You are on page 1of 29

HUBUNGAN PERILAKU BIDAN DENGAN TETANUS NEONATORUM DI KLINIK BERSALIN KOTA MEDAN TAHUN 2011

PRESENTED BY : MAIDA PARDOSI, SKM, M.KES YUSLIANA NAINGGOLAN, SPd, M.KES HANNA SRIYANTI SARAGIH, SST

HUBUNGAN PERILAKU BIDAN DENGAN TETANUS NEONATORUM DI KLINIK BERSALIN KOTA MEDAN TAHUN 2011

PRESENTED BY : MAIDA PARDOSI, SKM, M.KES YUSLIANA NAINGGOLAN, SPd, M.KES HANNA SRIYANTI SARAGIH, SST

BAB I . LATAR BELAKANG


Angka

kematian bayi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan Negara Negara ASEAN. Sekitar 40 % kematian bayi terjadi pada saat neonatal ( bulan pertama kehidupan bayi ). Tetanus Neonatorum masih merupakan salah satu penyebab tersering kematian neonatal di Indonesia ( Indrawati, 2010 ).

CONTINUING Dari data kesehatan dunia woarld health organization ( WHO ) mengungkapkan tetanus neonatorum adalah merupakan persoalan dari 57 negara yang sedang berkembang ( Tempo Media , 2009 ).

Di Indonesia pada saat ini masih menghadapi

berbagai kendala dalam pembangunan sumber daya manusia ( SDM ), khususnya dalam bidang kesehatan. Hal ini tampak antara lain dari masih tingginya kelahiran dan kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan ada sejumlah 4.608.000 bayi dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya ternyata meninggal dunia pada masa neonatal atau sebelum menginjak usia sebulan. Dengan kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal di Indonesia oleh berbagai sebab (Abdullah, 2003).

Di Indonesia tetanus neonatorum

merupakan penyebab utama ke empat kematian neonatal yaitu 7.9 %. Jawa barat merupakan propinsi dengan laporan kasus tetanus nenatorum terbesar di Indonesia ( Garuda, 2008 ).

Di Sumatera Utara belum ada data

survey khusus yang mendukung, namun secara nasional penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan bayi yang terlambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran premature dan berat badan lahir rendah.

NO 1 ASPHIKSIA

PENYEBAB AKB

JUMLAH 27.97 %

2
3 4 5 6 7 8 9

GGN NAFAS YG BERHUBUNGAN DGN PERINATAL


INFEKSI & PARASIT KONGENITAL PENYULIT KEHAMILAN, PERSALINAN & NIFAS INFEKSI PADA MASA PERINATAL CIDERA LAHIR TETANUS NEONATORUM HEMOLITIK PADA JANIN & BBL KONDISI LAIN YANG BERMULA PD MASA PERINATAL

10 %
7.05 % 8.28 % 1.77 % 0.8 % 0.56 % 0.30 % 5.17 %

PROFIL KESEHATAN SUMUT, 2009

Di RSUP H Adam Malik ( 2009 ) ditemukan

bayi yang mengalami tetanus neonatorum dari 141 neonatus yang dirawat inap ditemukan 75 bayi yang mengalami tetanus neonatorum dan tahun 2010 ditemukan 47 bayi yang mengalami tetanus neonatorum yang dirujuk dari klinik bersalin ( Nazra Hanum, 2010 ). Tahun 2011 ditemukan 4 orang bayi mengalami tetanus neonatorum yang juga dirujuk dari klinik bersalin.

Berdasarkan latar belakang di atas

penulis tertarik melakukan penelitian tentang bagaimanakah perilaku bidan yang berhubungan dengan tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan tahun 2011?

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Bagaimanakah Hubungan Perilaku bidan dengan tetanus neonatorum di Klinik bersalin Kota Medan Tahun 2011 ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku bidan dengan tetanus neonatorum di klinik bersalin Kota Medan tahun 2011.

TUJUAN KHUSUS
Menganalisis pengetahuan bidan tentang

tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan tahun 2011 Menganalisis sikap bidan tentang tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan tahun 2011 Menganalisis tindakan bidan tentang tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan tahun 2011 Menganalisis hubungan perilaku bidan dengan tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan

Hipotesis penelitian
Ada hubungan perilaku bidan

dengan tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan

BAB II
TERLAMPIR

BAB III. KERANGKA KONSEP


PERILAKU BIDAN a.PENGETAHUAN BIDAN TENTANG TETANUS NEONATORUM b. SIKAP BIDAN DALAM PENANGGULANGAN TETANUS NEONATORUM c. TINDAKAN BIDAN DIDALAM PENANGGULANGAN TETANUS

TETANUS NEONATORU M

DEFENISI OPERASIONAL
VARIABEL
DEPENDEN

DEFENISI OPERASIOANAL

CARA UKUR

ALAT UKUR

HASIL UKUR

Tetanus Neonatorum

Adalah penderita observ tetanus asi neonatorum yang datang berobat ke klinik bersalin dan didiagnosa sebagai penderita tetanus neonatorum

Kartu berobat / rujukan dari klinik

Kasus

VARIABEL

DEFENI SI OPERA SIOAN AL

CARA UKUR

ALAT UKUR

HASIL UKUR

VARIABEL

INDEPENDEN
Perilaku bidan a.Tingkat pengetahuan Adalah wawancara tingkat pengeta huan bidan tentang tetanus neonat orum kuesioner 1. baik 2. kurang ordinal

VARIABEL

b. sikap

DEFENISI CARA ALAT UKUR HASIL OPERASIO UKUR UKUR ANAL Adalah Wawancara kuesioner 1. Baik sikap bidan 2. Kurang untuk bertindak dalam penanggula ngan tetanus neonatoru m

VARIABE L ordinal

VARIABEL

DEFENISI OPERASIOANAL
Adalah tindakan yang dilakukan oleh bidan yang merupakan kebiasaan yang bersifat sebagai protektif dan resiko terhadap kejadian tetanus neonatorum seperti : a. Peralatan persalinan : b. Perawatan tali pusat bayi

CARA UKUR
wawancara

ALAT UKUR

HASIL UKUR

VARI ABE L
ordinal

c.tindakan

kuesioner 1. baik 2. kurang

CONTINUING
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan jenis penelitian cross sectional dan dianalisis secara chi square taraf kepercayaan 95 %, untuk melihat seberapa besar pengaruh factor variable independen terhadap dependen maka dilakukan analisis regresi linier sederhana.

Populasi dalam penelitian ini bidan yang

merujuk ke RSUP H Adam Malik berjumlah 47 Klinik Bersalin di Kota Medan, sampel penelitian ini menggunakan total sampling . Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


PENELITIAN INI DIRENCANAKAN AKAN

DILAKSANAKAN PADA BULAN MEI S/D JULI 2011 TEMPAT PENELITIAN : DI 47 KLINIK BERSALIN KOTA MEDAN

DESAIN DAN METODE PENELITIAN


Jenis penelitian ini adalah penelitian survey

analitik untuk menganalisa hubungan perilaku bidan dengan tetanus neonatorum di klinik bersalin kota Medan tahun 2011. Analisis data dilakukan dengan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 %.

CONTINUING Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan bantuan software computer menggunakan SPSS seri 17, melalui tahapan tahapan sebagai berikut : Pengkodean data ( coding ) Penetapan skor ( scoring ) Pemprosesan data ( processing )

Selanjutnya analisis data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu : Analisis univariabel untuk menggambarkan karakteristik masing masing variable yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekwensi dan persentase masing masing kelompok, data ditampilkan dalam bentuk table distribusi frekwensi

Analisis

bivariabel untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variable bebas dan variable terikat. Analisis menggunakan uji statistic chi square ( X2 ), dengan tingkat kemaknaan p<0.05 dan confidence interval ( 95 % ). Rasio prevalens ( RP ) dihitung menggunakan table 2x2.

Analisis multivariable, untuk mengetahui

hubungan antara variable variable bebas dan variable terikat secara bersama- sama. Uji statistic yang digunakan adalah analisis multiple logistic regression ( regresi logistic ).

1111111111111111111111111111111111 11111111111111111111111111211

THE END AND THANK YOU

You might also like