You are on page 1of 18

Laporan Partus Spontan Tanggal Jam..

Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his Kepala janin turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva Perineum meregang Tampak suboksiput di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai Jam Lahir spontan bayi (laki-laki / perempuan), BB.gram, PB..cm, AS/ Air ketuban jernih, jumlah cukup Bayi dikeringkan dan diselimuti Tali pusat dijepit dan dipotong Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM Dilakukan peregangan tali pusat terkendali Jam Lahir spontan plasenta lengkap .gram, ukuran (p) x (l) x (t) cm, PTPcm Insersio (sentralis/lateralis), robekan (sentralis/lateralis) Dilakukan masase fundus, kontraksi uterus baik Pada eksplorasi jalan lahir selanjutnya didapatkan perineum (intak/ruptur sesuai grade I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler perineum Perdarahan kala III IV ml Instruksi 2 jam postpartum: Observasi TNSP, kontraksi dan perdarahan Mobilisasi dini Diet TKTP (bila ruptur perineum grade III - IV: diet tinggi serat dan banyak minum) Motivasi ASI KB Hygiene vulva dan perineum Pindah ruang (rawat / rawat gabung) (Bila ruptur grade III IV: th/ antibiotika dan laksatif) Laporan Ekstraksi Forseps Pasien dalam posisi litotomi A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya Kandung kemih dikosongkan Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-), Kepala Hodge III-IV, UUK. Dilakukan prerekonstruksi di depan vulva bagaimana forseps akan dipasang Dipasang forseps kiri, mudah Dipasang forseps kanan, biparietal terhadap kepala janin, mudah Dilakukan wandering, setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan penguncian forseps, mudah Dilakukan traksi mendatar dan anterior Perineum meregang, dilakukan episiotomi mediolateral Tampak kepala bayi lahir oksiput anterior, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala, forseps dilepas. Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa steril dan penghisap De Lee Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai.

Jam. Lahir bayi (laki laki/perempuan) , BB gr, PB .. cm, AS ../ Air ketuban jernih, ,jumlah cukup Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong Ibu disuntik oksitosin 10 IU im Dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Jam.. Lahir spontan plasenta lengkap gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm Insersio lateralis, robekan sentralis Dilakukan masase fundus, kontraksi baik Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai ruptur perineum grade (I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler perineum Perdarahan kala III IV cc.

Laporan Ekstraksi Vakum Laporan Seksio Cesarea Pasien dalam posisi litotomi A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya Kandung kemih dikosongkan Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-), Kepala Hodge III-IV, UUK. Dipasang mangkok silikon no antara sutura sagitalis sedekat mungkin dengan UUK Setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dibuat tekanan 2 negatif 0,7 kg/cm dan dipertahankan selama 2 menit. Kembali diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan traksi definitif bersamaan dengan his Perineum meregang Tampak kepala bayi lahir, tekanan diturunkan, mangkok dilepas. Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai. Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal / umum) A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm / pfannenstiel 8 cm) Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus Plika vesikouterina disayat semilunar, kandung kemih disisihkan ke bawah SBU disayat, ditembus dan dilebarkan secara (tajam / tumpul) berbentuk (semilunar / U) Dengan (menarik kepala / menarik kaki / dengan forseps / vakum), dilahirkan bayi (laki/perempuan),gr, cm, AS/ (terdapat lilitan tali pusatkali di leher) Air ketuban (jernih/kehijauan/hijau kental), (berbau/tidak) Plasenta berimplantasi di (fundus/korpus depan/belakang) (meluas ke bawah sampai menutupi OUI / mencapai tepi OUI / mendekati OUI + cm) Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, luka SBU dijahit dengan (jelujur selapis/dua lapis/tiga lapis) dengan (Vicryl no.1/catgut no../) Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonisasi dengan plika vesikouterina dengan chromic catgut 2.0 Pada eksplorasi, kedua tuba dan ovarium dalam batas normal Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, fasia dengan jahitan (satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/no.1), kulit dengan jahitan (satu-satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0) Perdarahan selama operasiml

Jam:. Lahir bayi (laki laki/perempuan) , BB gr, PB .. cm, AS 9/10 Air ketuban jernih, ,jumlah cukup Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong Ibu disuntik oksitosin 10 IU im Dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Jam: Lahir spontan plasenta lengkap gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm Insersio lateralis, robekan sentralis Dilakukan masase fundus, kontraksi baik Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai ruptur perineum grade., dilakukan jahitan hemostasis, .(dst) Perdarahan kala III IV cc.

Keadaan post operasi: Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-) TD FN FP. Suhu Instruksi Pasca Bedah: 1. Observasi TNSP, kontraksi, tiap 30 menit selama dua jam pertama 2. Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse 3. (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus (+) / pada anestesi spinal: realimentasi dini) 4. (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal: immobilisasi 24 jam) 5. Medikamentosa: Kedacillin 1 gr IV Voltaren/Profenid/Tramal supp

Pada PEB lanjutkan tatalaksana PEB

Pada CPD tuliskan: DBP:, lingkar kepala:, pelvimetri klinis pasca operasi:. Laporan Operasi KET Laporan Kuretase Pasien terbaring di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal/umum) A dan antisepsis lapangan operasi dan sekitanya Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm/ pfannenstiel 8 cm) Setelah peritoneum dibuka (tampak bekuan darah dan darah berwarna merah segar / kehitaman banyaknya cc, dikeluarkan) (Pada eksplorasi tuba dimana kelainan terletak) pada eksplorasi tampak massa pada tuba (kiri/kanan) dengan ukuran p x l x t cm, berasal dari pars. Yang (masih/tidak berdarah), ovarium (kiri/kanan) dalam batas normal. (pada tuba dan ovarium kontralateral): Tuba (kanan/kiri) dan ovarium (kanan/kiri) dalam batas normal (bila salpingektomi): Dilakukan salpingektomi (kiri/kanan) dengan cara menjepit, memotong, dan menjahit hemostasis (bila salpingostomi): Dilakukan salpingostomi (kiri/kanan) Diyakini tidak ada perdarahan Rongga abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% hangat sebanyak liter Sekali lagi diyakini tidak ada perdarahan Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, , fasia dengan jahitan (satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/no.1), kulit dengan jahitan (satu satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0) Perdarahan selama operasiml Pasien dalam posisi litotomi dalam analgesi neuroleptik A dan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya Kandung kemih dikosongkan / diyakinkan kosong VT : CUT pembukaan Dipasang spekulum bawah dan atas, porsio ditampakkan Dipasang tenakulum pada bibir porsio jam 12 Sondase masuk .cm, arah uterus retro / antefleksi Dengan cunam abortus dikeluarkan jaringan ukuran, kesan hasil konsepsi. Jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA Dengan kuret tajam korpus uteri dibersihkan secara sistematis, dikeluarkan jaringan sebanyak .c c,jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan Porsio dicuci dengan betadin, diberikan utertonika methergin 0,2 mg (Jika ada perdarahan: .cc, dipasang tampon, tampon dibuka saat )

Keadaan post operasi: Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-) TD FN FP. Suhu Instruksi Pasca Bedah: Observasi TNSP tiap 30 menit selama dua jam pertama Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus (+) / pada anestesi spinal: realimentasi dini) (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal: immobilisasi 24 jam) Medikamentosa: o Kedacillin 1 gr IV o Voltaren/Profenid/Tramal supp

Pasca tindakan: observasi (tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua) keadaan umum., tekanan darah.., frekuensi nadi.., frekuensi nafas.., suhu.., perdarahan., tanda akut abdomen..

Laporan Partus Spontan Gemelli


Tanggal Jam : ............ : ...WIB Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva Perineum meregang, Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala. Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai

. Jam : ........ Wib Lahir spontan plasenta lengkap, berat + 750 gr, ukuran + 20x19x 3cm, PTP I + 45 cm, PTP II + 50 cm. Plasenta: 2 buah menjadi satu, diamnion dikorion. Dilakukan masase fundus, kontraksi baik Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan luka perineum sesuai dengan ruptur perineum derajat II. Dilakukan jahitan hemostasis dan jelujur mukosa vagina dan subkutikuler kulit perineum dengan vicryl rapid 2.0 Perdarahan kala III-IV 200 cc

Laporan Partus Cara Burn Marshall Tanggal Jam : .............. : ................ Ibu dibantu /didampingi meneran sesuai dengan datangnya his Bokong turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva Perineum meregang dilakukam episiotomi mediolateral Dengan fleksi lateral dilahirkan berturut-turut bokong, tungkai atas dan bawah Mengedan lagi lahir bahu depan, belakang sampai batas rambut belakang. Secara Burn Marshal kedua kaki dipegang ke arah perut ibu, dan dengan bantuan perasat Wigan Martin Winckle lahir berturut turut dagu, mulut, dahi dan seluruh kepala. Jalan nafas dibersihkan

Jam : ...... WIB Lahir bayi I spontan laki-laki, BB 2500 g, PB 46cm, AS 9/10 Air ketuban hijau encer, jumlah cukup. Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong Periksa luar: janin kedua letak memanjang dengan presentasi kepala.his 3x/10/40krb Periksa dalam: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+), kepala H II-III ketuban dipecahkan air ketuban kehijauan encer tidak teraba tali pusat. Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva Perineum meregang. Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala. Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai Jam : ...... WIB Lahir bayi II spontan perempuan, BB 2900g, PB 47cm, AS 9/10 Air ketuban hijau encer, jumlah cukup. Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong Ibu disuntik oksitosin 10 IU im Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

Jam : .................. Lahir spontan bayi laki-laki , BB 2860 gr, PB 47 cm AS 7/10 Air ketuban jernih, jumlah sedikit Tali pusat dijepit dan dipotong, bayi dibawa ke radiant warmer dikeringkan,diposisikan dan dilakukan rangsang taktil, bayi tidak menangis. HR> 100, dilakukan VTP, bayi kemerahan, menangis, diberikan O2 aliran bebas, bayi menangis kuat Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM Dilakukan peregangan tali pusat terkendali Jam : ................. Lahir spontan plasenta lengkap 500 gr, ukuran 17x18x3 cm, PTP 52 cm Insersio lateralis, robekan lateralis Dilakukan masase fundus, kontraksi baik Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan perineum ruptur grade III, dilakukan jahitan satu-satu pada m.sfingter ani, jahitan hemostasis dan aproksismasi secara jelujur pada mukosa vagina dan perineum, kulit dijahit sub kutikuler dengan safil 2.0 Perdarahan kala III-IV 200 cc

URAIAN PEMBEDAHAN - Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anastesi spinal - Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya - Insisi pfannenstiel mengikuti parut luka lama, terdapat perlekatan antara fasia, otot, dan peritoneum, dibebaskan secara tajam. - Setelah peritoneum dibuka tampak uterus gravidus, SBU bebas perlekatan - Plika vesikouterina disayat semiluner, kandung kemih disisihkan ke bawah - Dilakukan satu jahitan pada SBU sebagai penanda batas bawah sayatan longitudinal - Dilakukan insisi low longitudinal, ditembus secara tumpul, dilebarkan secara tajam - Dengan menarik kaki lahir bayi laki-laki, 600 gram, mati belum bermaserasi - Air ketuban habis, tidak berbau - Uterus dikeluarkan, tampak pada daerah fundus kebiruan, tempat implantasi plasenta - Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta belum lahir, tali pusat putus, dilakukan manual plasenta, kesan plasenta adhesiva. Plasenta lahir lengkap. - Pada daerah fundus belakang kiri dinding uterus sangat tipis, tempat implantasi plasenta tidak berdarah, diberikan uterotonika oksitosin,methergin, dan misoprostol 600 mcg sub lingual - Kedua ujung luka uterus dijahit hemostasis dengan kromik no. 1. Luka uterus dijahit 3 lapis dengan Vicryl no. 1 - Pada eksplorasi selanjutnya pada daerah fundus kiri tampak hematom uk. 5x4 cm, tampak pula hematom pada daerah mesosalping kiri uk.6x5cm. Konsul pada konsulen (dr. Budi W,SpOG/dr. Yudianto, SpOG/dr. Gatot, SpOG) hematom kemungkinan terjadi karena implantasi plasenta pada daerah kornu, lakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika. - Informed consent pada keluarga tindakan tersebut. - Selanjutnya dilakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika dan jahitan satu-satu pada hematoma pada daerah kornu kiri -Dalam observasi selanjutnya hematom pada daerah mesosalping tidak membesar - Rongga abdomen dicuci dengan NaCl + 500 cc - Diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, fascia dengan vicryl no.1 jelujur, kulit dijahit dengan vicryl 3.0 subkutikuler - Perdarahan selama operasi 700 ml. Keadaan pasca operasi : KU baik, CM, muntah (-), refleks (+), sianosis (-), sesak (-) TD : 100/60 mmHg, N : 82 x/mnt, P : 20x/mnt , S : 36,7C Instruksi pasca operasi : 1. Observasi TNP pasca operasi, kontraksi dan perdarahan per jam, suhu per 4 jam 2. Cek DPL post op, transfusi jika Hb < 8 gr/dl 2. Realimentasi dini 3. Immobilisasi 24 jam 4. Medikamentosa : - Clavamox 1,3 g iv - Kaltrofen supp 3x200 mg

Laporan Operasi Histerotomi

Contoh USG / Konsul USG Fetomaternal Pelvimetri Klinik Kepada yth, konsulen fetomaternal ( pada G1, Belum pernah spontan, TBJ sekarang > sebelumnya) Mohon pemeriksaan USG FM pd NY., th GP...A hamil klinis aterm. HTA. Untuk konfirmasi umur kehamilan dan biometri janin. Adakah kelainan congenital mayor. Atas bantuannya BTK Konsulen poli, Mohon penilaian biometri, letak janin, plasenta, adakah lilitan tali pusat/ kelainan congenital mayor. Atas bantuannya BTK Konsulen poli, Pemantauan Pasien In Partu
(cm) PK I laten PK I aktif PK II 1- 3 49 10 Ev. Frek his Pem Dlm (/10 mnt) 8 jam 4 jam 1- 2 x 3x 4x Lama his Ev. His (dtk) < 20 20 40 > 40 / 1 jam / jam / jam Ev. Bjj / 1 jam / jam Tiap 5 menit Ev. N / 1 jam / jam Ev. TD + S 4 jam 4 jam

Promontorium tidak teraba DI ( distantia interspinatum ) > 9,5 cm Sacrum konkaf Spina tajam Dinding samping lurus AP > 900 panggul N luas

Penulisan Status Obstetri TFU I Io Vt : 3 jbpst / pst-simfisis / dll atau cm, pu (ki/ka) , O, TBJ.gr, kontraksi -/ +, djj 140 144 dpm : V / V tenang : portio licin, livid, ostium tertutup / terbuka, fluksus + / -, darah mengalir dari ostium ( - ). : portio kenyal, arah belakang, panjang 2 cm, 1 cm, ketuban + / -. Kepala H I/ II II / III IV, SSL ( sutura sagitalis lintang )

Frekuensi Auskultasi Stage of labor Low risk 30 60 30 15 High risk 30 15 5

Penurunan Kepala 5/5 4/ 5 ~ H I 3/ 5 ~ H I II 2/ 5 ~ H II 1/ 5 ~ H III 0/5 ~ H IV

Latent Active 2
nd

stage

7 hal yang harus diperhatikan post partum Apgar Score 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. kontraksi uterus baik KK kososng plasenta telah keluar semua perdarahan ( - ) luka perineum telah dijahit ibu baik bayi baik 0 Pucat, biru 1 Tubuh merah, ekstremitas biru < 100 dpm 2 Seluruh tubuh merah > 100 dpm

Appearance (warna kulit)

Pulse rate (frekuensi denyut jantung) Grimace (respons terhadap stimulus) Activity (tonus otot)

Tidak ada

Tidak ada

Sedikit respons

syarat bayi rawat gabung 1. 2. 3. 4. 5. 6. lahir spontan BB > 2500, < 4000 gr APGAR > 7 masa kehamilan > 36 minggu, < 42 minggu tanpa IIP ibu sehat

Menyeringai, batuk/bersin Gerak aktif, lengan dan tungkai fleksi dg baik reguler, menangis keras

Tidak ada

Ekstremitas sedikit fleksi

Respiration (usaha pernafasan) Laserasi perineum / jalan lahir Grade I : fourchette, perineal skin sampai ( ? ) membrane mukosa vagina GradE II : mukosa membrane, fascia + otot perineum Grade II : kulit, mukosa membrane, otot perineum, M. spinchter ani Grade IV : sampai mukosa rectum lumen rectum.

Tidak ada (apnoe)

Lemah, tidak beraturan

Jika hasil 7-10: Jika hasil 4-6 :

Menit ke-1 tidak diperlukan resusitasi diperlukan sedikit resusitasi (bag&mask ventilation) diperlukan resusitasi yang agresif (intubasi)

Menit ke-5 Normal Intermediat

Jika hasil 0-3 :

Resiko disfungsi neurologis meningkat

Induksi Persalinan Obat-obatan Uterotropik (*) Induksi pematangan: Tujuan: mematangkan serviks Target: his 1-2 x/10 mnt Evaluasi ulang 12 jam setelah ada his Induksi titrasi: Tujuan: memulai proses persalinan Target: his 3-4 x/10 mnt Evaluasi sesuai partograf, obsv. His dan BJJ tiap jam Cara Induksi Oksitosin Mulai 8 tts/mnt, stlh 30 mnt evaluasi his. Bila target tercapai pertahankan tetesan. Bila belum naikkan 4 tts/mnt, evaluasi 30 mnt lagi, dst. Maksimal: 40 tts/mnt Bila target tidak tercapai setelah 40 tts/mnt INDUKSI GAGAL Catatan: 1 mU = 2 tts (4 mU = 8 tts; 6 mU = 12 tts) ES: bila terlalu banyak dapat menyebabkan takisistole takikardi janin, his > 5 x/10 mnt Metil ergometrin maleat (METERGIN, Pospargin) Indikasi: kotraksi uterus sekaligus Dosis: 1 amp (1 ml) = 0,2 mg; tablet 0,125 mg; SC: setelah pengeluaran bayi, -1 ml IV atau intramural atau 1 ml IM Atoni uterus: 1 ml IM atau -1 ml IV Promosi involusi uterus: 3x 1 tablet (0,125 mg) Perdarahan puerperium, subinvolusi, lochiometra: 3x0,1250,250 mg atau -1 ml IM sehari ES: mual, muntah, nyeri abdomen, hipertensi KI: hipertensi berat, penggunaan sebelum persalinan janin hidup Oksitosin (SYNTOCINON) Indikasi: kontraksi uterus secara ritmik Dosis: 1 amp (1 ml) = 10 IU; 1 amp IM saat bayi lahir o 5 IU dlm 500 cc NS, mulai 8 tts/mnt ES: hiperstimulasi/spasme uterus, retensi cairan hiponatremia dan keracunan cairan Valethamat bromida (EPIDOSIN) Indikasi: spasmolitik, utk melunakkan serviks shg membantu pembukaan Dosis: 1amp = 8 mg, 1 amp IV + 1 amp IM, lalu 1 amp IM tiap jam s/d 3 kali KI: Obstruksi GI, obstruksi tr urinaria, glaucoma sudut sempit ES: midriasis, fotofobia, sikloplegia, mulut kering, flushing, takikardi, konstipasi, ruam kulit, muntah Prostaglandin (Misoprostol, CYTOTEC, Gastrul) Indikasi: kontraksi uterus, melunakkan serviks lewat pengaktifan enzim hialuronidase, tukak peptic Dosis: tab 100 g, 200 g (25 g intravagina diulang tiap 3 jam, maksimal 8 dosis) KI: bekas SC ES: ggn GI (diare, nyeri perut), ggn ginekologi (menoragi, dismenore, kram, flek)

Skor Tokolitik (?) Fungsi Dinamik Janin-Plasenta (FDJP) Kontraksi uterus Ketuban Perdarahan Dilatasi serviks 0 1 irreguler 2 reguler 3 4 Variabel Reaktivitas DJJ Akselerasi stimulasi Rasio SDAU Gerak nafas stimulasi Indeks Cairan Amnion Nilai keyakinan keberhasilan tokolisis: 1 = 97 % berhasil 2 = 90 % berhasil 3 = 84 % berhasil 4 = 38 % berhasil 5 = 11 % berhasil 6 = 7 % berhasil > 7 = gagal 2 >2 >2 <3 > 2 episode > 10 0 <2 <2 >3 < 2 episode < 10

intak -

spotting

Pecah tinggi nyata

Pecah rendah

1 poin untuk setiap pembukaan

Rasio SDAU = Rasio Sistolik Diastolik Arteri Umbilikalis S = Sistolik D = Diastolik SD Ratio =S D =SD Mean

Pulsatility

Indeks Resistensi = S D S

Fibroacoustic stimulation ( VAS ) 80 Hz, 82 db selama 1 3 dtk di daerah kepala janin.

Indeks cairan amnion

. 24 cm 10 24 5, 1 9,99 5

: tinggi :N :<N : rendah

Skor > 6 Skor < 4

= serviks matang, bisa dilakukan induksi = indikasi pematangan serviks

Pelvic Score 0 belakang kenyal 3 cm tertutup 1 aksial Lunak 2 cm 1-2 cm Hodge I - II 1 cm > 3 cm Hodge II III 2 Depan Paritas Usia gestasi Taksiran Berat Janin Riw. Pres. Bokong Pembukaan serviks Station Zatuchni-Andros Score 0 Primi > 39 mgg >3.630 gr <2 < -3 1 Multi 38 mgg 3.629-3.176 mg 1x 3 -2 2

Arah porsio Konsistensi Tebal Pembukaan Penurunan kepala

< 37 mgg < 3.176 gr > 2x >4 -1/ lbh rendah

Bishop Score Skor 0 tertutup 0-30 -3 kaku Posterior

Parameter Dilatasi (cm) Effacement (%) Station Konsistensi Posisi serviks

1 1-2 40-50 -2 Medium Midposisi

2 3-4 60-70 -1 atau 0 Lunak Anterior

3 >5 > 80 +1 atau +2

Merupakan scoring untuk keberhasilan persalinan letak sungsang pervaginam Nilai: < 3 SC 4 evaluasi kembali, terutama TBJ > 5 partus pervaginam

Penilaian Asam Basa - PH darah normal - Nilai normal : PCO2 PO2 HCO3 BE : 7, 35 7, 45 : 35 - 45 mmhg : 75 100 mmhg : 20 26 meq / L : -3 s/d + 3

Nilai: -

Bila skor 8 = keberhasilan partus pervaginam pasca induksi tinggi

Sat O 2 : 95 98 % Gangguan keseimbangan Respiratorik Asidosis Alkalosis Metabolic Asidosis Alkalosis Perubahan utama PCO2 PCO2 HCO3 HCO3

Tujuan utama untuk mengatasi kejang dan mencegah hypoxia maternal dan fetal

Kompensasi HCO3 HCO3 PCO2 PCO2

- Profilaksis untuk kejang preeklampsia: loading dose 4 gr ( 10 cc ) diencerkan dengan aquabidest 10 cc diberikan dalam 15 menit. Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam. Kadar Toksisitas MgSO4 1. 2. 3. Refleks patella hilang kadar Mg++ mencapai 8 10 mEq/L Depresi nafas kadar Mg++ mencapai 12 15 mEq/L Cardiac arrest kadar Mg++ > 15 mEq/L

Magnesium sulfat (MgSO4)


Indikasi MgSO4 digunakan pada kehamilan untuk: Profilaksis kejang preeklampsia Pengobatan dari kejang eklampsia Evidence Level I a 1 Rekomendasi A Syarat2 : 1. 2. 3. 4.

Air Ketuban (?) Membedakan air ketuban dengan zat lain: 1. Nitrazin test Air ketuban yang ber-pH basa: kuning biru False positive (16,2 %): cairan antiseptik, urin, darah, infeksi vagina yang mengubah pH 2. Fern test Cairan ketuban diletakkan di atas kaca obyek, didiamkan sampai kering Hasil: terjadi kristalisasi yang berbentuk pohon pakis False positive: jika sample diambil dari serviks, karena mucus serviks yang kering juga akan menghasilkan gambaran yang sama Evaporation test Sampel dari endoserviks dipanaskan jika tampak residu berwarna putih = cairan ketuban; namun jika residu berwarna coklat = membran intak Diamine-oksidase test Merupakan enzim yang diproduksi oleh desidua

Frekwensi nafas lebih dari 16 x Reflek patella Tersedia antidotum ( Ca Glukonas ) Tersedia alat resusitasi

Sediaan MgSO4 40% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 10 gr. MgSO4 20% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 5 gr. Rute pemberian: Intravena: paling dianjurkan Intramuscular: dapat menyebabkan abses Pemberian MgSO4 harus diberikan di rumah sakit/ tempat yang memiliki observasi, dan pengawasan yang baik. Dosis - Kejang Eklampsia: Dosis awal bolus/IV MgSO4 4gr ( 10cc ) diencerkan dengan aquabidest sampai dengan 20 cc, diberikan 10 menit, bila kejang berulang berikan 2 gr ( 5 cc ) MgSO4 40%. Dosis awal maksimal 6 gr. Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam post partum / kejang terakhir.

3.

4.

Jumlah air ketuban pada postterm Usia kehamilan 38 minggu 40 minggu 41 minggu 42 minggu

Juml. Air Ketuban 1000 ml 800 ml 480 ml 250 ml

44 minggu

100 ml

Pada usia kehamilan 38 40 minggu, air ketuban: berwarna milky & cloudy karena terdapat verniks kaseosa L/S ratio = 4 : 1

Bila his baik, indikator keberhasilan: 1. Pembukaan serviks 2. Penurunan kepala 3. Putaran paksi dalam

CPD (*) Dikatakan CPD bila: DBP > 9,7 Lingkar perut > 35 Cara menentukan CPD: maneuver Ellis Partus percobaan Apabila kepala sudah masuk PAP 75 % lahir. Lecitin spingomielin Sampai kehamilan 26 minggu konsentrasi spingomyelin > lesitin 26 33 mg L/ S = 1: 1 34 36 mg lesitin L / S 2 Fetal lung Mature Transitional imature Risk for RDS Minimal Moderate High VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC ) Alami: Riwayat persalinan sebelumnya induksi sebelumnya sungsang, Gwt janin,Plasenta previa, SC selektif distosia pada < 5 distosia pada > 5 dilatasi servik 4 cm 2 4 cm < 2 cm station dibawah 2 panjang servik 1 cm Persalinan timbul spontan Syarat: 1. Tidak ada kontraindikasi untuk partus pervaginam 2. Presentasi kepala 3. Kehamilan < 42 minggu 7 9 94, 5 % 4 6 78, 8 % 0- 3 60 % Skor 2

L / S ratio >2 1, 5 2 < 1, 5

2 1 0

Tes busa : Amnion fluid + Na Cl + etanol dikocok 15 tampak cincin busa di permukaan tabung setelah 15 Partus Percobaan(*) Merupakan tes terhadap: 1. Kekuatan his 2. Daya akomodasi (moulase)

2 1 0 1 1 1

Skor

Ketebalan SBU ( pada USG ) sebagai prediksi untuk terjadinya resiko rupture uterus : 4, 5 3, 6 4, 5 2, 6 3, 5 < 2, 5 :0% : 0, 6 % : 6,6 % : 9, 8 %

6 67 % 8 78 % 10 85 % 12 88 %

Kemungkinan ruptur pada BSC: Transversal Klasik : 0, 3 2, 5 % :49%

Skor Weinstein Hiperemesis Gravidarum Nilai bishop 4 Persalinan pervaginam sebelumnya Indikasi SC yang lalu: A. Malpresentasi HDK / PEB Gemelli B. Plasenta previa/solusio plasenta Prematuritas KPD Gawat Janin CPD/ distosia Makrosomia IUGR 4 58 % Skor 4 2 Mual karena efek estrogen dan hCG Faktor predisposisi: primigravida mola hidatidosa gemelli Etiologi: Organik: 1. Villi chorialis masuk dalam sirkulasi ibu 2. Alergi Psikologik Patologi: hati : degenerasi lemak (krn muntah terus menerus) Jantung : jadi lebih kecil, ada perdarahan sub endokard Otak : bercak perdarahan, ensefalopati wernicke Ginjal : degenerasi lemak Akibat: Dehidrasi hemokonsentrasi

C.

D.

Nilai:

Alkalosis hipokloremik Ketosis (pemakaian cadangan lemak krn cadangan karbohidrat habis) Hipokalemia meningkatkan frekuensi muntah Sindroma Mallory-Weiss: robekan selaput lendir esophagus/lambung perdarahan GI

Multiparitas Partus lama Regangan uterus Solusio plasenta

Atonia uteri Kadar Hb Jenis dan uji silang darah Nilai fungsi pembekuan

Tiga derajat hiperemesis: I. Nafsu makan menurun, lemah, berat badan menurun, nyeri epigastrium, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor turun, lidah kering, mata cekung II. Suhu kadang-kadang naik, mata sedikit ikterik, oliguria, konstipasi, tercium bau aseton, aseton urin (+) III. Keadaan umum buruk, muntah (-), kesadaran menurun, ensefalopati Wernicke Ensefalopati Wernicke: Dilatasi kapiler dan perdarahan pada korpora mamilaria ventrikel 3 dan 4 Gejala: nistagmus, diplopia, perubahan mental Bagan Penanganan Atonia Uteri

Masase uterus dan kompresi bimanual Oksitosin 10 iu IM dan infus 20 iu/500 ml NS/RL 40 tts/guyur Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial Identifikasi sumber perdarahan lain: laserasi jalan lahir (hematom parametrial, ruptur uteri, inversion uteri), sisa fragmen plasenta, koagulopati

Perdarahan terus berlangsung Uterus tidak berkontraksi

Kompresi bimanual Kompresi aorta abdominal Tekan segmen bawah atau aorta abdominal Misoprostol 400 mg perrektal Berhasil Tidak berhasil Tampon uterus Rujuk Ligasi arteri uterina dan ovarika Terkontrol Transfusi Rawat lanjut dan observasi ketat Perdarahan masih berlangsung Transfusi Histerektomi

Penatalaksanaan Retensio Urin Induksi Misoprostol


Kateterisasi, Urinalisa, kultur urin Antibiotik, banyak minum (3 lt/24 jam) Prostaglandin 2 x 1

Hamil dengan ketuban pecah Hamil 41-42 minggu Hamil > 34 minggu, PEB, Pelvic score < 5
urin >2000 ml dauer kateter 3 x 24 jam

Urin <500 ml Intermitten (kateterisasi Tiap 5 jam Selama 24 jam

urin 500-1000 ml dauer kateter 1 x 24 jam

urin 1000-2000 ml dauer kateter 2 x 24 jam

Induksi misoprostol 25 g / 6 jam Misoprostol I

Buka tutup kateter /24 jam (kecuali dpt BAK kateter dpt segera dibuka) Kateter dilepas pagi hari 4-5 jam

PK I aktif PK II

PS belum matang Misoprostol II (6 jam)

Lahir
Dapat BAK spontan tidak dapat BAK spontan

PK I aktif PK II

PS belum matang titrasi sampai his adekuat (3-4 x/ 10 mnt) His adekuat (3 jam) PK I aktif PK II

Urin residu > 200 ml (obstetri) > 100 ml (ginekologi)

Urin residu < 200 ml (obstetri) < 100 ml (ginekologi)

Boleh pulang

Induksi Folley Catether Cara-Cara Penghitungan (?) Hamil 41-42 minggu belum inpartu Induksi FC 24 jam Menghitung dopamine dengan syringe pump Dosis dopamine: 5 g / kg BB / menit Contoh: BB = 50 kg 250 g / menit x 60 menit = 15 mg / jam Dopamin 200 mg dimasukkan dalam 50 cc NaCl 1 cc = 4 mg dalam 1 jam, diberikan 15 mg:4 mg = 3,75 cc / jam Bila dosis ditingkatkan 5 g jadi 10 g = 7,5 cc / jam (??) Menghitung NTG (?) Dosis: 5 g / menit 40 cc NaCl + 1 amp NTG (10 ml, 10 mg) = 50 cc 10 g = 50 cc 1 g = 50/10.000 cc = 0,005 cc gat au neeh, itungan yg di catetan ngacoo

Lepas spontan Keluar air-air PK I aktif PK II

lepas spontan keluar air-air PS belum matang Istirahat 24 jam FC 24 jam Belum matang Pematangan dg oksitosin

lepas spontan keluar air-air PS matang titrasi oksitosin his adekuat PK I aktif PK II

12 jam matang Titrasi oksitosin His adekuat (3 jam)

PK I aktif -

Paracervical Block menggunakan spuit 5 cc, disuntikkan 2 cc di jam 4 & 2 cc di jam 8 beri Profenid supp 2 SA dan Valium Manual Placenta SA dan Valium (SA terutama untuk mencegah vagal refleks)

PK I aktif

NOTES ON OBSTETRY

Typed and edited by: Dian Indah Purnama

You might also like