You are on page 1of 56

Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 91/PMK.05/2007
Tentang
BAGAN AKUN STANDAR
BAGAN AKUN STANDAR

Daftar Perkiraan buku besar yang


ditetapkan dan disusun secara
sistematis untuk memudahkan
perencanaan dan pelaksanaan
anggaran, serta pembukuan dan
pelaporan keuangan pemerintah.
KODEFIKASI AKUN

1. Kodefikasi Akun terbagi atas 6 Digit:


1. Akun Buku Besar (BB), 4 Digit
2. Akun Buku Pembantu, 2 digit

KODE AKUN

X X X X X X

KODE BUKU BESAR KODE BUKU PEMBANTU


STANDAR & SISTEM AKUNTANSI
Standar Akuntansi

Input Process Output

Transaksi Proses Akuntansi Lap. Keuangan -Relevan

- Keuangan - Analisa Transaksi - LRA -Andal


- Kekayaan - Jurnal / Entries - Neraca -Dpt dibandingkan

- Kewajiban - Posting - LAK -Dpt dipahami


- CaLK

SISTEM AKUNTANSI

Formulasi Bagan Hardware


Pengaturan Personil
Prosedur Akun Dan
Kelembagaan Terampil
Transaksi Standar Software
HUBUNGAN SAPP DENGAN SISTEM
LAIN
RKA-K/L

PERENCANAAN
Bagan ANGGARAN

Akun
Standa DIPA
APBN
r
SPM
PELAKSANAAN
PENGAWASAN SAPP ANGGARAN
SP2D

MPN

PERTANGGUNG
JAWABAN

SA-BUN SAK SIMAK-BMN


DASAR PEMIKIRAN :

1. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah dan


K/L yang memenuhi unsur pengendalian,
pengukuran dan pelaporan kinerja.
2. Meningkatkan Akuntabilitas
Pertanggungjawaban APBN dengan melaksanakan
penggunaan BAS dari perencanaan anggaran,
pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan.
3. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan GFS 2001 dalam BAS
TUJUAN BAGAN AKUN
STANDAR
 Memastikan rencana keuangan
(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah
yang sama;
 Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
 Memudahkan pengawasan
keuangan.
POKOK PERUBAHAN
DALAM BAGAN AKUN STANDAR
• Penggunaan BAS dimulai pada perencanaan
anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan
keuangan ;
• Perubahan dari Bagan Perkiraan menjadi Bagan
Akun Standar;
• Perubahan MAK/MAP menjadi Mata Anggaran;
• Peniadaan Mata Anggaran tersendiri untuk
Pengembalian
• Penjelasan BAS untuk akun Belanja dan
Pendapatan;
• Penghapusan beberapa Mata Anggaran Belanja :
- Belanja Inventaris Kantor;
- Belanja Barang Tupoksi bersifat Kontraktual;
9. Penambahan Mata Anggaran khusus untuk BLU;
10. Penambahan Mata Anggaran Belanja untuk:
- Belanja Pemeliharaan dikapitalisasi;
- Belanja Modal SWAKELOLA dirinci;
- Belanja Jasa Profesi
POKOK PERUBAHAN
DALAM BAGAN AKUN STANDAR………

1. Perubahan istilah Belanja untuk Daerah


menjadi Transfer ke Daerah;
2. Penerimaan Pembiayaan dari transaksi
RDI/RPD sebagai piutang RDI/RPD;
3. Penambahan Mata Anggaran Non
Anggaran untuk transaksi mutasi rekening
pada setiap rekening KUN;
4. Adanya Mata Anggaran untuk Appropriasi,
Allotment, Estimasi Pendapatan yang
dialokasikan dan Estimasi Pendapatan.
KORELASI APBN DENGAN
PERTANGGUNGJAWABANNYA
APBN APPROPRIATION
Apakah semua appropriation sudah di allotment
DIPA ALLOTMENT
Apakah semua Allotment/DIPA sudah dipertanggungjawabkan

PELAKSANAAN JURNAL ENTRY

BAS
PENGAWASAN REVIU

PERTANGGUNGJAWABA LAPORAN KEUANGAN


N

PEMERIKSAAN AUDIT LKPP


BPS DIUBAH MENJADI BAS
MENGAPA ?
1. PEROLEHAN ASET TETAP DARI BELANJA BARANG
TIDAK TERCATAT DI SISTEM AKUNTANSI
2. BPS BELUM MENGAKOMODASI UNSUR-UNSUR
BIAYA UNTUK MEMBENTUK ASET TETAP SESUAI
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
3. MENGAKOMODASI AKUN BADAN LAYANAN UMUM
4. MENGAKOMODASI PENJELASAN AKUN / MATA
ANGGARAN
5. MENGAKOMODASI AKUN UNTUK BELANJA MODAL
YANG DILAKSANAKAN SECARA SWAKELOLA
6. PENGEMBALIAN PENDAPATAN MERUPAKAN
PENGURANG PENDAPATAN DAN PENGEMBALIAN
BELANJA MERUPAKAN PENGURANG BELANJA
YANG BERSANGKUTAN.
KLASIFIKASI AKUN
ORGANISASI

FUNGSI

SUB FUNGSI

PROGRAM

KEGIATAN

MA
KLASIFIKASI BAGAN PERKIRAAN
STANDAR
• KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI
Klasifikasi belanja berdasarkan struktur organisasi yg
menjadi pusat pertanggungjawaban.
• KLASIFIKASI MENURUT FUNGSI
Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi-fungsi utama
yang harus dilaksanakan oleh unit pemerintah.
• KLASIFIKASI MENURUT JENIS BELANJA
(EKONOMI)
Klasifikasi belanja berdasarkan manfaat ekonominya
atau jenis belanja yang dikeluarkan.
KLASIFIKASI MENURUT
FUNGSI
• Fungsi merupakan perwujudan
tugas kepemerintahan di bidang
tertentu yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional
• Fungsi bersifat statis dan bukan
merupakan dasar alokasi anggaran
KLASIFIKASI MENURUT FUNGSI
1. Pelayanan Umum
2. Pertahanan
3. Ketertiban dan Keamanan
4. Ekonomi
5. Lingkungan hidup
6. Perumahan dan fasilitas umum
7. Kesehatan
8. Pariwisata dan budaya
9. Agama
10. Pendidikan
11. Perlindungan sosial
KLASIFIKASI MENURUT
ORGANISASI

Rincian belanja menurut


Organisasi disesuaikan dengan
susunan Kementerian
Negara/Lembaga Pemerintahan
Pusat dan Daerah
KLASIFIKASI EKONOMI
(JENIS BELANJA)

1. Belanja Pegawai (51)


2. Belanja Barang (52)
3. Belanja Modal (53)
4. Belanja Pembayaran Bunga Utang (54)
5. Belanja Subsidi (55)
6. Belanja Hibah (56)
7. Belanja Bantuan Sosial (57)
8. Belanja Lain-lain (58)
PENTINGNYA
KLASIFIKASI BELANJA
• Formulasikan kebijakan dan Identifikasi
alokasi sumber daya tiap sektor;
• mengidentifikasi pencapaian kegiatan
pemerintah melalui penilaian kinerja
pemerintah; dan
• membangun akuntabilitas atas ketaatan
dalam pelaksanaan anggaran terhadap
otorisasi yang diberikan oleh legislatif.
JENIS PENGELUARAN PEMERINTAH

Belanja 51 - 58

61 Dana Perimbangan
Pengeluaran Transfer/
Pemerintah Bagi Hasil 62 Dana Otsus dan
Penyesuaian

Pembiayaan 72
BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di
dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama
periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang
berkaitan dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada kontraktor, pekerja yang
dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang
bukan karyawan pemerintah tidak termasuk
dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.
BELANJA BARANG DAN JASA,
PEMELIHARAAN DAN
PERJALANAN
Pembelian barang dan jasa yang
digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan
maupun tidak dipasarkan,
termasuk untuk biaya
pemeliharaan dan perjalanan.
Termasuk Barang dan Jasa yang
digunakan untuk riset dan
pengembangan, pelatihan staf,
riset pasar dan aktivitas – aktivitas
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
• Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada
pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai
yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus
PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.

• Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung


pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang
dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat dan belanja perjalanan.
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA

• Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk


pembayaran bunga (interest) atas kewajiban penggunaan
pokok utang (principal outstanding) yang dihitung
berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka
panjang.

• Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada


perusahaan/ lembaga yang memproduksi, menjual, atau
mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup
orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya
dapat dijangkau masyarakat
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA

• Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk


uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,
dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.

• Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang


diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial
dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat
dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk
didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah
bidang pendidikan dan keagamaan.
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
• Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk
mengetahui apakah suatu belanja dapat dimasukkan
sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu diketahui
definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria
kapitalisasi aset tetap.

• Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran


anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah
pusat/daerah.
BELANJA PENGADAAN
BARANG
• Belanja Pengadaan Barang yang memenuhi
nilai kapitalisasi aset tetap dimasukkan kedalam
kategori belanja modal dan masuk kedalam
laporan keuangan sebagai penambahan nilai
aset tetap.
• Belanja Pengadaan Barang yang tidak
memenuhi nilai kapitalisai dalam laporan
keuangan dikategorikan kedalam belanja
barang operasional dan belanja barang non
operasional.
BELANJA PEMELIHARAAN

• Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan setelah perolehan


aset tetap yang menambah dan memperpanjang masa
manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja
harus dikapitalisasi kedalam belanja modal dan masuk
kedalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai
aset tetap.
• Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan dan tidak
memenuhi ketentuan diatas tetap dikategorikan sebagai
belanja pemeliharaan dalam laporan keuangan.
RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG


TERPENUHINYA SALAH
SATU KRITERIA
KAPITALISASI

1. BERTAMBAHNYA MASA
MANFAAT/UMUR;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS, TIDAK
KUALITAS, PENINGKATAN
STANDAR KINERJA ATAU
VOLUME ASET dan

NILAI MINIMUM
YA KAPITALISASI: TIDAK
≥ 300.000 untuk Peralatan
& Mesin
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
Belanja - Pajak XXXX
Barang - PNBP XXXX
Belanja
- Belanja Barang XXXX
Belanja Modal - Belanja Modal XXXX

NERACA
Aset Lancar Kewajiban
- Persediaan
Aset Tetap
- Tanah, Gedung, Ekuitas
- Peralatan dll.
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
BELANJA MODAL TANAH
• Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang
digunakan untuk pengadaan/pembeliaan/pembebasan
penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan,
pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan
sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan
perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud
dalam kondisi siap pakai.
• Pengeluaran yang dikeluarkan setelah perolehan atas tanah
yang menambah dan memperpanjang masa manfaat dan
atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di
masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar kinerja harus
dikapitalisasi kedalam belanja modal tanah, dan masuk
kedalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset
tetap.
BELANJA MODAL
PERALATAN DAN MESIN
• Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah
pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan
kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang
memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap
pakai.
• Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan setelah perolehan
atas peralatan dan mesin yang menambah dan
memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam
bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja harus dikapitalisasi kedalam belanja modal peralatan
dan mesin, dan masuk kedalam laporan keuangan sebagai
penambahan nilai aset tetap.
BELANJA MODAL GEDUNG
DAN BANGUNAN
• Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran /
biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk
pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang
menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan
dimaksud dalam kondisi siap pakai.
• Pengeluaran yang dikeluarkan setelah perolehan atas gedung
dan bangunan yang menambah dan memperpanjang masa
manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas,
mutu produksi, atau peningkatan standar kinerjaharus
dikapitalisasi kedalam belanja modal gedung dan bangunan,
dan masuk kedalam laporan keuangan sebagai penambahan
nilai aset tetap.
BELANJA MODAL JALAN,
IRIGASI DAN JARINGAN

• Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah


pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan
pembangunan/pembuatan serta perawatan, dan termasuk
pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan
irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi
dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
• Pengeluaran yang dikeluarkan setelah perolehan atas jalan, irigasi
dan jaringan yang menambah dan memperpanjang masa manfaat dan
atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang
akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi kedalam belanja
modal jalan, irigasi dan jaringan, dan masuk kedalam laporan
keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap.
BELANJA MODAL FISIK
LAINNYA
• Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran/biaya yang
digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatanpembanguna
n/ -pembuatan serta perawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak
dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi
dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal
kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang
purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan
tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
• Pengeluaran yang dikeluarkan setelah perolehan atas fisik
lainnya yang menambah dan memperpanjang masa manfaat dan
atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi kedalam
belanja modal fisik lainnya, dan masuk kedalam laporan
keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap.
BELANJA MODAL
SWAKELOLA
• Belanja Modal yang dilaksanakan secara swakelola
dan memiliki output berupa aset tetap, seluruh
pengeluaran termasuk upah, perjalanan dinas, dan
bahan-bahan/asistensi diakui sebagai aset tetap.
• Belanja Modal yang dikeluarkan untuk tujuan
pembentukan barang modal yang masa
pembangunannya belum selesai sampai pada saat
tanggal laporan keuangan diakui sebagai aset tetap
dalam kelompok kontruksi dalam pengerjaan dan
diberikan penjelasan didalam Catatan Atas Laporan
Keuangan.
KONSEP NILAI PEROLEHAN
• Komponen belanja modal untuk perolehan
aset tetap meliputi:
– Harga beli aset tetap
– Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap
digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
PEDOMAN KAPITALISASI BM/KN DALAM SISTEM
AKUNTANSI PEMERINTAH

1. REHABILITASI : PERBAIKAN ASET TETAP


YANG RUSAK SEBAGIAN DENGAN TANPA
MENINGKATKAN KUALITAS DAN ATAU
KAPASITAS DENGAN MAKSUD DAPAT
DIGUNAKANSESUAI DENGAN KONDISI
SEMULA.
2. RENOVASI : PERBAIKAN ASET TETAP YANG
RUSAK ATAU MENGGANTI YANG BAIK
DENGAN MAKSUD MENINGKATKAN KUALITAS
ATAU KAPASITAS.
3. RESTORASI : PERBAIKAN ASET TETAP
YANG RUSAK DENGAN TETAP
MEMPERTAHANKAN ARSITEKTURNYA
NILAI SATUAN MINIMUM
KAPITALISASI ASET TETAP

• DEFINISI : PENGELUARAN PENGADAAN BARU DAN PENAMBAHAN


NILAI ASET TETAP DARI HASIL PENGEMBANGAN , REKLASIFIKASI,
RENOVASI DAN RESTORASI

RUANG LINGKUP :
• PERALATAN DAN MESIN DAN ALAT OLAH RAGA , > Rp.
300.000,-
• GEDUNG DAN BANGUNAN, > Rp. 10.000.000,-

PENGECUALIAN

PENGELUARAN UNTUK TANAH, JALAN, IRIGASI, JARINGAN DAN


ASET TETAP LAINNYA (KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN BARANG
BERCORAK KESENIAN)
KLASIFIKASI AKUN

KODE URAIAN
1 ASET
2 KEWAJIBAN
3 EKUITAS DANANEGARA DAN
PENDAPATAN
4 HIBAH
5 BELANJA NEGARA
6 TRANSFER KE DAERAH
7 PEMBIAYAAN
8 NON ANGGARAN
PERLAKUAN PERKIRAAN
PENERIMAAN KEMBALI
BELANJA DAN
PENGEMBALIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN

Seluruh Kas yang diterima di Kas


Negara baik yang bersumber dari
Penerimaan Pajak maupun
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang
bersangkutan
PENGEMBALIAN
PENDAPATAN

Pengeluaran Kas Negara yang terjadi


karena adanya pengembalian terhadap
pendapatan, yang perlakuannya
mengurangi pendapatan yang sudah
diterima.
KONTRA POS PENDAPATAN PAJAK DAN
CUKAI
4111 Pendapatan Pajak penghasilan
4112 Pendapatan Pajak pertambahan
nilai
4113 Pendapatan Pajak bumi dan
bangunan
4114 Pendapatan BPHTB
4115 Pendapatan Cukai
4116 Pendapatan Pajak Lainnya
4111 Pengembalian Pendapatan Pajak
penghasilan
4112 Pengembalian Pendapatan Pajak
pertambahan nilai
Created by: SYAIFUL ®
BELANJA

Seluruh Pengeluaran yang


keluar dari Kas Negara yang
mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan .
PENGEMBALIAN BELANJA

Seluruh belanja yang


dikembalikan ke Kas Negara
dimana perlakuannya mengurangi
pengeluaran belanja yang sudah
dilakukan (untuk tahun berjalan).
Untuk pengembalian belanja
tahun anggaran yang lalu diakui
sebagai pendapatan lain-lain.
KONTRA POS BELANJA
TUNJANGAN
5111 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
5112 Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/Polri
5113 Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara
5114 Belanja Pegawai Perjan
5111 Pengembalian Belanja Gaji dan Tunjangan
PNS
5112 Pengembalian Belanja Gaji dan Tunjangan
TNI/Polri
5113 Pengembalian Belanja Gaji dan Tunjangan
Pejabat Negara
5114 Pengembalian Belanja Pegawai Perjan
Created by: SYAIFUL ®
Dibayarkan SPM/SP2D gaji oleh KPPN atas beban APBN
sebesar Rp. 100 juta
511111 Belanja Gaji Pokok 100.000.000
111411 Kas di Bank Tunggal 100.000.000
Penerimaan Kembali Belanja Gaji Pokok sebesar Rp.
10.000.000,- (dokumen SSPB)

111411 Kas di Bank Tunggal 10.000.000


511111 Pengembalian Belanja
Gaji Pokok 10.000.000
Akun yang terpengaruh

111411 511111
10.000.000 100.000.000 100.000.000 10.000.000
Dibayarkan SPM/SP2D gaji oleh KPPN atas beban APBN
sebesar Rp. 100 juta
511111 Belanja Gaji Pokok 100.000.000
111411 Kas di Bank Tunggal 100.000.000
Penerimaan Kembali Belanja Gaji Pokok sebesar Rp.
10.000.000,- (dokumen SSPB)

111411 Kas di Bank Tunggal 10.000.000


511511 Pengembalian Belanja
Gaji Pokok 10.000.000
Akun yang terpengaruh

111411 511511 511111

10.000.000 100.000.000 10.000.000 100.000.000


KAITAN PENGANGGARAN TERPADU
DENGAN BAGAN AKUN STANDAR
PP 21 / 2004 :
Penyu su na n RK A-
KL
DIK DIP
ASET MP
TETA NERACA
TERDAPAT a.l : P TERDAPAT a.l :
1. Honor 1. Belanja
2. Belanja BARANG Modal Non
Inventaris: HABIS Fisik Lainnya :
5220 PAKAI 5960
3. Belanja untukBELANJA BELANJA
Tupoksi MENGIKAT TIDAK
MENGIKAT
53
51, 52
DIP A
Belanja Pegawai dan - Belanja
Barang , a.l : Honor: PMK 91/ 2007: Pemeliharaan
2.Tetap B agan Aku n yang
3.Tidak Tetap : 2009 Sta nda r Dikapitalisasi
(Bel. Barang) - Belanja Modal
Pasal 4 PMK 91/PMK.05/2007
(1) Bagan Akun Standar selanjutnya
dikelola/dikurangi/ditambah oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan cq. Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan
Per-08/PB/2008 tentang
Penambahan dan Perubahan BAS
No. Penambahan/Perubahan

1. Penambahan kode akun/mata anggaran yang berlaku sejak tahun 2008;


I.doc
2. Penambahan kode akun/mata anggaran yang berlaku sejak tahun 2009;
2.doc
3. Penambahan dan/atau perubahan penjelasan kode akun/mata anggaran;
3.doc
4. Perubahan Kodefikasi maupun Uraian kode akun/mata anggaran;

5. Perubahan Kodefikasi maupun Uraian Akun Neraca;

6. Kode akun/mata anggaran yang tidak digunakan lagi sejak tahun 2009;
6.doc
Penambahan Kode Akun 2009
521115 Honor Operasional Satuan Kerja)
521213 Honor Output Kegiatan
(Dua akun tersebut menggantikan 512112 –
Honor tidak tetap)

53xxxx Penambahan Nilai Aset


(menggantikan 535XXX-Belanja
Pemeliharaan yang dikapitalisasi)
Akun yang tidak digunakan lagi
sejak 2009
512112 Honor tidak tetap

535XXX Belanja Pemeliharaan yang


dikapitalisasi
Lampiran I Per-08/PB/2008
Penambahan Kode Akun TA 2008
Lampiran I Per-08/PB/2008
Penambahan Kode Akun TA 2008
Lampiran I Per-08/PB/2008
Penambahan Kode Akun TA 2008

You might also like