You are on page 1of 6

Data Penimbangan & Pengamatan Penimbangan Sampel S1 S2 = 1,5324 g = 1,5329 g

Penimbangan baku primer Asam Oksalat Berat botol kosong Berat botol kosong + zat Berat Zat = 0,0000 g = 0,316 g = 0,316 g

Normalitas Asam Oksalat

PembacaanVolume NaOH (mL) V.H2C2O4 10 ml 10 ml N.H2C2O4 0,1002 N 0,1002 N V. NaOH 11,6 11,8 N. NaOH 0,0863 0,0849

Perhitungan
1.

V1N1 = V2N2 100,1002 = 11,6N2 N2 = 0,0863N V1NI = V2N2 100,1002 = 11,8N2 N2 = 0,0849 N

2.

Normalitas HCL

V.HCL 10 ml 10 ml

N.HCL 0,0838 N 0,0813 N

V.NaOH 9,8 ml 9,5 ml

N.NaOH 0,0856 N 0,0856 N

Perhitungan : 1. V1N1 = V2N2 9,80,0856 = 10N2 N2 = 0,0838 N 2. V1N 1 = V2N2 9,5x0,0856 = 10xN2 N2 = 0,0813 N N rata-rata = =0,0825 N

Penentuan Kadar Sampel

Volume titrasi blanko Faktor Konversi Berat Sampel S1 : 1,5324g S2 : 1,5329g V. sampel 40,1 mL 39,2 mL

= 47,6 mL = 5,76 N. NaOH 0,0856 0,0856 F 5,76 5,76 V. Blanko 47,6 mL 47,6 mL

Perhitungan Kadar Protein : 1. =


( ( )

= 3,38%
*( )( )+

*(

) (

)+

= 3,64 % 2. = ]
( ( )

= 3,78%
*( )( )+

*(

) (

)+

= 4,05 %

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini digunakan sample yang berasal dari batagor isi kentang yang dijual di depan Universitas Widya Mandala. Batagor yang umumnya dikonsumsi tidak hanya mengandung protein saja, namun juga lemak, karbohidrat namun pada praktikum kali ini difokuskan hanya untuk menghitung kadar proteinnya saja dengan menggunakan metode kjehdahl. Sample yang dipilih adalah batagor kentang karena kentang mengandung karbohidrat sehingga yang dihitung disini adalah kadar protein dari tepungnya saja. Bila digunakan sample telur ataupun tahu maka akan menambah konversi protein yang terhitung. Langkah awal yang dilakukan adalah mengeringkan labu dengan cara membilas dengan alcohol teknis lalu di oven pada suhu 100C. Suhu 100C ini berfungsi untuk menguapkan segala kelebihan air ataupun alcohol yang ada dalam labu (titik dididh air= 100C). Sesudah kering, labu diisi dengan sample yang telah dihaluskan trlebih dahulu, tablet selenium dan 2 buah batu didih. Tablet selenium berfungsi untuk menaikkan titik didih sedangkan batu didih berfungsi untuk mencegah terjadinya bumping. Batu didih merupakan butiran berpori dimana dalam pori tersebut terdapat udara yang akan membantu agar tekanan uap dalam labu sama dengan atmosfir. Ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 25 ml. Sesudah ditambahkan, lakukan proses destruksi. Api yang digunakan dimulai dari api terkecil yaitu api no. 1 dan bila asap yang dikeluarkan tidak terlalu banyak, api dapat dibesarkan menjadi api no. 2 lalu dilanjutkan ke api no. 3. Penyalaan api ini tidak boleh diperccepat hingga langsung no. 3 dikarenakan asap yang akan dihasilkan merupakan asap yang beracun dimana alat kjehdahl ini dilengkapi dengan alat penghisap gas. Bila dilakukan nyala api besar seketika, asap yang ditimbulkan akan berlebih hingga penghisap belum sempat menghisap asap tersebut dan asap dapat tersebar dalam ruangan seketika. Bila sudah didapati cairan jernih berwarna hijau dan tidak berasap lagi, labu dapat diambil dan didinginkan dengan air mengalir pada bagian luar labu. Warna hijau ini mengindikasikan terbentuknya CuSO4 sebagai hasil reaksi Cu dari tablet selenium dengan asam sulfat. Labu yang telah dingin, ditambahkan 100 ml air secara perlahan, perlu diingat reaksi yang berangsung bersifat eksoterm(menghasilkan panas ke luar/lingkungan) sehingga perlu berhati-

hati. Langkah selanjutnya adalah menambahkan NaOH 10N untuk mengubah ammonium sulfat menjadi ammonia. Ditambahkan serbuk Zn secukupnya yang dapat meratakan pemanasan dengan cara menghasilkan gas H2. Sisa NaOH 10N tadi digunakan untuk membilas Zn yang tertinggal di dinding labu. Untuk mencegah hilangnya gas H2 yang dihasilkan Zn, segera letakkan labu pada rak destilasi dan jalankan api pada no. 1. Proses destilasi ini merupakan proses perubahan fase cair menjadi gas lalu didinginkan dengan kondensor sehingga terembunkan menjadi fase cair lagi. Tampungan cairan hasil destilasi ini ditampung pada wadah erlenmeyer berisi HCl 0,1N. HCl yang digunakan telah mengalami proses pembakuan terlebih dahulu dengan NaOH 0,1 N. Yang mana NaOH dibakukan terlebih dahulu dengan asam oksalat. Asam oksalat merupakan baku primer sehingga tidak memerlukan proses pembakuan sedangkan HCl dan NaOH merupakan baku sekunder sehingga memerlukan proses pembakuan terlebih dahulu. Proses pembakuan dilakukan dengan cara titrasi asam basa disertai indikator. Indikator yang digunakan pada pembakuan NaOH dan asam oksalat adalah phenolphatalein sedangkan untuk pembakuan HCl dengan NaOH menggunakan indikator metal merah. PP akan berubah menjadi merah/ merah muda pada suasana basa. Sedangkan metal merah akan berubah menjadi kuning bila dalam suasana basa. Proses destilasi berakhir ketika volume kondensat hasil tampungan mencapai 200ml. Ini sesuai dengan ketentuan awal bahwa destilasi berlangsung hingga volume di labu mencapai 1/3 nya. Bila di labu berarti di tampungan terdapat 2/3. 2/3 ini terhitung dari 2/3 dkalikan 225(225 merupakan jumlah volume total yang dimasukkan ke dalam labu). Tampungan dari proses destilasi ini dititrasi kembali dengan NaOH 0,1N. Pada praktikum kali ini digunakan 2 buah labu untuk sample dan 1 labu untuk blanko. Blanko berisi semua zat/ larutan yang ditambahkan sesuai dengan prosedur sample namun tidak mengandung sample. Berdasarkan hasil praktikum kadar protein yang didapatkan adalah 3,38% sedangkan pada replikasi ke 2 ddapatkan hasil 3,78% seddangkan bila blanko gagal dapat dihitung dengan cara lain dan menunjukkan hasil sebesar 3,64% dan 4,05%. Perbedaan kadar ini cukup besar, hal ini dapat dikarenakan kurang homogennya sample yang kami gunakan, jadi ada yang mengandung lebih banyak kentang namun sedikit tepung atau banyak tepung dan sedikit kentang. Sehingga sebaiknya untuk praktikum kedepan sample dihomogenkan terlebih dahulu dan tidak hanya dihaluskan saja. Kadar protein yang kami dapatkan tidaklah 100% benar hal ini

dikarenkan metode kjehdahl didasarkan pada perhitungan jumlah nitrogen saja. Memang benar protein terdiri dari N namun terdapat pula senyawa-senyawa lain yang memiliki gugus N namun bukan merupakan protein dapat mempengaruhi hasil pembacaan.

Kesimpulan Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Berdasarkan hasil analisa, kadar protein total pada batagor isi kentang adalah 3,58 % dan 3,85%

You might also like