Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Para pelaku bisnis pada saat ini dituntut untuk menjalankan bisnisnya secara
effisien dan efektif dikarenakan tuntutan persaingan yang semakin ketat.
Kecepatan pengiriman dan ketersediaan barang pada pelanggan menjadi faktor
yang sangat krusial dikarenakan jika kalah cepat dari pesaing mereka dapat
kehilangan pelanggan. Disamping itu mereka juga dituntut untuk mengurangi
biaya operasional sehingga harga yang dipatok dapat kompetitif. Oleh karena itu
dibutuhkan integerasi yang baik dari supplier hingga pendistribusian barang.
Integrasi tersebut dinamakan supply chain management. Dengan tercapainya
kordinasi yang baik antara rantai pasok sebuah perusahaan maka di tiap channel
rantai pasok tidak akan mengalami kekurangan ataupun kelebihan barang.
Sehingga penurunan biaya pun dapat dicapai. Jika sebuah perusahaan memegang
barang terlalu banyak maka biaya yang akan timbul semakin mahal, biaya-biaya
tersebut timbul dari:
1. Harus menempatkan karyawan yang lebih banyak untuk mengurus barang
selama penyimpanan.
2. Akan timbul biaya perawatan yang lebih selama barang tersebut disimpan,
sebagai contoh ice cream maka akan dibutuhkan lemari pendingin yang
lebih banyak sebagai dampaknya biaya listrik pun meningkat
Permintaan pasar terhadap suatu barang sangat fluktuatif sehingga
ketersediaan barang di suatu perusahaan harus dapat flexibel. Jika perusahaan
tidak dapat merespon kebutuhan pasar maka akibatnya kepuasan pelanggan akan
menurun yang dapat berakibat kehilangan pelanggan. Demi menjaga ketersediaan
barang maka pemasok harus dapat merespon secara cepat apa dan berapa banyak
barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Maka adanya kolaborasi yang baik
antara sebuah perusahaan dan pemasok harus bagus demi menjamin ketersediaan
barang mentah yang nantinya akan diproses oleh perusahaan menjadi barang jadi.
Dengan kolaborasi yang baik dapat menghilangkan hal-hal yang dapat
memperlambat proses pengiriman barang ke pelanggan seperti lead time yang
terlalu lama karena pemasok tidak siap akan permintaan yang fluktuatif dapat di
cegah, jalur distribusi barang dari perusahaan ke distributor dapat dipersingkat.
Semua itu akan berdampak kepada kepuasan pelanggan yang meningkat sehingga
kesetiaan pelanggan untuk menggunakan produk tersebut meningkat.
Page 1
Seperti kita ketahui bahwa di marketing ada yang namanya marketing mix
yaitu product, place, price dan promotion. Maka dengan kolaborasi yang baik dari
pemasok hingga distributor maka perusahaan dapat memenangkan product, place
dan price. Dikarenakan kualitas barang yang dihasilkan akan meningkat,
kecepatan dan ketersediaan barang terjamin dan harga yang dijual dapat
kompetitif dikarenakan proses yang efektif dan efisien.
Sumber: Wikipedia
Page 2
parameter-parameter perusahaan seperti menentukan reorder level. Kebijakan
operasional berkaitan dengan kegiatan sehari-hari seperti pembelian material,
penjadwalan pembelian bahan baku, penjadwalan pengiriman dan lain-lain.
Hal yang paling susah dilakukan dalam menjalankan supply chain adalah
kolaborasi antara seluruh komponen di dalam rantai pasok dikarenakan setiap
komponen tersebut mempunyai struktur perusahaan dan budaya yang berbeda.
Karena itu untuk menyatukannya harus dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menciptakan komitmen dan penyamaan persepsi dalam kolaborasi untuk
menciptakan hal ini maka perlu disadari bahwa kolaborasi ini bertujuan
agar kinerja untuk menyampaikan nilai ke pelanggan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
2. Menghilangkan rintangan yang ada dalam pengkolaborasian untuk
mencapai hal itu maka diperlukan jaringan informasi yang terbuka bagi
seluruh elemen didalam rantai pasok, rasionalisasi dan simplifikasi,
pengukuran performa supply chain, membangun kepercayaan antara setiap
elemen di dalam rantai pasok.
3. Peningkatan kinerja secara terus menerus di dalam rantai pasok.
Dikarenakan lingkungan bisnis yang selau berubah maka diperlukan
hubungan dalam rantai pasok harus flexibel dan dinamis. Jika tidak maka
kolaborasi tersebut tidak akan dapat merespon tantangan dalam dunia
bisnis.
Ada dua fokus utama dalam suply chain yaitu efesiensi yang tinggi (cost-
efficiancy) dan responsiveness yang tinggi. Dalam melakukan semua aktifitas
supply chain diusahakan dengan biaya yang rendah untuk mencapai hal itu maka
diperlukan untuk menentukan channel yang dipilih harus berbiaya rendah dan
menentukan jumlah gudang yang tidak terlalu banyak tetapi dapat memenuhi
kebutuhan sehingga tidak ada keterlambatan pasokan barang.
E-Procurement
E-procurement adalah penggunaan internet sebagai fasilitas untuk
mendukung pembelian. E- procurement mempercepat pembelian, mengurangi
Page 3
biaya dan mengintegerasikan seluruh elemen di dalam rantai pasok, meningkatkan
daya saing perusahaan. Supply chain yang dilakukan secara tradisional semua
aktifitas pencatatan dilakukan dengan menggunakan kertas sebagai contoh
pemesanan barang, invoice, dokumen-dokumen pendukung, nota pembayaran,
dan lain-lain. Dengan menggunakan E-procurement maka dapat mengurangi
aktifitas yang mengunakan kertas untuk pencatatan.
Page 4
MPS adalah timetable yang berisi tentang informasi apa yang harus
diproduksi dan kapan produksi tersebut dilakukan. Dengan kata lain adalah
perencanaan tentang produksi, persediaan, dan lain-lain. Tujuan perencanaan ini
adalah untuk mengoptimalkan produksi, untuk mengidentifikasi hambatan, dan
mengantisipasi kebutuhan barang mentah. Input untuk perencanaan ini berasal
dari rencana keuangan, permintaan pelanggan, ketersediaan mesin, ketersediaan
tenaga kerja, kinerja pemasok dan pertimbangan-pertimbangan lain. Besaran
kontribusi dari setiap input bervariasi.
Penggunaan MPS adalah untuk:
1. Memberikan top management informasi yang diperlukan untuk
merencanakan dan mengkontrol proses dari produksi
2. Mengikatkan keseluruhan recana bisinis perusahaan dan memberikan
peramalan secara detail untuk keperluan produksi
Lead Time
Ketika manager menentukan kapan komponen dibutuhkan, mereka juga
menentukan kapan mereka dapat mendapatkan komponen tersebut. Waktu yang
Page 5
dibutuhkan untuk mendapatkan suatu komponen dinamakan lead time. Lead time
untuk komponen-komponen di dalam manufacture termasuk perpindahan, setup
dan perakitan.
Page 6
mencapai reorder point maka sistem akan memberitahukan kepada pemasok agar
mengirim barang ke perusahaan.
Melalui EDI perusahaan membagi peramalan akan permintaan selama satu
tahun kedepan ke pemasok. Sehingga pemasok dapat mempersiapkan dan
menjadwalkan kapan dan berapa banyak harus memproduksi barang. Diharapkan
dengan melakukan hal tersebut maka persediaan barang mentah di perusahaan
tidak terjadi kekurangan.
Untuk mempermudah proses pembelian antara perusahaan dan pemasok
maka dibuatlah e-procurement. Dengan sistem ini proses pembelian barang seperti
pembuatan PO, lampiran document yang dibutuhkan, dan lain-lain dilakukan
secara elekronik seingga dapat mempercepat proses pembelian barang.
Perusahaan juga mengembangkan tracking system dimana dapat
mengetahui posisi barang selama pengiriman dari pemasok. Dengan sistem ini
perusahaan dapat mengetahui apakah barang mentah akan diterima tepat waktu
atau ada keterlambatan. Hal ini dibutuhkan perusahaan agar dapat mengambil
keputusan yang tepat jika ada keterlambatan. Tracking system ini tidak hanya dari
pemasok ke perusahaan tetapi juga dari perusahaan ke pelanggan.
Untuk mendukung supply chain maka perusahaan menerapkan material
requirement planning. Dengan menerpakan MRP maka perusahaan dapat
mengelola persediaannya dengan baik dan dapat mengestimasi dengan tepat
kebutuhan persediaanya. Jika persediaan dapat dikelola dengan baik maka akan
meningkatkan kolaborasi antara perusahaan dengan pemasok karena pemasok
dapat mengetahui secara pasti kebutuhan perusahaan sehingga dapat membuat
barang sesuai dengan kebutuhan dan mengirimkan barang tepat pada waktunya.
Seperti diketahui komponen-komponen dalam MRP adalah informasi persediaan
yang akurat, purchasing, MPS dan bill of material. Di dalam paper ini akan
membahas implementasi dari setiap komponen pendukung MRP.
Page 7
Gambar 1: Diagram supply chain perusahaan
Seperti kita ketahui informasi yang akurat akan persediaan adalah kunci
yang penting dalam kesuksesan penerapan MRP. Untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan cepat tentang level persediaan atau aliran barang maka
perusahaan ini memakai RFID.
Dapat kita lihat dari gambar 2 setelah barang diturunkan dari truk maka
barang harus melewati RFID scanner yang gunanya akan mendata berapa banyak
barang yang diterima dan tipe dari barang tersebut. Dari RFID scanner data
dikirim ke database perusahaan. Data ini berguna bagi perusahaan untuk
mengetahui jumlah persediaan yang ada di gudang mereka sehingga membantu
untuk perencanaan proses produksi. Pada proses penyimpanan di gudang, setelah
barang ditaruh di rak, lokasi barang tersebut dikirim. Data tersebut diperlukan
untuk mengetahui lokasi barang sehingga ketika pengambilan barang langsung
Page 8
dapat diketahui dimana barang akan diambil sehingga kinerja karyawan akan
lebih efisien.
Page 9
Setelah barang selesai di produksi maka sebelum barang di bawa ke
gudang barang harus di scan dengan RFID scanner. Informasi tentang barang
tersebut seperti untuk siapa, berapa banyak, tipe dan lain-lain di masukan ke
dalam database. Data itu nantinya akan dipakai oleh Master production schedule,
untuk mengetahui berapa banyak barang yang sudah diproduksi sehingga dapat
mengestimasi berapa banyak lagi bahan mentah yang dipakai untuk produksi dan
apakah waktu penyelesaian sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan.
Data itu juga berguna untuk departemen marketing sehingga mereka dapat
memberitahukan kepada pelanggan berapa banyak yang sudah di produksi jika
pelanggan menanyakannya. Terkadang pelanggan menanyakan hal tersebut karena
mereka meminta agar barang yang sudah diproduksi dikirim dahulu, jadi
pengiriman barang secara parsial tidak menunggu semuanya selesai.
Perusahaan membikin peramalan untuk kebutuhan barang mentah selama
satu tahun kedepan. Sumber data untuk peramalan adalah dari bagian marketing.
Marketing membuat peramalan permintaan semua jenis barang selama satu tahun
kedepan. Untuk membuat peramalan marketing menggunakan data history dari
penjualan selama beberapa tahun kebelakang dan juga ditambahkan dengan
peetumbuhan permintaan. Data peramalan tersebut juga menunjukan kapan
permintaan puncak bagi perusahaan. Dari peramalan permintaan tersebut maka
dapat diketahui kebutuhan dari setiap jenis bahan mentah setiap bulannya selama
satu tahun kedepan. Untuk mengetahui bahan mentah apa saja yang diperlukan
dapat kita lihat dari Bill of Material setiap jenis barang. Jumlah setiap barang
mentah yang didapat dari peramalan harus di tambahkan lagi dengan jumlah yang
tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kenaikan permintaan
secara mendadak sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan tersebut.
Peramalan tersebut sangat penting bagi perusahaan karena dapat menentukan
kapan dan berapa banyak akan membeli barang mentah. Dengan permalan yang
tepat maka akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon permintaan dari
pelanggan dan juga dapat mengefesiensikan persediaan.
Untuk mengetahui kapan barang yang dipesan akan diterima maka dapat
melihat data dari bagian purchasing. Biasanya pemasok sudah memberikan
tanggal tertentu barang bisa di terima oleh perusahaan tetapi dari tanggal yang
dijanjikan oleh pemasok perusahaan memberikan jeda waktu lagi selama dua
minggu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keterlambatan yang diakibatkan
Page 10
oleh berbagai hal seperti kapal yang mengirim barang tidak dapat beroperasi,
barang tertahan di kepabeanan, waktu penyelesaian barang pesanan terlambat, dan
lain-lain. Jika hal ini tidak diantisipasi maka akan berakibat fatal bagi perusahaan,
keterlambatan kedatangan dapat mengakibatkan persediaan di perusahaan kurang
dan akan menimbulkan pemberhentian produksi karena tidak ada bahan mentah
untuk diproduksi. Jika proses produksi berhenti maka akan menimbulkan
keterlambatan pengiriman kepada pelanggan, yang dapat mengakibatkan
kepuasan pelanggan ke perusahaan berkurang.
Untuk membuat perencanaan persediaan di perusahan ini mendapatkan
informasi dari database perusahaan yang salah satu input berasal dari RFID,
informasi tentang kedatangan barang mentah yang dipesan dari purchasing,
perencanaan produksi yang ada di MPS dan juga dari data peramalan. Pihak
perusahaan memesan sejumlah barang yang sesuai dengan data peramalan dan
jika permintaan meningkat maka pemesanan akan disesuaikan dengan permintaan.
Kedatangan barang mentah disesuaikan dengan kebutuhan produksi yang datanya
didapat dari master production schedule.
Jika kita melihat dari gambar 4 (ilustrasi perencanaan persediaan) maka
perusahaan akan menentukan tanggal kedatangan dari bahan mentah di lihat dari
kebutuhan produksi. Ketika bahan mentah datang pertama kali maka akan
diperiksan oleh bagian quality (incoming inspection) yang bertujuan untuk
memastikan kualitas bahan mentah betul- betul bagus. Jika ada sebagian yang
ditolak oleh bagian quality maka database harus di update berapa banyak barang
yang ditolak dan diterima.
Perusahaan juga menerapakan safety stock yang gunanya untuk berjaga-
jaga apabila terjadi kebutuhan mendadak atau keterlambatan kedatangan barang.
Untuk menentukan safety stok perusahaan menetapkan kebijakan, untuk bahan
mentah yang perputarannya cepat maka perusahaan akan menyimpan dengan
jumlah lebih banyak dibandingkan dengan barang mentah yang perputarannya
tidak cepat.
Page 11
Gambar 4: Ilustrasi perencanaan barang
Page 12
kapan mesin akan dihentikan. Sehinga tidak akan mempengaruhi tanggal
pengiriman barang yang sudah dijanjikan kepada pelanggan.
Setiap mesin mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, hal ini harus
diperhatikan sebelum menentukan mesin mana yang digunakan untuk membuat
pesanan tertentu. Jika tidak diperhatikan maka akan menimbulkan barang yang
diproduksi tidak sesuai dengan standar kualitas perusahaan.
V. Kesimpulan
VI. Rekomendasi
Dikarenakan lingkungan dunia bisnis yang selalu berubah maka MRP dan
SCM yang diterapkan oleh perusahaan harus bisa flexibel untuk menjawab
tantangan tersebut. Kinerja bagus yang sudah didapatkan perusahaan dengan
penerapan SCM dan MRP harus dipertahankan.
Daftar Pustaka
Page 13
Universitas Krtisten Petra. (2003). Retrieved June 6, 2009, from
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=18&submit.y=19&submit
=prev&page=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs
1%2Ftmi%2F2003%2Fjiunkpe-ns-s1-2003-25499118-3273-
supply_chain-chapter2.pdf
Page 14