You are on page 1of 10

PEMODELAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER GEOMETRI

A. Latar Belakang Tempat tinggal dan terlindungi dari angin, hujan dan cuaca dingin merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sejak dulu kala kayu sudah digunakan untuk tujuan ini. Ini menunjukkan bahwa manusia sudah sangat akrab dengan dunia kayu sudah sangat lama. Mungkin saja peralatan yang pertama dibuat oleh manusia terbuat dari kayu, karena pengelolaan kayu untuk sesuatu yang sederhana boleh dikatakan cukup mudah. Misalnya untuk alat bantu berjalan seperti tongkat cukup dengan mangambil sebatang pohon kecil lalu dipatahkan dan kemudian bisa digunakan. Sejak jaman dahulu penggunaan kayu tidak hanya untuk bangunan sederhana seperti rumah tinggal, beberapa bangunan tinggi dan jembatan sudah menggunakan kayu sebagai rangka bangunan. Misalnya: Three storey pagoda di Jepang dibangun tahun 730, Julius Caesar membangung jembatan kayu dengan bentang 140 m menyeberangi sungai Rhine dibangun tahun 55 SM, (Thelandersson dkk, 2003). Pada masa lalu, perancangan kayu dilakukan berdasarkan intuitif dan coba-coba sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal. Akan tetapi pada saat ini dimana teknik-teknik dan analisa dan perencanaan sudah semakin berkembang, maka perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara rasional dan mengikuti kaidah-kaidah atau ketentuanketentuan yang berlaku (Awaludin, 2005). Pada struktur yang bahan utamanya kayu, sambungan dibutuhkan manakala panjang bentang melebihi panjang elemen struktur kayu Sambungan pada struktur

kayu adalah bagian yang paling krusial dan paling lemah sehingga banyak kegagalan struktur kayu disebabakan oleh kegagalan pada sambungan. Beberapa jenis alat sambungan kayu yang sudah dikenal antara lain : tipe sambungan tradisional, lem, paku, baut, sekrup, kayu, punched metal plate fastener (Larsen 2003) dan lain-lain. Teori analisa sambungan kayu dengan baut sudah diperkenalkan seperti European Yield Model yang diusulkan Johansen (1949) dan SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu untuk Bangunan Gedung bab 10 juga memberikan persamaan untuk menghitung tahanan lateral pada sambungan kayu. Kelemahan dari teori-teori sebelumnya adalah tahanan lateral sambungan yang dapat dihitung hanyalah nilai ultimitnya saja, sehingga kurva tahanan lateral versus sesaran (split) tidak dapat diperoleh (Awaludin, 2005). Untuk itu telah dikembangkan teori dengan anggapan bahwa baut sebagai balok (beam) dan dukungan kayu disekelilingnya sebagai dukungan elastik (elastic foundation), sehingga dapat digunakan pendekatan analisis Beam on Elastic Foundation. Pendekatan Beam on Elastic Foundation dapat digunakan metode elemen hingga, hal ini sudah pernah diteliti oleh Takuro Hirai, 1983 dan Ken KAMACHI dkk. Sehingga penulis bermaksud untuk melanjutkan peneletian yang sudah dilakukan sebelumnya. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai sambungan kayu untuk diterapkan dalam penggunaannya di masa datang.

B. Perumusan Masalah Penilitian mengenai sambungan kayu sudah banyak dilakukan dan telah menghasilkan teori-teori baru. Pemodelan sambungan kayu menggunakan plat baja di bagian samping batang utama dan baut sebagai alat sambung sudah pernah dilakukan oleh Takuro HIRAI, 1983. Pemodelan tersebut menggunakan teori beam on elastic foundation dengan pendekatan metode elemen hingga, namun hanya menggunakan bahan kayu yang sama. Pada penelitian ini dicoba untuk menganalisis hubungan nonlinier antara pembebanan dan sesaran (slip) pada sambungan dua bahan kayu yang berbeda dengan plat baja pada bagian samping dan menggunakan baut sebagai alat sambung. Untuk membantu perhitungan numerik digunakan program MATLAB. Variasi pengujian dilakukan pada diameter baut dan tebal kayu. Dari analisis tersebut diharapkan dapat memberikan kurva non linier hubungan antara pembebanan dan sesaran (slip) pada sambungan.

C. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Mengestimasi deformasi nonlinier sambungan dua bahan kayu yang berbeda dengan plat baja pada bagian samping dan menggunakan baut sebagai alat sambung. 2. Mendapatkan nilai tahanan lateral sambungan untuk semua nilai sesaran (split) sehingga kurva tahanan lateral versus sesaran sambungan dapat diperoleh.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perkiraan awal mengenai deformasi sambungan kayu yang pada umumnya adalah nonlinier dan ini merupakan salah satu faktor penting untuk menunjukan perilaku deformasi aktual dari suatu konstruksi. Dengan diketahuinya deformasi dari sebuah konstruksi maka perancangan konstruksi dapat dilaksanakn berbasis kinerja (Perfomance Based design) E. Batasan Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang terarah pada tujuan maka penelitian ini perlu ada batasan penelitian sebagai berikut : 1. Data eksperimen struktur sambungan dua bahan kayu yang berbeda dengan plat baja pada bagian samping dan menggunakan baut sebagai alat sambung, 2. 3. 4. 5. 6. Asumsi sambungnan berdeformasi simetris, Deformasi baut pada bagian samping diabaikan, Beban yang bekerja pada sambungan berupa beban statik, Arah pembembanan searah dengan serat kayu. Analisa perhitungan numeris dilakukan dengan menggunakan bahasa

pemrograman MATLAB.

F. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian mengenai sambungan dua bahan kayu yang berbeda dengan plat baja pada bagian samping dan menggunakan baut sebagai alat

sambung telah dilakukan di berbagai negara dengan tinjauan yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya : 1. Awaludin dkk. (2005) melakukan analisis sambungan baut pada kayu dengan meletakan Pryda metal plate connectors diberi 2. perlakuan beban tarik yang diharapkan memberikan kenaikan kekuatan ultimit sekitar 50 75 persen. 3. Yasumura dan Daudeville, melakukan penelitian sambungan pada glued laminated timber dengan menggunakan alat sambung paku, dengan mengamati arah keretakan searah serat kayu. 4. Ying H. Chui dkk. (1998) melakukan model elemen hingga non-linier untuk memprediksikan respon pembebanan dan slip pada sambungan kayu menggunakan paku dengan pembebanan cyclic. 5. Kamachi dkk, melakukan penelitian untuk mengestimasi karakteristik hubungan antara pembebanan dan slip pada sambungan kayu dengan baut dengan dua bidang geser. 6. Harai, (2005) melakukan analisis numerik hubungan non-linier antara pembebanan dan slip dari sambungan kayu menggunakan baut. 7. Awaludin, (2008) melakukan penelitian mengenai peningkatan kapasitas daya dukung dan kekakuang sambungan kayu dengan baut menggunakan cincin (waser) yang diberi pengencangan. Dari penelitian-penelitian tersebut, belum pernah dilakukan penelitian atau pemodelan sambungan dua bahan kayu yang berbeda dengan plat baja pada

bagian samping dan menggunakan baut sebagai alat sambung. Dengan demikian penelitian ini bersifat asli dan belum pernah dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pemodelan mengenai sambungan kayu telah banyak dilakukan dan telah mengalami perkembangan sampai kepada analisi non-linier. Pemodelanpemodelan tersebut juga memiliki metode yang berbeda-beda dalam

mengestimasi perilaku sambungan. Metode yang paling sering digunakan adalah Yield Model juga disebut European Yield Model yang diperkenalkan oleh Johansen (1949). Setelah itu pemodelan sambungan non-linier telah dilakukan oleh Hirai dkk (2005) dengan menggunakan prinsip Finite Element Method dan Theory of a Beam on Elastic Foundation. Fokus dari penelitian-penelitain tersebut adalah mengestimasi perilakuk sambungan kayu.

A. Yield Model Tahanan lateral sambungan dengan alat sambung baut atau paku ditentukan oleh beberapa faktor seperti kuat lentur alat sambung, kuat tumpu kayu, dan geometri sambungan yang meliputi: diameter baut atau paku, ketebalan kayu, serta sudut sambungan. Yield Model yang dikenalkan oleh Johansen (1949) hanya menghitung nilai ultimit dari tahanan lateral sambungan dengan bebarapa moda kelelelan. Analisa yang digunakan berdasarkan persamaan keseimbangan dari free body diagram dari baut.

B. Hubungan Pembebanan dan Sesaran Hubungan pembenbanan-sesaran pada sambungan kayu pada umumnya adalah non-linier (Hirai, 2005). Karakter non-linier pada sambungan dengan menggunakan baut nampak pada saat kayu mengalami kegagalan dukungan atau baut leleh akibat lentur. Hubungan antara pembebanan-sesaran pada dukungan diasumsikan linear sampai pada titik leleh dan baut diasumsikan bersifat elastoplastic, metode ini disebut Proportional limit load (Kamachi dkk, 2006). Pada metode ini diambil nilai minimum beban pada saat terjadi kegagalan daya dukung kayu dengan nilai minimum beban pada saat terjadi kelelehan pada baut akibat lentur. Dengan metode ini Kamachi mencoba untuk mengestimasi grafik nonlinier hubungan pembebanan-sesaran.

Gambar 2.1. Grafik hubungan pembebanan-sesaran (Kamachi, 2006) Menurut Hirai (2005) pada percobaan untuk mengestimasi hubungan nonlinier antara pembebanan-sesaran dapat dilakukan dengan mengembangkan

metode elemen hingga dan mengadopsi teori beam on elastic foundation. Untuk menentukan persamaan awal digunakan asumsu bahwa kayu dan baut adalah dalam kondisi elasto-plastic, yang tidak bisa didefinisikan dengan nilai yang konstan. Sehingga dilakukan percobaan awal untuk mendapatkan hubungan antara tegangan dukung-kedalaman (embedment) dan hubungan antara momen lentur dan kelengkungan (curvature) dari baut.

Gambar 2.2. (a) Grafik hubungan antara tegangan dukung ()-kedalaman (embedment)(e). (b). Grafik hubungan antara momen lentur (M)-kelengkungan (c=1/).

Untuk pemecahan numeris tampang sambungan dibagi dalam beberapa lapis (L1~Ln) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3, nilai ko dan EsIs pada setiap level tegangan untuk setiap lapisan adalah konstan. Asumsi ini memberikan persamaan diferensial sebanyak n. Dengan menggunakan persamaan dari beam on elastic foundation.

Gambar 2.3. Koordinat dan konfigurasi sambungan

Gambar 2.4. Grafik hubungan antara pembebanan dan sesaran (slip)

Perhitungan numeris yang dilakukan pada percobaan ini untuk sambungan kayu dengan besi pada bagian samping. Hasil perhitungan dibandingkan dengan

beberapa hasil percobaan laboratorium, berupa grafik hubungan antara pembebanan dan sesaran (slip) dapat dilihat pada gambar 2.4

You might also like