You are on page 1of 30

DISTOSIA

Kelompok II
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013

KELOMPOK II
Muh. Aswar Anas Adnan Sumaila Fitriani 023 Khairun Nisa Ina Angriani Arnida Aulia Rahma Enita

KONSEP MEDIS

DEFENISI
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal, yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan faktor persalinan. Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan.

Klasifikasi
Distosia karena kelainan tenaga 1. Insersi uteri 2. Incoordinate uterine action Distosia karena kelainan letak, presentase atau posisi janin 1. Presentasi belakang kepala oksiput posterior menetap 2. Presentasi belakang kepala oksiput menetap 3. Presentasi puncak menetap 4. Presentasi dahi 5. Presentasi muka 6. Letak sungsang 7. Letak lintang 8. Presentasi ganda 9. Kehamilan ganda

Kelainan bentuk janin 1. Pertumbuhan janin berlebih 2. Hidrosefalus dan anensefalus 3. Tali pusar terkemuka/ menumbung Distosia karena kelainan tulang panggul 1. Kelainan bentuk panggul: panggul jenis Naegel, rakhitis, skolitis, kifosis dll 2. Kelainan ukuran panggul

ETIOLOGI
Multipara Kelainan letak janin, disproporsi, serta pelvik Kehamilan ganda Hidramnion.

PATOFISIOLOGI
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah rambut pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala (distosia bahu).

MANIFESTASI KLINIS
IBU

Gelisah Letih Suhu tubuh meningkat Nadi dan pernafasan cepat Edem pada vulva dan servik Bisa jadi ketuban berbau. JANIN DJJ cepat dan tidak teratur Distress janin Keracunan mekonium.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI pelvimetri yang akurat, gambaran fetal yang lebih baik, gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat menyebabkan distosia. USG Kelaian letak janin, Kehamilan ganda/ kembar dan dapat memastikan apakah ada 1 / lebih fetus di rahim, menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.

KOMPLIKASI
Komplikasi Maternal Perdarahan pasca persalinan Robekan perineum derajat III atau IV Rupture Uteri Komplikasi Fetal Fraktura Clavicle Kematian janin Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen Fraktura humerus

PENATALAKSANAAN
Penanganan Umum 1. Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin 2. Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ 3. Kolaborasi dalam pemberian : a. Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV) b. Berikan analgesia berupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM) 4. Perbaiki keadaan umum 5. Dukungan emosional dan perubahan posisi

Penanganan Khusus Kelainan His TD diukur tiap 4 jam DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II Pemeriksaan dalam : VT Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV) Berikan analgetik seperti petidin, morfin Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his Kelainan letak dan bentuk janin Pemeriksaan dalam Pemeriksaan luar MRI Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksio sesaria baik primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan

Kelainan jalan lahir Persalinan percobaan Simfisiotomi Seksio sesarea

KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Aktivitas/istirahat: Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi. Sirkulasi: Tekanan darah dapat meningkat, mungkin menerima magnesium sulfat untu hipertensi karena kehamilan Eliminasi: Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai Integritas ego: Mungkin sangat cemas dan ketakutan

Nyeri atau ketidaknyamanan: Mungkin menerima anastesi pada awal proses kehamilan, kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampa sedang, dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang, Keamanan: Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi,penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala. Seksualitas: Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand multiparis.

DIAGNOSA
Nyeri berhubungan dengan tekanan kepala pada servik, partus lama, dan kontraksi tidak efektif. Resiko tinggi cedera janin berhubungan dengan penekanan kepala pada panggul, partus lama, dan CPD . Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama.

INTERVENSI
DX.1 Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi atau nyeri berkurang Kriteria hasil : Klien tidak merasakan nyeri lagI, TTV normal, Klien tampak rileks, Kontraksi uterus efektif, Kemajuan persalinan baik. Intervensi : 1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragik dan nyeri tekan abdomen. R/ Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri.

2. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri R/ Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien 3. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan ajarkan metode relaksasi R/ Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri. 4. Tindakan kolaborasi dengan pemberian sedative sesuai instruksi dokter R/ Pemberian sedative dapat mengurangi nyeri hebat yang dialami klien. 5. Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan R/ Untuk menyelamatkan si ibu dan janinnya serta secepat mungkin menghilangkan nyeri.

DX. 2 Tujuan : Tidak terjadi cedera pada ibu. Kriteria hasil : Tidak ada ruptur dan laserasi. Intervensi : 1. Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi R/ Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab, kebutuhan pemeriksaan diagnostik dan intervensi yang tepat. 2. Catat waktu/jenis obat. Hindari pemberian narkotik dan anastesi blok epidural sampai serviks dilatasi 4 cm. R/ Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat menghambat atau menghentikan persalinan. 3. Kajii tingkat keletihan yang menyertai, serta aktifitas dan istirahat, sebelum awitan persalinan. R/ Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder, atau mungkin

akibat dari persalinan lama.

4. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik R/ Disfungsi kontraksi dapat memperlama persalinan, meningkakan resiko komplikasi maternal/janin. 5. Catat kondisi serviks.pantau tanda amnionitis.catat peningkatan suhu atau jumlah sel darah putih;catat bau dan rabas vagina. R/ Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi, menghambat penurunan janin/kemajuan persalinan. terjadi amniositis secara langsung dihubungkan dengan lamanya persalinan sehingga melahirkan harus terjadi dalam 24 jam setelah pecah ketuban 6. Catat penonjolan,posisi janin dan presentase janin R/ Digunakan sebagai indikator dalam mengidentifikasi persalinan yang lama 7. Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam.kaji terhadap penuhan kandung kemih di atas simfisis pubis R/ Kandung kemih dapat menghambat aktifitas uterus dan mempengaruhi penurunan janin. 8. Tempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring atau ambulasi sesuai toleransi

R/ Ambulasi dapat membantu kekuatan gravitasi dalam merangsang pola persalinan normal dan dilatasi serviks 9. Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk malposisi, CPD atau cincin bandl R/ Melahirkan seksio sesari segera diindifikasikan untuk cincin bandl untuk distres janin karena CPD. DX.3 Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari Kriteria hasil : DJJ dalam batas normal, Kemajuan persalinan baik Intervensi : 1. Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi R/ Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama.

2. Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus . R/ DJJ harus di rentang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dengan variasi ratarata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus. 3. Catat kemajuan persalinan R/ Persalinan lama/disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cedera . 4. Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit R/ Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer oksigen ke janin. 5. Posisikan klien pada posisi punggung janin R/ Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang.

DX.4 Tujuan : Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi defisit cairan tubuh Kriteria hasil : TTV di batas normal, kulit elastis, CRT < 2 detik, mukosa lembab, DJJ 160- 180 x/menit. Intervensi : 1. Pantau masukan dan keluaran cairan R/ Membandingkan apakah pemasukan dan pengeluaran seimbang sehingga tidak terjadi dehidrasi. 2. Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan posisi. R/ Peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan perubahan tekanan darah ortostatik dapat menandakan penurunan volume sirkulasi. 3. Kaji elastisitas kulit R/ Kulit yang tidak elastis menandakan terjadi dehidrasi. 4. Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat saliva R/ Membran mukosa atau bibir yang kering dan penurunan saliva adalah indikator lanjut dari dehidrasi.

5. Perhatikan respon denyut jantung janin yang abnormal R/ Indikasi menunjukkan efek dehidrasi maternal dan penurunan perfusi. 6. Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman > 2500 liter R/ Pemenuhan cairan pada mengurangi dehidrasi. 7. Berikan cairan secara intravena R/ Larutan parenteral mengandung elektrolit dan glukosa dapat memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan maternal dan janin serta apat menurunkan keletihan maternal DX. 5 Tujuan : Rasa cemas klien berkurang. Kriteria hasil : Klien tampak tenang dan mampu menyebutkan tanda-tanda bahaya pada awal masa kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan. Intervensi : 1. Memberi dorongan dan tetap menginformasikan kemajuan persalinan R/ Tindakan menenangkan dan memberi informasi dapat mengurangi rasa cemas klien

3. Memberi informasi tentang presedur yang akan dilaksanakan R/ Meningkatkan pemahaman klien sehingga cemasnya dapat berkurang. 4. Mendorong klien untuk mengungkapakan perasaannya R/ Hal ini bisa menngkatkan perasaan klien dalam mengontrol kecemasannya.

EVALUASI
Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi atau nyeri berkurang ditandai dengan klien menyatakan nyerinya berkurang dan kontraksi uterus efektif. Tidak terjadi cedera maternal ditandai dengan tidak ditemukannya ruptur dan laserasi. Cedera pada janin dapat dihindari ditandai dengan DJJ dalam batas normal dan kemajuan persalinan baik . Defisit volume cairan dan elektolit teratasi ditandai dengan TTV di batas normal, kulit elastis, CRT < 2 detik, mukosa lembab, DJJ 160- 180 x/menit. Rasa cemas klien berkurang dutandai dengan klien tampak tenang dan mampu menyebutkan tanda-tanda bahaya pada awal masa kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan.

You might also like