You are on page 1of 5

(1) Pemuda Sebagai Inisiator Persatuan Umat Islam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Perpecahan yang terjadi

pada umat Islam, para ulama, dan para syaikhnya, serta para pemimpin dan pembesarnya sangat disukai oleh musuh-musuh Islam. Dan, hal itu bisa terjadi lantaran mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Indonesia tidak akan pernah merdeka jika dahulu tidak ada semangat persatuan yang di inisiasi oleh pemuda. Begitu pula dengan umat Islam, tidak akan pernah mencapai kejayaan jika pemuda tidak menjadi inisiator persatuan umat. Persatuan adalah hal yang penting dan mendesak dalam kehidupan umat Islam, terlebih ketika umat dalam kondisi berjuang. Apabila dulu dengan semangat anti kolonialisme Soekarno pernah menggabung seluruh bangsa-bangsa terjajah didunia dalam sebuah gerakan internasional, maka sekarang para pemuda muslim juga harus mewarisi semangat tersebut agar umat Islam tidak dibuat panik oleh krisis, agar umat Islam tidak dibuat bertengkar oleh masalah-masalah kecil, agar umat Islam tidak dibuat terpecah oleh perkara-perkara yang membuat umat Islam tidak akan pernah menjadi umat yang besar, agar umat Islam tidak terpisah oleh sekat-sekat kecil dan tipis diantara mereka. Kejayaan Islam dahulu adalah karya akumulatif antar generasi, kejayaan umat Islam tidak akan pernah berdiri hanya dengan darah satu pemuda, hanya dengan air mata satu pemuda, hanya dengan ide satu pemuda, oleh karena itu yang diperlukan oleh umat muslim dimasa depan bukanlah seorang pemuda, tetapi suatu persatuan pemuda yang menginiasi persatuan umat. (2) Pemuda Sebagai Pembaharu Media Sayyid Qutb berkata Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, tetapi satu tulisan dapat menembus 1000 kepala. Ghazwul Fikr (perang pemikiran yang bertujuan mengikis nilai -nilai keIslaman seseorang) dilancarkan melalui media. Pihak yang mampu menguasai media akan menang. Oleh karena itu medan perang sesungguhnya bagi para pemuda muslim bukanlah lapangan untuk bertempur, tetapi media. Media yang cukup memberikan pengaruh besar bagi masyarakat adalah surat kabar dan Televisi. Surat kabar karena media ini merupakan media cetak periodik yang sangat terjangkau, mudah didapat, beritanya aktual, dan terbit setiap hari (jarak periode terbitnya sangat dekat). Memang semakin dekat jeda waktu terbitnya suatu media semakin besar pula efek yang dihasilkan. Sedangkan televisi, adalah media yang memiliki pengaruh tertinggi hingga saat ini karena televisi adalah media yang melibatkan indera terbanyak bagi audiensnya. Dengan menggunakan audio dan visual, televisi mampu mempengaruhi lebih kuat pada emosional seseorang. Disinilah peran pemuda muslim sebagai pembaharu media sangat dibutuhkan, mengingat media mengarahkan umat Islam kepada isme-isme yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Kreatif, pemberani, semangat yang berkobar, selalu ingin tahu, dan mendobrak batas adalah ciri khas pemuda yang dapat disalurkan melalui media. (3) Pemuda Sebagai Pengusaha Berbasiskan Syariah Nabi Muhammad SAW telah terlibat bisnis Internasional dengan pamannya (Abu Thalib) sejak berumur 12 tahun, kemudian memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan hingga beliau menerima wahyu ketika berumur 37 tahun. Dengan demikian, Rasulullah telah berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun dibandingkan dengan masa kenabiannya selama 23 tahun. Dalam Islam, semangat wirausaha justru begitu jelas. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja dengan tangannya sendiri. Dalam bentangan sejarah, Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah pelaku bisnis yang sukses. Memang, salah satu aspek kehidupan Nabi Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau di bidang bisnis dan entrepreneurship. Muhammad SAW lebih dikenal sebagai seorang rasul, pemimpin masyarakat, dan pemimpin militer. Padahal, sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah sebagai seorang pengusaha.

Indonesia memiliki tokoh-tokoh agama sekaligus pengusaha sukses, seperti tokoh nasional K.H. Ahmad Dahlan dengan usaha batiknya. Bahkan dalam sejarah gerakan kemerdekaan Indonesia dikenal tokoh-tokoh agama yang terhimpun dalam Syarikat Dagang Indonesia. Disinilah pemuda dapat ikut andil dalam membangun umat dengan menjadi pengusaha yang berbasiskan syariah. Jika ada warisan dari orang bijak seperti Rasulullah, kita juga mendapatkan warisan dari seorang bijak yang lain yakni Umar bin Khattab, beliau pernah mengatakan Tiap kali kuhadapi masalah -masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda. Umat Islam saat ini sedang menghadapi masalah yang serius dan yang bisa menyelesaikan masalah yang serius ini adalah pemuda muslim. Peranan Pemuda Islam Hadapi Tantangan Global OPINI | 04 August 2013 | 12:18 Dibaca: 245 Komentar: 1 1 Pemuda adalah sosok yang suka berkreasi, idealis, dan memiliki keberanian serta menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya. Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa di masa berikutnya. Pemuda adalah motor penggerak utama perubahan. Pemuda diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat. Tengoklah sejarah bahwa dari tangan-tangan pemuda lah perubahan terjadi . Para pemuda lah yang berani menumbangkan rezim diktator, para pemuda lah yang telah mengganti orde lama menjadi orde baru hingga pada saat ini kita berada di era reformasi, terlepas dari ideologi yang diemban oleh mereka semua, namun kita mengakui bahwa pemuda adalah agent of change. Dalam sejarah dawah Islam, pemuda memegang peranan yang sangat penting.Dal am Al-Quran terdapat banyak kisah keberanian pemuda. Adapun beberapa sosok pemuda pada masa Rasulullah Saw diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib yang paling muda ketika itu berumur 8 tahun, memiliki kecerdasan dan kepiawaian dalam strategi berperang serta menjadi khalifah pada usia muda, Abdullah bin Masud (14) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqash (17) yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Utsman bin Affan (20), Mushab bin Umair (24), Umar bin Khatab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), dan pada masa setelahnya yang kita mengenal Muhammad Al-Fatih (24) telah menaklukan konstantinopel. Mereka semua adalah pemuda peradaban di masa lalu yang belum kita dapati saat ini. Kini, sosok pemuda idealis sudah terkikis oleh kerasnya sistem kapitalis. Pemuda khususnya Mahasiswa yang sejak lama menyandang gelar kaum intelektual pun pada kenyataannya saat ini telah dininabobokan oleh sistem. Saat ini , Para pemuda telah dihadapkan pada tantangan globalisasi dalam ranah kesekuleran sehingga lahirlah generasi muda yang apatis, pragmatis, dan alergis. Apatis terhadap permasalahan umat yang merupakan efek dari sistem sekuler yang menawarkan semangat nasionalisme , Pragmatis dalam mengambil keputusan dan berfikir sehingga kecerdasan dan pemikiran cemerlang tak kan kita dapati pada hal ini, terakhir adalah alergi kepada aturan yang syari sehingga menghasilkan generasi yang rusak secara pemikiran dan tingkah laku. Generasi muslim telah mengalami problematika secara struktural dan mendasar sehingga berdampak kepada permasalahan cabang yang saat ini mereka hadapi. Sistem sekuler telah menghipnotis para generasi muda tanpa terkecuali generasi terbaik yakni islam. Di era globalisasi mereka menularkan Virus F4 yakni Food , Fun , Fashion , dan Film yang telah menembus rusuk pemikiran generasi muslim saat ini sehingga kaum muslim kehilangan identitasnya sebagai khairu ummah . Contoh konkretnya di Kampus Saya yang notabene mayoritas muslim para yang katanya kaum intelektual pun telah terjangkit oleh virus ini yang pertama Food, agar terlihat keren dan gaul mereka rela berhutang demi makan di kafe tempat tongkrongan anak-anak gaul ketimbang makan di warteg atau bawa bekel dari rumah sehingga generasi muslim kehilangan rasa syukurnya kepada nikmat yang telah ALLAH berikan, kedua adalah Fun, dalih yang penting hepi inilah yang membuat generasi muslim saat ini berpikir pragmatis, bersikap individualis dan tidak berpikir visioner . Muda foya-foya Tua kaya raya Mati masuk surga inilah perjanjian semu sistem kapitalisme yang mengajarkan bahwa money is priority,

menurut mereka kesenangan hakiki adalah ketika kita memiliki uang banyak, kebutuhan terpenuhi, dan hidup bebas akibatnya generasi muda berbondong-bondong mencari uang dengan bekerja bahkan jalan haram pun ditempuh untuk memenuhi kesenangan tersebut. Dalam hal Fashion generasi muda pada umumnya dan muslim khususnya berkiblat pada barat, rok mini , pakaian ketat dan tipis itulah yang mereka anggap stylist, mengumbar aurat adalah cara mereka mensyukuri nikmat akibatnya wanita dijadikan sasaran empuk perilaku kejahatan seksual, tak hanya itu, dalam dunia kerja kemolekan tubuh wanita pun dijadikan mesin pencetak uang. Terakhir adalah film yang membius perasaan dan pemikiran kaum muda yang ekspresif, liberalisasi film telah membuat candu bagi sex bebas dan pergaulan yang ikhtilat. Dalam arena pendidikan kaum intelektual muda dijadikan komoditas oleh kaum kapitalis.Kurikulum yang diberikan tidak menjadikan generasi muda khususnya muslim menjadi cerdas dan visoner melainkan menjadikan individu yang sekuler, alergi terhadap agama , dan politik. Adanya pemisahan antara ilmu pengetahuan dengan tsaqafah akibatnya ketika diajak untuk berbicara politik, menjadi mahasiswa ideologis mereka kabur dan menjauhi dengan dalih tugas kita itu belajar, bukan berpolitik. Kita itu anak Bahasa bukan Anak Hukum, gak nyambung ngomongin politik, Pindah jurusan sana inilah kata-kata yang terlontar setiap kali saya dakwah di kampus. Ternyata efek dari sistem kapitalis ini pun tak hanya menjangkit generasi muda secara umum saja akan tetapi, para pemuda yang menyandang status sebagai hamiluddakwah pun ikut terwarnai oleh keruhnya sistem ini apapun harakahnya walaupun intensitasnya sedikit. Contohnya saja dalam hal prioritas. Para hamiluddakwah yang sudah paham benar mengenai islam aulawiyat ternyata ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan pun karena telah terwarnai oleh sistem sering sekali membuat prioritas pribadi yang bertolok ukur pada manfaat dan kepentingan. Dari sekian banyak pemuda yang terjangkit virus kapitalis, namun Insya Allah masih tersisa para generasi muslim yang idealis, yang berjuang atas nama Islam bukan atas kemanfaatan semu. Pemuda gagah berani yang hidupnya didedikasikan hanya untuk kejayaan Islam semata, pemuda yang siap menghadapi dan menaklukan tantangan global. Sanggup memikul beban dawah dan bersedia berkorban serta menghadapi berbagai siksaan dengan penuh kesabaran. Mereka mendapatkan kebaikan, rahmat dan ampunan dari Allah. Mereka inilah yang disebut dengan orang muflih (beruntung). Para pemuda yang hanya menjadikan islam sebagai satu-satunya ideologi dan problem solving umat secara global dan menyeluruh. Dengan dilandaskan aqidah yang shahih dan tsaqafah yang shahih inilah generasi muslim dapat menyandang kembali gelar terbaik dari Allah yakni Khairu ummah tentunya hal ini hanya dapat terjadi tatkala syariah islam diterapkan secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah Rasyidah sehingga terciptalah darinya generasi islam yang cemerlang yang mampu menghadapi tantangan global sebagaimana 1380 tahun silam ketika kehilafahan khulafur rasyidin. Masa kegemilangan islam yang mencetak para cendikiawan baik muslim maupun non muslim sehingga gelar kaum intelektual muda bukanlah kata-kata semu seperti pada sistem cacat kapitalisme saat ini. Umat Islam di masa lalu terutama para pemudanya unggul karena mereka memeluk Islam secara kaffah, lurus aqidahnya dan taat pada syariat. Untuk membangkitkan umat, diperlukan pemuda-pemuda yang mau bergerak secara ikhlas dan sungguh-sungguh untuk meraih kembali kejayaan Islam. Pemuda yang dibutuhkan adalah para pemuda Islam sekualitas para sahabat yang memiliki tauhid yang lurus, keberanian menegakkan kebenaran serta memiliki ketaatan pada Islam. Dengan dorongan peran pemuda inilah maka perjuangan penegakan kembali aturan Allah di muka bumi ini akan berlangsung dengan giat sehingga Islam kembali tegak. Yakinlah pada diri kita bahwa kita mampu menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh dan berpengaruh seperti Ali bin Abi Thalib, Imam SyafiI dll. Insya Allah dengan izin Allah kita akan bisa menjadi seperti mereka asal kita mau serta diiringi dengan usaha yang sungguh-sungguh. kebangkitan islam di masa mendatang dimanifestasikan oleh pemuda, dengan syarat mereka mempunyai kesadaran dan kecintaan penuh pada Allah dan Rasul-Nya, tidak berkompromi dengan hukum jahiliyah. Jika hal ini gagal ditanamkan pada jiwa generasi muslim saat ini, akibatnya sekularisme seperti di Turki akan terulang-ulang lagi di negeri-negeri Islam. Maka, lahirlah AtaturkAtaturk baru yang mengagumi Barat beserta aturannya. Naudzubillahimindzalik.

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama bergerak menyatukan diri dalam barisan terdepan dengan kesiqahan dan keistiqamahan dalam kebenaran karena sesungguhnya faktor utama kekalahan dan melemahnya peran umat Islam bukanlah terletak pada kuatnya pihak musuh-musuh Islam, tetapi lebih disebabkan oleh melemahnya kekuatan umat Islam yang diakibatkan oleh perbuatan kemaksiatan yang dilakukan. Kemaksiatan terbesar terutama berupa sikap menyekutukan Alloh Swt dalam berkehidupan serta tidak memperdulikan lagi atas berbagai aturan (syariat) yang diperintahkan -Nya. Renungan Ghazwul Fikri mereka yang diserang tidak menjadikan mereka yang menyerang sebagai musuh malah cenderung menjadikan idola Setelah membaca imail yang di forward oleh teman di akun imel gratisan yang sudah menemani semanjak pertama kali kenal internet, dirku jadi berpikir bahwa memang sekarang ini yang namanya ghazwul fikri sedang berkecamuk melanda manusia Indonesia yang mayoritas muslim. Ya ghuzwul fikri, atau biasa disebut perang pemikiran atau invansi nalar. Karena orang Indonesia yang mayoritas muslim ini apabila di perangi secara kasat mata dengan mengangkat senjata, dari pemimpin sampai rakyatnya akan melawan mati-matian sampai darah penghabisan. Namun bagaimana kalau manusia Indonesia di perangi secara pelan pikirannya ?!? tentunya mereka tidak akan sadar bahwa sedang diserang secara ideology nya secara perlahan-lahan sampai suatu saat yang benar di salahkan dan yang salah di benarkan. Teringat permainan di sekolah (ataupun di sebuah acara training untuk menghilangkan rasa kantuk) sang guru / instruktur maju kedepan untuk memulai permainan. Sambil mendekat papan tulisan, tangan kanan memegang kapur dan tangan kiri memegang penghapus. Ssang guru berkata pada muridnya, Kalau tangan kanan diangkat ucapkan secara serentak SPIDOL !! dan apabila tangan kiri diangkat ucapkan dengan keras PENGHAPUS !! Mengerti semua ?!? maka murid2 dengan serentak berteriak MENGERTI BU !! Maka permainan pun dimulai. Tangan kanan diangkat, SPIDOL !! tangan kiri diangkat PENGHAPUS!! begitu seterusnya sampai beberapa kali. Dan selama itupun selalu benar. Dan sekarang permainan berlanjut. Masih memegang benda yang sama dan tidak dipindah tangan, sang guru berucap Kalau tangan kanan diangkat ucapkan secara serentak PENGHAPUS!! dan apabila tangan kiri diangkat ucapkan dengan keras SP IDOL!! Mengerti semua ?!? Pada saat itu kebanyakan murid masih bingung dengan perubahan yang drastis itu. Tangan kanan memegang SPIDOL disuruh teriak PENGHAPUS, sedang tangan kiri memegang PENGHAPUS, disuruh teriak SPIDOL. Permainanpun dimulai, tangan kanan diangkat ada yang teriak SPIDOL karena memang spidol yang diangkat. Ketika tangan kiri diangkat, masih saja da yang teriak PENGHAPUS karena memang memegang penghapus. Mereka yang teriak sesuai kenyataan ini disalahkan. Permaianan dilanjutkan sampai para murid tidak salah lagi menyebut SPIDOL menjadi PENGHAPUS, dan PENGHAPUS menjadi SPIDOL. Secara kenyataan hal ini salah besar karena tidak mungkin SPIDOL menjadi PENHAPUS dan PENGHAPUS menjadi SPIDOL. Namun karena sudah pesanan yang dipaksakan, hal yang salah itu menjadi sesuatu yang benar. Sampai disini saja sudah jelas sekali ada perang pemikiran yang sangat jelas. Sedang di negeri Indonesia ini pemaksaan ini dilakukan oleh semua hampir media baik cetak maupun elektronik. Tentunya apa yang dilakukan oleh media-media itu ada yang menjadi dalang yang support dengan lembaran lembaran bersejarah berwarna merah bergambar Sukarno-Hatta. Meskipun hal itu menyalahi sunatullah, yang HAQ menjadi BATHIL dan yang BATHIL menjadi HAQ. Apa orang Indonesia mau menerima kenyataan yang salah itu ?!? tentu saja mereka menolak karena memamn tidak sesuai dengan suara hatinya. Namun karena pemaksaaan pemikiran itu (baca opini) dilakukan secara berkesinambungan dan sitematis maka otak (nalar) orang Indonesia berputar 180. Dulu pacaran merupakan hal yang tabu (karena bertentangan dengan keyakinan agama) sekarang menjadi hal yang lumrah dan jamak dilakukan oleh anak dari keluarga muslim. Dulu manusia purba telajang dan berubah menjadi modern dengan di tandai muncul pakaian yang menutupi aurat, sekarang pikirannya berubah menjadi modern itu identik dengan pakainan buka-bukaan yang menguntungkan secara ekonomi bisa mengurangi bahan kainnya. Dulu indionesia tidak mengenal tempat maksiat yang bernama lokalisasi, sekarang.. tempat itu memang sangat diperlukan untuk gampangnya pengawasan.

Dulu pasangan homo merupakan hal yang tabu karena merusak citra masyarakat, sekarang mereka yang merupakan pasangan homo meminta persamaan derajat karena sudah menjadi takdir dari Tuhan. Dan masih banyak permasalahan yang dulu ditolak mentah-mentah namun sekarang orang Indonesia menerima dengan senang hati tanpa ada rasa bersalah dan malah menjadikan mereka yang BATHIL itu menjadi idola nya. Karena memang itu efek kedahsyatan perang pemikiran (ghazwul fikri). Mereka yang diserang tidak sadar bahwa pikirannya dirusak, mereka yang diserang tidak menjadikan mereka yang menyerang sebagai musuh malah cenderung menjadikan idola, mereka yang diserang tidak saja yang berada di garis depan peperangan namun sampai di lini belakang, mereka yang diserang tidak saja usia dewasa namun dimulai dari kanak-kanak dan semua itu tertutup dari Nur ilahi dari penghlihatan mereka. Pernakah kita sadari bahwa kita sekarang ini sedang diserang secara terencana untuk menjauhkan kita umat muslim, jauh dari keyakinan nya, jauh dari ajaran agama, jauh dari Al Quran. NB: hanya perenungan pribadi untuk muhashabah diri sendiri. C. Kelebihan Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF)) Invansi pemikiran atau ghazwul fikri (GF) dilakukan oleh para musuh islam dengan pertimbangan pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri (GF) memiliki kelebihan kelebihan sebagai berikut : Aspek Perang Fisik Ghazwul Fikri

Biaya

Sangat mahal

Murah dan dikembalikan

Jangkauan

Terbatas di front

Sampai ke rumah - rumah

Obyek

Obyek merasakan

Sama sekali tidak merasa

Dampak

Mengadakan perlawanan

Menjadikan idola

Persenjataan

Senjata berat

Slogan, teori, iklan

D. Sejarah Ghazwul Fikri (GF) Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. (Q.S.Al ARaaf:20) Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kaliankarena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan

fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya. E. Bidang Bidang Yang di serang 1. Pendidikan Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah sekolah umum (hanya 2 jam sepekan). Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat. 2. Sejarah Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis habisan sehingga hamper tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat. Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda. 3. Ekonomi Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar besarnya dengan pengorbanan sekecil kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki. 4. Ilmu Alam dan Sosial Pada bidang ilmu ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar yang dilakukan adlah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan

kekaguman dan pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar besaran oleh kelompok kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah diindoktrinasikan kemana mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas bebasnya keinginan seksualnya akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath). 5. Bahasa Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al Quran di sekolah sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al Quran, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al Quran, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah:78 artinya Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga duga . Akibatnya, Al Quran menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al Quran hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini suatu yang tidak diacuhkan dan surah Al Furqaan:31 yang artinya Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap tiap nabi, musuh dari orang orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. ) Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al Quran adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hamper 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul quran, tazkiyyah dan sebagainya. 6. Hukum Ghazwul fikri (GF) pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa. 7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara negara islam ke

negara negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara negara islam dan semakin cepatnya kemajuan di negara negara barat. Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500 3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara negara barat tanpa dibekali dengan dasar dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka. 8. Media massa Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada aspek aspek sebagai berikut : Aspek kehadirannya Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari hari dalam keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak anak biasanya mengaji dan belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak anak menonton acara acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis majlis taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai nilai islam. Aspek isinya Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produk ghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan penokohan atau orang orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai nilai agama. Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup, cita citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain dari ghazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film film mandarin, dan film film india. F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF)) Sasaran dari ghazwul fikri (GF) adalah sebagai berikut : 1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Q.S. Al Israa:74 yang artinya Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka. Q.S. Al Israa:75 yang artinya Kalau terjadi demikian, benar benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat lipat ganda didunia ini dan begitu (pula

siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami. Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya Dan sesungguhnya benar benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja. 2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan. Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya Dan kebun kebun serta tempat tempat yang indah indah. 3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat ayat Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. 4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan . G. Tujuan Ghazwul Fikri (GF) 1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat. Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat islam dan mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan dan pelurusan. 2. Menjauhkan umat islam dari Al Quran dan As Sunnah serta ajaran ajarannya. Dengan keraguan raguan dan penyesatan terhadap umat islam, ghazwul fikri (GF) menyeret orang orang awam ke jurang yang memisahkan mereka dari keislaman Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar dari islam dan berpindah ke agama lain. 3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al Quran dalam Surah Al Baqarah:217 yang artinya Mereka tidak henti hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. H. Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri (GF) Dampak Positif dari Ghazwul Fikri (GF) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan pekerjaan pada manusia yang ada di Negara ini. Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri (GF) - Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda. - Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam yang tipis pemahaman keislamannya. - Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada kekafiran.

You might also like