Professional Documents
Culture Documents
Reza Safiqri
Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu Reticular Actvating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas otak di yakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotinin dari BSR (Tarwoto, Wartonah, 2003).
Pengertian
Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketegangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
Tahapan tidur
Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalan tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur terakhir.
NREM tahap II Periode suara tidur. Mulai relaksasi otot. Berlangsung 10-20 menit. Fungsi tubuh berlangsung lambat. Dapat dibangunkan dengan mudah. NREM tahap III Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak. Sulit dibangunkan. Relaksasi otot menyeluruh. Tekanan darah menurun. Berlangsung 15-30 menit.
NREM TAHAP IV Tidur nyenyak. Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun. Sekresi lambung menurun. Gerak bola mata cepat.
Tahapan tidur REM Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
Karakteristik tidur REM a. Mata: cepat menutup dan terbuka. b. Otot-otot: kejang otot kecil, otot besar imobilisasi. c. Pernapasan: tidak teratur, kadang dengan apnea. d. Nadi: cepat dan ireguler. e. Tekanan darah: meningkat atau fluktuasi. f. Sekresi gaster: meningkat g. Metabolisme: meningkat, temperatur tubuh naik. h. Gelombang otak: EEG aktif. i. Siklus tidur: sulit untuk dibangunkan.
Lanjutan
Toddler. a. Tidur 10-12 jam/hari. b. Tahap REM 25% Prasekolah. a. Tidur 11 jam pada malam hari. b. Tahap REM 20% Usia sekolah. a. Tidur 10 jam pada malam hari. b. Tahap REM 18,5%
Lanjutan
Remaja. a. Tidur 8,5 jam pada malam hari. b. Tahap REM 20%. Dewasa Muda. a. Tidur 7-9 jam/hari. b. Tahap REM 20-25%. Usia dewasa pertengahan. a. Tidur 7 jam/hari. b. Tahap REM 20%.
Lanjutan
Usia Tua. a. Tidur 6 jam/hari. b. Tahap Rem 20 25 %. c. Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen. d. Sering terbangun pada malam hari.
Insomnia: ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Hipersomnia: berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme. Parasomnia: sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan). Narkolepsi: suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur.
Gangguan Tidur
Lanjutan
Apnea tidur dan mendengkur: mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara dihidung dan mulut, misalnya amandel. Periode apnea berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit. Mengigau: hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.