You are on page 1of 2

Sumber Hukum Islam

Al-Qur'an
Secara etimologis, al-Qur’an merupakan Masdar dari kata kerja “Qoroa” yang berarti
bacaan atau yang ditulis, sedang menurut Quraish Shihab berarti bacaan yang sempurna.
Sementara Al-Ghazali dalam kitabnya al-Mustasfa menjelaskan bahwa yang dimaksud al-
Quran adalah firman Allah swt. Dalam uraian selanjutnya Al Ghazali menyebutkan bahwa al-
Qur’an bukanlah perkataan Rasulullah, beliau hanya berfungsi sebagai orang yang
menyampaikan apa yang diterima dari Allah SWT. Sedangkan Dawud al-Attar menyebutkan
bahwa, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara
lafaz (lisan), makna serta gaya bahasa (uslub)-nya, yang termaktub dalam mushaf yang
dinukil secara mutawatir
Definisi di atas mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut :
a. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah wahyu Allah;
tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi.
b. Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya bahasanya. Artinya
isi maupun redaksi Al-Quran datang dari Allah sendiri.
c. Al-Qur’an terhimpun dalam mushaf, artinya Al-Qur’an tidak mencakup wahyu Allah
kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hukum-hukum yang kemudian disampaikan
dalam bahasa Nabi sendiri.
d. Al-Qur’an dinukil secara mutawatir, artinya Al-Qur’an disampaikan kepada orang
lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat
untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-bedanya tempat tinggal
mereka.
Ditinjau dari sudut tempatnya, Al Quran turun di dua tempat yaitu:
1. Di Mekkah atau yang disebut ayat makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-ayatnya
pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al
Quran.
2. Di Madinah atau yang disebut ayat madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan peraturan
yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan, anjuran, hukum-
hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga, masyarakat, pemerintahan,
perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan
sebagainya.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman
(Saba' QS 34:28). Seluruh mazhab dalam Islam sepakat bahwa al-Qur’an adalah
sumber hukum yang paling utama, dengan kata lain, al-Qur’an menempati posisi
awal dari tertib sumber hukum dalam berhujjah. Sebagai sumber Ajaran Islam juga
disebut sumber pertama dan utama atau Asas Pertama Syara'. Oleh karena itu hukum-
hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan yang
wajib diikuti oleh seluruh umat Islam.
Dalam upaya memahami isi Al Quran dari waktu ke waktu telah berkembang tafsiran tentang
isi-isi Al-Qur'an namun tidak ada yang saling bertentangan.
Hadits
Hadits adalah seluruh perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad yang
kemudian dijadikan sumber hukum. Fungsi hadits antara lain
• Mempertegas hukum dalam Al-Qur'an
• Memperjelas hukum dalam Al-Qur'an
• Menetapkan hukum yang belum ada di Al-Qur'an
Ijtihad
Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat sehingga tidak bisa langsung
menanyakan pada beliau tentang suatu hukum namun hal-hal ibadah tidak bisa diijtihadkan.
Beberapa macam ijtihad antara lain
• Ijma', kesepakatan para ulama
• Qiyas, diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
• Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
• 'Urf, kebiasaan

You might also like