Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Peledakan bawah tanah vs. peledakan jenjang: Satu bidang bebas konsumsi BP yang lebih besar dibandingkan dengan peledakan permukaan Faktor lingkungan gas beracun Kecilnya burden pada bagian CUT sympathetic detonation BP dengan VOD tinggi, untuk menghindari channel effects ketika diameter BP lebih kecil dari lubang tembak Bahan peledak pada bagian LIFTER harus tahan air CONTOUR perlu smooth blasting
Pendahuluan (cont.)
Peledakan permukaan
Pendahuluan (cont.)
Peledakan bawah tanah mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Meledakkan batuan dengan tujuan menghasilkan ruangan (development), untuk : gudang, jalan, saluran, terowongan pipa, dan lubang bukaan. 2. Meledakkan batuan dengan tujuan mengambil material (production): operasi penambangan.
Pendahuluan (cont.)
Pendahuluan (cont.)
Fragment Blast damage Stand up time lubang development lebih lama dibandingkan dengan lubang produksi Fragmentation Ukuran fragmen optimum yang berhubungan dengan nilai ekonomi keseluruhan tambang Blast damage
Pembagian Area
Look Out
CUT
Jenis-jenis cut (Langefors & Kihlstrm, 1978) Fan cut V-cut Instantaneous cuts Parallel hole cuts Pemilihan memperhatikan: Lebar terowongan Pemboran menyudut (angled)
Fan Cut
V-Cut
Instantaneous cuts
Faktor Batuan, c
Co = 0.3 C = 1.2Co = 0.36
Faktor Batuan, c
C = 0.2 C = 0.4 C=1
Gypsum
Soft limestone
Granite
Perhitungan (cuts)
Tentukan diameter lubang kosong
A2 B2
A1
B1
4. 5.
3. Tentukan bagian tidak diisi BP, hs hs = 10 d 4. Sub End 5. Ulangi butir 1 sd. 3 untuk menghitung 3rd Cut dan seterusnya sampai lebar bukaan cut tidak melebihi akar kemajuan (=I0.5) 6. End
Perhitungan (Lifters)
1. Tentukan faktor batuan terkoreksi, c c = c + 0.05 B>1.4 c = c + 0.07/B B<1.4 Tentukan burden, B B = 0.9 (l WSRANFO/1.45 c)0.5 Tentukan spasi, S S=B Tentukan bagian tidak diisi BP, hs hs = 10 d Tentukan jumlah lubang tembak, n GAMBAR End
2. 3. 3. 4. 5.
Perhitungan (Stoping)
1. Tentukan faktor batuan terkoreksi, c c = c + 0.05 B>1.4 c = c + 0.07/B B<1.4 2. Tentukan burden, B B = 0.9 (l WSRANFO/1.45 c)0.5 Upward B = 0.9 (l WSRANFO/1.20 c)0.5 Horiz, Downward 3. Tentukan spasi, S S = 1.25 B 3. Tentukan bagian tidak diisi BP, hs hs = 10 d 4. Tentukan jumlah lubang tembak, n GAMBAR 5. End
Perhitungan (Contours)
Bila normal, aturan sama dengan stoping down Bila smooth blasting, maka aturannya sbb: 1. Tentukan spasi, S S = (15-16) d 2. Tentukan burden, B B = S/0.8 3. Tentukan konsentrasi muatan, l l = 90 d2 4. 5. Lubang tembak diisi bahan peledak (seluruhnya) End
Total muatan Luas bukaan Kemajuan Specific charge Jumlah lubang Kedalaman lubang Specific drilling
Stig O. Olofsson
Swedish Technique
D = dn
D = diameter lubang samaran d = diameter lubang kosong n = jumlah lubang
Perhitungan
Agar peledakan berhasil dengan baik (cleaned blast), jarak antara lubang ledak dengan lubang kosong, tidak boleh lebih besar daripada 1,5 lubang kosong. Apabila jaraknya lebih besar hanya akan menimbulkan kerusakan (breakage) dan jika jaraknya terlalu dekat ada kemungkinan lubang ledak bertemu dengan lubang besar kosong
Waktu tunda: Hole depth 4 m Clean Blast 60 100 ms Stoping 100 500 ms Antar cut utk V > 50 ms
a < 1,5 lubang kosong cleaned blast a > 1,5 - kerusakan breakage a << 1,5 - lubang ledak bertemu lubang kosong
Muatan BP Fungsi Jarak Pusat Pusat Lubang Untuk Berbagai Diameter Lubang
Stemming Cut
Panjang kolom lubang bor yang tidak diisi bahan peledak. ho = 0,5 B
Merencanakan Cut
Bujursangkar I a = 1,5 W1 = a 2
mm 76 89 102 127 159
a mm
W1 mm
110
150
130
180
150
210
190
270
230
320
mm W1 mm
76 150
89 180
102 210
127 270
159 320
C-C mm
W2 mm
225
320
270
380
310
440
400
560
480
670
Merencanakan Cut
Bujursangkar III B2 = W2 C C = 1,5 W2 W3 = 1,5 W2 2
mm 76 89 102 127 159
W2 mm
CC W3 mm
320
480 670
380
570 800
440
660 930
560
840 1.180
670
1.000 1.400
mm W3 mm
76 320
89 380
102 440
127 560
159 670
CC
W4 mm
480
670
570
800
660
930
840
1.180
1.000
1.400
Geometri Bujursangkar
Round Stoping
Lubang lantai (floor holes) Lubang dinding (wall holes) Lubang atap (roof holes) Lubang stoping arah pemecahan ke atas dan horisontal Lubang stoping arah pemecahan ke bawah Untuk menghitung burden (B) dan muatan untuk bermacam-macam bagian dari round dapat dipakai grafik berikut
Burden (m)
1xB 0.9 x B 0.9 x B
Spacing (m)
1.1 x B 1.1 x B 1.1 x B
Bottom (kg/m) lb lb lb
Stemming (m)
0.2 x B 0.5 x B 0.5 x B
1xB
1.1 x B
1/3 x H
lb
0.5 x lb
0.5 x B
Horisontal
Downwards
1xB
1xB
1.1 x B
1.2 x B
1/3 x H
1/3 x H
lb
lb
0.5 x lb
0.5 x lb
0.5 x B
0.5 x B
Kontur Terowongan
Lubang lantai Lubang dinding Lubang atap B & S lubang lantai = B & S lubang stoping lb Lubang lantai > lb lubang stoping untuk mengimbangi gaya gravitasi & massa batuan yg terisi dari round Cara peledakan lubang dinding & lubang atap: normal profile blasting & smooth blasting
Jumlah Lubang
Check Recheck!
Specific Charge
Check Recheck!
Pola Penyalaan
Di dalam daerah cut waktu tunda antara lubang-lubang harus cukup panjang, sehingga memberi waktu untuk memecah dan melemparkan batuan melalui lubang kosong yang sempit. Batuan bergerak dengan kecepatan antara 40 - 60 meter per detik. Suatu cut yang dibor dengan kedalaman 4 meter akan membutuhkan waktu tunda 60 - 100 mili detik agar terjadi peledakan yang baik (cleaned blast). Waktu tunda yang biasa dipakai adalah 75 - 100 mili detik.
Exercise
Apa yang terjadi bila jumlah lubang/muatan terlalu banyak?
Blast Damage
Setelah pembongkaran, masa batuan (remaining rock mass) adalah struktur yang diharapkan stabil untuk jangka waktu lama Peledakan harus digunakan untuk meminimasi kerusakan masa batuan. Semakin lemah masa batuan, maka semakin hati-hati peledakan seharusnya dilaksanakan. Kerusakan masa batuan akan menyebabkan penurunan kekuatan massa batuan, mengurangi stand up time, bertambahnya aktivitas ground support, dll
Overbreak Extend
EDZ (cont.)
Pengukuran EDZ
Tiga metode pengukuran excavation profiles
1.Manual surveying
2.Laser surveying 3.Photographic light sectioning method (LSM).
Prinsip pengukuran adalah memproyeksikan sinar ke perimeter bukaan terowongan, sehingga sinar memotong batas perimeter. Gambar perimeter disimpan dalam bentuk digital untuk dianalisis selanjutnya.
Pengukuran EDZ
O U
Pengukuran EDZ
PPF = (Pe.Ee)/Vrp Pe: Jumlah muatan bahan peledak pada bagian perimeter (kg). Ee: Unit explosive energy (kcal/kg)
Pengukuran EDZ
EDZo = (-a + b.PPF c.log Q)/100
EDZu = (a b.PPF + c.log Q)/100
EDZo : Damage for Overbreak (index) EDZu : Damage for Underbreak (index)
a, b, c, a, b, c adalah koefisien yang nilainya diperoleh berdasarkan regresi hubungan antara karekteristik massa batuan (Q) dan PPF dengan overbreak dan underbreak yang terobservasi.
Bieniawski (1989)
Contoh 1
Contoh 2
During the site visit, it has been observed that CSD has modified the drilling pattern from 66 x 45 mm hole and 4 x 100 mm hole to 55 x 45 mm hole and 3 x 100 mm hole. However, it has been experienced during the site visit that the ground vibration felt at Petrosea Office was still somewhat high. This strong vibration could produce a degradation of rock mass strength and, it could be not possible, cracking of the shotcrete. In addition, a number of overbreaks were also encountered and much fine materials were also found in the blasted rock. It would be of worth for CSD to reduce the number of blastholes, for the shake of lower ground vibration, minimum deterioration of surrounding rock mass, and shorter drilling time.
Contoh 2 (cont.)
PF = e
0.04(Q-2)
Contoh 3
Terima Kasih