You are on page 1of 6

Hujan Dan Siklus Hidrologi

2.1 Pengertian Hujan Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Bayong (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

2.2 Proses Terjadinya Hujan Hujan/presipitasi adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Proses terjadinya hujan biasa dikatakan daur hidrologi. Daur hirologi, sering juga dipakai istilah water cycle

atau siklus air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ketempat asalnya. Air naik keudara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam masa yang besar diatas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi. Upa air beruabah jadi embun dan seterusnya jadi hujan/ presipitasi atau salju. Curahan (presipitation) turun kebawah, kedaratan, atau langsung kelaut. Air yang tiba didaratan kemudian mengaklir diatas permukaan sebagai sungai, terus kembali kelaut. Air yang tiba didaratan kemudian mengalir diatas permukaan sebagai sungai, terus kembali kelaut melengkapi siklus air. Dalam perjalanannya dari atmosfer keluar air mengalami banyak interupsi sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba dipermukaan bumi, sebagian lagi jatuh diatas daun, tumbuh-tumbuhan (interception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba ditanah dapat mengalir terus kelaut, namun ada juga yang meresap dulu kedalam tanah (infiltration) dan sampai kelapisan batuan sebagai air tanah. Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir diatas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan dikolam, selokan dan sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya sebagian air mengalir diatass permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut (surface run off), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung didalam tanah sebagai air tanah yang pada akhirnya keluar sebagai mata air.

Siklus hidrologi/proses terjadinya hujan dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu : a. Siklus pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh kelaut dan akan kembali berulang.

b. Siklus sedang : Air laut menguap lalau dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan didaratan dan selanjutnya meresap kedalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.

c. Siklus panjang : Air laut menguap setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi didaratan dan terjadilah hujan salju atau es dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkahan-bongkahan es mengendap dipuncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ketempat yang lebih rendah, mencari terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali kelaut.

Siklus hidrologi digambarkan secara lengkap

2.3 Cara pengukuran curah hujan Hujan dalah unsur iklim yang mempunyai variasi besar. Untuk data rekaman yang pendek harus dicek apakah sudah cukup atau tidak dan sah digunakan estimasi yang akan datang. Terdapat beberapa metode untuk menentukan handal atau tidaknya data hujan, misalnya untuk menentukan jumlah tahun pengamat atau mengukur variasi hujan. Untuk mengetes homogenitas data curah hujan digunakan bebrapa cara yaitu : 1. Plotting data adalah cara paling sederhana tetapi kurang terpercaya. Analisis ini dengan membuat grafik curah hujan terhadap waktu. Dari bentuk grafik akan terlihat apakah bentuk-bentuk pola hujan musiman reguler atau tidak, apabila tidak, maka perlu diperbaiki. 2. Run test dapat digunakan untuk menentukan tingkat dan periode data yang tidak homogen. 3. Analisis kurva massa ganda, perubahan lokasi penakar hujan, keterbukaan, dan cara pengamatan dapat menyebabkan suatu perubahan relatif dalam penangkapan hujan. Analisis kurva massa ganda digunakan untuk menguji konsistensi hasil pengukuran pada suatu stasiun dam membandingkan hujan akumulasi tahunannya atau

musimannya dengan stasion lainnya atau kumpulan stasiun yang mengelilinginya dan hujannya bersamaan dengan topografi yang sama.

Alat-alat pengukur hujan :

1. Alat pengukur hujan biasa

Alat Pengukur Curah Hujan Biasa ( OBS)

SPECIFICATION : Jenis Luas corong : Observatorium ( OBS) : 100 cm2

Diamter badan terlebar : 21.5 cm Tinggi badan : 60 cm Bahan : Ring corong, pipa corong, pipa badan dan kran terbuat dari kuningan. Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan min 0.8 mm atau Stainless Steel (DOP) ketebalan 0.5 mm. Seluruh badan dicat luar dalam dengan cat anti karat warna bronce-metalic Kran dapat kunci dengan gembok kuningan kualitas baik dan tahan karat Gelas ukur 1 ( satu) buah untuk standard 100 cm2 : buatan Lokal

2. Alat ukur curah hujan otomatis

Penakar Hujan Otomatis Keterangan: Bahan plat besi cat anti karat Ketinggian alat dari tanah 120 cm Luas corong 100 cm2 Jam Hillman berputar 24 jam Pias diganti setiap jam 00.00 UTC ( 07.00 WIB) Kapasitas pelampung 10 mm Cara kerja : 1. Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan ke pelampung sehingga membuat pena naik dan membuat grafik pada pias 2. Ketinggian grafik menunjukkan jumlah curah hujan yang turun 3. Jika curah hujan mencapai 10 mm/ lebih maka pena menunjukkan angka 10 mm sebagai angka maksimal, kemudian air akan tumpah dari pelampung melalui pipa hevel dan pena akan turun lagi ke angka 0 ( nol) . Jika masih ada hujan lagi maka pena akan akan mencatat lagi, demikian berlangsung terus menerus. 4. Dari alat ini dapat diketahui durasi hujan, intensitas hujan dalam jangka waktu tertentu dan kapan terjadinya hujan. 5. Kapasitas pengukurannya tidak terbatas. 6. Jam Hillman menggunakan pegas sehingga harus diputar setiap jangka waktu tertentu 7. Pena digunakan jenis pena cartridge

You might also like