You are on page 1of 6

Disiplin Absensi Dengan Finger Print Bagi PNS

Oleh: Dian Ratnasari

Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) bukalah hal yang tabu pada zaman sekarang ini, banyak
orang yang pernah atau tidak penah sama sekali mengenyam pendidikan di
Sekolah atau Kampus sudah mengenal dengan Teknologi Informasi.
Seyogyanya kelebihan yang ada dibidang TI sudah digunakan di seluruh aspek
kehidupan mulai dari Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan
Keamanan sehingga segala sesuatunya dapat dikerjakan dengan seefektif dan
efisien mungkin.

Perjalanan TI memang diakui sangat pesat di Dunia ini padahal perkenalannya


pertama kali bukan berapa abad yang lalu atau masih baru, oleh karena itu kita
dituntut untuk dapat mengikutinya karena TI dapat mendukung seluruh aktifitas
hidup kita, dapat dibayangkan jika kita berada di Dunia tanpa TI maka tidak ada
Mobil untuk pergi ke kantor, tidak ada Handphone untuk komunikasi di jalan dan
tidak ada hal lainnya yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.TI sendiri di
Negara Indonesia sudah menjadi bagian hidup yang kental, sekarang seluruh
Perusahaan yang ada di Indonesia sudah bersaing dalam menggunakan TI
karena manfaatnya yang tidak dapat digantikan oleh uang. Dunia pendidikan
sudah terinfeksi pula oleh TI sehingga mata pelajaran dan bahkan system yang
ada di Tata Usaha sudah berprinsip TI.

Efektivitas dan Efisiensi


Efisiensi dan efektifitas sekarang bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan
karena sebuah perusahaan baik nasional atau multi nasional sudah berbicara
tentang efisien dan efektifitas, karena dua hal ini dapat berpengaruh kepada
kinerja perusahaan. Efektifitas perusahaan dapat diartikan Tingkat keberhasilan
perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya. Pengukuran
Efektivitas perusahaan :
♣ Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran
♣ Pendekatan ConstituencyKriteria pengukuran efektifitas organisasi antara
lain:
o Adaptabilitas dan fleksibilitas
o Produktivitas
o Kepuasan karyawan
o Tingkat keuntungan
o Keberhasilan dalam mendapatkan sumber
o Kebebasan dari rasa tertekan para anggota organisasi.
o Kontrol terhadap lingkungan
o Efisiensi organisasi
o Kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya.
o Pertumbuhan organisasi

Penggunaan Teknologi
Penggunaan teknologi untuk perusahaan sebagai acuan efektifitas kinerja
adalah adanya pengadaan sistem terkomputerisasi dalam aktifitas kerja salah
satunya adalah sistem absensi karyawan menggunakan sistem komputerisasi
yang baik yaitu Sistem Biometriks, dengan sistem ini kinerja karyawan akan lebih
cepat karena tidak harus antri absen terlalu lama dan membuang waktu atau
kertas.

Perusahaan bisa menghemat waktu dan uang ketika system komputerisasi


dijalankan menggunakan Biometriks karena tidak perlu ada kartu atau kertas
guna mendukung system absensi, sehingga bagian SDM atau penggajian hanya
perlu melihat laporan hasil absensi tanpa harus memantau system absensi
karyawannya

Teknologi Biometriks Untuk Absensi


Biometriks. Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa autentification dalam
security adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keamanan data, namun
sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk mejaga keautentikan tersebut,
akan tetapi hal itu banyak kendala dalam penerapanya dan masih kurang
memberikan perlindungan yang aman. Teknologi biometrik menawarkan
autentikasi secara biologis memungkinkan sistem dapat mengenali penggunanya
lebih tepat. Terdapat beberapa metode diantaranya : fingerprint scanning, retina
scanning, dan DNA scanning.

Finger print adalah mesin absensi dengan kontrol sidik jari yang canggih
sekarang ini (terutama di Indonesia), hampir semua perusahaan memakainya
karena sangat akurat. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan finger print
dalam sistem absensinya, hampir semuanya merasakan dampak yang ”dahsyat”.

Finger Print pada PNS


Saya mempunyai teman yang bekerja di salah satu perusahaan ternama di
Indonesia, saya menanyakan padanya tentang Finger print di perusahaannya.
Jawaban yang saya dapat adalah mengejutkan, jangankan PNS, karyawan-
karyawan perusahaan yang notabene bukan PNS saja merasa kurang nyaman
dengan adanya finger print system ini.

Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa merasa kurang nyaman? Jawabannya


adalah simple, ”Soalnya ga bisa titip absen”. Dan saya kira, jawaban dari teman
saya ini, cukup mewakili jawaban-jawaban ketidaknyamanan para pengguna
finger print system yang ada di seluruh Indonesia. Kemudian, mengapa finger
print diterapkan? Salah satu tujuan perusahaan menerapkan finger print adalah,
demi ketertiban absensi para karyawan perusahaan. Disini saya bisa sebutkan
bahwa alasan perusahaan adalah untuk mendisiplinkan karyawan dalam hal
absensi.

Absensi sangat penting, salah satu dosen saya mengatakan bahwa untuk
mencapai kesusksesan maka kita wajib mengikuti proses. Proses yang
dimaksud adalah tentang kehadiran, mengerti atau tidak, kita wajib hadir. Tetapi
sebaiknya kita hadir dan mengerti. Hal ini juga diterapkan dalam suatu lembaga
pemerintahan dimana para karyawannya biasa kita sebut sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Banyak isu-isu yang beredar yang mengatakan bahwa PNS
itu kerjanya santai, hanya datang dan absen saja. Tidak bisa dielakkan juga
bahwa banyak PNS yang ”nitip” absen pada PNS lain. Dan yang harus dilakukan
PNS-PNS sekarang adalah, hilangkan isu-isu negatif itu.

Finger print ini hanyalah sebagai tools untuk melakukan penertiban absensi pada
PNS. Cara kerja finger print ini adalah, scanning sidik jadi masing-masing
pekerja, simpan hasil scan dalam suatu memori tertentu dalam mesin finger
print. Apabila pekerja memasuki kantor, pekerja tersebut wajib menempelkan jari
mereka dalam suatu sensor tertentu yang ada di dalam mesin finger print ini,
kemudian mesin mendeteksi sidik jari dari pekerja tersebut, dan langsung
diintegrasikan pada bagian tertentu.
Selain digunakan untuk ketertiban absen,
alat yang canggih ini juga bisa digunakan untuk
akses kontrol pintu, sehingga alat ini bisa
digunakan sebagai alarm apabila terdapat pintu
yang tidak tertutup rapat. Di negara-negara maju
dan negara berkembang, alat ini merupakan
kebutuhan yang mutlak bagi perusahaan.

Kekurangnyamanan penggunaan alat ini sangat dirasakan oleh PNS-PNS di


Indonesia, dengan alasan yang saya sebutkan di atas yaitu, ”ga bisa nitip
absen”. Sebenarnya, apakah absen ini berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja seseorang? Masalah titip-menitip absen adalah hal yang sudah mengakar
budaya bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya PNS saja, mahasiswa baik S1
atau S2 pun banyak yang melakukan hal demikian. Bahkan karyawan pekerja
swasta yang system pengawasannya kurang baik juga melakukan hal ini.
Untuk memperbaiki budaya yang tidak signifikan dengan budaya disiplin bangsa
Indonesia, sebaiknya budaya titip-menitip absen (sudah menjadi budaya karena
sudah mengakar dalam diri masyarakat) ini, segera dihapuskan. Tidak hanya
budaya titip-menitip absen, budaya jam karet pun wajib kita singkirkan dari
kehidupan sehari-hari.

Pekerjaan sebagai PNS adalah pekerjaan yang sangat membanggakan, karena


kita bekerja di dalam lingkup pemerintahan. Jangan mau kalah dengan PNS-
PNS di luar negeri yang sangat berdedikasi tinggi untuk negaranya. Sebagai
permulaan, kita wajib menerima perubahan demi kedisiplinan. Perubahan yang
kecil namun berdampak besar adalah disiplin akan waktu dan jam kerja. Kita
bekerja bagus, namun setiap hari kita terlambat, atau sebaliknya. Alangkah
baiknya apabila kita on-time and doing well. Ketika prinsip itu kita lakukan,
reward system juga akan berjalan baik.

Kesimpulan
Sistem informasi merupakan suatu tools yang mempermudah pekerjaan
manusia. Sistem itu ada dan diciptakan untuk membuat hal menjadi efektif dan
efisien. Tidak hanya di perusahaan, sistem informasi dan perkembangannya juga
diterapkan pada organisasi non-profit milik pemerintah, terutama sistem absensi
karyawan (PNS) Finger print. Tujuannya adalah untuk mendisiplinkan PNS
dalam hal absensi

Kita hidup dalam lingkungan global yang penuh persaingan, apabila kita susah
untuk berubah, maka kita akan ketinggalan terutama oleh negara-negara maju
lainnya. Bahkan di beberapa Negara, finger print ini digunakan pada sekolah-
sekolah. Hal ini mencerminkan bahwa sesungguhnya kedisiplinan tentang waktu,
diterapkan mulai dari usia dini. Beralihkan pada sistem yang lebih canggih dan
lebih bermanfaat, tinggalkan sistem lama yang kurang memberikan manfaat.
Namun demikian tanpa diimbangi dengan infrastruktur dan regulasi yang
mendukung, maka Indonesia dalam ketatnya persaingan dunia bisnis akan
semakin jauh tertinggal. Pemerintah Indonesia dalam rangka memajukan
Sumber Daya Manusia IT Indonesia, bukan hanya mengupas masalah-masalah
yang ada secara menyeluruh, tetapi juga akan mengupas beberapa solusi yang
dapat dijalankan dengan Teknologi Informasi (TI).

References
Anthony, Robert N & Govindarajan, Vijay. Management Control System.
Salemba Empat. 2004 HM

Jogiyanto, Prof. Dr. MBA. Akt. Sistem teknologi Informasi Edisi 2. Andi
Yogyakarta. 2005

Prabu M, A.A. Anwar, Dr, MSi. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama Bandung.
2005

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT Raja


Grafindo Persada Yogyakarta. 2003

http://www.biometricaccess.comhttp://www.techsvg.com/about-biometrics.html

You might also like