. 8. Dapat menyelesaikan permasalahan otomasi dengan programmable logic controller. C. Materi 1. Konsep dan Fungsi Programmable Logic Controller (PLC). Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang umum. Sistem pengontrolan dengan elektro mekanik yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas atau hubung singkat, membutuhkan biaya yang cukup besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari diperlukan modifikasi. Dengan menggunakan PLC hal-hal tersebut dapat dengan mudah diatasi, karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti suatu instrument yang ada. PLC pertama kali digunakan sekitar pada tahun 1960-an untuk menggantikan peralatan konvensional yang begitu banyak. Pada tahun 1980-an harga PLC masih terhitung mahal, namun saat ini dapat dengan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah. Pabrik pembuat PLC mendesain sedemikian rupa sehingga pengguna dapat dengan mudah menguasai fungsi-fungsi dan logika-logika hanya dalam beberapa jam saja. Fungsi-

33

Programmable Logic Controller (PLC) fungsi dasar yang banyak digunakan antara lain : kontak-kontak logika, pewaktu ( timer), pencacah (counter), dan sebagainya. Sistem kontrol yang terdapat pada PLC harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Pemrograman yang sederhana. b. Perubahan program tanpa mengubah sistem secara keseluruhan. c. Lebih kecil, murah dalam hargan pembelian dan dapat dihandalkan kinerjanya. d. Biaya perawatan yang murah dan mudah a. Konsep PLC PLC merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC yaitu kendali logika terprogram yang merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai penyimpan instruksi-instruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika. Konsep dari PLC adalah sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut : 1). Programmable Menunjukkan kemampuaannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat. 2). Logic Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik (ALU), yaitu melakukan 3). Controller Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. b. Fungsi PLC Secara umum fungsi dari PLC adalah : 1). Sekuensial control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat. operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, dan negasi.

34

Totok Heru TM, M.Pd. 2). Monitoring Plant PLC secara kontinyu memonitor status sistem dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut pada operator sistem. Sedang fungsi secara khusus pada PLC adalah memberikan input ke CNC (Computarized Numerical Control). CNC pada umumnya dipakai pada proses finishing, membentuk benda kerja, moulding, dan lain-lain. c. Perbandingan antara PLC dengan Kontrol Konvensional Kontrol konvensional yang menggunakan relay atau kontaktor mempunyai keuntungan dan kerugian jika digunakan sebagai rangkaian kontrol dan bila dibandingkan kontrol dengan menggunakan PLC. Relay sendiri merupakan kontrak elektronik, karena terdapat koil/kumparan yang akan menggerakkan kontak membuka atau menutup bila kumparannya diberi aliran arus listrik. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian menggunakan relay/kontaktor. 1). Keuntungan: Mudah diadaptasikan untuk tegangan yang berbeda. Tidak banyak dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Relay terus beroperasi pada temperatur 353 K (80C) sampai 240 K (-33C). Tahanan yang relatif tinggi antara kontak kerja pada saat terbuka. Beberapa rangkaian terpisah dapat dihidupkan. Rangkaian yang mengontrol relay dan rangkaian yang membawa arus yang terhubung secara fisik terpisah satu sama lainnya. 2). Kerugian: Kontak dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari oksidasi (material kontak yang terbaik adalah platina, emas, dan perak). Menghabiskan banyak tempat dibandingkan dengan transistor. Menimbulkan bunyi selama proses kontak. Kecepatan kontak terbatas 3 ms sampai 17 ms. Kontaminasi (debu) dapat mempengaruhi umur kontak. Perbedaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah seperti di bawah ini: Pada kontrol konvensional menggunakan hardware program sedangkan pada PLC menggunakan software. Aplikasi pada kontrol konvensional hanya dapat digunakan untuk tugas tertentu sedangkan pada PLC dapat digunakan secara universal karena fungsinya ditentukan oleh program.

35

Programmable Logic Controller (PLC)

Persamaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah sebagai berikut: Mengontrol sekuensial Memproses sinyal input dan mengubahnya menjadi sinyal output. Keuntungan PLC atas Kontrol Konvensional: Aplikasi Universal Pemprograman yang ampuh Produksi yang besar Mudah diubah Harga semakin murah Commissioning mudah Bidang aplikasi baru Text dan grafik 2. Komponen dari PLC PLC sederhana mempunyai komponen utama berupa CCU (Central Control Unit), Unit I/O, Programming Console, Rack atau Mounting Assembly dan Catu daya. Hubungan antar komponen dari sebuah PLC adalah seperti gambar dibawah ini : PLC Program

Modul Masukan

CCU

Modul Keluaran

Sensor

Aktuator

Gambar 1. Diagram Sistem Komponen dari sebuah PLC a. Central Control Unit Central Control Unit (CCU) merupakan unit pusat pengolahan data yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan data dalam PLC. CCU merupakan sebuah mikroprosesor. Mikroprosesor terdiri atas Arithmatic and Logic Unit (ALU), unit kontrol dan sejumlah kecil memori unit yang sering disebut register. Tugas dari ALU adalah untuk melakukan operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan sebagainya) dan logika (operasi OR, AND, NOT, dan sebagainya).

36

Totok Heru TM, M.Pd.

1). Accumulator Accumulator adalah register khusus yang dapat diakses secara langsung oleh ALU. Accumulator ini berfungsi untuk menyimpan data yang akan diproses dan data hasil pemrosesan. 2). Instruction Register Instruction Register ini mempunyai fungsi untuk menyimpan perintah yang telah dipanggil oleh program memori sampai perintah tersebut diterjemahkan dan dieksekusi. Sebuah perintah (Command), terdiri dari dua bagian yaitu bagian operasi dan bagian alamat. Bagian operasi menunjukkan operasi logika mana yang akan dikerjakan, sedangkan bagian alamat menunjukkan operansi (sinyal input, sinyal output, flag, timer, dan sebagainya) dari operasi logika yang akan dikerjakan. 3). Program Counter Merupakan register yang berisi alamat dari perintah selanjutnya yang akan dikerjakan. 4). Control Unit Bertugas mengatur dan mengontrol seluruh urutan logika dari operasi yang dikehendaki selama proses eksekusi sebuah perintah. Program yang dijalankan mendapat perhatian khusus selama proses operasi dan karenanya perlu suatu memori yang disebut memori program yang dapat dibaca oleh prosesor. Pemilihan memori program harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1). Harus cukup sederhana dan mudah untuk memodifikasi atau membuat program baru. 2). Keamanan terjamin, dalam hal program tidak akan berubah terhadap interferensi listrik atau bila listrik padam. 3). Harus cukup cepat atau tidak ada delay untuk operasi dengan prosesor. Terdapat tiga jenis memori yang sering digunakan, yaitu RAM, EPROM, dan EEPROM. 1). RAM RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang cepat dan bersifat volatile (data akan hilang bila arus listrik mati). RAM digunakan sebagai memori utama dalam PLC, dapat dibaca dan ditulisi. Untuk menjaga terhadap tegangan listrik yang mati, biasanya RAM dilengkapi dengan baterai yang tahan bertahun-tahun. 2). EPROM EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) adalah jenis memori yang cepat dan juga murah harganya, sama dengan memori RAM hanya saja EPROM bersifat non volatile, artinya isi memori ini tetap ada walaupun supply tegangan hilang. Untuk

37

Programmable Logic Controller (PLC) keparluan modifikasi program maka memori ini harus dikosongkan isinya melalui penyinaran dengan sinar ultraviolet. Karena begitu kompleksnya proses penghapusan untuk pemrograman ulang bahkan meskipun harganya murah, orang cenderung memilih RAM. 3). EEPROM Adalah memori yang mirip dengan memori EPROM, hanya saja untuk proses penghapusannya menggunakan arus listrik. b. Modul Input dan Modul Output Fungsi dari sebuah modul input adalah untuk mengubah sinyal masukan dari sensor ke PLC untuk diproses dibagian CCU, sedangkan modul output adalah kebalikannya, mengubah sinyal PLC kedalam sinyal yang sesuai untuk menggerakkan aktuator. Dari modul input dan output kita dapat menentukan jenis suatu PLC dari hubungan antara CCU dengan output, yaitu compact PLC dan modular PLC. Compact PLC adalah bila input modul CCU dan output modul dikemas dalam suatu wadah. Modular PLC bila modul input, modul output dan CCU dikemas secara tersendiri. 1). Modul Input Merupakan tempat menghubungkan sensor-sensor dengan modul itu sendiri. Sinyal sensor tersebut selanjutnya akan diteruskan ke CCU. Fungsi terpenting dari sebuah modul input, yaitu : Mendeteksi sinyal masukan. Mengatur tegangan kontrol untuk batas tegangan logika masukan yang diijinkan. Melindungi peralatan elektronik yang sensitif terhadap tegangan luar. Menampilkan sinyal masukan tersebut.

Deteksi tegangan Sinyal Input

Sinyal delay

Optokopler

Sinyal ke unit kontrol

Gambar 2. Blok Diagram Modul Input. Deteksi tegangan error meyakinkan bahwa tegangan masuk masih dalam batas yang diijinkan atau tidak. Bila tegangannya terlalu tinggi akan diturunkan melalui dioda breakdown. Sinyal delay meyakinkan apabnila tegangan yang diterima sudah merupakan input yang sebenarnya atau bukan. Rangkaian ini mempertahankan tegangan input

38

Totok Heru TM, M.Pd. sesaat (1-20 ms) untuk membedakannya dengan sinyal-sinyal lain seperti tegangan interferensi. Optokopler mengirimkan informasi sensor berupa cahaya dan menciptakan isolasi elektronik antara kontrol dan rangkaian logika. Selanjutnya melindungi komponen elektronik yang sensitif dan naiknya tegangan luar secara tiba-tiba. Terdapat optokopler yang mampu memberikan perlindungan terhadap tegangan sampai dengan 5 kV yang sesuai dengan aplikasi untuk industri. 2). Modul Output Modul output mengeluarkan sinyal dari Central Control Unit (CCU) ke kontrol elemen yang diperlukan untuk menggerakkan aktuator sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Fungsi terpentingnya adalah sebagai berikut : a). Mengatur tegangan kontrol untuk batas tegangan logika yang diijinkan. b). c). Melindungi peralatan elektronik yang sensitif terhadap tegangan luar. Memberikan penguatan pada sinyal output sebelum dikeluarkan sehingga cukup kuat untuk menggerakkan aktuator. d). Memberikan perlindungan terhadap arus hubung singkat dan pembebanan lebih (Over load). Optokopler adalah bentuk dasar dari power secara elektronik yang memberikan perlindungan terhadap komponen elektronik dan juga berfungsi untuk mengatur tegangan output. Optokopler Ampli fier Short circuit monitoring

Sinyal dari unit kontrol


Gambar 3. Blok Diagram Modul Output.

Sinyal output

Amplifier berguna untuk menguatkan arus listrik output sehingga nantinya cukup kuat untuk menggerakkan aktuator. Short circuit monitoring, c. Catu Daya Sistem PLC memerlukan dua catu daya. Satu untuk keperluan peralatan output, sedangkan satunya untuk catu daya modul-modul PLC itu sendiri yang menggunakan arus DC. Arus DC ini diperoleh dari rangkaian terintegrasi atau transistor. Jika sistem catu daya menggunakan IC TTL dapat dihasilkan tegangan 5 Volt, tetapi jika menggunakan IC CMOS tegangan yang didapat akan dapat bervariasi dalam 3 sampai 18 Volt. memonitor jika terjadi arus hubung singkat pada rangkaian luar dan memutuskan hubungan antara modul output dengan rangkaian luar.

39

Programmable Logic Controller (PLC)

3. Pemrograman pada PLC Kontrol program harus didesain secara sistematis, terstruktur dengan baik dan harus terdokumentasi agar bebas dari kesalahan, pemeliharaan mudah dan Efektif dalam masalah biaya. Program PLC ditulis dengan berbagai prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan mengenasi kontrol. a. Langkah 1 : Mempertimbangan gambaran masalah. Definisi permasalahan harus menjabarkan problema kontrol secara tepat dalam bentuk yang detail. Informasi yang diperlukan seperti skema posisi, skema sequence dan tabel kebenaran menerangkan hubungan antara masukan dan keluaran dan juga berguna untuk tes terhadap resiko pada saat instalasi.

Skema Posisi

Alocation List

Skema Sekuensial / Tabel Kebenaran

Download Ke Cointroller

Gambar 4. Prosedur Pembuatan Program b. Langkah 2 : Allocation list. Dalam hal ini berisi kondisi-kondisi program, termasuk identifier yang dipakai oleh keluaran atau masukan, juga nama yang singkat untuk identifier tersebut yang bersesuaian dengan alamat dari sinyal masukan atau keluaran. c. Langkah 3 : Pembuatan program termasuk didalamnya pembuatan diagram sekuensial atau tabel kebenaran. d. Langkah 4 : Pindahkan kedalam controller. Dalam tahap ini program yang telah siap dan lengkap diterjemahkan kedalam bahasa mesin agar dapat dimengerti oleh CCU. Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung dari sudut pandang user atau pemrogram. Ladder Diagram (LDR) adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC. Selain itu ada beberapa jenis PLC yang mendukung bahasa pemrograman lain seperti Ladder diagram, Function chart dan Statement list. a. Ladder Diagram Ladder Diagram menggambarkan program berupa bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang tersruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam ladder diagram, terdapat dua garis vertikal dimana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positif catu daya sedangkan garis vertikal sebelah kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya. Diantara dua garis ini dipasang kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari switch, sensor, atau output.

40

Totok Heru TM, M.Pd. Salah satu baris dari diagram disebut dengan satu rung. Input menggunakan simbol [ ]

(kontak, normal terbuka) dan [ / ] (negasi kontak, normal tertutup). Output mempunyai simbol ( ) yang terletak paling kanan. Selama pemrograman setiap simbol yang diberikan adalah alamat PLC sesungguhnya atau merupakan alamat simbolik (misalnya : S1, S2, S3, H1).
S1 LAMPU1 O0.0 I0.0 S2 I0.1

Gambar 5. Ladder Diagram b. Allocation list Allocation list merupakan proses pengalamatan pada program yang meliputi Absolute Operation dan Symbol Operation dan Commentary. Absolute Operation merupakan perintah yang akan dijalankan oleh program. Sementara Symbol Operation berarti bahasa simbol untuk memudahkan Absolut Op. I0.0 I0.1 O0.0 pengenalan pada hardware yang akan bekerja. Sedangkan Commentary berfungsi untuk memperjelas kerja. Symbolic Op. S1 S2 LAMPU1 Deskripsi Saklar ON / 1 saat ditekan ON saat bernilai 1

Gambar 6. Allocation list c. Statemen list Statement list merupakan bahasa pemrogram tingkat tinggi. Semua hubungan logika dan kontrol sekuens dapat diprogram dengan menggunakan perintah dalam bahasa ini. Perintah yang digunakan mirip dengan bahasa tingkat tinggi, seperti : Basic atau Pascal. Misal : IF THEN SET O1.0 d. Instruction list Instruction list adalah salah satu bahasa pemrograman untuk PLC. Semua hubungan logika dan kontrol sekuens dapat diprogram dengan menggunakan perintah dalam bahasa ini. I1.0

41

Programmable Logic Controller (PLC) Perintah-perintahnya adalah dalam bentuk singkatan dan mempunyai arti yang khusus, sebagai contoh : L A, O, N = e. Function Chart (FCH) Function chart diturunkan dari diagram logika dan merupakan gambaran program dalam bentuk grafik. Dapat digunakan untuk pemrograman logika yang sederhana. D. Latihan 1. Apakah programmable logic controller itu? 2. Apakah fungsi programmable logic controller? 3. Apakah keuntungan programmable logic controller dibanding kontrol konvensional? 4. Sebutkan komponen-komponen programmable logic controller! 5. Sebutkan langkah-langkah pembuatan program pada programmable logic controller! E. Rangkuman Programmable Logic Controller (PLC) yaitu kendali logika terprogram yang merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai penyimpan instruksi-instruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika. Fungsi dari PLC adalah sekuensial control dan monitoring plant Keuntungan PLC atas Kontrol Konvensional diantaranya adalah aplikasi universal, pemprograman yang ampuh, produksi yang besar, mudah diubah, harga semakin murah, commissioning mudah, bidang aplikasi baru, text dan grafik. Komponen-komponen dari sebuah programmable logic controller adalah central control unit, program PLC, Modul Input, Modul Output, Sensor dan Aktuator. Langkah-langkah pembuatan program pada programmable logic controller adalah penentuan sket posisi, pembuatan allocation list, pembuatan diagram sekuensial atau tabel kebenaran serta pembuatan program, download ke PLC. F. Daftar Pustaka Anonim. tth. Programmable Logic Controller. Jakarta : Festo. M. Budiyanto dan A. Wijaya. 2003. Pengenalan Dasar-dasar PLC (Programmable Logic Controller).Yogyakarta : Gava Media. (Load) (AND, OR, NOT) (Allocation)

42

You might also like