You are on page 1of 1

05/11/13

Implementasi SJSN Perlu Koordinasi Kebijakan

Implementasi SJSN Perlu Koordinasi Kebijakan


Implementasi jaminan sosial tidak serta merta mengoperasikan program-program, melainkan memerlukan kordinasi kebijakan yang solid. Ada lima kebijakan yang perlu dikordinasikan secara bersamaan dalam implementasi UU SJSN, yaitu (a) promosi program investasi langsung; (b) penciptaan lapangan pekerjaan sektor formal; (c) pembentukan lembaga bursa tenaga kerja; (d) pemberian kewenangan penindakan hukum kepada BPJS dan (e) perluasan kepesertaan universal. Kebijakan jaminan sosial perlu berkordinasi dengan kebijakan investasi yang secara langsung berorientasi pada penciptaan lapangan pekerjaan yang disertai dengan jaminan pekerjaan. Begitu pula sebaliknya, untuk penciptaan lapangan pekerjaan diperlukan kegiatan investasi langsung baik yang dilakukan oleh investor lokal maupun investor asing sebagai bagian dari perencanaan tenaga kerja. Untuk menarik investor asing diperlukan insentif yang terkait dengan perpajakan, tersedianya fasilitas umum dan terciptanya tata-kelola pemerintahan yang baik untuk memangkas biaya ekonomi tinggi. Penciptaan lapangan pekerjaan sektor formal penting dibangun untuk mewujudkan penyelenggaraan program jaminan sosial yang berkelanjutan. Hal ini karena pekerjaan sektor formal menjamin adanya penghasilan regular. Penghasilan reguler mendukung penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang inklusif dan komprehensif. Aksi penciptaan lapangan pekerjaan harus disertai dengan mengupayakan kualitas pendapatan tenaga kerja. Kedua aksi ini dapat terwujud bila disertai dengan pemangkasan biaya ekonomi tinggi sebagai bagian dari tata-kelola pemerintahan yang baik. Tersedianya kesempatan kerja yang disertai dengan kualitas upah dan jaminan pekerjaan adalah salah satu "input-penentu". Agar kesempatan kerja yang berskala besar dapat berjalan efektif, maka diperlukan lembaga bursa tenaga kerja yang bersifat permanen. Lembaga bursa tenaga kerja adalah salah satu bentuk fasilitas ekonomi yang mencakup tugas tugas pelatihan, penawaran dan permintaan tenaga kerja untuk penempatan kerja sesuai kompetensinya. Penyelenggaraan SJSN perlu terkordinasi dengan lembaga bursa tenaga kerja, untuk memperluas kepesertaan dan mencegah penyusutan kepesertaan jaminan sosial. Dengan keberadaan lembaga bursa tenaga kerja pun masih belum cukup, karena kewenangan lembaga bursa tenaga kerja terbatas pada penempatan kerja. Karena itu diperlukan juga kewenangan penegakan hukum yang diberikan kepada badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS).

SKALA PRIORITAS
Sukses tidaknya dalam implementasi sistem jaminan sosial tergantung dari sukses dalam promosi investasi langsung, yang kemudian berlanjut ke pencipataan lapangan pekerjaan, menyusul keberadaan fungsi lembaga bursa tenaga kerja untuk penempatan kerja, yang berpengaruh terhadap percepatan peredaran uang, untuk peningkatan daya beli masyarakat dan tata-kelola pengawasan yang baik. Keenam faktor sukses tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga diperlukan kordinasi kebijakan dengan mengutamakan skala prioritas. Apabila promosi investasi langsung merupakan skala prioritas, maka lakukan berbagai aksi untuk menarik investor asing dan domestik terlebih dulu dengan berbagai insentif yang menarik untuk penciptaan lapangan pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk penyerapan kerja. Kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan sistem jaminan sosial biasanya karena tidak memulai dengan upaya penciptaan lapangan pekerjaan pada sektor formal. Kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan sistem jaminan sosial menunjukkan kurangnya kordinasi kebijakan terhadap program ekonomi yang terkait.

Pengutipan sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan judul, tanggal dan sumber: Implementasi SJSN Perlu Koordinasi Kebijakan __link_footer__ Martabat - www.jamsosindonesia.com, 2013

www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/4

1/1

You might also like