You are on page 1of 0

LASTON SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF

PADA PEKERJAAN PELAPISAN JALAN


Andi Tenrisukki Tenriajeng
Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Gunadarma
andi_tsta!!"gunadar#a"a$"id
ABSTRAK
LASTON adalah salah satu jenis campuran panas yan
diunakan se!aai lapis permukaan jalan untuk melayani arus lalu
lintas tini karena mempunyai karakteristik denan sta!ilitas dan
kelenturan yan !aus" Pekerjaan pelapisan denan campuran panas
!erupa Asphalt Treated #ase $AT#% dilakukan denan serankaian
pekerjaan pem!&nkaran dan patchin denan kadar aspal yan
diunakan untuk lapisan utama maupun lapisan penahan yan
disesuaikan denan spesi'ikasi untuk menceah terjadinya lu!er"
Seera setelah penhamparan $spreadin% dilakukan pemadatan
dalam tia tahap yaitu pemadatan a(al, pemadatan tenah dan
diakhiri denan pemadatan akhir"
Kata Kunci: LASTON, Asphalt Treated #ase $AT#%, c&mpacti&n"
PENDAH%L%AN
Salah satu sarana bagi
manusia untuk berinteraksi adalah
jalan raya yang telah dikenal sejak
zaman dahulu. Mereka menyadari
dengan adanya sarana jalan raya
akan memudahkan untuk melakukan
berbagai macam kegiatan. Di era
globalisasi sekarang ini sedikitnya
telah dikenal moda transportasi darat,
laut dan udara. Jalan raya merupa-
kan salah satu sarana untuk moda
transportasi darat. Seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka jalan raya pun tidak
luput dari sentuhan teknologi tersebut
dengan ditemukannya beberapa jenis
bahan yang bisa dipakai untuk
pekerjaan pelapisan diantaranya
laston. Jalan-jalan modern yang
dilengkapi dengan lapis perkerasan
banyak dijumpai di kota-kota ataupun
dengan adanya jalan-jalan akses ke
perkampungan dan pemukiman pen-
duduk. Seiring dengan pengopera-
sian jalan tersebut selama periode
umur rencana jalan, maka jalan
tersebut mengalami penurunan kuali-
tas; untuk itu dilakukan peningkatan
jalan dengan melakukan pelapisan
pada ruas jalan tersebut. Pelapisan
untuk kondisi lalu lintas berat bia-
sanya menggunakan jenis aspal
panas spal beton. !ntuk lalu lintas
T)N*+AJ)NG, LASTON S#G #A,AN ALT)*NAT+F ----" .
sedang cocok dengan lapisan cam-
puran aspal panas ,&t *&lled Sheet.
!ntuk lapis antara biasanya dipakai
lapisan Asphalt Treated #ase yang
relati" mempunyai kekakuan yang
cukup besar untuk menerima beban.
PE&BAHASAN
Jenis 'a#(uran As(a) Panas
#erdasarkan karakteristiknya,
campuran aspal panas dapat
dikelompokkan dalam kelompok
Aspal !et&n serta kelompok ,&t
*&lled Aspahalt. Perkembangan
selanjutnya dikenal Asphalt Treated
#ase, ,&t *&lled Sheet serta ,&t
*&lled Sand Sheet. Masing-masing
campuran tersebut mempunyai keku-
atan atau kekakuan yang berbeda.
Pemilihannya tergantung dari letak
lapisan serta beban lalu lintas dan
tingkat kenyamanan yang dikehen-
daki.
Aspal Beton
Aspal !et&n atau aspal beton
merupakan campuran aspal panas
yang mempunyai agregat kasar,
pasir, 'iller, dan aspal. $omposisi
bahan campuran agregat mempunyai
gradasi menerus. Dalam campuran,
agregat yang kecil akan mengisi
ruang di antara agregat yang besar
sehingga membentuk struktur granu-
lar yang padat dengan rongga udara
yang sangat kecil. #ahan aspal akan
menyelimuti butiran agregat sebagai
lapis tipis dan sebagian akan mengisi
rongga di antara agregat. $ekuatan
mekanik dari campuran ini diperoleh
dari gesekan dalam, si"at penguncian
antar agregat serta kohesi antar butir
agregat yang telah terselimuti oleh
aspal.
Hot Rolled Asphalt
%ampuran ,&t *&lled
Asphalt merupakan campuran aspal
panas yang mempunyai komposisi
bahan agregat bergradasi timpang.
Jumlah mortal dalam campuran yang
terdiri dari pasir, 'iller dan aspal
ber&ariasi mulai dari '() sampai
*(() tergantung dari penggunaan
campuran. !ntuk dipakai sebagai
lapis aus permukaan, proporsi mortal
minimum ++) dari campuran agar
masih didapat campuran yang padat
dan kedap air.
Hot Rolled Sheet
%ampuran aspal panas ,&t
*&lled Sheet merupakan kelompok
atau turunan dari campuran ,&t
r&lled Asphalt. Secara umum kedua
campuran ini mempunyai si"at dan
karakteristik yang sama. %ampuran
,&t *&lled Sheet mempunyai kompo-
sisi agregat bergradasi timpang
dimana nilai stabilitasnya sangat
tergantung dari kekakuan mortarnya.
Sebagai lapis tipis, ,&t *&lled Sheet
banyak dipakai sebagai lapis aus
permukaan yang padat dan kedap
air. ,ebal lapisan ini ber&ariasi dari
-,+( mm sampai +( mm.
$ombinasi proporsi dari ba-
han campuran agregat dan aspal ha-
rus tepat. Pemilihan jenis 'iller sangat
mempengaruhi nilai stabilitasnya.
Stabilitas campuran adalah kemam-
puan campuran untuk menerima
beban lalulintas di atasnya tanpa me-
ngalami perubahan bentuk seperti
gelombang, alur atau retak buaya.
JU*NAL /ONST*U/S+ 0 1)SA+N, 2OL" 3, NO" 3, JUN+ 4554 6
Pemakaian semen akan memberikan
nilai stabilitas yang lebih baik diban-
dingkan dengan pemakaian kapur
yang mempunyai stabilitas .-+ kg.
$adar 'iller yang optimum untuk
semen adalah +,+() sedang untuk
kapur dan lanau masing-masing
/,+().
Pe)aksanaan Pekerjaan Pe)a(isan
Pada umumnya peningkatan
jalan berupa pekerjaan pelapisan
dirangkaikan dengan beberapa pe-
kerjaan diantaranya. Pengaturan lalu
lintas dilakukan agar dapat melin-
dungi pekerjaan, menjaga keselama-
tan umum dan memperlancar arus
lalu lintas yang lalu lalang di sekitar
pekerjaan; disamping itu harus
dipasang rambu lalu lintas maupun
"asilitas lainnya di setiap tempat di-
mana operasi kontruksi dapat meng-
ganggu arus lalu lintas. Semua ram-
bu dan rintangan harus diberi garis-
garis re'lect&r atau semacamnya,
sehingga dapat terlihat jelas pada
malam hari. Demikian juga penem-
patan petugas bendera di semua
tempat dimana operasi konstruksi
dapat mengganggu arus lalu lintas.
,ugas utamanya adalah mengarah-
kan dan mengatur gerakan lalu lintas
yang melalui atau berada di sekitar
lokasi pekerjaan.
Pergerakan peralatan adalah
kegiatan mobilisasi dan demobilisasi
yang dilaksanakan kurang dari -0
jam dan dilakukan berulang kali
selama periode pelaksanaan, hal ini
dilakukan mengingat tidak dimung-
kinkan meninggalkan peralatan di
lapangan.
Pelaksanaan pembongkaran
permukaan jalan harus menggu-
nakan alat mekanis 1r&ad cutter dan
scraper2. 3okasi pembongkaran ha-
rus segera diisi dengan aspal beton
untuk menghindari genangan air dan
untuk menghindari terjadinya kecela-
kaan lalu lintas pemakai jalan; oleh
karena itu tidak dibenarkan mening-
galkan kondisi permukaan jalan yang
dibongkar tanpa perlindungan. Selan-
jutnya diberi suatu ikatan antara lapis
permukaan lama dengan lapis per-
mukaan baru. Jumlah pemakaian as-
pal tidak boleh terlalu banyak, karena
akan menimbulkan kelebihan aspal
pada lapisan kontruksi berikutnya
yang akan mengakibatkan kemung-
kinan timbulnya luber pada permu-
kaan jalan. Pedoman jumlah pema-
kaian aspal yang disarankan dalam
lapisan penahan dapat dilihat pada
tabel *.
Ta!el 3" Jumlah Aspal dalam Tack78&atin
Jenis As(a) Ju#)a* +ang
di(er)ukan
Te#(eratur
Pe#akaian
4.% 5 .(
4.% 5 -+(
4.S
*
6 4.S
-
(,* 5 (,' liter6m
-
(,* 5 (,' liter6m
-
(,- 5(,+ liter6m
-
-+
(
5 /(
(
%
'(
(
5 .(
(
%
0(
(
5 /(
(
%
T)N*+AJ)NG, LASTON S#G #A,AN ALT)*NAT+F ----" 9
Pelaksanaan lapisan penahan
dilakukan dengan pertimbangan
permukaan jalan harus kering dan
bersih dari kotoran6debu dan bahan-
bahan lepas lainnya. 3apisan pena-
han harus rata dan setipis mungkin,
oleh karena itu dalam pelaksanaan
lapisan penahan perlu dibantu
perataan lapisannya dengan sikat ijuk
1bila pelaksanaan memakai sistem
manual2. Pelaksanaan lapisan pena-
han, harus ditangguhkan bila tempe-
ratur udara di ba7ah *(
(
% atau cua-
ca akan hujan, serta lapisan kon-
struksi berikutnya tidak boleh
dikerjakan sebelum lapisan penahan
mantap.
Peng*a#(aran dan Pe#adatan
Didahului dengan persiapan
penghamparan yaitu pembuatan
campuran aspal panas dengan
:arshall Test yang sesuai dengan
spesi"ikasi termasuk pemeriksaan
mutu campuran aspal, bila telah
memenuhi spesi"ikasi yang telah
ditentukan, penghamparan produksi
campuran aspal tadi siap untuk
dilaksanakan. 8amun sebelumnya
percobaan penghamparan perlu di
lakukan di lokasi lain 1!ase camp2.
,ujuannya untuk mengetahui mutu
bahan sebelum dihamparkan, se-
hingga dapat memperkirakan hasil
sesungguhnya. Pada percobaan ini
harus diperhatikan pemberian lapisan
utama dan lapisan penahan, kemam-
puan mesin penghampar, percobaan
peralatan mesin pemadat, kemam-
puan kerja, pemeriksaan &isual, dan
persiapan lokasi badan jalan. Selan-
jutnya dilakukan penghamparan as-
pal campuran panas 1h&t mi;2 yang
didahului pemberian lapisan utama
atau lapisan penahan tergantung dari
lapisan yang akan diperkeras. Dalam
penghamparan perlu diperhatikan
jangan sampai terjadi segregasi pada
campuran, menggunakan alat peng-
hampar khusus 1asphalt 'inisher2, dan
penyesuaian dengan permukaan
yang akan dibuat tentang kemiringan
permukaan pada jalan lurus dan
pada tikungan, seperti yang
ditunjukkan pada 9ambar *.
Gam!ar 3"
Pekerjaan penhamparan denan asphalt 'inisher
JU*NAL /ONST*U/S+ 0 1)SA+N, 2OL" 3, NO" 3, JUN+ 4554 35
Setelah penghamparan sele-
sai, dilanjutkan dengan pemadatan
yang didahului oleh serangkaian
pengamatan tentang hal-hal yang
harus diperhatikan, diantaranya
panjang lokasi penghamparan dan
temperatur penghamparan. Pemadat
yang digunakan adalah !reak d&(n
r&ller untuk pemadatan a7al,
intermediate r&ller untuk pemadatan
antara6tengah, dan 'inishin r&ller
untuk pemadatan akhir. Proses pe-
madatan dilakukan dalam ' 1tiga2
tahap. ,ahap pertama, pemadatan a-
7al dengan &i!rat&r r&ller yang berat
dan jumlah passingnya disesuaikan
dengan persyaratan yang akan
dicapai. ,ahap kedua, pemadatan
tengah menggunakan alat pemadat
steel (heel tandem r&ller yang berat
dan jumlah passing disesuaikan.
,ahap ketiga, pemadatan akhir
menggunakan pneumatic tire r&ller
dengan jumlah passin yang di-
sesuaikan dengan kebutuhan. Pada
pelaksanaan !reak d&(n r&llin,
penggilasan hendaknya sedekat
mungkin dengan roda penggerak
agar diperoleh kepadatan optimal.
Penggilasan hendaknya dimulai dari
bagian yang terendah dengan &ver7
lappin penggilasan *+ cm diukur
dari bagian luar yang telah digilas
dengan jumlah gilasan pada - kali
jalan atau * kali passin. gar
campuran tidak terba7a roda pema7
dat, maka pada saat penggilasan
roda harus dibasahi dengan air.
+ntermediate r&llin dilaksanakan
segera sesudah !reak d&(n r&llin
dengan steel (heel r&ller" Selanjut-
nya 'inishin r&llin dilakukan pada
7aktu campuran masih cukup hangat
untuk menghilangkan tanda-tanda
gilasan dan memperoleh penyele-
saian yang merata seperti yang ditun-
jukkan pada 9ambar -.
Gam!ar4"
Penilasan pemadatan akhir denan pneumatic tire r&ller
T)N*+AJ)NG, LASTON S#G #A,AN ALT)*NAT+F ----" 33
Secara skematis, pelaksanaan peker-
jaan pelapisan menggunakan laston
ditunjukkan pada 9ambar '.
Gam!ar <"
Urutan Pekerjaan Pelapisan menunakan LASTON
PEN%T%P
!ntuk mengembalikan kua-
litas jalan yang menurun selama
periode umur rencana jalan, dapat
dilakukan dengan pekerjaan pela-
pisan menggunakan 3S,:8 atau
3apis spal #eton yang mempunyai
kekuatan konstruksi dan umur
perkerasan jalan yang lebih lama
mengingat &olume lalu lintas cukup
padat. 8amun demikian menggu-
nakan bahan lain untuk peningkatan
JU*NAL /ONST*U/S+ 0 1)SA+N, 2OL" 3, NO" 3, JUN+ 4554 34
#ersihkan lokasi yang akan digelar dari
kotoran dan debu
Pekerjaan tack7c&at dengan aspal sprayer 1
'( menit2
Penggelaran %ampuran panas dengan
memperhatikan suhu *-( %
SELESAI
Pemadatan antara 1sec&ndary r&llin2
dengan three (heel r&ller
Pemadatan khir 1'inishin r&llin2 dengan
mesin giling pneumatic tire r&ller
Pemadatan a7al1!reakd&(n r&llin2 dengan
vi!rat&r r&ller
jalan dapat dibenarkan tergantung
dari letak lapisan serta beban lalu
lintas yang akan dilayani serta tingkat
kenyamanan yang dikehendaki. !n-
tuk itu aspal beton, h&t r&lled asphalt
1;42, atau h&t r&lled sheet 1;4S2
bisa menjadi alternati" pemilihan.
Pekerjaan pelapisan pada
umumnya dirangkaikan dengan be-
berapa pekerjaan diantaranya
pengaturan lalu lintas yang mele7ati
ruas jalan bersangkutan, pembong-
karan, patchin, penyiraman aspal
1lapisan utama6lapisan penahan2,
penghamparan dan pemadatan.
!ntuk itu perlu diperhatikan peng-
aturan pergerakan lalu lintas yang
melalui atau berada di sekitar lokasi
pekerjaan. Manu&er peralatan me-
nyangkut kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi yang dilaksanankan
kurang dari -0 jam dan dilakukan
berulang kali selama periode
pelaksanaan, hal ini dilakukan
mengingat tidak dimungkinkan me-
ninggalkan peralatan di lapangan.
Pekerjaan pembongkaran dilaksana-
kan dengan menggunakan alat r&ad
cutter dan scraper, patchin dilak-
sanakan dengan pemberian kadar
aspal sesuai dengan mi; desin
terutama pada tahap lapisan utama
atau lapisan penahan, karena
pemberian aspal yang berlebihan
akan memungkinkan terjadinya luber.
Setelah penghamparan, dila-
kukan penggilasan dalam tiga tahap.
,ahap pertama, pemadatan a7al
dengan &i!rat&r r&ller yang berat dan
jumlah passin disesuaikan dengan
persyaratan yang akan dicapai.
,ahap kedua, pemadatan tengah
menggunakan alat pemadat steel
(heel tandem r&ller yang berat dan
jumlah passin disesuaikan. ,ahap
ketiga, pemadatan akhir
menggunakan pneumatic tire r&ller
dengan jumlah passing yang dise-
suaikan dengan kebutuhan.
DAFTAR P%STAKA
P,. 3ampiri Jaya badi. A)ur Pr,ses
Pr,duksi As(a) Bet,n
-'a#(uran (anas. di
As(*a)t &i/ing P)ant,
Jakarta ,imur.
P,. Jasa Marga 1P<4S<4:2.
D,ku#en Le)ang Pekerjaan
Pe)a(isan Ja)an Ruas
'a0ang 1 'engkareng.
#uku Spesi"ikasi !mum dan
$husus.
P,. Jasa Marga 1P<4S<4:2.
S(esi!ikasi Teknis
Pekerjaan" #uku Spesi"ikasi
!mum dan $husus.
;impunan Pengembang Jalan
=ndonesia 1;PJ=2. 8o&ember
*>>>. &aka)a* Teknik"
$on"erensi 4egional ,eknik
Jalan ?= 1$,4J-/2 @ilayah
#arat. Pekan #aru 4iau.
Sil&ia Sukirman. *>>+. Perkerasan
Lentur Ja)an Ra+a. 8o&a.
#andung.
T)N*+AJ)NG, LASTON S#G #A,AN ALT)*NAT+F ----" 3<
JU*NAL /ONST*U/S+ 0 1)SA+N, 2OL" 3, NO" 3, JUN+ 4554 3=

You might also like