You are on page 1of 13

KONSEPSI RECHTSSTAAT DAN RULE OF LAW Negara hukum adalah suatu doktrin dalam ilmu hukum yang mulai

muncul pada abad ke-19 di Eropa, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Negara hukum merupakan terjemahan dari Rule of Low atau Rechtsstaat. Secara sederhana pengertian negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di negara yang berdasarkan hukum, negara termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Negara hukum menurut Friedman, dibedakan antara pengertian formal (in the formal sense), dan pengertian hakiki (ideological sense). Dalam pengertian formal Negara hukum tidak lain adalah "organized public power" atau kekuasaan umum yang terorganisasikan. Oleh karena itu, setiap organisasi hukum (termasuk organisasi yang namanya negara) mempunyai konsep negara hukum, termasuk negara-negara otoriter sekalipun. Negara hukum dalam pengertian hakiki (materil), sangat erat hubungannya dengan menegakkan konsep negara hukum secara hakiki, karena dalam pengertian hakiki telah menyangkut ukuran-ukuran "entang hukum yang baik dan hukum yang buruk. Cara menentukan ukuran-ukuran tentang hukum yang baik dan hukum yang buruk dalam suatu konsep negara hukum sangat sulit, karena setiap masyarakat yang melahirkan konsep tersebut berbeda satu sama lain dan karenanya "rasa keadilan" di setiap masyarakat berbeda pula. Dengan demikian, ide negara hukum terkait erat dengan konsep rechtsstaat dan the rule of law, meskipun terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia sama-sama negara hukum, namun sebenarnya terdapat perbedaan antara rechtsstaat dan rule of law. Menurut Prof. Dr. Mahfud MD, perbedaan konsepsi tersebut sebenarnya lebih terletak pada operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan atas hak-hak asasi manusia. 1. Substansi Konsepsi Rechtsstaat Dan Rule Of Law. Berbagai doktrin yang menunjukkan ciri-ciri dari suatu negara hukum muncul seiring dengan berkembangnya konsep negara hukum baik di negara menganut sistem hukum Anglo Saxon dan sistem hukum Eropa Kontinental. Dalam sistem hukum Anglo Saxon, negara hukum sering disebut Rule of Law, sedangkan di negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental disebut sebagai Rechtsstaat.

Frederich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtstaat meliputi: a. Hak Asasi Manusia; b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin Hak Asasi Manusia yang biasa dikenal sebagai trias politica; c. Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan; dan d. Peradilan administrasi dalam perselisihan. Adapun A.V Dicey dari kalangan ahli hukum anglo saxon memberi ciri-ciri Rule of Law sebagai berikut : a. Supremasi hukum; b. kedudukan yang sama di depan hukum ; dan c. terjaminnya Hak Asasi Manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan. Sedangkan, International Commision of Jurist pada konfrensinya di Bangkok pada tahun 1965 merumuskan ciri-ciri negara demokratis di bawah Rule of Law, yang meliputi: a. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain dari pada menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin; b. badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak; c. kebebasan untuk menyatakan pendapat; d. pemilihan umum yang bebas; e. kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; dan f. pendidikan kewarganegaraan.

Sebagian ciri negara hukum yang telah diuraikan di atas khususnya dalam konsep negara hukum material, dalam penerapannya di berbagai negara demokrasi modern hampir semua dilaksanakan, hanya saja seringkali law in the book seringkali berbeda dengan law in action, atau das sollen berbeda dengan das sein. Penyimpangan antara aturan hukum yang telah dibuat dan seharusnya berkedudukan di atas segalanya dengan kenyataan bahwa intervensi kekuasaan mempengaruhi pelaksanaan hukum menjadikan hukum dipengaruhi oleh anasir-anasir non hukum yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam proses penegakan hukum.

Setidaknya ciri-ciri negara hukum di atas dapat menjadi indikator pelaksanaan konsep negara hukum pada suatu negara. Dari uraian-uraian di atas,menurut Prof. Dr.Jimly Asshiddiqie.SH, dapat dirumuskan kembali adanya dua belas prinsip pokok Negara Hukum (Rechtsstaat) yang berlaku di zaman sekarang. Kedua-belas prinsip pokok tersebut merupakan pilar-pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya satu negara modern sehingga dapat disebut sebagai Negara Hukum (The Rule of Law, ataupun Rechtsstaat) dalam arti yang sebenarnya, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Supremasi Hukum (Supremacy of Law) Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law) Asas Legalitas (Due Process of Law) Pembatasan Kekuasaan Organ-Organ Eksekutif Independen Peradilan Bebas dan Tidak Memihak Peradilan Tata Usaha Negara Peradilan Tata Negara (Constitutional Court) Perlindungan Hak Asasi Manusia

10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat) 11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat) 12. Transparansi dan Kontrol Sosial.

Definisi/Pengertian Rule Of Law Menurut Para Ahli dan Sejarah Rule of Law RULE OF LAW adalah RULE BY THE LAW. Maksudnya adalah bahwa hukum menjadi petunjuk bagi praktek kenegaraan suatu negara. Dengan kata lain, hukumlah yang tertinggi dan bukan Pemerintah. Rule of law tidaklah hanya memiliki sistem pengadilan yang sempurna di atas kertas (rule of law yang bersifat formal), akan tetapi ditentukan oleh kenyataan bahwa rakyat

benar-benar dapat menikmati perlakuan yang adil, baik dari sesama warga negara maupun dari pemerintahannya. Rule of law identik dengan KEADILAN.

Prof. Sunarjati Hartono. Mengutip pendapat yang digunakan Friedman bahwa kata rule of law dapat dipakai dalam arti formil (in the formal sense) dan dalam arti materiil (ideological sense). Dalam arti formil ini, maka the rule of law adalah orgenised public power atau kekuasaan umum yang terorganisir. Sedangkan dalam arti materil, the rule of law adalah berbicara tentang just law (hukum yang mengandung keadilan).

T. D. Weldon. Memberikan pengertian mengenai Negara yang menganut paham the rule of law yang berarti Negara tersebut tidak hanya memiliki suatu peradilan yang sempurna diatas kertas saja, akan tetapi ada atau tidaknya the rule of law dalam suatu Negara tergantung daripada kenyataan apakah rakyatnya benar-benar dapat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik dari sesama warga negaranya, maupun dari pemerintahnya. Secara umum, hukum adalah kumpulan aturan - aturan yang ditetapkan negara dikenakan sanksi atau konsekuensi. Yang dominan adalah bahwa konsep rule of law mengatakan apa apa tentang justness dari hukum itu sendiri, tetapi hanya bagaimana sistem hukum beroperasi. Negara demokrasi pada dasarnya adalah Negara hukum. Pembedaan Rule Of Law berdasarkan pengertian, friedman membedakan Rule Of Law menjadi 2 yaitu: Pengertian secara formal (in the formal sense) Pengertian secara hakiki/materil (ideological sense)

Sejarah Rule Of Law. Aturan hukum adalah ideal kuno, dan telah dibahas oleh para filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles sekitar 350 SM. Supremasi hukum bukan eksklusif gagasan Barat karena juga di kembangkan oleh para ahli hukum Islam sebelum abad kedua belas. Pada tahun 1215 M, perkembangan hukum terjadi di Inggris. Raja John menempatkan dirinya dan masa depan Inggris penguasa dan hakim setidaknya sebagian dalam penegakan hukum, dengan menandatangani Magna Carta. Pada tahun 1776, gagasan bahwa tidak ada yang di atas hukum sangat populer saat pendirian Amerika Serikat. misalnya Thomas Paine menulis dalam pamflet Common Sense bahwa di Amerika, hukum adalah raja. Paul Woodruff mengatakan bahwa dalam masa demokrasi di zaman Yunani telah berkembang sebuah konsep tentang hukum suatu bangsa, dimana hukum digunakan untuk mengatur suatu Negara yang berdaulat, dan konsep tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan nomos (hukum). Hans Kelsen memberikan sebuah teori tentang hukum, bahwa hukum adalah tata aturan (order) sebagai suatu sistem aturan-aturan (rules) tentang perliaku-perilaku manusia. Dengan demikian hukum tidak menunjuk pada satu aturan tunggal (rule), tetapi seperangkat aturan (rules) yang memilki suatu kesatuan sehingga dapat dipahami sebagai suatu sistem. Berdasarkan pertemuan ICJ di Bangkok tahun 1965 posisi rule of law makin diperkuat dalam kehidupan bernegara. Nomos yang dalam sejarah Yunani kuno bertujuan untuk mengatur suatu Negara yang berdaulat pada dasarnya adalah bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap sifat-sifat Negara yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya. Sifat-sifat Negara tersebut adalah: 1. Sifat memaksa 2. Sifat monopoli 3. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing).

Prinsip-Prinsip Rule Of Law Terdapat tiga unsur yang fundamental dalam rule of law, yaitu : Supermasi aturan-aturan hukum. Kedudukan yang sama di muka hukum.

Terjaminya hak-hak asasi manusia

Sedangkan menurut Santosa, rule of law merupakan salah satu prinsip dalam penciptaan good governmence, dan ia memiliki karakteristik antara lain : Adanya supermasi hukum. Adanya kepastian hukum. Adanya hukum yang responsif. Adanya penegakan hukum yang tidak diskriminatif dan konsisten (santosa.)

Syarat-syarat pemerintahan yang demokratis dibawah rule of law yang dinamis sebagai berikut : Perlindungan konstitusional. Lembaga kehakiman yang tidak memihak. Pemilihan umum yang bebas. Kebebasan menyatakan pendapat. Kebebasan bersyerikat, berorganisasi, beroposisi dan pendidikan kewarganegaraan. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law Pelaksanaan Rule Of Law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Prinsip-prinsip Rule Of Law secara hakiki sangat erat kaitannya dengan the enofercement of the rules of law dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Pada akhirnya rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan Rule of Law belum dirasakan sebagian masyarakat. Indonesia adalah Negara hukum dalam arti materiil terdapat dalam pasal pasal UUD 1945. Unsur-Unsur Rule Of Law. Prof Miriam Budiarjo mengatakan bahwa unsur-unsur Rule of Law dalam arti yang klasik yang dikemukakan oleh A. V. Dicey mencakup : Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang (absence of arbitrary power), dalam arti seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.

Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil ini berlaku baik bagi orang biasa, maupun pejabat. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di Negara lain oleh undangundang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.

Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law ialah : Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan hak-hak yang dijamin. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (Independent and impartial tribunals). Pemilihan umum yang bebas. Kebebasan untuk menyatakan pendapat, pendidikan kewarganegaraan (civil education). Kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan beroposisi.

Persamaan antara konsep rechtsstaat dan konsep rule of law

A. Menurut Huda (2005:73-74) 1. Persaman antara konsep rechtsstaat dengan konsep rule of law, yaitu : pada dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama, yakni pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. 2. Perbedaan antara konsep rechsstaat dengan konsep rule of law, yaitu: a. Konsep rechsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya revolusioner, sebaliknya konsep rule of law berkembang secara evolusioner. b. Konsep rechsstaat bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut civil law, sedangkan konsep rule of law bertumpu atas sistem hukum yang disebut common law.

Karakteristik civil law adalah administratif, sedangkan karakteristik common law adalah judicial. B. Menurut Mahfud MD (dalam Imamuddin,2011). Perbedaan konsepsi antara rechtsstaat dengan rule of law sebenarnya lebih terletak pada operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan atas hak-hak asasi manusia. C. Menurut Kampar (2008). perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of law ialah pada konsep rechtsstat peradilan administrasi negara merupakan suatu sarana yang sangat penting dan sekaligus pula ciri yang menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sebaliknya pada rule of law, peradilan administrasi tidak diterapkan, karena kepercayaan masyarakat yang demikian besar kepada peradilan umum. Ciri yang menonjol pada konsep rule of law ialah ditegakkannya hukum yang adil dan tepat (just law).

BAB II RULE OF LAW

2. 1

Pengertian Rule Of law (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu :

Friedman

Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.

Rule of law mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom

2.2

Sejarah berdirinya rule of law

Latar belakang kelahiran rule of law: a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan

Negara. b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.

c.

Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.

Rule of law adalah doktrin2) hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan negara konstitusi3) dan demokrasi. Rule of law4) adalah konsep tentang common law Unsure-unsur Kedudukan rule of law menurut A.V. aturan-aturan sama didalam menghadapi Dicey terdiri dari: hukum. hukum. Supremasi5) yang

Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan

pengadilan. Paham rule of law di Inggris diletakan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di Amerika di letakan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda paham rule of law lahir dari paham kedaulatan Negara, melalui paham kedaulatan hokum untuk mengawasi pelaksanaan tugas kekuatan pemerintah. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi seluruh masyarakatnya, khususnya keadilan social. Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut rule of law adalah: 5. 6. 7. 8. 9. Badan Adanya kehakiman Pemilihan Kebebasan Kebebasan untuk yang perlindungan bebas umum untuk dan yang menyatakan dan tidak konstitusional. memihak. bebas. pendapat. beroposisi.

berserikat/berorganisasi

10. Pendidikan kewarganegaraan.

1) 2) 3)

berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah Ajaran dari suatu rezim yang dianggap benar sehingga harus dipatuhi

[n] (1) segala ketentuan dan aturan tt ketatanegaraan (undang-undang dasar dsb); (2) undang-undang dasar suatu negara

4) 5)

Penegakan hukum seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian.

6) 7) 2.3

kekuasaan tertinggi (teratas). [a] bersangkutan dng, sesuai dng, atau diatur oleh konstitusi suatu Negara. Fungsi Rule Of Law

Fungsi Rule Of Law pada hakikat nya adalah jaminan adanya keadilan social bagi masyarakat, terutama keadilan social.

Penjabaran prinsip-prinsip8) Rule Of Law secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD 1945 yaitu: Pasal 1 ayat 3 Pasal 24 ayat 1 Pasa 27 ayat 1 Pasal 28D ayat 1 dan 2 2.4 Agar a. Pelaksanaan pelaksanaan rule of law Rule bisa berjalan dengan of yang diharapkan, Law maka:

Keberhasilan the enforcement of the rules of law harus didasarkan pada corak

masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa. b. dan c. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh berkembang pada bangsa.

Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang

hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain. Asumsi dasar hokum progresif progresif bahwa hukum memuat adalah untuk manusia, bukan sebaliknya. yang Hukum kuat.

kandungan

moral

Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau back to law and order, kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.

Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.

2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau kekuatan 3. Legalitas terwujud dalam segala apapun. bentuk.

Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi Internasional: Beberapa o o o o kasus dan ilustrasi dalam penegakan KPU illegal rule of law dan antara 2005). lain: KPUD; logging;

Kasus Kasus

korupsi

Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA); Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;

Kasus

perdagangan

wanita

dan

anak.

2.5

Dinamika

Pelaksanaan

Rule

Of

Law

di

Indonesia

Dalam Proses Penegakan hokum di Indonesia di lakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari:

8) [n] asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar Kepolisian fungsinya memelihara keamanan dalam negeri. Yang memiliki tugas pokok yaitu: Memberi perlindungan, kepolisian Memelihara keamanan Menegakan pengayoman dan pelayanan kepada dan ketertiban masyarakat. Hukum. masyarakat. berikut:

wewenang

adalah

sebagai

- Mengawasi aliran yang menimbulkan perpecahan dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

- Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan. -Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.

- Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya. - Memberikan izin melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam. wewenang -Melakukan dan tugas Kejaksaan kejaksaan penuntutan

- Melaksanakan penetapan hakim dan putusa pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

- melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan putusan pidana masyarakat, putusan pidana pengawasan, dan keputusa lepas bersyarat.

- Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang. -Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

KPK(

komisi

Pemberantasn

Korupsi)

KPK di tetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil Tugas guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK

- berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi - Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. - Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Melakukan Melakukan tindakan-tindakan monitor terhadap pencegahan tindak pidana korupsi. Negara. KPK

penyelenggaraan

pemerintahan

wewenang

-Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan, terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenang dengan pemberantasan tindak korupsi.

- Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak korupsi yang sedang dilakukan Menetapkan oleh system pelaporan kepolisian dalam kegiatan dan pemberantasan kejaksaan. korupsi.

- Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. -hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27 Desember 2002.

-peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan hukum UU KPK. Badan peradilan

1) Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA mempunyai kewenangan:

- Mengadili pada tingkat kasai terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh peradilan. - Menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap Undangundang Kewnangan lain yang ditentukan undang-undang.

2) Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga peradilan pada tignkat pertama dan terakhir: Menguji undang-undang terhadap UUD 1945

- Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Memutuskan pembubaran 1945 parpol

Memutuskan

perselisihan

tentang

hasil

pemilihan

umum

3) Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan kabupaten. Fungsi kedua peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan baik pidana dan perdata di tingkat kabupaten, dan tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57 UU No. 8 tahun 2004 menetapkan agar peradilan memberikan prioritas peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme, narkotika atau psikotropika pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.

You might also like