You are on page 1of 14

MAKALAH TRIAS ANESTESI

Disusun oleh : Fakhri Hamdi 1310221036 Rissa Andini P 1310221013 Vania Eka Putri 1310221045

Pembimbing : Dr. Diding MS, Sp.An

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

KEPANITRAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO 2013

DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................................. ANALGETIK I. NARKOTIK ............................................................................................................ a. Morfin ................................................................................................................... b. Pethidin ................................................................................................................. c. Fentanyl ................................................................................................................ d. Tramadol ............................................................................................................... II. NON NARKOTIK .................................................................................................... a. Ketorolac .............................................................................................................. 2 2 3 4 4 5 5 1

RELAKSAN I. REPOLARIZING ...................................................................................................... a. Suxamethonium .................................................................................................... II. NON REPOLARIZING ........................................................................................... a. Pancuronium ......................................................................................................... b. Vecuronium .......................................................................................................... c. Atracurium ............................................................................................................ d. Recurorium ........................................................................................................... 6 6 6 6 7 7 8

HIPNOTIK I. BARBITURAT ......................................................................................................... a. Penthotal ............................................................................................................... II. Benzodiazepin............................................................................................................ a. Midazolam ............................................................................................................ b. Diazepam .............................................................................................................. III. Non Barbiturat, Non Benzodiazepin ....................................................................... a. Propofol ................................................................................................................ 9 9 9 9 10 11 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

13

TRIAS ANESTESI

A. ANALGETIK NARKOTIK 1. Morfin (Long Acting) Farmakokinetik : Waktu eliminasi 3 jam, biotransformasi dalam liver, ekskresi dalam empedu dan melalui ginjal Farmakodinamik : MO mendepresi langsung pada metabolisme, efek utamanya adalah SSP, sistem pernapasan, dan usus Efek Samping : o Kardiovaskular : Sedikit terjadi penurunan TD dan denyut nadi. Dosis besar merangsang vagus dan berakibat bradikardi, tetapi tidak mendepresi miokardium. o Respirasi : perubahan PaCO2 menurun, frekuensi pernapasan menurun, terjadi bronkokonstriksi, mendeprsi reflek batuk o SSP : Peningkatan tekanan cairan serebrospinalis karena meningkatnya PCO2 o Mata : mengecilkan pupil mata, tekanan intraokuler menurun, abik pada mata normal maupun glaucoma o GIT : menyempitkan sfingter dalam usus, menurunkan gerakan lambung, rasa mual dan muntah akibat rangsangan dari trigger di kemoreseptor medulla oblongata o Ginjal : mendepresi nafas fetus dan retensi urin o Endokrin : menimbulkan kenaikan glukosa dalam darah Keuntungan Premedikasi o Menghilangkan rasa cemas dan memberikan ketenangan o Mengurangi dosis obat anestesi o Mencegah takipneu o Memberikan efek analgesik o Memudahkan kontrol ventilasi o Awareness pada teknik anestesi N2O, O2, dan relaksan Kerugian Premedikasi o Menimbulkan muntah pada pasca bedah, konstipaasi, dan ileus o Menimbulkan depresi pernapasan dan menghambat induksi pada anestesi inhalasi o Mengacaukan ukuran pupil untunk mengetahui dalamnya stadium anestesi o Menimbulkan toleransi pada pemberian berulang dan menimbulkan adiktif o Dapat menghambat terjadinya respirasi OOA : 5 10 menit, DOA : 3 5 jam Dosis dewasa : 0,15 mg/kgBB atau 10-15 mg o Premedikasi dosis klinis 10 mg o Dosis anjuran untuk nyeri sedang 0,1-0,2 mg/kgBB s.c, i.m dan dapat diulang tiap 4 jam o Nyeri hebat dewasa 1-2 mg IV dan dapat diulang sesuai yang diperlukan
2

o Untuk mengurangi nyeri pasca bedah atau nyeri persalinan dosis 24mg epidural atau 0,05 0,2 intratekal dan dapat diulang 6-12 jam Posologi : Kemasan suntik 0,5 mg/ml, 1 mg/ml, 2 mg/ml, 3 mg/ml, 4 mg/ml, 5 mg/ml, 8 mg/m, 10 mg/ml, 15 mg/ml

2.

Pethidin Perbedaan Pethidin dan Morfin o Petidhin lebih larut dalam lemak dibandingan MO yang larut dalam air o Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperiden, asam meperidinat, dan asam normeperidinat.Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi 2x lipat petidin, tetapi efek analgesiknya sudah berkurang 50%. o Petidin bersifat seperti atropin, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan, dan takikardi o Menyebabkan konstipasi seperti MO, tapi efek terhadap sfingter oddi lebih ringan o DOA petidin lebih pendek daripada MO o Meperidin lebih efektif pada nyeri neuropatik dibandingkan MO Farmakokinetik o Dimetabolisme dengan kecepatan 17%/jam o 80% dihancurkan dalam tubuh oleh hidrolise pada hati o 5-10% dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah, 5% dikeluarkan bersama urin o 64% terbungkus oleh plasma o Efek puncak : IV 5-20 menit, IM 30-50 menit, epidural/spinal 30 menit Farmakodinamik o Daya kerja menyerupai MO untuk analgesik o Efek samping : berkeringat, hipotensi, vertigo, dan lengan terasa kesemutan o Phenobarbitone akan memperkuat pembentukan metabolit yang toksik dari petidin dan kedua obat ini tidak boleh diberikan bersama-sama Efek pada sistem organ o Kardiovaskular : hipotensi ortostatik (pada dosis terapeutik), henti jantung o Respirasi : depresi pernapasan, mengeluarkan histamin dari jaringan o SSP : menurunkan aliran darah ke otak, kecepatan metabolik otak, dan tekanan intrakranial o GIT : memiliki efek mirip papaverine pada saluran cerna, konstipasi, spasme traktus biliaris, mempunyai efek vagolitik dan antispasmodik ringan o Ginjal : menembus sawar plasenta dan mendepresi pernapasan neonatus OOA : 5-10 menit DOA : 3-5 jam Dosis : o Premedikasi : 0,5-1 mg/kgBB IM o Intra Operatif : 2,5-5 mg/kgBB IV o Post Op : 0,5-1 mg/kgBB IM ; 0,2-0,5 mg/kgBB IV
3

3.

Posologi : Suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml

Fentanyl (Short Acting) Obat analgesik yang sangat kuat, berupa cairan isotonik steril, untuk penggunaan IV. Kekuatannya 100x morfin Efek pada sistem organ o Kardiovaskular : Hipotensi, bradikardi Bradikardi dapat dicegah dengan SA o Respirasi : depresi napas dan apnea (tergantung dosis) Dapat diatasi dengan Naloxone (antagonis narkotik-analgesik) o SSP : menurunkan aliran darah, kecepatan metabolisme otak, dan TIK ; pusing, penglihatan kabur o Mata : Miosis (pupil mengecil) o GI : mual, muntah, pengosongan lambung melambat, spasme traktus biliaris. Droperidol diberikan untuk menghindari terjadinya rasa mual dan muntah Droperidol jangan diberikan bersama-sama fentanyl, bisa menimbulkan menggigil, gelisah, halusinasi pasca bedah, gejala-gejala efek ekstrapiramidal Kontraindikasi o Pasien alergi obat fentanyl OOA : 2 menit DOA : 45 menit 2 jam Penggunaan klinis : o Dosis rendah : 2 g/kgBB o Dosis sedang : 2-20 g/kgBB o Dosis tinggi : 20-50 g/kgBB Posologi : kemasan suntik 50g/ml Tramadol Farmakodinamik o Memiliki dua mekanisme kerja dalam manajemen nyeri yang bekerja sinergis: agonis opioid yang lemah penghambat pengambilan kembali monoamin neurotransmitter Efek pada sistem organ : o Ventilasi : depresi pernapasan o SSP : pusing, mual, sedasi, mulut kering, berkeringat Farmokinetik o Absorbsi : diabsorbsi baik pada traktus GIT o Distribusi : pada pemakaian oral, tramadol muncul di plasma 15-45 menit, OOA 1 jam, mencapai konsentrasi plasma selama 2 jam o Metabolisme : metabolisme hepatik o Bioavailabilitas 70-90% o Eksresi : hampir 90% dosis oral diekskresi melalui ginjal Indikasi o Nyeri derajat sedang sampai berat pasca operasi

4.

o Nyeri saat proses kelahiran, karenan tramadol IV tidak menyebabkan depresi pernapasan pada neonatus Dosis : Dewasa 50-100 mg setiap 4-6 jam dan maksimal 400 mg/hari, efek samping dapat dikurangi dengan pengurangan dosisnya serta pemberian yang perlahan pada IV atau IM

NON NARKOTIK 1. Ketorolac Merupakan obat NSAID, memiliki aktifitas analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik Potensi ketorolac 30 mg sama dengan MO 9mg Farmakokinetik o Bioavailabilitas oral 80-100% o Ikatan protein plasma > 99% o Dimetabolisme dalam hati, ekskresi lewat ginjal o T rata-rata 5 jam o Metaboliknya tidak memiliki analgesik Farmakodinamik o Bekerja pada jalur siklooksigenase, menghambat biosintesis prostaglandin di perifer tanpa mengganggu reseptor opioid di SSP Indikasi : untuk nyeri ringan sampai berat pada kasus-kasus emergensi Kontra Indikasi : o Alergi obat ini o Tidak boleh untuk spinal o Usia lanjut dan anak < 4 tahun o Pasien dengan ulkus peptikum akut, yang baru menglami perdarahan GIT atau pergorasi, dan pasien dengan riwayat ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna o Gangguan fungsi ginjal berat atau yang beresiko mengalami gagal ginjal o Pada persalinan, karena dapat mempengaruhi sirkulasi fetus dan menghambat kontraksi uterus sehingga beresiko meningkatkan perdarahan uterus o Ibu menyusui o Gangguan hemostasis o Pasien dengan perdarahan serebrovaskular, dialisis hemoragik, hemostasis yang tidak sempurna dan pada pasien yang mempunyai resiko tiggi terjadinya perdarahan o Pasien yang mendapat terapi OAINS yang lain Efek Samping o Edema 4%, hipertensi, urtikaria, gatal-gatal o Mual, muntah 12 %, nyeri ulu hati 15%, diare 7%, kembung, konstipasi o Tremor, mimpi abnormal, halusinasi, euforia, gejala ekstrapiramidal, vertigo, paraestesia, depresi, insomnia, gugup o Nyeri kepala 17%, mengantuk 6%, pusing 7% o Epitaksis, dispnea, edema paru-paru o Penglihatan kabur, visus abnormal, oliguria, hematuria, proteinuria, retensi urin, sering BAK OOA : 30 menit
5

DOA : 6-8 jam Dosis o Tidak boleh > 5 hari baik secara IM, IV, sebelum pemberian obat ini, pasien harus normovolemik o Dosis awal 10-30 mg dapat diulang 4-6 jam, sesuai dengan kebutuhan o Dosis IM : awal 30-60 mg, rumatan 15-30 mg setiap 6 jam o Dosis IV awal 15-30 mg, rumatan 15 mg setiap 6 jam

B. RELAKSAN DEPOLARIZING 1. Suxamethonium ( sch) Metabolisme Hidrolisis sch menjadi metabolik yang inaktif dilakukan oleh plasma kolinestrase yang dihasilkan oleh hati Efek samping o Nyeri otot pasca pemberian (dapat ditangani dengan pemberian pelumpuh otot non depolarisasi dosis kecil sebelumnya ), myalgia, dapat terjadi mioglobinuria o Peningkatan tekanan intraocular o Peningkatan tekanan intracranial o Peningkatan kadar kalium plasma o Aritmia jantung, berupa bradikardi Penggunaan klinis o Dosis rata-rata untuk intubasi pada orang dewasa 25-100mg , 1mg/kg intubasi 16ug/kg/menit. Efek terjadinya 10-3- detik o Dosis 1-1,5 mg.kg IV akan menghasilkan onset paralise otot skeletal yang cepat 30-60 detik dengan durasi 5-10 menit NON DEPOLARIZING 1. Pancuronium Pancorium adalah aminostroid bisquaternary. Obat ini menimbulkan pembebasan histamine, tetapi obat ini merupakan obat relaksan yang paling tidak menimbulkan anafilatik berat,sedikit menembus sawar plasenta Dosis o Intubasi 0,08-0,12 mg/kg bb dengan OOA 3-5 menit dan DOA 120 menit o Dieliminasi dalam urin berubah sekitar 80%, 10-40% akan melalui proses deasetilisasi di hepar menjadi metabolic yang inaktif Farmakodinamik o Menimbulkan pembebasan noradrenalin dan 30% dikeluarkan melalui ginjal 25% masuk kedalam cairan empedu o Tidak untuk pasien gagal ginjal dan tidak menembus sawar plasenta o Mengurangi dosis dari halothane, tapi obat ini lebih lama pada pasien dengan halothane o Tidak menyebabkan penumpukan dalam tubuh, mudah direverse oleh neostigmine bersama SA o Bermanfaat pada obstetric o Pasien dengan hypokalemia dosisnya harus dikurangi dan membutuhkan neostigmine lebih banyak o Peningkatan denyut jantung menggambarkan terjadinya blockade selektif pada reseptor muskarinik jantung terutama pada nodus sinoatrial 6

2. Vecuronium Dosis o Intubasi 0,08-0,12 mg/kg bb dengan OOA 3-5 menit dan DOA 45-60 menit o Bolus rata-rata 0,1 mg/kg, infus 0,2 mg/kg/jam o Kemasan suntik bubuk, 10mg/ml, 10 mg/10 ml Farmakokinetik o Absorbsi IM dan IV o Distribusi :tak mnenembus sawar plasenta o Metabolism : di dalam liver dan dikeluarkan melalui ginjal bersama urine , dieksresikan melalui hati dan renal o Pada pasien dengan gagal ginjal durasi tidak dipengaruhi banyak, kecuali dengan pemberian dosis besar atau pemberian berulang yang dapat menyebabkan akumulasi o Tidak ada pengaruh terhadap sirkulasi pada dosis klinis o Tidak ada efek vagolitik dan pelepasan histamine, hipoventilasi o Apnoe dan bronkospasme 3. Atracurium Obat ini berkompetensi untuk reseptor kolinergik pada lempeng akhir motoric. Kemasan suntik 10 mg/ml Farmakokinetik o Absorbsi : IM dan IV o Distribusi : keseluruh cairan ekstraselular, tidak menembus sawar plasenta o Metabolism : paro waktu eliminasi dari atracurium adalah 20 menit ,hasil metabolism dibuang melalui ginjal secara lambat dan menebus sawar darah otak , hal ini meninggikan MAC dari halothane sebesar 30 % dalam konsentrasi tinggi o Proses metabolism terjadi secara stimulant dan tidak terpengaruh oleh kelainan hati dan ginjal juga aktifitas plasma kolinetrase o Durasi pada pasien normal dan gangguan hati akan sama Farmakodinamik o Intubasi 0,3-0,5 mg/kg bb dan OOA 3-5 menit dan DOA 30-45 menit , durasi menjadi 2 kali lebih cepat pada suhu 25derajat o Bolus rata-rata 0,5 mg/kg o Infus rata-rata 0,5kg/jam dan dihentikan kira-kira 15 menit menjelang akhir pembedahan o Efek diperkuat oleh enflurane dan isoflurane, sedikit oleh halothane . Bayi sedikit lebih resisten disbanding dewasa, untuk bayi premature dosisinya 0,3 mg/kg o Peningkatan blockade neuromuskuler akan terjadi pada pasien dengan miastenia gravis atau pungsi adrenokortikal yang tidak adekuat o Reversal : kualitas reversal dengan noestagmine dan endorphonium sangat baik o Pemberian secara cepat 3 kali ED95 dapat menyebabkan peningkatan denyut jantungdan penurunan tekanan darah sementara sekita 21% o Tidak terjadi pembebasan histamine bila penyuntikan obat secara perlahan lebih dari 75 detik atau dosis kurang dari 0,5 mg/kg o Sangat cocok untuk pasien anephric dengan atypical kolinestrase o Cocok untuk pembedahan sc , cardiopulmonary bypass dengan hypothermia , penggunaan turniket, keracunan organosphorus dan miastenia gravis 7

4. Recuronium Obat ini bekerja cepat dengan memblokade nikotik kolinoreseptor pada motor end plate, efek obat ini dapat dilawan oleh asetilkonietrase inhibitor. Kemasan suntik 10 mg/ml Farmakokinetik o Absorbs : IM dan IV o Pengeluaran obat ini tidak berubah melalui empedu dan ekskresi melalui ginjal sampai 30 % dari dosis yang diberikan o Pemeberian pasien dengan gagal ginjal dapat menghasilkan durasi yang panjang , terutama dengan pemberian berulang o Efek terhadap kardioveskuler dan pelepasan histamine tidak terjadi pada pemberian obat ini o Pada dewasa sehat paro waktu eliminasi rata-rata 73 menit , pasien gangguan fungsi hepar 30 menit o Obat ini dikeluarkan melalui ginjal bersama urin sebanyak 40% dalam waktu 12-24 jam , sebagian masuk ke cairan empedu Farmakodinamik o Intubasi 0,6-1,0 mg.kg bb dengan OOA 1-2 menit dan DOA 30-45 menit o Dosis besar dari recuronium dibutuhkan utnuk menghasilkan onset seperti Sch , dan dengan durasi menyerupai pancuronium o Dosis maintenance rata-rata 0,15 mg/kg o Jika dosis sebesar 0,6 mg/kg IV maka dalam waktu 1 menit akan dicapai suatu kondisi yang cukup untuk melakukan intubasi ETT o Relaksasi otot secara menyeluruh yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam pembedahan dicapaidalam waktu 2 menit dan efek ini berlangsung selama 30-40 menit , durasi total sampai pasien melakukan usaha pernapasan spontan adalah selama 50 menit o Dosis yang lebih rendah 0,3-0,45 mg/kg, relaksasi yang cukup untuk melakukan intubasi dicapai dalam waktu 90 detik dan durasi efeknya berjalan lebih pendek o Dosis > 1 mg/kg tidak mempercepat relaksasi untuk intubasi , tetapi durasi efeknya akan lebih panjang o Obat inhalasi enflurance dan isoflurance akan memperkuat dan memperpanjang efek dari obat ini , terutama pada pasien usia lanjut , gangguan fungsi ginjal dan hepar o Efek disirkulasi : tekanan darah meningkat 16% denyut nadi meningkat 9% o Anestesi teknik hypothermia dapat memperpanjang efek obat ini o Pada obesitas , bila pemberian dosis hanya berdasarkan pada BB dapat terjadi durasi yang memanjang . Berat badan normal = tinggi badan (cm) dikurangi 100-110 o Pada sc dosis 0,5 mg/kg dan memberikan hasil yang memuaskan baik pada ibu maupun bayi. Obat ini menembus sawar plasenta tetapi dosis klinis jumlah obat yang masuk ke bayi tidak dipengaruhi apgar bayi Interaksi dengan obat lain yang meningkatkan efek o Obat inhalasi halogen o Obat nondepolarizing yang lain o Pemberian dosis tinggi dari : pentotal, ketamine,fentanyl, propofol o Pemberian suxamethonium sebelumnya o Antibiotic : aminoglycoside, lincosamide,peniiciin, tetracylin, metronidazole dosis tinggi o Diuretic , thiamine, MAO inhibitor, kuinidin, protamine,magnesium, alpha adrenergic blocking agent 8

Interkasi dengan obat lain o Neostigmine , edrophonium , phyridostigmine derivate aminopyridine o Kortikosteroid jangka panjang sebelumnya, noradrenalin, theopyline, calcium chloride, kalium chloride

C. HIPNOTIK BARBITURAT 1. Pentothal Obat anestesi intravena golongan barbiturat yang bekerja cepat. Farmakokinetik o Menekan susunan saraf pusat dan menimbulkan hipnosis dan anestesi tetapi bukan analgesia. o Onset 10-20 detik IV o DOA: 5-15 menit IV o Dosis induksi 4-6 mg/kgBB o Dosis maintenance 1-3 mg/kg/jam o Dosis sedasi 0,2-0,4 mg/kg Indikasi Sebagai induksi pada anestesi umum Memiliki efek anti kejang Untuk tindakan bedah minor Kontraindikasi Penyakit hati penyakit ginjal berat Hipotensi Anemia berat Asma Efek pada sistem organ o Kardiovaskular: kontraksi otot jantung melemah. Tekanan darah turun o Respirasi : depresi pernapasan o SSP : TIK menurun dan timbul hypnosis o Mata: Pupil akan melebar kemudian mengecil serta menurunkan tekanan intraocular o Efek lain: dapat menembus sawar plasenta, cairan cerebrospinal dan air susu ibu. Komplikasi o Tekanan darah menurun o Heart rate dapat meningkat atau menurun o Vasodilatasi perifer o Spasme laring dan bronkus o Depresi napas

BENZODIAZEPIN 1. Midazolam Midazolam merupakan benzodiazepin yang larut air dengan struktur cincin yang stabil dalam larutan dan metabolism yang cepat. Obat ini telah menggatikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat. Selain itu afinitas terhadap reseptor GABA 2 kali lebih kuat disbanding diazepam. Efek amnesia pada obat ini lebih kuat

dibandingkan efek sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama beberapa jam. Farmakokinetik o Onset 30 detik 1 menit IV, 15 menit IM o Efek puncak IV 3-5 menit, IM 15-30 menit o Duration Of Action 15-30 menit. o Diabsorpsi dari jaringan otot dengan cepat dan sempurna o Diekskresi melalui hati o 50-70% dari dosis dieliminasi melalui ginjal o Dapat menembus plasenta dan memasuki sirkulasi janin Farmakodinamik o Obat induksi tidur jangka pendek o Bekerja cepat dan transformasi metaboliknya cepat dan lama kerja singkat o Bekerja kuat menimbulkan sedasi dan induksi tidur o Menimbulkan amnesia anterograde Indikasi o Untuk Sedasi o Supresi aktivitas kejang

Efek pada sistem organ : o Ventilasi : depresi pernapasan o SSP : menurunkan CMRO2 dan aliran darah ke otak o Kardiovaskular : Menurunkan tekanan darah
Kontraindikasi o Hipersensitif terhadap benzodiazepine o Insufisiensi paru-paru akut o Depresi pernapasan Dosis o Premed: 0,03-0,04 mg/kg IV o Sedasi: 0,5-5 mg (0,025-0,1 mg/kg) IV o Induksi anestesi 0,2-0,4 mg/kgbb IV o Anti konvulsan IV/IM 2-5 mg (0,025-0,1 mg/kg) setiap 10-15 menit sesuai yang diperlukan.

2. Diazepam Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam lemak dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan midazolam. Diazepam memiliki efek sedative, relaksasi otot, antikonvulsi dan juga menimbulkan amnesia. Farmakokinetik o Absorpsi: Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan mencapai puncaknya dalam 1 jam (15-30 menit pada anak-anak). Kelarutan lemaknya yang tinggi menyebabkan Vd diazepam lebih besar dan cepat mencapai otak dan jaringan terutama lemak. Diazepam juga dapat melewati plasenta dan terdapat dalam sirkulasi fetus. o Distribusi: Ikatan dan metabolitnya pada protein plasma sangat tinggi, dapat menembus sawar darah otak dan sawar plasenta dan dapat ditemukan dalam air susu o Metabolisme: diazepam diubah menjadi nordiazepam, hydroxydiazepam dan oxazepam yang aktif secara farmakologi.

10

Eliminasi: waktu paruh 20-50 jam, bergantung pada umur dan fungsi liver.

Indikasi o Sebagai sedasi sebelum tindakan bedah o Meringankan kecemasan atau stress akut o Pengobatan status epilepsy akut dan keadaan konvulsi lainnya seperti tetanus. o Untuk mengurangi spasme otot karena luka pada bagian tubuh Dosis o Dosis dewasa dan remaja 2-20 mg IM/IV o Premedikasi 1020 mg o Anak-anak 0,1-0,2 mg/kbBB o Induksi 0,3-0,6 mg/kgBB IV o Epileptikus : 0,15-0,25 mg/kgBB IV diulang setelah 10-15 menit Kontraindikasi o Hipersensitif terhadap benzodiazepin o Pasien dengan insufisiensi pulmonal akut o Depresi pernapasan o Psikosis kronis Interaksi obat o Simetidin dapat memperlambat clearance o Obat-obat yang bekerja sentral seperti neuroleptic, tranquilzer, antidepresan, antikonvulsi dapat memperkuat efek dari diazepam dan sebaliknya. NONBARBITURAT- NONBENZODIAZEPIN 1. Propofol Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan secara intravena. Onsetnya cepat dan duration of actionnya pendek. Mekanisme Kerja Propol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA . Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya denghan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol (termasuk barbiturate dan etomidate) dengan reseptor komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga terjadi hiperpolarisasi dari membrane sel. Farmakokinetik o Propofol dapat melewati plasenta o Distribusi dari darah kedalam jaringan tubuh terjadi dalam waktu 2-4 menit

11

o Dosis

Metabolism di dalam liver ke dalam konjugasi glucoronide dan dibuang melalui ginjal

o Induksi : 2-2,5 mg/kgBB o Maintenance: 6-10 mg/kg/jam o Untuk anak-anak 8 tahun ke atas, dosis dianjurkan 2,5 mg/kgBB Efek pada sistem organ o Kardovaskuler: penurunan resistensi vascular dan penurunan tekanan darah o Ventilasi: menyebabkan depresi napas, dilatasi bronkus o SSP: menurunkan metabolism O2 di otak (CMRO2), aliran darah serebral, dan menurunkan TIK Kontraindikasi o Pasien alergi propofol o Anak-anak dibawah 3 tahun

12

DAFTAR PUSTAKA

Soerasdi, Erramus. 2010. Buku Saku Obat Obat Anesthesia Sehari-hari. Bandung : Keperawatan Anestesi dan Gawat Darurat Medik

13

You might also like