Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengasuh :
Drs. Syamsu, M.Si.
Dr. Sahrul Saehana, M.Si.
Pertemuan 1
Materi Perkuliahan
Mid Test
1. Temperatur
4 Mikroskopik dan Makroskopik
4 Ruang Lingkup Termodinamika
4 Kesetimbangan dan Kosep
Temperaur
4 Perbandingan Beberapa
Termometer
2. Sistem Termodinamik
Sederhana
4 Teorema Matematika
4 Kesetimbangan Termodinamika
4 Diagram P, V dan T Zat murni
4 Persamaan Keadaan
4 Perubahan Differensial Keadaan
4 Beberapa contoh sistim
termodinamika
3. Usaha Atau Kerja Luar
4 Kerja
4 Proses Kuasistatik dan
Kerja Kuasistatik
4 Kerja pada Sistim
Termodinamika
4 Beberapa Contoh Kerja
Kuasistatik
4. Kalor dan Hk. I
Termodinamika
4 Kerja dan Kalor
4 Energi Dalam
4 Perumusan Hk. I
Termodinamika
4 Kapasitas KAlor
4 Perpindahan Kalor
Final Test
5. Gas Ideal
4 Persamaan Keadaan Gas
4 Energi Dalam Gas Ideal
4 Penentuan Kapasitas Kalor
Secara Percobaan
4 Persamaan Keadaan Gas Ideal
4 Proses Adiabatik Kuasistatik
4 Tinjauan Mikroskopik Gas Ideal
6. Mesin dan Hk. II
Termodinmika
4 Konversi Kalor menjadi Kerja
4 Beberapa Mesin Berdaur
4 Mesin Pendingin
4 Beberapa Rumusan Hk. II
Termodinamika
7. Daur Carnot dan
Keterbalikan
4 Keterbalikan
4 Syarat Keterbalikan
4 Daur Carnot
4 Kesamaan Temperatur Kelvin
dan Gas Ideal
8. Entropi
4 Konsep Entropi
4 Entropi Gas ideal
4 Diagram TS
4 Entropi, Keterbalikan dan
Ketakterbalikan
4 Prinsip Pertambahan Entropi
4 Entropi dan Ketakteraturan
9. Potensial
Termodinamika
4 Entalpi
4 Fungsi Helmholtz dan Gibbs
4 Teorema Matematika Tambahan
4 Hubungan Maxwell
4 Persamaan T dS
4 Persamaan Cv dan Cp
4 Persamaan Energi
Buku acuan :
Kalor dan Termodinamika,
Mark Zemansky dan RH
Dittman, terbitan ITB
Sistim Penilaian
4 Tugas 15 %
4 Quiz 15 %
4 Makalah 20 %
4 Ujian Tengah Semester (MID) 25 %
4 Ujian Akhir Semester (Final) 25 %
Penilaian
Nilai Point Range
A 4 >= 86
B 3 76 85
C 2 60 75
D 1 50 59
E 0 <= 49
Bab I. Temperatur
Dalam Fisika
- Sistim
- Lingkungan
Dalam Sistim
Pandangan Mikroskopik
Pandangan Makroskopik
Pertemuan 2
PENDAHULUAN
Termodinamika
cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
perpindahan panas dan interkonversi panas & kerja
dalam berbagai proses fisika dan kimia.
Berasal dari dua kata Yunani: thermos (heat) dan
dynamis (power).
Ruang Lingkup Termodinamika
Dimana letak Termodinamika?
A. Dari pandangan kurikulum:
B. terhadap cabang Fisika dan ilmu lainnya
Cabang-cabang Termodinamika
Termodinamika Klassik:
Pandangan transfer energi dan kerja dalam sistem makroskopis,
tanpa memperhatikan interaksi dan gaya antar individual partikel
(mikroskopik).
Termodinamika Statistik
Melihat prilaku secara mikroskopik, menjelaskan hubungan energi
berdasarkan sifat-sifat statistik dari sejumlah besar atom/molekul
dan bergantung pada implikasi Mekanika Kuantum.
Termodinamika Kimia
Fokus pada transfer energi dalam reaksi Kimia dan kerja pada
sistem Kimia.
Termodinamika Teknik
Pemanfaatan Termodimika pada beberapa mesin panas dan
proses-proses yang menyangkut transfer energi. (Mesin bakar,
refrigerator, AC, stasiun tenaga nuklir, sistem pemercepat
roket etc.)
Definisi Sistim
A group or set of related or associated material or immaterial things forming a
unity or complex whole; the universe.
A group or set of objects naturally associated or of phenomena sharing a
common cause.
A set of objects or appliances arranged or organized for some special
purpose, as parts of a mechanism, components of an interdependent or
interconnecting assembly or network, etc.
A body of theory or practice pertaining to or prescribing a particular form of
government, religion, philosophy, etc.; a comprehensive and methodically
arranged conspectus of a subject.
A set of concepts or parts that must work together to perform a particular
function.
konsep atau benda yang dibatasi lingkungan tertentu.
Sistem Termodinamika:
Bagian dari semesta (alam) di dalam suatu
batasan/lingkup tertentu.
Batasan ini dapat berupa:
Padat, cair, gas, koleksi dipol magnet etc. Bisa
real atau konsep.
Sistem dapat berupa:
Kondisi suatu sistem termodinamika:
Ditentukan oleh besaran yang secara eksperimen
dapat diukur
Variabel keadaan atau sifat sistem
Contoh:
Tekanan (p), suhu (T), volume (V), magnetisasi, polarisasi
etc.
Variabel keadaan yang berbanding lurus dengan massa
atau volume
Besaran Ekstensif
Variabel keadaan yang independen dengan massa atau
volume
Besaran Intensif
Perbandingan antara besaran ekstensif dengan massa
disebut besaran spesifik. (Biasanya disimbolkan
dengan huruf kecil)
Volume sebuah sistem: V
Volume spesifik dinyatakan:
Jelas bahwa volume spesifik berbanding terbalik dengan
kerapatan, , yakni massa persatuan volume:
Jelas bahwa v merupakan besaran intensif. Pada banyak
kasus Termodinamika, lebih menguntungkan merumuskan
dalam besaran spesifik karena persamaan menjadi tidak
bergantung pada massa.
Tekanan/P
Sebagaimana di Mekanika, tekanan merupakan
gaya persatuan luas.
Satuan tekanan di MKS: 1 N m-2
Satuan lain:
1 bar = 105 N/m2 atau 106 dyne/cm2
1 bar (mikro bar) = 1 dyne/cm2
1 atm= tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa setinggi 76 cm
= 1,01325105 N/m2
1 Torr = 1 mmHg = 133,3 N m-2
Kesetimbangan dan Konsep Temperatur
Temperatur/T
Pengertian awam: temperatur merupakan sensasi
indra kita terhadap panas-dinginnya (hotness and
coldness) suatu benda.
Secara saintifik pengukuran besaran ini harus
dapat dikuantifikasi (berupa angka numerik), bukan
hanya direka dengan perasaan.
Kesetimbangan Termal
Apabila dua benda dikontakkan:
Setelah sekian lama
tidak ada lagi perubahan pada masing-
masing benda
terjadi keseimbangan termal.
A B
Dapat Dikatakan
O Jika dua benda mengalami
keseimbangan termal ketika
kontak, maka dua benda tersebut
memiliki temperatur yang sama.
O (Berlaku sebaliknya) bila dua buah
benda memiliki suhu sama, maka
ketika kontak akan terjadi
keseimbangan termal.
Bila dua benda (misal A & B) secara terpisah
masing-masing mengalami kesetimbangan
termal dengan benda ketiga (C), maka kedua
benda tersebut juga dalam kesetimbangan
termal.
Statemen Hukum Termodinamika ke-0
Merupakan prinsip dasar untuk pengukuran temperatur.
Perbandingan Beberapa Termometer
BAB II
Sistim Termodinamika Sederhana
Teorema Matematis
Dalam kalkulus diferensial parsial ada dua teorema
sederhana yang sering dipakai.
f(x, y, z) = O.
x sebagai fungsi y dan z,
y sebagai fungsi x dan z,
Pertemuan 3
dz
z
x
dy
y
x
dx
y
z
|
.
|
\
|
c
c
+
|
|
.
|
\
|
c
c
=
dz
z
y
dx
x
y
dy
x z
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
Dengan menyulihkan persamaan kedua ke
dalam yang pertama, kita dapatkan
dz
z
x
dz
z
y
dx
x
y
y
x
dx
y x z
z
|
.
|
\
|
c
c
+
(
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
=
Atau
dz
z
x
z
y
y
x
dx
x
y
y
x
dx
y x
z
z
z
+
(
(
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
=
dari ketiga koordinat itu hanya dua yang bebas. Dengan memilih x dan z
sebagai koordinat bebas, persamaan tersebut harus benar untuk semua
kumpulan harga dx dan dz.
Jika dz = 0 dan dx = 0, maka
1
x
y
y
x
z
z
=
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
z
z
x
y
1
y
x
|
.
|
\
|
c
c
=
|
|
.
|
\
|
c
c
Atau
Jika dx = 0 dan dz = 0, didapatkan
0
z
x
z
y
y
x
y x
z
=
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
1
x
z
z
y
y
x
z
x
z
y
y
x
y x
z
y x
z
=
|
.
|
\
|
c
c
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
|
.
|
\
|
c
c
=
|
.
|
\
|
c
c
|
|
.
|
\
|
c
c
Dan
Dalam sistem hidrostatik, teorema kedua menghasilkan
Kemuaian volum | dan ketermampatan isoterm Didefinisikan :
V P
P V
V
P
|
.
|
\
|
c
c
=
|
.
|
\
|
c
c
|
.
|
\
|
c
c
u u
u
P
V
V
1
|
.
|
\
|
c
c
=
u
|
u
k
|
.
|
\
|
c
c
=
P
V
V
1
k
k
DAN
k
|
u
=
|
.
|
\
|
c
c
V
P
MAKA
perubahan tekanan infinitesimal
dV
V
P
d
P
dP
V u
u
u
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
dV
V
1
d dP
k
u
k
|
=
Atau
Fisis? Perubahan volume terhadap kenaikan
temperatur persatuan volume pada tekanan tetap.
Koefisien ekspansi volume menunjukkan seberapa
jauh material berkembang terhadap agitasi
termal.
Koefisien ekspansi volume
P
V
V
1
|
.
|
\
|
c
c
=
u
|
Untuk gas ideal:
Kompresibilitas isotermal suatu material:
Tanda negatif disebabkan karena volume selalu
menyusut bila tekanan naik, jadi (V/P)T secara
inheren bernilai negatif. Sehingga kompresibilitas
merupakan besaran bernilai positif.
Untuk gas ideal:
Kesetimbangan Termodinamika
Terpenuhi apabila terjadi tiga keseimbangan
sekaligus:
Keseimbangan Termal : setelah semua suhu sama
pada setiap titik.
Keseimbangan Mekanik : setelah tidak ada lagi
gerakan, ekspansi atau kontraksi
Keseimbangan Kimia : setelah semua reaksi kimia
berlangsung
Keadaan setimbang termodinamik dapat diperikan dengan
memakai koordinat makroskopik yang tidak mengandung
waktu, yaitu memakai koordinat termodinamik.
Diagram PVT Zat Murni
Diagram PT untuk zat murni
Permukaan kurva gas ideal
4 di alam tidak ada gas ideal, gas yang mendekati
gas ideal terjadi pada tekanan rendah dan suhu
tinggi,
4 namun studi tentang gas ideal sangat bermanfaat
sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui
sifat-sifat gas sesungguhnya.
Persamaan gas ideal:
P v = R T
karena v = V/n maka persamaan gas ideal dapat
dituliskan
P v = n R T
disini Pv = RT = konstan,
sering disebut sebagai Hukum Boyle.
Persamaan Keadaan Gas Ideal
Dari hasil eksperimen, nilai besaran-besaran termodinamika
bergantung satu sama lain.
Pertemuan 4
Apabila volume (V), suhu (T) dan massa (m)
diatur dengan nilai tertentu, maka nilai tekanan
(P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara
besaran-besaran ini sbb:
f (P, V, T, m) = 0
Hubungan ini disebut persamaan keadaan.
Biasanya persamaan keadaan dituliskan
berdasarkan sifat-sifat alam bukan berapa
banyak material berada, sehingga besaran
ekstensif diganti dengan nilai spesifiknya.
Misalkan
V menjadi v = m/V,
sehingga persamaan keadaan menjadi:
f (P, v, T) = 0
E Persamaan ini bervariasi dari satu zat ke zat
yang lain. Hubungan antar satu sama lain
biasanya tidak sederhana.
Untuk mempermudah, sering dipakai ilustrasi grafik.
Contoh eksperimen untuk 1 mole gas karbon dioksida:
Plot antara Pv/T vs P untuk tiga temperatur yang berbeda
Ilustrasi grafik tersebut menunjukkan:
-Tampak bahwa nilai Pv/T tidak konstan
-Pada tekanan rendah ketiga kurva menyatu pada nilai
Pv/T = R dengan R merupakan konstanta gas universal.
-Pada suhu tinggi, kurva mendekati garis lurus
Pendekatan Persamaan Keadaan Gas Real
Banyak usulan tentang hubungan P-v-T pada gas
real yang lebih akurat daripada gas ideal. Beberapa
didapatkan dari fakta empiris murni, lainnya berasal
dari asumsi-asumsi mengenai sifat-sifat molekul.
Persamaan Beattie-Bridgman:
2 2
v
A
) B v (
v
) 1 ( R
P +
=
c u
|
.
|
\
|
=
v
a
1 A A
0
|
.
|
\
|
=
v
b
1 B B
0
3
v
c
u
c =
Persamaan Van der Waals (1873)
a dan b berupa konstanta.
Apabila volume spesifik, v, sangat besar (secara fisis
berarti total mole gas kecil sekali sehingga tidak ada
interaksi antar molekul) maka suku a/v2 dapat
diabaikan terhadap P, dan juga suku b diabaikan
terhadap v, hal ini membuat persamaan Van der Waals
menjadi gas ideal.
Permukaan P-v-T
suatu gas van der Waals
Proses Isotermal
Gas van der Waals
Permukaan P-v-T suatu zat (real)
yang menyusut pada saat membeku:
Permukaan P-v-T suatu zat (real)
yang mengembang pada saat membeku:
Perubahan Diferensial Keadaan
Bila z = z(x,y) maka
Hal serupa, pada persamaan keadaan, dapat ditulis:
f(P,V,T) = 0 V = V(P, T)
Maka
Dapat juga ditulis P = P(V, T), sehingga
Eliminasi dP dari dua persamaan tersebut, dihasilkan
Pada suatu proses dengan suhu tetap (dT=0)
tetapi volume berubah (dV 0) didapatkan:
atau
Sebaliknya pada proses dengan dV = 0 dan dT 0 :
Apabila digabung didapatkan bentuk simetri:
Contoh : Cari
Diferensial Eksak
Proses sepanjang jejak 1-2-3:
Sepanjang jejak 1-4-3:
Karena perubahan volume
ini sama, maka:
Apabila dP dan dT mendekati nol maka terjadi turunan
dua tahap:
suku sebelah kiri diturunkan ke T dahulu, lalu ke P
suku sebelah kanan diturunkan ke P dahulu, lalu ke T
Terlihat dengan mudah bahwa:
atau
Turunan parsial campuran tidak tergantung pada
urutan
Perbedaan dV untuk semua proses adalah sama
disebut diferensiasi eksak.
Pada kenyataannya diferensial dari semua sifat-sifat
sistem (volume, tekanan, suhu, magnetisasi etc.)
adalah eksak.
Energi pertukaran (interchange) antara sistem dan
sekelilingnya merupakan satu contoh besaran
diferensial tidak eksak
Beberapa Contoh Sistim Termodinamik
Kawat Teregang
- dilakukan dalam kondisi P tetap pada tekanan
atmosfer baku dan perubahan V dapat diabaikan
- Pemerian termodinamik dinyatakan oleh 3
koordinat ; gaya tegangan kawat : newton (N),;
panjang kawat L: meter (m),;temperatur gas T
= tetap (L - Lo),
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
d
L
d
L
dL
u
u
u
Selaput Permukaan
4Pemerian termodinamik ; tiga koordinat, yaitu
tegangan permukaan, (N/m); luas selaput A, (m2)
;temperatur gas ideal T
4persamaan keadaannya
n
0
'
1
|
.
|
\
|
=
u
u
Sel Terbalikkan
Pemerian dengan memakai tiga koordinat,
elektromotansi dalam V; muatan Z, dalam C;
temperatur gas ideal T.
c
,
Persamaan keadaanya
3 0 2 0 0
20
) 20 t ( ) 20 t ( ) 20 t ( + + + = | o c c
BAB III
USAHA ATAU KERJA
LUAR
Pertemuan 5
Kerja
Prinsip kerja-energi merupakan konsekuensi hukum-
hukum Newton tentang gerak.
Kerja = F ds = Ekinetik + Epotensial
Kerja pada suatu proses dengan volume berubah:
dW = P dV
(diturunkan dari F ds = PdA ds = P dV)
Konvensi tanda:
Kerja bernilai positif (d'W > 0)
bila kerja dilakukan OLEH sistem
Kerja bernilai negatif (d'W < 0)
bila kerja dilakukan PADA sistem
Ilustrasi grafik tentang kerja:
Contoh perhitungan kerja pada kasus sederhana,
gas ideal.
Kerja dalam Bentuk Lain
1. Kerja oleh kawat yang mengalami tegangan
Kerja yang dilakukan pada sistem:
d'W = F dL
2. Kerja magnetisasi (di vakuum)
Proses Kuasistatik dan Kerja Kuasistatik
sistem dalam kesetimbangan termodinamik dan
lingkungannya dibuat tidak berubah, tidak ada
gerak yang terjadi dan tidak ada kerja yang
dilakukan.
jika jumlah gaya eksternal diubah sehingga
terjadi gaya berhingga yang takberimbang
beraksi pada sistem, maka persyaratan
kesetimbangan mekanis tidak lagi dipenuhi
kita didorong untuk menerima keadaan ideal
dengan hanya mengubah sedikit saja gaya
ekstemal yang beraksi pada sistem sehingga
gaya takberimbanginya sangat kecil
Proses yang dilaksanakan dengan cara ideal ini
disebut kuasistatik
Kerja dalam Proses Kuasistatik
Pemuaian atau pemampatan isoterm yang kuasistatik dari gas
ideal
}
=
2
1
V
V
dV P W
untuk gas ideal berlaku persamaan keadaan PV = nRT
Dengan mensubstitusi P, didapatkan
}
=
2
1
V
V
dV
V
R n
W
u
karena u juga tetapan, maka
i
f
V
V
V
V
ln R n
V
dV
R n W
2
1
u
u
=
=
}
Pertambahan tekanan isoterm kuasistatik pada zat padat
Contoh :
Jika tekanan pada 102 kg tembaga padat ditambah secara kuasi-statik dan
isoterm pada 00C dari 0 - 1000 kali tekanan atmosfer baku. Hitung Kerja !
}
=
2
1
V
V
dV P W
u
u
u
d
V
dP
P
V
dV
P
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
dan
Karena ketermampatan isoterm ialah
u
k
|
.
|
\
|
c
c
=
P
V
V
1
didapatkan pada temperatur tetap dV = -
k V dP
}
=
2
1
V
V
dP P V W k ( )
2
i
2
f
P P
2
V
W ~
k
( )
2
i
2
f
P P
2
m
W ~
k
maka
Kerja Pada Sistim Termodinamika
Kerja sistem hidrostatik
PA
dx
Jika piston bergerak sejauh dx, dalam arah yang
berlawanan dengan gaya P A , akan timbul
sejumlah kerja infinitesimal, dW = -PA dx
dW = - P dv
Dalam proses kuasistatik dengan perubahan volum dari Vi ke Vf,
kerja ialah
}
=
f
i
V
V
dV P W
Karena perubahan volumnya dilakukan secara kuasi-
statik tekanan dapat diungkapkan sebagai fungsi dari
u dan V dengan memakai persamaan keadaan
}
=
f
i
V
V
if
dV P W
sedangkan pemuaian dari f ke i sepanjang lintasan
yang sama tetapi dengan arah yang berlawanan,
menghasilkan kerja yang dilakukan oleh sistem :
}
=
i
V
Vf
fi
dV P W
Bila lintasannya kuasi-statik, Wif = - Wfi
Kerja yang Tergantung pada Jejak
4 Secara umum untuk
berubah keadaan dari a
ke b tidak harus melalui
suatu lintasan proses
yang sama (misal bisa 1
atau 2).
4 Sehingga kerja pada
proses 1 berlainan
dengan kerja pada
proses 2
Secara matematik, hasil integral adalah luas di bawah kurva,
elas sekali bahwa W (proses 1) berbeda dengan W (proses 2),
meskipun keadaan awal dan akhir sama.
Contoh Kerja Kuasistatik
Kerja Untuk Mengubah Panjang Seutas Kawat
Pertemuan 6
Jika panjang seutas kawat yang ditarik gaya berubah dari L
menjadi (L+dL),kerja infinitesimal yang dilakukan pada kawat ialah
dW = dL
Nilai dL positif (pemuaian kawat), kerja terjadi pada kawat, yaitu
kerja positif. Untuk perubahan panjang tertentu dari Li ke Lf
}
=
f
i
L
L
dL W
menyatakan gaya sesaat pada setiap saat selama proses itu
berlangsung. Jika gaya eksternal pada setiap saat dipertahankan hanya
sedikit berbeda dari gaya tegangnya, maka proses itu cukup kuasi-
statik, sehingga dapat menjamin berlakunya persamaan keadaan
Kerja Untuk Mengubah Luas Bidang Selaput
Permukaan
F
L
selaput permukaan ganda dengan cairan di
antaranya, yang terbentang pada kerangka
kawat dengan salah satu sisinya dapat
digerakkan, gaya yang beraksi pada kedua
selaput itu ialah 2 L
L
Untuk pergeseran infmitesimal dx,
kerjanya ialah
dW = 2 L dx;
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
Atau
dP
T
P
U
dT
P
T
U
dU ) P , T ( U
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
Perumusan Matematis Hukum I Termodinamika
misalkan suatu sistim dilakukan 2 percobaan i f
kerja adiabat w i f = uf - ui
kerja non adiabat w i f = uf - ui
supaya hukum kekekalan energi berlaku, energi
harus dipindahkan dengan cara yang lain dari
pelaksanaan kerja.
energi yang berpindah dari sistim ke lingkungan
karena adanya perbedaan temperatur adalah kalor.
kalor : bila suatu sistim yang lingkungannya berbeda
temperatur dan kerja bisa dilakukan padanya
mengalami suatu proses, maka energi yang
dipindahkan dengan cara non mekanis sama dengan
perbedaan antara perubahan energi internal dan
kerja yang dilakukan (q)
U
f
- U
i
= Q + W
q = u
f
- u
i
- w
Perumusan Hk. I Termodinamika
q (+) bila masuk sistim ;
q (-) bila keluar sistim
Perumusan Hk. I Termodinamika mengandung
tiga hal :
keberadaan fungsi energi dalam
prinsip kekekalan energi
definisi kalor sebagai energi yang
berpindah akibat At
MID TEST
MK TERMODINAMIKA
1. Sistim A, B dan C adalah gas dengan koordinat P,V; P,V; P,V.
Bila A dan C dalam kesetimbangan termal, memenuhi persamaan PV nbP PV = 0. Bila B
dan C dalam kesetimbangan termal, memenuhi persamaan PV PV +
0
'
" " '
=
V
V P nB
Dengan n, b dan B adalah tetapan. Tiga fungsi apakah yang sama satu dengan lainnya pada
kesetimbangan termal dan masing-masing fungsi itu sama dengan t (temperatur empiris)? dan
Hubungan apakah yang menyatakan kesetimbangan termal antara A dan B?
0
'
" " '
=
V
V P nB
2. Kemuaian termal dan ketermampatan cairan oksigen diberikan dalam tabel berikut.
T (K)
60 65 70 75 80 85 90
| (10
-3
K
-1
)
3,48 3,60 3,75 3,90 4,07 4,33 4,60
k (10
-9
Pa
-1
)
0,95 1,06 1,20 1,35 1,54 1,78 2,06
Gambarlah grafik yang memperlihatkan bahwa
V
T
P
|
.
|
\
|
c
c
bergantung pada temperatur
3. Hitunglah kerja yang dilakukan oleh 1 mol gas dalam
proses pemuaian isoterm kuasi-statik dari Vi ke Vf bila
persamaan keadaannya adalah :
a. P (V b) = RT, dengan R dan b adalah tetapan
b. PV = RT ( 1 B/V), dengan R adalah tetapan dan B = f(T)
4. Jika suatu sistim berubah dari keadaan a ke keadaan b
melalui lintasan a c b, kalor sebesar 80 J mengalir ke
dalam sistim dan sistim melakukan kerja sebesar 30 J,
seperti terlihat pada gambar.
P
V 0
c
a
b
d
1. Berapa banyak kalor yang mengalir ke
dalam sistim melalui lintasan a d b,
jika kerja yang dilakukan oleh sistim itu
10 J.
2. Sistim kembali dari b ke a melalui
lintasan lengkung. Kerja yang dilakukan
pada sistim 20 J. Apakah sistim
mendapat atau melepaskan kalor dan
berapa besarnya?
3. Jika U
a
= 0 dan U
d
= 40 J, berapakah
kalor yang diserap dalam proses a d
dan d b?