Professional Documents
Culture Documents
Tunika fibrosa (sklera dan kornea) Tunika vaskulosa (koroid, badan siliaris) Tunika nervosa (retina)
trauma yang mengenai bola mata yang diakibatkan oleh zat basa (zat dengan pH > 7) yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata tersebut.
jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia.
Trauma kimia pada mata di AS sekitar 84 % dengan perbandingan trauma asam dan basa 1 :4 Secara Internasional 80 % dari trauma kimia terutama basa diakibatkan karena pajanan atau pekerjaan
Semen
Soda Kuat
amonia NaOH CaOH Cairan pembersih dalam rumah tangga
Pecah dan rusaknya sel jaringan dan persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel
Serat kolagen kornea akan membengkak dan kornea akan mati Edema (terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma cendering disertai masuknya pembuluh darah
Hudges:
1. Ringan Prognosis baik terdapat erosi epitel kornea kornea terdapat kekeruhan ringan tidak ada iskemik dan nekrosis kornea/konjungtiva
2. Sedang
prognosis baik kornea keruh sehingga sulit melihat pupil dan iris secara jelas terdapat iskemia dan nekrosis ringan pada kornea dan konjungtiva 3. Sangat berat Prognosis buruk Kekeruhan kornea (pupil dan iris tidak dapat dilihat
Klasifikasi THOFT:
oDerajat I : Hiperemi konjungtiva disertai keratitis pungtata
oDerajat II :
Hiperemi konjungtiva dengan hilang epitel kornea oDerajat III : hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea oDerajat IV : Konjungtiva nekrosis sebanyak 50 %
Kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)
2. Derajat 2: Kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)
3. Derajat 3: Epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang) 4. Derajat 4: Kornea opak dan susah terdapt iskemik lebih dari limbus (prognosis sangat buruk).
epiforia,
Blefarospasme nyeri berat. pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermanifestasi beberapa hari sesudah kejadian.
Konjungtivitis
Keratokonjuntivitis
Ulkus kornea
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
Memperbaiki Penglihatan Mencegah terjadinya infeksi Mempertahankan arsitektur mata Mencegah sekuele jangka panjang
Irigasi garam fisiologik selama mungkin ( 200 ml kurang lebih 30 menit) Periksa PH dengan kertas lakmus Irigasi sampai PH normal. Bila mengandung CaOH berikan EDTA Antibiotik untuk mencegah infeksi Sikloplegi untuk mngistirahatkan iris dan cegah iritis Antiglaukoma untuk mencegah glaukoma sekunder Steroid ( 7 hari ) untuk mencegah imflamasi Kolagenase inhibitor ( sistei 1 minggu) menghilangkan efek kolagenase Vitamin C oral untuk membentuk kolagen baru Bebat (perban0 pada mata, dan berikan tetes mata buatan Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu
1. Segera.
Pembedahan yang sifatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks. Prosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan: o Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk mengembalikan vaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea. o Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau donor (allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal. o Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosis.
2. Lanjut.
Penanganan bedah pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut:
o Pemisahan bagian bagian yang menyatu pada kasus konjungtival bands dan simblefaron o Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva. o Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata. o Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik, hal ini untuk memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi. o Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan hasil dari graft konvensional sangat buruk.
1. Simblefaron, dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia,lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu 2. Kornea keruh, edema, neovaskuler 3. Sindrom mata kering 4. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak.Komponen basa yang mengenai mata menyebabkan peningkatan pH caira aquos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia asam sukar masuk ke bagian dalam mata, maka jarang terjadi katarak traumatik. 5. Glaukoma sudut tertutup 6. Entropion dan phthisis bulbi
phthisis bulbi
Simblefaron
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran cooked fish eye dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.