Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2:
R. Helisa Pera Nasta Aulia Listi Amie Dhiza Diana Rovita
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang. 5) Hubungan Masyarakat Public Relation Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas pretasi yang telah dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat, serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 6) Sumber Fakta dan Gambaran Source of Facts and Figures Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam. FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No 4: Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations, tujuan laporan keuangan sebagai berikut: a. Laporan Keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi b. Memberikan informasi untuk membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memeberi pelayanan tersebut. c. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya. d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih, pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tsb. e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama 1 periode. f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi likuiditas organisasi g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pengguna dalam memahami informasi keuangan yang diberikan. Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara: a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan. b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya. c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi. e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
b.
c.
d.
e.
c. d. e. f. g. h. i. j.
Investor Pengguna jasa (fee-paying service recipients) Karyawan/ pegawai Pemasok (vendor) Dewan legislatif Manajemen Pemilih (voters) Badan pengawas (oversight bodies)
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan organisasi, karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya material, dewan legislative, dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya, dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi. Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor publik menjadi lima kelompok, yaitu: a. Lembaga pemerintah (governing bodies) b. Investor dan kreditor c. Pemberi sumber daya (resourceproviders) d. Badan pengawas (oversight bodies) e. Konstituen Pengklasfikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah dengan mempertimbangkan semut organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sektor pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen. Ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya, investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu. Sementara itu, Hanley el d. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu: 1. Anggota terpilih (electedmembers) 2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak 3. Pelanggan atau klien 4. Karyawan/pegawai 5. Pelanggan dan pemasok 6. Pemerintah 7. Pesaing (competitors) 8. Regulator 9. Pemberi pinjaman (leaders)
5 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B) Kelompok 2
10. Donor dan sponsor 11. Investor atau patner bisnis 12. Kelompok penekan lainnya Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi dan Anessi-Pessina(l997) : 1. Masyarakat pengguna jasa publik 2. Masyarakat pembayar pajak 3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan public sebagai input atas aktivitas organisasi 4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah 5. Badan-badan internas'ional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb. 6. Investor using dan Country Analyst 7. Generasi yang akan datang 8. Lembaga Negara 9. Kelompok Politik (Partai Politik) 10. Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD) 11. Pegawai pemerintah Serikat dagang sektor publik Governmental Accounting Standars Board (GASB) (1999, p. B184) mengidentifikasikan pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab, 2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat, 3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/ atau berpartisipasi dalam proses pemberian pinjaman.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah telah melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan. 3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat risiko, likuiditas, dan solvabilitas. 4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara. 5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis. 6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
x x x x x x x x x x x x x x x
Kewajiban Lancar Utang Usaha Pinjaman Jangka Pendek Bagian-lancar Pinjaman Jangka Panjang Penyisihan Employee Benefits Pensiun Total Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Utang Usaha Pinjaman Penyisihan Employee Benefits Pensiun Total Kewajiban Tidak Lancar Total Kewajiban Aktiva Neto AKTIVA/EKUITAS NETO Modal Sumbangan Entitas Pemerintah Cadangan Akumulasi Surplus (Defisit) Partisipasi Minoritas Aktiva/Ekuitas Neto Total
x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x
TABEL 2: Laporan Kinerja Keuangan CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT FUNGSI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20XX (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Operasi Pajak Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan Pendapatan dari transaksi pertukaran Transfer dari entitas pemerintah lain Pendapatan operasi lainnya Total pendapatan operasi 8 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B) Kelompok 2 x x x X X X
Biaya operasi Jasa publik umum Pertahanan Keteraturan dan kemanan publik Pendidikan Kesehatan Proteksi/jaring pengaman sosial Fasilitas masyarakat dan perumahan Rekreasi, budaya dan agama Masalah ekonomi Proteksi lingkungan Biaya ekonomi Surplus (Defisit) dari aktiva operasi Biaya bunga Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan Pendapatan (biaya) total non-operasi Surplus (Defisit) dari aktiva operasi Surplus (defisit) saham partisipasi minoritas Surplus (defisit) neto Pos Luar Biasa Pos luar biasa Surpus (defisit) neto selama periode berjalan
X X X X X X X X X X X X (x) X X X X X X X
TABEL 3: Laporan Kinerja Keuangan CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HAKIKAT ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8 (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Operasi Pajak Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan Pendapatan dari transaksi pertukaran Transfer dari entitas pemerintah lain Pendapatan operasi lainnya Total pendapatan operasi Biaya operasi Gaji, upah dan employee benefits Grants dan pembayaran transfer lain Perlengkapan dan barang konsumsi yang dipakai 9 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B) Kelompok 2 x x x x x x x x x
Biaya penyusutan dan amortisasi Biaya operasi lainnya Total biaya operasi
Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi Biaya keuangan Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan Pendapatan (biaya) total monoperasi Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas Surplus/(Defisit) Neto Sebelumnya Pos Luar Biasa Pos luar biasa Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan TABEL 4: Laporan Arus Kas menurut Metode Tidak Langsung ORGANISASI SEKTOR PUBLIK LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI Surplus (defisit) dari aktivitas biasa Perubahan nonkas Penyusutan Amortisasi Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu Peningkatan utang Peningkatan pinjaman Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya karyawan Laba/rugi penjualan investasi Peningkatan aktivitas lancar lainnya Peningkatan investasi karena evaluasi Peningkatan piutang Pos luar biasa Arus kas neto dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian bangunan dan peralatan Hasil penjulanan bangunan dan peralatan Hasil penjualan investasi Pembelian sekuritas mata uang asing Arus kas neto dari aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 10 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B) Kelompok 2
x x x x (x) x x x x x x x
Penerimaan dari pinjaman Pembayaran kembali pinjaman Distribusi/ dividen kepada pemerintah Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas Kas dan setara kas awal periode Kas dan setara kas akhir periode
xx (xx) (xx) xx xx xx xx
TABEL 5: Laporan Arus Kas menurut Metode Langsung ENTITAS SEKTOR PUBLIK LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8 (dalam ribuah rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI Penerimaan Perpajakan Perpajakan Penjualan barang dan jasa Hibah Penerimaan bunga Pembayaran Biaya karyawan Pensiunan Penerima bunga Penerima lainnya Arus kas neto dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian peralatan Hasil penjualan peralatan Hasil penjualan investasi Pembelian sekuritas mata uang asing Arus kas neto dari aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Penerimaan dari pinjaman Pembayaran kembali pinjaman Distribusi/deviden dari BUMD Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas Kas dan setara kas awal periode Kas dan setara kas akhirperiode
3. Dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang diinvestasikan dalam organisasi public akan berusaha dipertahankan. Gagsan mempertahankan modal ini dapat diartikan bahwa pendapatan hanya diakui setelah modal dipertahankan seutuhnya. Dalam dasar akrual, biaya historis sebuah asset merupakan nilai awal. Jika asset tersebut merupakan modal organisasi, nilai awalnya adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila kemudian modal asset tersebut dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, keuntungan akan diakui sebagai pendapatan. Inilah kelemahan biaya historis. Keuntungan yang didapatkan harus merupakan selisih lebuh nilai jual dibandingkan nilai pasar asset pada saat itu. Nilai pasar asset saat itu lebih riil digunakan kerena asset telah disusutkan dan digunakan manfaatnya. Beberapa masalah aplikasi dasar akrual dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Penetuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh subjektivitas individu pencatat transaksi cukup besar. 2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis dan inflasi. 3. Jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akrual membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit sehingga lebih mahal. 4. Peluan terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Peluang manipulasi ternuka ketika apabila pengeluaran uang dilakukan tanpa melalui prosedur, terutama untuk pengeluaran uang dibawah normal. c. Akuntansi Dana (Fund Accounting) Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif system akuntansi di sektor publik yang dikembangkan dari dasar kas dan pengendalian anggaran. Bagi sektor publik, dana kas setor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi, sehingga system akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan dana kas. Sistem akuntansi dana mengakui transaksi organisasi ketika komitmen sudah disepakati. Ini berarti transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima. Fungsi dan Permasalahan Akuntansi Dana Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya adalah manajer tidak bias mengendalikan laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan tersebur adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer sangat menentukan seberapa besar pencairan anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat mengendalikan kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.
Akuntansi dana berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan. Pesanan yang diterima, yang berkaitan dengan penerimaan tidak akan diperhitungakan sampai faktur dikirimkan. Jadi, masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi penerimaan. Walaupun akuntansi dana dapat mengendalikan anggaran, permasalahan penerapannya pada laporan keuangan tidak dapat dihindarkan.laporan keunagn mengungkapkan pengeluaran yang didikung bukti pemesanan. Pembatalan pemesanan secara hukum tidak akan berdampak apa-apa. Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan mengalami masalah dengan pengeluaran anggran di bawah target dalam bulan-bulan tertentu, dimana kekurangn tersebut akan ditutup pada bulan berikutnya. Dalam akuntansi dana manajer dapat mengirimkan pesanan beberapa hari sebelum akhir tahun untuk memenuhi anggaran. Akuntansi dana memberikan peluang kontribusi ke cadangan umum pada akhir tahun dan menjadikan kontribusi itu sebagai pembiayaan. Jika akuntansi dana yang diterapkan selama periode tertentu, pengubahan menjadi akrual biasanya dilakukan pada akhir tahun dan penyesuaian akunnya sebagai berikut: Pesanan yang dikirim Pengeluaran no. 1 a/c Pengeluaran no. 2 a/c xx xx xx
Sumber :
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nordiawan, Deddi, (2011), Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.