You are on page 1of 36

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih sayang yang kami terima, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa hambatan yang berarti. Makalah yang berjudul SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PERSEDIAAN DAN PRODUKSI ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada : Bapak Arvian selaku dosen serta pembimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Kepada orang tua yang tiada hentinya memberi dukungan baik materil maupun imateril. Kepada seluruh teman yang telah memberikan dukungan. Dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan atas terselesaikannya makalah ini. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami selaku penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat saya butuhkan, demi perbaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini membawa manfaat.

Bandung, November 2012 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Persediaan merupakan jenis asset produktif yang dimiliki perusahaan, karena persediaan ini mempunyai keterkaitan langsung dengan pendapatan perusahaan. Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual). Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca. Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP = PERSEDIAAN AWAL + PEMBELIAN BERSIH PERSEDIAAN AKHIR Dalam persediaan bagian Accounting mempunyai tanggung jawab besar karena berhubungan dengan keuangan dimana dia bertugas untuk mencatat, mengidentifikasi sampai dengan melaporkannya. Oleh karena itu hendaknya haruslah orang yang jujur dan bertanggungjawab agar tidak melanggar etika atau terjadi manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga kredibilitas perusahaan dapat tetap terjaga. Dalam sebuah perusahaan accounting akan menyusun neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan arus kas. Dimana nantinya laporan keuangan tersebut akan dipublikasikan dan digunakan oleh pengguna laporan keuangan yaitu manajemen, karyawan, bank, kreditur, investor, pemerintah dll. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dalam perusahaan maka lahirlah sebuah sistem pengendalian internal. Sistem Pengendalian Internal (SPI)adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang undang dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi Pengendalian internal atas penjagaan aktiva terhadap perolehan, penggunaan

atau pelepasan yang tidak diotorisasi juga penting, dan bisa termasuk pengendalian yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dan operasi. Sistem Pengendalian Persediaan, komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas yaitu : 1. Pemisahan tugas, pengendalian tugas, pengendalian umum dan pengendalian aplikasi 2. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat 3. Pengendalian fisik 4. Penelaahan kinerja dan akuntabilitas

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu persediaan? 2. Bagaimana cara pencatatannya? 3. Dokumen dan unsur apa saja yang terlibat di persediaan? 4. Seperti apa sistem pengendalian persediaan? 5. Apa itu produksi? 6. Bagaimana cara pencatatannya? 7. Dokumen dan unsur apa saja yang terlibat di produksi? 8. Seperti apa sistem pengendalian produksi?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa itu persediaan dan produksi. 2. Prosedur apa saja yang terdapat didalamnya. 3. Mengetahui Dokumen dan transaksi apa saja yang sering terjadi pada persediaan dan produksi. 4. Mengetahui cara pengendalian dan pengawasan persediaan dan produksi. 5. Mengetahui peranan akuntansi dalam pengendalian persediaan dan produksi

D. KEGUNAAN MAKALAH Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian

tindakan akuntansi dalam proses pencatatan persediaan dan proses produksi. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Penulis, sebagai wahana menambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang prosedur pencatatan dan pengendalian siklus persediaan dan produksi. 2. Pembaca, sebagai media informasi tentang pperanan akuntansi dalam pencatatan persediaan dan proses produksi.

E. METODE PENULISAN Penulis mempergunakan metode kepustakaan.Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah: Studi Pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

F. SISTEMATIKA PENULISAN 1. Bab I berisi Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan. 2. Bab II berisi Kajian tentang isi : pengertian persediaan, prosedur pencatatan persediaan, unsur dan dokumen terkait persediaan, pengendalian persediaan, pengertian produksi, prosedur pencatatan produksi, unsur dan dokumen terkait produksi, pengendalian produksi. 3. Bab III Kesimpulan 4. Lampiran Berisi gambar gambar dokumen terkait. 5. Daftar Pustaka

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN PRODUKSI Persediaan adalah aktiva perusahaan yang meliputi barang jadi yang tersedia untuk dijual kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi dan bahan serta perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan adalah aktiva (barang). (1). Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. (2). Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan. (3). Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses prduksi atau pemberian jasa. Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. a) Dilihat Dari Fungsinya (1). Batch stock atau lot inventory (2). Fluctuation stock (3). Anticipation stock b) Dilihat Dari Jenis Dan Posisi Produk Dalam Urutan Pengerjaan Produk : (1). Persediaan bahan baku (raw material stock) (2). Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts/component stock) (3). Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock) (4). Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress stock) (5). Persediaan barang jadi (finished goods stock) c) Karakteristik Persediaan (1). Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. (2). Persediaan mencakup barang jadi, barang dalam proses, bahan baku serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. (a) Kelompok Persediaan :

i. ii. iii.

Persediaan barang jadi Persediaan barang habis pakai Persediaan suku cadang

d) Sistem Pencatatan Persediaan yaitu: 1) Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir. 2) Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya e) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai suatu persediaan, diantaranya dengan: 1) first-in, first out (FIFO) 2) rata-rata tertimbang (weighted average) 3) last in, first-out (LIFO) f) Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan 1) Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan sampai proses penerimaannya dengan prosedur yang baku. 2) Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang diperlukan. 3) Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya. g) Kebijakan Akuntansi Persediaan Persediaan dapat dinilai pada : 1) Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian. 2) Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri. 3) Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara seperti donasi. 4) Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki oleh proyek swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aktiva untuk bangunan dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan dalam kelompok aktiva lancar.

Pengakuan : 1) Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah. 2) Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. 3) Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagai persediaan. Pengukuran : 1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. 2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan. 3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan. Pengungkapan : Persediaan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan :
1) 2)

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;

3) 4)

Kondisi persediaan; Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan persediaan, misalnya persediaan yang diperoleh melalui hibah atau rampasan.

Dalam penyusunan laporan keuangan, Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam Neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk, sedamgkan siklus persediaan adalah rangkaian aktivitas bisnis yang berkaitan dengan pengendalian persediaan produk suatu perusahaan.

2. SISTEM DAN PROSEDUR SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN & PRODUKSI 1. Prosedur pencatatan produk jadi Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi yang didebitkan kedalam rekening Persediaan Produk Jadi dan dikreditkan ke dalam rekening Barang dalam Proses.
Bagian Gudang

Bagian Kartu Persediaan

Bagian Jurnal

1
Mulai
Laporan Produksi Selesai

Diterima dari bagian produksi

Menjumlahkan Total harga Pokok produksi

LPS KHPP Bukti Memorial

Laporan Produksi Selesai

Kartu Harga Pokok Produk

Membuat Bukti Memorial

Mencatat Harga pokok Produk jadi

LPS KHPP Bukti Memorial

Kartu Gudang

Kartu Persediaan

Jurnal Umum

Selesai

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system penjualan disamping prosedur lainnya seperti: prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.
Bagian Kartu Persediaan

Bagian Jurnal

1
Mulai

Kartu Persediaan

Rekap HPP Bukti Memorial

Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan

Secara Periodik

N
Rekapitulasi harga pokok penjualan

Membuat bukti memorial

Rekap HPP Bukti Memorial

Jurnal Umum
1

Selesai

Prosedur pencatatan harga pokok jadi yang dijual

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system retur penjualan.
Bagian Gudang
Mulai

Bagian Kartu Persediaan


Dari Bagian Penerimaan via Bagian Piutang

Bagian Jurnal 1

Diterima dari Bagian Penerimaan

LPB
Memo 1 Kredit 2

LPB Memo 1
Kredit

Laporan Pengiriman Barang

Mengisi Harga Pokok barang pada memo kredit

LPB
Memo 1 Kredit 2

Kartu Gudang

Kartu Persediaan

Jurnal Retur

Penjualan

Selesai

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir priode, pada saat itu dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan. Pencataan persediaan produk dalam proses dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Persediaan Produk dalam Proses Barang dalam Proses xxx xxx

Pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat jurnal penyesuaian kembali (re-adjusting entry) untuk membalik jurnal pencatatan persediaan produk dalam proses yang dilakukan pada akhir periode tersebut diatas. Jurnal penyesuaian kembali tersebut dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Barang dalam Proses Persediaan produk dalam Proses xxx xxx

Bagian Produksi

Bagian Kartu Persediaan

Bagian Jurnal

Mulai

Laporan produk 1 dalam proses

LPDP 1 Bukti Memorial

Bukti Memorial

Membuat laporan produk dalam proses

Menghitu ng harga pokok produk dalam proses

LPDP 1 Kartu
harga pokok produk

Jurnal Umum

3 2 1 Laporan produk dalam proses Dikirim ke bagian Perencanaan dan Pengawasan produksi Dikirim ke Bagian order Penjual N
Membuat bukti memorial utk mrncatat hrg pokok produk LDPD dlm KHP proses Membuat bukti memorial untuk penyesuai an kembali

Selesai

Bukti memorial

Bukti memorial

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
Dari Mulai Pemasok Dari Bagian Pembelian 1 Dari pemasok via bagian pembelian 3
Dr bag pmbelian
Menerima barang dr pemasok yg disertai dgn surat pengantar

SOP

LPB

Faktur
Bukti kas keluar
Laporan pengiriman barang

Surat Pengantar

SOP

Membandingkn faktur dr pemasok dgn SOP &LPB


Memeriksa barang yg diterima

Kartu Persediaan

Kartu Gudang

Membuat laporan penerimaa n barang

Membuat bukti kas keluar

Selesai

Faktur SOP SOP 3 3


Laporan 2 penerimaan barang
Bukti kas keluar 1

LPB SOP 3 2 N
Dikirim ke bagian gudang bersamaan dgn barang

1 4

2 1

Register bukti kas keluar

Arsip bukti kas keluar yg belum dibayar

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang di kembalikan kepada pemasok Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan mengurangi kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system retur pembelian.

BAGIAN KARTU PERSEDIAAN


3

BAGIAN JURNAL
4

LPB Memo debit 2

LPB Memo debit 2

Mengisi harga pokok satuan & harga pokok total pada memo debit

LPB Memo debit 1

Kartu persediaan

Jurnal retur pembelian

Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok (Lanjutan)

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis

pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengambilan barang gudang Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang digudang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut dalam jurnal umum adalah : Persediaan Bahan Baku Persediaan Bahan Penolong Persediaan Bahan Habis Pakai Pabrik Persediaan Suku Cadang Barang dalam Proses- Bahan Baku Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

BAGIAN PRODUKSI

BAGIAN GUDANG

BAGIAN KARTU PERSEDIAAN 2

BAGIAN KARTU BIAYA

BAGIAN JURNAL

Mulai

1
2 2 BPBG

Membuat BPBG

BPFG

BPBG 1

BPBG 1

3
2
BPBG 1
Menandatanga ni BPBG lb ke1 sbg tanda trma brg

Mengisi harga pokok pd BPBG

Jurnal umum 5

BPBG 2
Bersama dengan barang

1 Selesai
4

BPBG

1
Kartu harga pokok

2 1
Kartu gudang

Kartu persedia an

N BPBG: Bukti pengembalian barang gudang

9. Sistem perhitungan fisik persediaan Seperti telah disebutkan diatas, dalam system akuntansi persediaan dengan metode mutasi persediaan (perpetual inventory method), di Bagian Kartu Persediaan diselenggarakan catatan akuntansi berupa kartu persediaan (inventory ladger) yang digunakan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di Bagian Gudang. Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab atas terselenggaranya catatan akuntansi yang dapat diandalkan (reliable) mengenai persediaan yang disimpan di Bagian Gudang, sedangkan Bagian Gudang bertanggung jawab atas penyimpanan fisik persediaan di gudang. Karena kondisi barang yang kemungkinan mengalami kerusakan dalam penyimpanan atau karena kemungkinan terjadinya pencurian terhadap barang yang disimpan di gudang, maka secra periodic catatan persediaan yang diselenggarakan di Bagian Kartu Persediaan harus dicocokan dengan persediaan yang secara fisik ada di gudang. Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan digudang, yang hasilnya digunakan untuk memeinta pertanggungjawaban Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu Persediaan. Dalam bagian ini diuraikan system penghitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu unsur pengendalian intern melekat terhadap persediaan.

Pemegang Kartu Perhitungan Fisik


mulai
2

Penghitung (Counter)
1

Membagikan KPF kepada penghitung

KPF bagian 1

KPF bagian 2

KPF

KPF

Membagikan KPF bagian 1 KPF bagian 2

Melakukan perhitungan fisik persediaan

ya 1
cocok

tidak
Menghitu ng kembali

Mengisi KPF bagian 3 & menyobek KPF bagian 3 tsb

Membagikan KPF bagian 2 ke dalam DHPF

KPF bagian 3

KPF

KPF bagian 2 KPF bagian 1


Digantungkan pada tempat penyimpanan barang sbg tanda bahwa perseediaan yg bersangkutan telah dihitung

N
2 DHPF 1

N
2

Digantung pada tempat penyimpanan barang bersama dengan KPF bagian 3

Catatan : KPF : kartu persediaan fisik DHPF : daftar hasil penghitungan fisik

Sistem Perhitungan Fisik Persediaan

PENGECEKAN BAGIAN KARTU PERSEDIAAN BAGIAN JURNAL BAGIAN GUDANG


2 4 5 6

KPF bagian 1 KPF bagian 2 DPFH 1

2 Prosedur penentuan harga pokok (pricing procedur)

Bukti memorial

DHPF

Melakukan perhitungan fisik kedua

Mengisi harga pokok per unit & menghitung hrg pkk total

Jurnal Umum
Mengisi data hasil perhitungan pd kartu perhitungan fisik bag. Ke2 Meminta otorisasi atas DHPF

Membuat bukti memorial

KPF bagian 1 KPF bagian 2


2

DHPF Bukti memorial


Digantungkan pd tmpt penyimpanan brg gudang sbg tanda brg tlh d hitung

Prosedur adjusment

Diterima dari bagian produksi

Kartu persediaan

Kartu Gudang 6

SELESAI

3. FUNGSI YANG TERKAIT Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan umumnya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang anggotanya dipilihkan dari karyawan yang tidak meyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang. Panitia perhitungan fisik persediaan terdiri dari: 1. Pemegang kartu perhitungan fisik

2. Penghitung 3. Pengecek Dengan demikian fungsi yang terkait dalam sistem perhitungan fisik persediaan adalah: 1. Panitia perhitungan fisik persediaan Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan perhitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjusment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediian. Seperti telah disebutkan diatas, panitia penghitungan fisik persediaan terdiri dari pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung, dan pengecek. Pemegang kartu perhitungan fisik bertugas untuk menyimpan dan mendistribusikan kartu perhitungan fisik kepada para penghitung, melakukan pembanding hasil perhitungan fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh penghitung dengan pengecek, dan mencatat hasil perhitungan fisik persediaan dalam daftar hasil perhitungan fisik. Penghitung bertugas melakukan penghitungan pertama terhadap persediaan, dan mencatat hasil perhitungan tersebut ke dalam bagian ke-3 kartu perhitungan fisik, serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang kartu penghitungan fisik. Pengecek bertugas melakukan penghitungan kedua terhadap persediaan yang telah dihitung oleh penghitung dan mencatat hasil perhitungannya ke dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang kartu penghitungan fisik.

2. Fungsi akuntansi Dalam sistem perhitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk: a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik. b. Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik. c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan fisik. d. Melakukan adjusment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil perhitungan fisik persediaan. e. Membuat bukti memorial untuk mencatat adjusment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.

3. Fungsi gudang Dalam sistem perhitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.

4. DOKUMEN 1) Prosedur pencatatan produk jadi Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah: laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh Bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang. Bukti memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam jurnal umum.

2) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk jadi adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dari bagian order penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan.

3) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas produk jadi yang diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang. Memo kredit yang diterima dari bagian order penjualan digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam kartu persediaan.

4) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan persediaan produk dalam proses adalah: bukti memorial. Bukti memorial ini dilampiri dengan laporan produk dalam proses digunakan untuk mencatat jurnal tambahan harga pokok persediaan produk dalam proses dalam jurnal umum. Bukti memorial juga digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat readjusment persediaan harga pokok produk dalam proses. Dalam prosedur pencatatan persediaam produk dalam proses, bagian gudang tidak melakukan pencatatan persediaan produk dalam proses karena secara fisik persediaan tersebut tidak ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang. Begitu pula bagian kartu persediaan tidak melakukan pencatatan persediaan produk dalam proses tersebut dalam kartu persediaan.

5) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli adalah: laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar. Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pembelian kedalam kartu gudang. Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang, surat order, pembelian, dan faktur dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar atau voucher register. Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan.

6) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok adalah: laporan pengiriman barang dan memo debit. Laporan pengiriman barang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirmkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang. Memo debit diterima dari bagian pembelian digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu persediaan.

7) Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Dokumen sumber yang dipakai dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini juga digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan pemakaian persediaan ke dalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.

8) Prosedur pengembalian barang gudang Dokumen yang digunakan dalam prosedur pengembalian barang gudang adalah bukti pengembalian barang gudang. Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Dokumen ini juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya, dan untuk mencatat pengembalian barang gudang tersebut ke dalam jurnal umum.

9) Sistem perhitungan fisik persediaan Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah: 1. Kartu perhitungan fisik (inventory tag) Dokumen ini di gunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam perhitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung (counter) dan pengecek (cheker). Kartu perhitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu proses perhitungan fisik persediaan dilaksanakan. Bagian ke -3 kartu perhitungan fisik (bagian bawah) disediakan untuk merekam data hasil perhitungan oleh penghitung pertama. Bagian ke-2 (bagian tengah) kartu tersebut digunakan untuk merekam hasil perhitungan yang dilakukan oleh penghitung kedua digunakam untuk merekam hasil perhitungan yang dilakukan oleh penghitung kedua (pengecek). Bagian ke-1 (bagian atas) kartu tersebut digunakan untuk memberi tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan cara menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat

penyimpanan barang yang bersangkutan. Data yang direkam dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik dicatat ke dalam daftar hasil perhitungan fisik setelah data dalam bagian ke-2 diperiksa kecocokannya dengan data yang dicatat dalam bagian kartu ke-3 kartu tersebut.

2. Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet) Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2 kartu perhitungan fisik kedalam daftar ini adalah: nomor kartu perhitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan satuan. Dokumen ini diisi dengan harga pokok per satuan dan harga pokok total tiap jenis persediaan. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan yang telah selesai diproses kemudian ditandatangani oleh Ketua Panitia Perhitungan Fisik dan otorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini kemudian digunakan untuk meminta pertanggung jawaban dari Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggungjawaban dari Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan. Berdasarkan informasi yang tercantum dalam kolom harga pokok total pada daftar hasil perhitungan fisik dilakukan adjusment terhadap data kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan.

3. Bukti memorial Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan adjusment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan bukti memorial ini adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan.

5. CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN Prosedur pencatatan produk jadi Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah kartu gudang, lartu persediaan, dan jurnal umum. 1) Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dijual

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah kartu gudang, kartu persediaan dan jurnal umum. Dalam prosedur pencatatan harga pokok produk yang di jual, kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas persediaan produk jadi karena transaksi penjualan, sedangkan kartu persediaan berfungsi untul mencatat mutasi kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi yang dijual. Jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal harga pokok produk jadi yang dijual untuk diposting ke dalam rekening kontrol persediaan produk jadi. 2) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah kartu gudang, kartu persediian, dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan jika perusahaan menggunakan jurnal khusus. 3) Sistem perhitungan fisik persediaan Catatan akuntansi yang digunakan dalam perhitungan fisik persediaan adalah: 1. Kartu persediaan Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap data persdiaan (kuantitas dan harga pokok total) yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. 2. Kartu Gudang Catatan ini diguakan mencatat adjusment terhadap persediaan yang tercantum dalam kartu gdang yang diselenggarakan oleh bagian gudang, berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. 3. Jurnal Umum Dalam sistem perhitungan fisik persediaan, jurnal umum digunakan untuk mencatat penyesuaian rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo mennurut perhitungaan fisik.

5. PENGENDALIAN INTERN Unsur pengendalian intern dalam sistem perhitungan fisik persediaan digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu: a) Organisasi

1) Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek. Untuk menjadi ketelitian dan keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan perhitungan fisik persediaan, panitia dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri dari 3 kelompok yakni pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung, dan pengcek. Dalam perhitungan fisik, kegiatan perhitunga, pengukuran, dan pengecekan mutu barang harus dilaksanakan oleh dua kelompok: penghitung dan pengecek. Pemisahan kedua fungsi ini dilaksanakan agar setiap barang dihitung lebih dari satu kali secara independen, pekerja penghitung dicek kembali ketelitiannya oleh pengecek. Fungsi pemegang kartu penghitung fisik bertanggungjawab mengenai pemakaian formulir kartu penghitung fisik, pembandingan data dari kartu penghitung fisik ke dalam daftar hasil perhitungan fisik. Dengan pemisahan ketiga fungsi tersebut (fungsi pemegang kartu pehitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek) data yang dihasilkan dari kegiatan perhitungan fisik ini dijamin ketelitian dan kendalanya. 2) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan. Tujuan penghitungan fisik persediaan adalah untuk mamintai pertanggungjawaban mengenai barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan data persediaan yang dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi persediaan. Oleh karena itu, agar data yang dihasilkan dari perhitungan fisik persediaan dijamin ketelitian dan keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus bukan karyawan dari dua fungsi yang dimintai pertanggungjawaban tersebut (misalnya fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan). b) Sistem Otorisasi Dan Prosedur 1) Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia Perhitungan Fisik Persediaan. Daftar hasil perhitungan fisik berisi informasi hasil perhitungan fisik persediaan. Daftar ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar untuk meng-adjust kartu persediaan, dan kartu gudang, serta merupakan dokumen pendukung bukti memorial yang dicatat dalam jurnal

umum. Dengan demikian daftar hasil perhitungan fisik merupakan dokumen penting untuk meng-update catatan akuntansi. 2) Pencatatan hasil perhitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu perhitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu perhitungan fisik. Pencatatan ke dalam daftar hasil perhitungan fisik harus didasrkan atas dokumen sumber (kartu perhitungan fisik) yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu perhitungan fisik. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin ketelitiannya. 3) Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil perhitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan. Hasil perhitungan fisik berasal dari hasil perhitungan fisik adalah diambilkan dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam prosedur penetapan harga (pricing procedure). 4) Adjustment terhadap kartu persediaan didasrkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar perhitungan fisik. Hasil perhitungan fisik persediaan digunakan untuk memintai pertanggungjawaban fungsi gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan untuk memintai pertanggungjawabn fungsi akuntansi persediaan mengenai ketelitian dan keandalan informasi persediaan. Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar hasil perhitungan fisik, kemudian ditentukan harga pokok perunitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan. c) Praktik Yang Sehat 1) Kartu perhitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu perhitungan fisik. Untuk menghindari tidak dicatatnya hasil perhitungan fisik persediaan, dokumen yang dipakai sebagai alat untuk merekam hasil perhitungan fisik harus bernomor urut tercetak dan pemakaian nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh pemegang kartu penghitung fisik. 2) Perhitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh perhitungan dan kedua kali oleh pengecek.

Untuk menjamin ketelitian penghitungan fisik persediaan, penghitungan tiap jenis persediaan harus dilakukan dua kali. Penghitungan pertama dilakukan oleh penghitungan dan hasilnya direkam dalam kartu penghitungan fisik bagian ke-3. Hasil perhitungan ini kemudian dicek kebenarannya oleh pengecek dengan cara melakukan penghitung kedua secara independen. Hasil perhitungan kedua ini direkam dalam kartu penghitungan fisik bagian ke-2. 3) Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan ke2 kartu perhitungan fisik dicocokan oleh fungsi pemegang kartu penghitung fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik dicatat dalam daftar hasil perhitungan fisik. Kartu perhitungan fisik bagian ke-2 merupakan dokumen sumber bagi pencatatan dalam daftar hasil penghitungan fisik. Untuk menjamin ketelitian dokumen sumber tertentu, kartu perhitungan fisik bagian ke-2 harus dicocokan dengan kartu perhitungan fisik bagian ke-3 oleh pihak yang bebas dari kegiatan perhitungan fisik. Pemegang kartu perhitungan fisik harus mencocokan kedua bagisn kartu perhitungan fisik untuk membuktikan ketelitian data yang direkam dalam kartu nama.

4) Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya. Di antara persediaan yang dihitung, ada jenis persediaan yang mudah dihitung dengan cara yang sederahana (misalnya suku cadang mesin), ada pula persediaan yang memerlukan alat tertentu dan metode tertentu untuk menghitung kuantitasnya (misalnya bahan bakar yang ada di tanki, semen curah yang ada di silo). Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya, agar hasil perhitungan fisik persediaan teliti dan andal.

AKTIVITAS PENGENDALIAN a) Pengendalian Persediaan 1) Telusuri saldo persediaan yang tercantum dalam neraca saldo persediaan pada buku besar untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo persediaan yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.

2) Hitung kembali saldo akun perseiaan didalam buku besar untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan akun saldo persediaan. 3) Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dalam berbagai akun persediaan kemudian ditelususri ke jurnal buku besar pembantu persediaan, ataubuku besar persediaan. Selanjutnya, pengkreditan ke akun tersebut ditelusuri ke jurnal atau buku besar dari bahan habis pakai, atau ke buku besar pembantu guna memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan persediaan. 4) Memerikasa saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun lalu. Pemerikasa melakukan pegujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun persediaan guana memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun tersebut.

b) Pengendalian Internal Pada Siklus Pembelian Meliputi: 1) Pemisahan tugas. Individu-individu yang mengotorisasi, melaksanakan pembelian, dan mencatat transaksi adalah individu yang berbeda untuk menghindari terjadinya kecurangan. 2) Menggunakan informasi dari kejadian lampau untuk mengontrol aktivitas pembelian. 3) Mengamati dari dekat semua kegiatan pembelian. 4) Dokumen-dokumen yang berurutan danbernomor urut tercetak. 5) Mencatat semua pihak yang bertanggung jawab atas proses yang terjadi. 6) Membatasi akses ke aset dan informasi perusahaan 7) Merekonsilidasi semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang ada. 8) Lakukan rekonsiliasi buku besar pembantu persediaan dengan akun kontrol persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar guna memperoleh keyajkinan bahwa catatan akuntansi yang berkaitan dengan persediaan dapat dipercaya ketelitiannya.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN


Persediaan merupakan jenis asset produktif yang dimiliki perusahaan, karena persediaan ini mempunyai keterkaitan langsung dengan pendapatan perusahaan. Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual). Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca. Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP = PERSEDIAAN AWAL + PEMBELIAN BERSIH PERSEDIAAN AKHIR Dalam persediaan bagian Accounting mempunyai tanggung jawab besar karena berhubungan dengan keuangan dimana dia bertugas untuk mencatat, mengidentifikasi sampai dengan melaporkannya. Oleh karena itu hendaknya haruslah orang yang jujur dan bertanggungjawab agar tidak melanggar etika atau terjadi manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga kredibilitas perusahaan dapat tetap terjaga. Dalam sebuah perusahaan accounting akan menyusun neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan arus kas. Dimana nantinya laporan keuangan tersebut akan dipublikasikan dan digunakan oleh pengguna laporan keuangan yaitu manajemen, karyawan, bank, kreditur, investor, pemerintah dll. Penilaian Persediaandan masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.

Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca) Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.

Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biayabiaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.

Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung dan dapat pula tidak. Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal. Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dalam perusahaan maka lahirlah sebuah sistem pengendalian internal. Sistem Pengendalian Internal (SPI)adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang undang dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi Pengendalian internal atas penjagaan aktiva terhadap perolehan, penggunaan atau pelepasan yang tidak diotorisasi juga penting, dan bisa termasuk pengendalian yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dan operasi.

Sistem Pengendalian Persediaan, komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas yaitu :
5. Pemisahan tugas, pengendalian tugas, pengendalian umum dan pengendalian aplikasi 6. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat 7. Pengendalian fisik 8. Penelaahan kinerja dan akuntabilitas

Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk, sedamgkan siklus persediaan adalah rangkaian aktivitas bisnis yang berkaitan dengan pengendalian persediaan produk suatu perusahaan. 3 Fungsi SIA dalam Siklus Produksi : 1. Menjelaskan aktivitas siklus produksi serta membahas data mengenai pengumpulan dan proses biaya aktivitasnya. 2. Membahas tujuan pengendalian utama dalam siklus produksi serta mampu mendesain dalam hal mencapai tujuan 3. Mampu secara efektif dan efisien dalam menyimpan serta mengatur informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi.2008.Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

You might also like