You are on page 1of 6

STEPHEN HAWKING DAN SPEECH SYNTHESIZER

Anggota Kelompok: Ayu Rachma Permatasari Yosua Sandy Nugraha Firdausa Retnaning Restu Hizkia Junanta Ginting

STEPHEN WILLIAM HAWKING


Stephen Hawking merupakan seorang fisikawan yang telah kehilangan kemampuan berbicaranya karena kelumpuhan dan pneumonia yang dialaminya. Namun berkat teknologi speech synthesizer, dia masih bisa bercakap-cakap. Prinsip dari sistem komputer tersebut adalah dengan mendeteksi gerakan di pipi kanannya melalui sebuah sensor inframerah yang melekat pada kacamatanya. Kemudian sensor tersebut menerima perubahan cahaya akibat pergerakan pipi. Dengan sinyal yang diterima dari sensor tersebut, ia mampu mengendalikan layar komputer menggunakan pipinya untuk memasukkan data. Kemudian dengan menggunakan Speech Synthesis, ia dapat membunyikan apa saja yang ditulisnya menggunakan komputer.

SPEECH SYNTHESIZER
Speech synthesis merupakan sebuah metode untuk membuat suara tiruan manusia. Sedangkan speech synthesizer adalah sistem komputer yang berguna untuk menjalakan tujuan tersebut dengan diaplikasikan pada software maupun hardware.

CARA KERJA
Untuk memahami cara kerja speech synthesizer, maka perlu mengenal terlebih dahulu text-to-speech, yang artinya mengubah teks menjadi suara. Jadi dapat diketahui bahwa terdapat dua elemen dalam speech synthetizer, yakni teks sebagai elemen input, dan suara sebagai elemen output. Dalam speech synthetizer, proses dibagi menjadi dua bagian besar :

front-end dan back-end.

Bagian front-end memiliki dua tugas utama. Pertama adalah mengonversi teks mentah yang berisi simbolProses ini sering disebut sebagai text normlization, pre-processing, atau tokenization. Bagian front-end ini kemudian memberikan transkripsi fonetis pada setiap kata, memisahkannya, dan

simbol seperti angka dan singkatan ke dalam huruf-huruf yang terbaca.

menandai teks ke dalam unit-unit prosodik (irama, tekanan, dan intonasi), seperti frase (sekelompok kata yang berfungsi sebagai satu unit sintaksis), klausa (anak kalimat), dan kalimat. Proses penyematan transkripsi fonetis pada kata-kata ini dikenal dengan istilah text-to-phone-me atau grapheme-to-phoneme. Transkripsi fonetis dan informasi prosodi tersebut digabung dan membentuk representasi linguistik simbolis yang merupakan output dari front-end. Bagian back-end, yang sering disebut sebagai synthetizer itu sendiri, kemudian mengonversi representasi linguistik simbolis ini menjadi suara. Demikianlah gambaran alur kerja sebuah aplikasi speech synthetizer atau text-to speech.

You might also like