You are on page 1of 6

TUGAS TEKNIK PENGOLAH HASIL PERKEBUNAN Sludge Separator dan Oil Purifier

Nama: Wunardi Surya NIM: 100401039

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Sumatera Utara

Medan

Sludge Separator
Sludge Separator atau sering juga disebut Nozzle Separator adalah alat pemisah minyak dari kotoran secara mekanis. Pengolahan sludge merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kandungan minyak yang hilang (Oil Losses) terikut pada sludge sebagai salah satu limbah cair yang keluar dari pengolahan. Ada beberapa alat yang sering digunakan untuk pengutipan minyak dari sludge pada pabrik kelapa sawit. Alat tersebut dibagi menjadi dua bagian berdasarkan output keluaran yang dihasilkan, yaitu : a. Sludge separator (horizontal) dan sludge centrifuges (vertical) : Kedua jenis alat ini akan berfungsi untuk mengutip minyak dari sludge dengan cara pemusingan atau sentrifugal. Tujuan dari kedua jenis Sludge Separator tersebut diatas adalah sama, yaitu memisahkan minyak dari air dan kotoran. Mekanisme pemisahan minyak dari fraksi yang berat jenisnya 1(satu) menggunakan Gaya Sentrifugal dengan suhu cairan dalam Sludge Separator selalu dipertahankan diatas 90C, oleh karena itu alat ini sering disebut juga sebagai Centrifuge Separator.Yang membedakan hanya pada bentuk sentrifugal yang dihasilkan, pada sludge sentrifuges secara vertical sedangkan pada sludge separator secara horizontal. Namun kedua jenis alat ini memiliki kesamaan pada hasil output pengeluaran nya berupa cairan drap (heavy phase) dan light phase (kandugan cairan yang banyak mengandung minyak). Kesulitan utama yang dialami dalam pemisahan minyak dari sludge dengan menggunakan Sludge Separator, adalah karena seringnya penggantian Nozzle. Maka para ahli memikirkan alat pemisah lumpur yang lebih efektif yakni penggunaan Decanter.

Sludge Centrifuges

Sludge Separator

b. Decanter merupakan alat pengolahan sludge yang sudah banyak di terapkan pada pengolahan minyak di pabrik kelapa sawit. Pada decanter akan menghasilkan 3 phase pengeluaran yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Hal ini lah yang menjadi perbedaan antara decanter dengan sludge sentrifuges dan sludge separator. Pengaplikasian decanter pun memiliki penempatan yang bermacam-macam dengan fungsi yang bermacam-macam juga. Pengaplikasi decanter dapat digunakan sebelum minyak masuk CST, atau pun sebelum minyak masuk ke sludge tank, bisa juga sebagai pengganti sludge sentrifuges, dan dapat digunakan untuk pengolahan minyak keluaran oil tank untuk penganti oil purifier dalam mengurangi kadar kotor pada minyak produksi.

Decanter Pengolahan sludge pada stasiun klarifikasi diperlukan karena sludge tank terdiri dari bahan mudah menguap (volatile material) 80 85%, bahan padatan bukan minyak (NOS) 8 12% dan minyak 5 10%. Kandungan minyak 5 10% ini lah yang ingin tetap bisa diambil, karena kehilangan 1 % minyak saja akan sangat tidak di ingikan oleh pabrik kelapa sawit. Bisa dibilang akan mengakibatkan kerugian pada pabrik kelapa sawit, karena biasa pada setiap pabrik kelapa sawit memiliki standart rendemen (EOR) yang harus di capai. Dan hal pengolahan sludge ini lah sebagai upaya untuk bisa mencapai standart rendemen dan memperkecil kehilangan minyak selama pengolahan CPO (Crude Palm Oil).

Adapun komposisi sludge yang keluar dari sludge tank dipengaruhi oleh : Jumlah air pengencer (dilution water) yang digunakan. Jumlah air yang terkonsentrasi pada sludge seluruhnya berasal dari air buah, air pengencer pada screw press, air dari vibrating screen dan air dari pencucian yang terkumpul ke fat pit dan dipompakan ke COT atau CST. Perlakuan sebelumnya, apakah menggunakan desander seperti sand cyclone dan/atau strainer. Pabrik yang tidak menggunakan decanter untuk mengambil lumpur sebelum CST pada umumnya menggunakan desander. Pemakaian vibrating screen dapat ditempatkan pada bak penampung sludge yang kemudian dipompakan kedalam sludge separator. Oleh karena fungsi vibrating screen adalah untuk memisahkan lumpur dan pasir yang terdapat dalam cairan, dan dengan berkurangnya kandungan NOS, maka kemampuan sludge separator untuk memisahkan minyak semakin tinggi. Screen yang digunakan adalah ukuran 50 mesh, sehingga lumpur dan pasir halus yang lolos pada vibrating screen di COT dapat tertapis.

Oil Purifier
Purifier sering disebut juga Oil Centrifuge, yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran yang tidak dikehendaki. Purifier yang banyak digunakan ialah buatan Westfalia dan -Alfa laval. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama akan tetapi kedua alat ini memiliki perbedaan daya pisah fraksi ringan dan berat. Oil Centrifuge Westfalia memisahkan fraksi berat dengan Berat Jenis (BJ) 1,

artinya VM dan minyak berada dalam satu fraksi, sehingga NOS dan kotoran yang tergolong dalam fraksi berat saja, yang dipisahkan. Oil Centrifuge -Alfa laval memisahkan minyak dari NOS dan air, sehingga -Alfa laval akan dapat menurunkan kadar air dalam minyak dari 0,6 0,1% menjadi 0,4 0,6%. Disamping itu, -Alfa laval dapat diatur kapasitas olahnya, namun hal ini sering mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan.

Didalam proses pemurnian minyak kelapa sawit dengan menggunakan oil purifier, harus diperhatikan kadar lumpur dan air yang masih ada, dikarenakan di proses ini kadar lumpur harus di minimalkan agar proses kerja dari oil purifier tidak terlalu berat. Setelah melalui proses pemurnian yang cukup panjang, yang akhirnya proses penentuan tersebut jatuh pada oil purifier, yang bekerja agar meminimalkan dari kadar air 0,6 % - 0,1 % dan lumpur 0,1 % - 0,3 % sampai dengan 0,20 % - 0,50 %, dan juga kadar kotoran maksimum 0,015 % - 0,1 %. Alat Oil Purifier ini bekerja dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memutar suatu cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak saling melarutkan), sehingga dengan massa jenis yang berbeda dari setiap cairan, maka massa jenis yang paling ringan akan terlempar lebih jauh keluar dan disalurkan melalui nozle-nozle agar penempatan cairan-cairan tersebut dapat terpisah. Pada PKS Pagar Merbau digunakan Oil Purifier type PAPX 307 SGD-11G yang spesifikasi kerjanya sampai 6 ton / jam, sehingga dapat memaksimalkan proses pemurnian.

Disini Oil Purifier sangat dibutuhkan agar kualitas CPO semakin baik, karna pengurangan kadar air dan lumpur sangat diminimalisir, masalah-masalah yang terjadi di Oil Purifier yaitu berupa sumbatan-sumbatan aliran yang dapat mengakibatkan proses terhenti, oleh karena itu Oil Purifier harus dilakukan pembilasan setiap 1 jam sekali agar menghindari masalah penyumbatan kotoran. Pembilasan yaitu proses pembersihan pada Oil Purifiier dengan menggunakan air panas yang di injeksikan kedalamnya dengan suhu 90-95 untuk mengalirkan sisa-sisa lumpur yang tidak ikut terpisah.

You might also like