You are on page 1of 4

METODE ORDE-6 UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR

Sylvia Nimatul Izza Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya Email: sisyl05@gmail.com

Abstrak. Pada artikel ini dibahas metode Orde-6 yang merupakan pengembangan metode Newton-Raphson.

Metode Orde-6 ini digunakan untuk mendapatkan akar persamaan nonlinear. Pada metode Orde-6, langkah pertama dan kedua merupakan metode Basu sebagai prediktor dan langkah ketiga adalah penurunan deret Taylor sebagai korektornya. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa metode Orde-6 lebih efisien dibandingkan dengan metode Newton-Raphson dan metode Basu.
Kata Kunci: Persamaan nonlinear, akar, metode Newton-Raphson, metode Basu, metode Orde-6.

1. PENDAHULUAN Dalam metode numerik, pencarian akar ( ) dilakukan secara iteratif. Sampai saat ini banyak ditemukan metode pencarian akar seperti metode Newton-Raphson, Titik Tetap, Biseksi, Regula Falsi, dan lain sebagainya. Dari beberapa metode tersebut, tingkat kecepatan metode NewtonRaphson dalam mencari akar lebih baik dibandingkan metode lain sehingga metode Newton-Raphson paling sering dipakai dalam menyelesaikan masalah persamaan nonlinear. Sampai saat ini metode Newton-Raphson sudah banyak dikembangkan dalam proses mencari akar, di antaranya metode Basu dan metode Orde-6. Dalam skripsi ini akar persamaan nonlinear dicari dengan menggunakan metode Newton-Raphson, metode Basu, dan metode Orde-6. Metode Basu memiliki peranan penting untuk membangun metode Orde-6 sebagai prediktornya yang kemudian ditambahkan langkah ketiga sebagai korektor. Langkah ketiga metode Orde-6 dicari dengan ) di sekitar . Pada akhir pembahasan, jumlah iterasi antara metode menurunkan deret Taylor ( Newton-Raphson, metode Basu dan metode Orde-6 dibandingkan dengan menggunakan software MATLAB. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Metode Basu Metode Basu dibentuk dari kombinasi Skema Weerakon-Fernando (WF) dan Skema Homeier (HM) (Basu, 2008). Skema Weerakon-Fernando (WF) dinyatakan dalam bentuk ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { }, dan skema Homeier dinyatakan pula dalam bentuk dimana dan , sebagai berikut ( ) ( ) dan , { }. ( ( ) ( ) ) ( )

dimana

Skema Weerakon Fernando dan Homeier dapat dikombinasikan untuk memperoleh metode Basu, dimana metode Basu didefinisikan dalam bentuk [ ] ( ] )[ (1) Dengan mensubstitusikan skema Weerakon-Fernando dan Skema Homeier ke dalam persamaan (1) maka di dapat metode Basu sebagai berikut

( ( (

( ) )) ( ) ( ) )) ( )

( (

( ) ) ( )

( ( ( )

))

( ) ) ( )

( ) ( ) ]

dalam hal ini metode Basu adalah kasus khusus dari Skema Weerakon Fernando dan Homeier dengan dan nilai . 2.2 Metode Orde-6 Metode Orde-6 dinyatakan dalam bentuk tiga langkah dimana langkah pertama dan kedua adalah metode Basu. Metode Basu merupakan prediktor dari metode Orde-6 dan kemudian ditambahkan langkah ketiga untuk iterasi metode Orde-6 sebagai korektor, dimana langkah ketiga ini ) merupakan ekspansi deret Taylor ( dalam bentuk sebagai berikut ( ) ( ) ( ) ( )( ) ) ( ) ( ) ( )( ) (( (( , sehingga ) ) ) ) Karena dalam hal persoalan mencari akar maka (

apabila suku orde kedua diabaikan dan dengan memindahruaskan persamaan tersebut maka didapat (2)

dengan ( ) adalah prediktor yang merupakan metode Basu. Untuk mendapatkan langkah ketiga metode Orde-6, fungsi ( ) diekspansikan di sekitar seperti berikut ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ( ) ) ( )( ( )( ) (( ) ) ) (( ) )

sehingga dengan mengabaikan suku orde ketiga didapat ( ) ( ( ) ( ) ( [ )( ] ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( [ ) ]( (( ) ) ) ( ) ( ( ) ) ( )( ) ( )) ( )( )( ) ) (3)

Turunan pertama dari ( ) adalah (4)

dengan mensubstitusikan (3) ke dalam (4) maka di dapat (5)

Kemudian untuk memperoleh langkah ketiga metode Orde-6 di substistusikan persamaan (5) ke dalam persamaan (2), sehingga diperoleh langkah ketiga metode Orde-6 sebagai berikut ( ) ( ) [ ]( ) (6)

dengan menambahkan persamaan (6) untuk langkah ketiga maka didapat metode Orde-6 sebagai berikut (Soleymani, 2011)

333

( ) ( ) [ ( ( )) ( ) ( ) ( ) { ( ) [ ]( ) adalah nilai pada dengan adalah nilai pendekatan awal, langkah kedua, dan adalah akar. 2.3 Orde Metode Orde-6 Theorema 1. Jika dimisalkan adalah fungsi yang kontinu dan terdiferensiabel serta mempunyai akar tunggal di dalam interval , maka metode Orde-6 ditentukan oleh persamaan (7) dan berorde 6. Bukti: Misalkan adalah nilai eror per-iterasi dimana dan adalah akar, maka deret Taylor ( ) di sekitar adalah ( atau ( ) ( ( ) ( ) ( )[ dengan adalah ( ) dimana turunan pertama dari ( ( ) ( )[
( )(

( ( )

))

( ( ))

( ) (

( ) ( )

(7)

adalah nilai pada langkah pertama,

merupakan nilai pendekatan awal ) (( ) )

( )

( )(

( )(

( )(

( )( ) ( )

( )( ) ( )

( )( ) ( ) ( )]

((

) ) ) ( )

( )

) ( ) ( )]

) adalah sebagai berikut

Selanjutnya ( ) digunakan untuk menghitung nilai pada masing-masing langkah. Dengan mensubstitusi ( ) ke dalam persamaan (7), maka didapatkan nilai langkah pertama, kedua, dan ketiga. Dalam hal ini orde dicari dengan menggunakan software Mathematica 8 dimana source codenya diberikan pada Tabel 1. Tabel 1. Source code program Mathematica 8 Input f[e_]:=dfa(e+c2 e2+c3 e3+c4 e4+c5 e5+c6 e6) fe=f[e]; f1e=f'[e]; u=e-(2/3)Series[fe/f1e,{e,0,5}] f1u=f'[u]; v=e-((9 f1e2-2 f1e f1u+9 f1u2) fe)/((4 f1e f1u+12 f1u2)f1e) fv=f[v]; z=f1u+2((((fv-fe)/(v-e))-f1e)/(v-e))(v-e); eFinal=v-fv/z Keterangan ) dan ( )

( ) Fungsi ( Fungsi

( )

Fungsi ( ) Fungsi ( )

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh hasil untuk langkah pertama, kedua, dan ketiga dari metode Orde-6. Fungsi ( ) dan ( ) disubstitusikan ke dalam persamaan (7) untuk langkah pertama. Kemudian nilai disubstitusikan ke dalam . Pada langkah ketiga yaitu didapat hasil bahwa metode ini berorde 6.

334

3. Simulasi Numerik Pada subbab ini dibahas simulasi untuk menghitung akar dari persamaan nonlinear serta membandingkan jumlah iterasi dari metode Newton-Raphson, metode Basu, dan metode Orde-6. Simulasi ini bertujuan untuk memperoleh akar dari persamaan nonlinear dengan menggunakan software MATLAB dan membandingkan jumlah iterasi dari ketiga metode. | Dalam perhitungan akar pada software MATLAB, iterasi akan berhenti apabila | dimana . Agar proses iterasi berhenti, maka diperlukan syarat yaitu nilai ( ) . Apabila nilai ( ) maka nilai ( ) cukup dekat dengan nol sehingga dimana adalah akar yang dicari. Berdasarkan hasil pada Tabel 2 diperoleh bahwa persamaan nonlinear dari nomor 1 sampai 5 ( ) konvergen menuju akar, akan tetapi pada persamaan terakhir yaitu ( ) hasil solusinya adalah divergen. Tabel 2. Hasil perhitungan akar dan perbandingan jumlah iterasi
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. ( ) ( ) ( ) Fungsi ( ) ( ) ( ) Nilai awal Solusi Eksak 1.0471975511 96598 6.2831853071 79586 2.1357792050 69857 -3.00000000 0000000 0.7853981633 97448 0 Solusi Numerik 1.0471975511 96598 6.283185307 79586 2.1357792050 69857 -3.000000000 000000 0.7853981633 97448 divergen NewtonRaphson 5 5 8 9 5 divergen Iterasi Basu 3 4 5 5 4 divergen Orde-6 3 3 4 4 3 divergen

4. Kesimpulan Dengan menggunakan deret Taylor, langkah ketiga dari metode Orde-6 adalah sebagai berikut ( ) ( ) [ ]( ) dimana adalah nilai pendekatan awal, adalah nilai pada langkah pertama, adalah nilai pada langkah kedua, dan adalah akar. Berdasarkan hasil simulasi numerik dengan menggunakan software MATLAB seperti yang ditampilkan pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa metode Orde-6 memiliki jumlah iterasi paling sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa metode Orde-6 lebih efisien dibandingkan metode Newton-Raphson dan metode Basu. 5. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ratno Bagus Edy Wibowo, Trisilowati, dan Agus Suryanto atas segala bimbingan dan masukan yang telah diberikan dalam penulisan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Basu, D., (2008), Composite Fourth Order Newton Type Method for Simple Roots, Int. J. Comput. Methods Eng. Sci. Mechanics, 9, hal. 201-210. Soleymani, F., (2011), A Novel and Precise Sixth-Order Method for Solving Nonlinear Equations, Int. J. Math. Models Meth. Appl. Sci., 5, hal. 730 - 737.

335

You might also like