You are on page 1of 6

v Uji Millon Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi.

Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon.Reagen Millon terdiri dari merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Sampel protein yang mengandung asam amino ketika direaksikan dengan reagen Millon akan membentuk garam merkuri dari tirosi yang ternitrasi. Garam yang terbentuk ini akan memberikan warna yang spesifik yaitu warna merah. Endapan merah yang terjadi tersebut karena merkuri berikatan dengan hiroksi, dari protein yang diuji, menjadi HgNO3. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino. Dari hasil praktikum,antara ketiga tabung menunjukkan hasil yang negatif karena tidak berwarna merah seteleh di panaskan, hanya pada tabung 1 yang berisi albumin dicampur dengan 4 tetes reagen millon terdapat endapan berwarna putih, Endapan putih yang terbentuk berasal dari endapan merkuri, pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg2+.Jika di bandingkan dengan literatur, seharusnya pada protein albumin dalam reaksinya terjadi perubahan yaitu terdapat gumpalan seperti endapan yang berwarna merah muda namun larutannya bening, hal ini dikarenakan pada albumin terdapat tyrosin yang mengandung gugus hidroksil fenil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa albumin dan tyrosin merupakan reaksi positif terhadap uji millon. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah kesalahan praktik dalam bekerja atau juga bisa dikarenakan adanya kesalahan prosedur yang telah dilakukan dan bisa juga dikarenakan kontaminasi pada bahan uji atau pereaksi.

v Uji Biuret Pada uji biuret dihasilkan warna violet atau ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein..

makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam- amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

v Uji Pengendapan protein Pada uji pengendapan oleh etanol, hanya tabung 3 yang mengandung asam ber pH rendah yang menunjukkan protein yang larut dalam alkohol. Ujung C asam amino yang terbuka pada protein dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester. Pembentukan protein ester ini ditunjukkan dengan adanya endapan yang terbentuk. Pada uji pengendapan dengan alkohol, fungsi buffer asetat adalah untuk mengendapkan protein. Karena protein yang digunakan memiliki kisaran pH isoelektrik sekitar angka tersebut dan pada keisoelektrikan tersebut menyebabkan protein memiliki daya kelarutan minimum sehingga terjadi pengendapan. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif. Berdasarkan percobaan di dapatkan bahwa tabung 1 tidak terjadi penggumpalan,pada tabung 2 terjadi penggumpalan dan

pada tabung 3 terjadi penggumpalan yang lebih dari tabung 2. Pada tabung 3 penggumpalan terjadi karena buffer tetap mempertahankan pH-nya pada 4,7 sehingga diketahui bahwa titik isoelektrik protein tersebut pada pH- 4,7. Sedangkan fungsi HCl dan NaOH yaitu untuk mendenaturasikan protein.

BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan serta perbandingan dengan literatur , dapat diambil kesimpulan bahwa: Pada uji millon terdapat proses pembentukan garam merkuri dan tyrosin yang ternitrasi oleh reagen millon membentuk endapan dengan warna yang spesifik yaitu merah. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino. Pada uji biuret terdapat proses penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein, dimana Ion Cu2+ dari preaksi biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet . Pada uji pengendapan protein dengan etanol, hanya larutan yang memiliki memiliki kisaran pH isoelektrik 4,7 dan pada keisoelektrikan tersebut menyebabkan protein memiliki daya kelarutan minimum sehingga terjadi pengendapan. Pada praktikum ini larutan buffer yang dapat mengendapkan protein tersebut.

DAFTAR PUSTAKA . Agus nurul komarudin. http://silviahidayantiaskep.blogspot.com./ . 05 April 2013. 21.30 WIB. Laporan Biokimia- Protein. Dian Kristanti http://diankristanti.blogspot.com./ .06 April 2013 .15.53 WIB. Praktikumreaksi Uji Asam Amino.Sri Sri Inportu. http://ruanglingkupgurukimia.blogspot.com./ .06 April 2013 .16.01 WIB. Penentuan Kualitatif Protein Dengan Uji Biuret.Suasana Baru. http://suasanab.blogspot.com./ 06 April 2013 . 21.28 WIB. Uji Millon. Alfiani Phio. http://cappucinophio.blogspot.com./ 05 April 2013 . 05.44 WIB.

You might also like