You are on page 1of 22

BAB X EKOLOGI

BAMBANG IRAWAN 17 November 2011

PENGANTAR
TUJUAN: Membahas deskripsi ekologi Crustacea dalam garis besarnya. FENOMENA YANG DIBAHAS: habitat distribusi ekologi populasi posisi dan fungsinya dalam ekosistem ekologi reproduksi. Selain itu akan dibahas pula dampak dari penyebarannya terhadap keanekaragaman hayati Crustacea, baik karena adanya invasi ke darat, infiltrasi ke arah hulu, maupun penyebaran ke wilayah geografi lain sebagai akibat perkembangnya sarana transportasi.

HABITAT
HABITAT CRUSTACEA BERANEKA LAUT DALAM PANTAI DAN PESISIR AIR PAYAU AIR TAWAR RAWA DARAT. Distribusi vertikal (altitudinal) Crustacea pun sangat luas, mulai dari wilayah laut dalam sampai jauh di atas permukaan laut

DOMINANSI CRUSTACEA
Crustacea merupakan Arthropoda yang dominan di laut Di air tawar tingkat dominansinya mendekati atau sama dengan Insecta. Di habitat terestrial Crustacea kalah jauh dengan Arthropoda lainnya, terutama dari subfilum Uniramia. Dari kemelimpahannya Copepoda merupakan Crustacea yang paling melimpah dalam hal jumlah, dan distribusinya juga bersifat kosmopolitan, hanya saja habitat Copepoda terbatas di perairan.

POSISI DAN FUNGSI EKOLOGI


Crustacea menempati beberapa posisi. Jenjang yang paling rendah ditempati oleh Crustacea planktonik terutama Copepoda. Pada jenjang ini Crustacea merupakan organisme yang sangat penting sebab merupakan penghubung antara produsen dan konsumen. Copepoda sendiri sebetulnya konsumen primer, tetapi dia berjumlah banyak dan merupakan makanan bagi hewan akuatik dari jenjang tropik di atasnya. Crustacea juga menempati posisi lain dalam rantai makanan, mulai dari herbivor atau konsumen primer, konsumen sekunder atau karnivor, dan detritivor.

ENTOMOKOSTRAKA DAN MALAKOSTRACA


Dibandingkan entomokostraka maka malakostraka menempati habitat yang lebih beragam. Entomokostraka pada umumnya adalah hewan planktonik sehingga habitatnya selalu di air, baik di air laut, payau, maupun tawar. Malakostraka yang paling beragam habitatnya adalah dari ordo Decapoda, ordo ini meliputi kelompok udang (Dendrobranchiata) dan ketam atau kepiting (Brachyura). Semua udang hidup di air, ditribusinya mulai dari laut dalam sampai sungai atau telaga di dataran tinggi. Brachyura memiliki distribusi dari laut dalam sampai lahan dataran tinggi, jadi ada yang hidup di laut, air tawar maupun darat. Meskipun Brachyura mendiami berbagai macam habitat tetapi 90% dari jenisnya hidup di laut (Dai dan Yang, 1991).

ZONASI HABITAT
Di habitat terestrial atau air tawar Brachyura yang banyak dijumpai adalah dari keluarga Potamonidae, Thelpusidae, dan Isopoda. Di lingkungan perairan dan sekitarnya terdapat anggota Potamonidae. Anggota Potamonidae juga dapat dijumpai di lahan persawahan, dan termasuk golongan hama pengganggu baik karena memakan batang padi yang muda atau karena membuat liang sehingga merusak struktur sawah karena terjadi kebocoran air. Di badan air tawar dapat dijumpai antara Copepoda air tawar dan jenis-jenis Crustacea parasit pada ikan atau biasa disebut kutu ikan seperti anggota Branchiopoda dari keluarga Argulidae misalnya Argulus sp.

ZONASI DI PANTAI
Makin dekat ke pantai makin banyak jenis Crustacea yang dapat dijumpai, agak ke arah pantai dan di pantainya biasanya juga dijumpai anggota Grapsidae, Isopoda, Anomura dan lain lain. Di daerah hutan bakau serta sekitarnya menurut Watanabe dkk., (2000) dapat dijumpai Ocypodidae (Uca tetragon, U. coarctata, U. dussumieri, U. belator, Macrophthalmus latreille, M. pacificus, Ocypoda ceratophthalma); Gecarcinidae (Cardiosoma carnifex); Grapsidae (Metograpsus latifrons, Neoepisesarma lafondi, Neosarmatium smithii, Sesarma plicatum); Xanthidae (Baptozius vinosus); Portunidae (Portunus pelagicus, Thalamita crenata, Scylla oceanic, S. serrata, S. transqubarica). Di daerah pantai berpasir atau berkerikil dapat dijumpai U. forcipata dan M. boscii, serta N. mederi. N. mederi juga banyak ditemukan di pantai dengan batu batu besar dan kepiting ini bisanya banyak bersembunyi di celah celahnya.

ZONASI EKOSISTEM LAUT

WILAYAH BIOGEOGRAFI MENURUT UDVARDY (1975).


Udvardy (1975), membagi dunia ini menjadi delapan wilayah biogeografi (Gambar 10.5) yaitu: Nearctic (meliputi sebagian besar Amerika Utara) Palearctic (meliputi benua Eurasia dan Afrika Utara) Afrotropic (meliputi Sub-Sahara Africa) Indomalaya (meliputi anak benua Asia Selatan dan asia tenggara) Australasia (meliputi Australia, Papua New Guinea, dan pulaupulau di sekitarnya). Neotropic (meliputi Amerika selatan dan Karibia) Oceania (meliputi Polinesia, Fiji, dan Mikronesia) Antarctic (meliputi Antartika).

PETA WILAYAH BIOGEOGRAFI MENURUT UDVARDY (1975).

DISTRIBUSI HORIZONTAL
Distribusi suatu taksa seringkali bersifat dinamis. Suatu takson dapat saja hanya memiliki distribusi yang sempit karena triga hal yaitu: tidak ada daerah lain yang sesuai untuk hidupnya, takson tersebut tidak adaptif terhadap kondisi ekologi yang berbeda, tidak dapat menembus barier distribusi. Distribusi Crustacea ada ayang bersifat cosmopolitan, regional, maupun endemik. Beberapa jenis Crustacea semula distribusi bersifat regional, bahkan lokal ternyata kemudian diketahui bahwa dia mampu beradaptasi di wilayah geografi lain dan bahkan dapat mengalah populasi local.

Distribusi C. maenas, biru adalah daerah penyebaran aslinya, merah adalah daerah yang terinvasi atau terintroduksi, hitam adalah daerah belum terbukti terinvasi, hijau adalah daerah penyebaran potensial.

Distribusi E. sinensis tahun 2011 (Gollasch, 2011).

DISTRIBUSI VERTIKAL

MEKANISME ZONASI

DINAMIKA POPULASI

Fluktuasi M. sintangense di Ranu Klindungan

Perubahan jumlah individu M. polymorpha yang berhasil ditangkap di P. Kanary

Fluktuasi ini didapat dari hasil sampling

Hasil sampling C. affinisdi perairan pantai Gresik,

DINAMIKA DALAM UKURAN TUBUH

Fluktuasi rerata panjang badan populasi udang regang M. sintangense dan standart deviasinya (Sd)

Hasil pengamatan ukuran badan M. polymorpha

(cm) di P. Kanari

Fluktuasi tahunan lebar karapaks populasi C. affinis di perairan pantai Gresik

PROPORSI JENIS KELAMIN DALAM POPULASI

Fluktuasi proporsi individu jantan pada populasi M. sintangense di Ranu Klindungan

Fluktuasi proporsi individu jantan pada populasi M. polymorpha di P. Kanari tidak begitu besar.

Proporsi individu jantan pada populasi C. affinis di Gresik cenderung meningkat dan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Kiri: fluktuasi proporsi individu jantan; kanan: garis regresi linear dan persamaan regresinya menunjukkan bahwa proprosi individu jantan cenderung meningkat dalam selang waktu tujuh tahun pengamatan

EKOLOGI REPRODUKSI

Persentase betina bertelur pada populasi udang regang, M. sintangense di Ranu Klindungan. Tampak bahwa selama delapan bulan pengamatan selalu dijumpai betina bertelur, meskipun demikian ada dua puncak saat persentasenya paling tinggi yaitu di bulan Agustus dan Februari.

DISTRIBUSI DAN DAMPAKNYA PADA KEANEKARAGAMAN


Distribusi dapat bersifat dinamis Dampak dapat bersifat posistif atau negatif. Dampak positif menambah keanekragaman Dampak negatif menyingkirkan jenis lokal yang telah ada sebelumnya Adanya musim kawin yang lebih dari satu kali, juga memungkinkan munculnya pola keanekaragaman baru.

TUGAS
Saudara siapkan peta distribusi geografi atau horizontal tiga jenis Brachyura yaitu C. maenas, E. sinensis, dan P, pelagicus. Perhatikan pola penyebarannya kontinu ataukah terputus-putus. Bahaslah mengapa mengapa dapat terjadi pola yang demikian itu.

Coba cari informasi tentang hasil tangkapan Crustacea, nilai perdangannya (bedakan antara perdangan hasil budidaya dan hasil tangkapan di alam), dan fluktuasi populasinya di alam. Apakah ketiga data tersebut memiliki hubungan?

You might also like