Professional Documents
Culture Documents
M. KHALIF R
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
K.U : Benjolan di payudara sebelah kanan sejak 2 tahun yang lalu R.P.S. : Terasa ada benjolan di daerah payudara sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu. Diameter sekitar 1 cm, terasa bergerak-gerak.
Riwayat Penyakit Dahulu : - tidak ada riwayat penyakit sistemik Riwayat Alergi : - tidak ada riwayat alergi Riwayat Operasi sebelumnya : - Tidak pernah menjalani operasi
Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis TTV : - TD : 100/70 mmHg - N : 84 kali/menit - S : 360 C - P : 18 kali/menit Berat badan (BB) : 54 Kg Tinggi badan (TB) : 157 cm
PEMERIKSAAN FISIS
Kepala : Normochepali * Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). * Telinga : tdk ditemukan kelainan * Hidung : tidak ditemukan kelainan * Mulut : bibir pucat dan sianosis (-), Tonsil tidak membesar
Leher : pembesaran KGB (-) Dada : * Jantung :Batas jantung dlm bts Normal, murmur (-), gallop (-) * Paru : Simetris, retraksi costa (-), sonor dikedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) * Mamae : terdapat benjolan di mamae sinistra dengan diameter 1-2 cm, konsistensi padat, mobile, nyeri tekan (-), Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+), normal, Nyeri tekan Epigastrium (+) Ekstremitas : Bentuk normal, pergerakan normal.
Diagnosis Pre operasi Fibro Adenoma Mamame Sinistra Jenis Operasi Eksterpasi Diagnosis Post operasi FAM Sinistra Status Fisis : ASA (1) Pasien sehat organik, fisiologik & biokimia
Premedikasi Valium Tab. 10 mg Jenis Anestesi Anestesia umum Teknik Anestesia LM no. 4 ttp Abs VK
alur anestesi
PREMEDIKASI Valium 10 mg
Pasang LM
ANATOMI LM
METODE LM
Induksi : Recofol 100 mg Relaksan non depol : Roculax 30 mg Analgesik : Fentanyl 0,1 Rumatan
PENJELASAN
1.
2.
3. 4.
5. 6. 7. 8.
Fentanyl analgesik Fresofol induksi Roculax muscle relaxan Remopain analgesic pasca bedah (disuntikkan saat penjahitan subcutis) Insetron mual-muntah Sulfa Atrophin Prostigmin Isoflurane dan N2O maintenance anestesi
PASCA ANESTESI
SKOR ALDRATE
14.30
2 2 2 2 10
Ekstubasi dilakukan jika apabila aktivitas refleks telah kembali, diberikan O2 hingga sadar penuh Selalu menyediakan alat penghisap /suction Monitoring tanda vital dan perdarahan Analgetik (non-narkotik)
FENTANYL
Golongan Opiad (morfin, petidin,sufentanil ) 75-125 kali lebih poten dari morpin Sebagai analgesia dan anestesia Tidak mengganggu kardiovaskuler >> digunakan induksi pasien dg kelainan jantung Dosis induksi IV : 5 40 g. Dosis Analgesia IV/IM 25 100 g, (0,7 2 g/kg BB) Dosis rumatan 0,3-1 g /kg BB Fentanyl + droperidol neuroleptanalgesia Efek samping : - KV : bradikardi, hipotensi - Pulmoner : Depresi pernapasan, apnoe - GI : mual, emesis, pengosongan lambung terteunda, spasme tr.biliaris - Mata : miosis - Muskuloskeletal : kekakuan otot
Rokuronium Bromida
Relaksasi otot skelet Intubasi : IV 0,6 1,2 mg/kgBB. Pemeliharaan : IV, 0,06-0,6/kgBB (10-50 % dari dosis intubasi) Rokuronium pilihan relaksan otot untuk pembedahan singkat Efek samping :
KV : takikardia, aritmia Pulmoner : hipoventilasi, apne, bronkospasme, hipertensi puloner Muskuloskelet : Blok yg tidak adekuat, blok yg diperpanjang Dermatologik : ruam, edema tempat suntikan, pruritus.
PROSTIGMIN Neostigmin
Dosis : Reversi : IV lambat. 0,05 mg/kgBB (dengan atropin 0,015 mg/kgBB, atau glikopirolat 0,01 mg/kg)
Efek samping :
KV : bradikardia, takikardia, blok AV, ritme nodal, hipotensi Pulmoner : Peningkatan sekresi oral, faring, dan bronkus, bronkospasme, depresi pernafasan SSP : kejang, disartria, sakit kepala GI : mual, emesis, flatulensi, peningkatan peristaltis GU : sering berkemih Dermatologik : ruam, urtikaria Alergik : reaksi alergi, anafilaksis
ATROPIN SULFAT
Pengobatan dari bradikardia sinus, premedikasi (vagolisis), reversi dari blokade neuromuskuler (blokade efek muskarinik antikolinesterase), terapi tambahan pd pengobatan bronkospasme dan tukak lambung Dosis : bradikardia sinus = 0,5 1,0 mg; ulangi setiap 3-5 menit sesuai indikasi. (dosis maks 40 g/kg)
Efek samping :
-
KV : takikardia (dosis tinggi), bradikardia (dosis lemah), palpitasi SSP : kebingungan, halusinasi Pulmoner : depresi napas GI : refluks esofagus Mata : penglihatan kabur, midriasis, peningkatan tek. Intraokuler Dermatologik : urtikaria Lain : mulut kering, reaksi alergi.
ISOFLURAN
Isofluran banyak digunakan untuk bedah otak Efek thd depresi jantung dan curah jantung minimal shg digemari untuk anastesia teknik hipotensi dan banyak digunakan untuk pasien dng gangguan koroner Dosis pelumpuh otot dpt dikurangi sampai 1/3 dosis biasa jika menggunakan isofluran
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Said A. Dkk Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2007. Muhiman, Muhardi. Dkk Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1989. Lunn, John N. Catatan Kuliah Anestesi, Edisi keempat. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2005. Dobson, Michael B. Penuntun Praktis Anestesi. World Health Organization. Penerbit Buku Kedokteran. ECG Omoigui, sota. Buku saku Obat-obatan Anestesia, edisi II. Penerbit buku Kedokteran, Jakarta EGC 1997.