You are on page 1of 27

Bakteri Penyebab Penyakit Pada Manusia

Mycobacterium Tuberculosis Nama Penyakit: TBC Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Maka untuk mengenang jasa beliau, bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberkulosa (TBC). Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). Berikut adalah taksonomi dari Mycobacterium tuberculosis: Kingdom: Bacteria Filum: Actinobacteria Ordo: Actinomycetales Upaordo: Corynebacterineae Famili: Mycobacteriaceae Genus: Mycobacterium Spesies: Mycobacterium tuberculosis

Bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai.

Penyebaran Penyakit TBC ini tersebar dan menular melalui udara. Yaitu, proses terjadinya adalah apabila kita melakukan kontak yang sangat dekat dengan si penderita yang telah terinfeksi penyakit ini. Ketika bakteri TB dihirup masuk ke paru-paru, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi paru-paru lokal, atau disebut pneumonia. Kelenjar getah bening lokal yang terkait dengan paru-paru juga dapat terlibat dengan infeksi bakteri tuberkulosis dan biasanya seiring berjalannya waktu bakteri ini juga semakin diperbesar. Kelenjar getah bening hilus, yaitu kelenjar getah bening yang berdekatan dengan jantung di bagian tengah dada juga sering terlibat dengan infeksi bakteri penyakit TBC ini. Pencegahan Agar orang yang sehat tidak tertular penyakit TBC, ada dua jalan, yaitu tindakan dari orang yang sehat dan tindakan dari penderita TBC itu sendiri. Usahakanlah penderita TBC tidak membuang ludah, batuk dan bersin di sembarang tempat. Kamar penderita TBC harus mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari akan membunuh bakteri-bakteri TBC yang tersebar. Jemur tempat tidur penderita TBC di panas matahari langsung. Ada baiknya bagi seorang yang sehat menghindari kontak bicara pada jarak yang dekat dengan penderita TBCBila penderita TBC batuk atau bersin, sebaiknya orang yang sehat menutup mulut. Satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu arah angin. Jangan sampai angin berhembus mengarah ke orang yang sehat setelah sebelumnya melalui orang yang menderita TBC. Ingat, bakteri TBC bisa terbawa oleh angin.

Dari semua hal-hal diatas, daya tahan tubuh orang yang sehat sangat berperan dalam mencegah penularan TBC. Karena rasanya sulit untuk menghindari terhirupnya bakteri TBC di saat tinggal serumah dengan penderita TBC. Bila seseorang itu memiliki daya tahan tubuh yang kuat, walaupun bakteri TBC masuk, sistem pertahanan tubuhnya akan

memusnahkannya. Apa saja yang harus dilakukan untuk memiliki daya tahan tubuh yang kuat ini? Tidak lain adalah rajin berolahraga, konsumsi cukup makanan yang seimbang, terapkan pola hidup sehat seperti tidur yang cukup dan tidak merokok.

Gejala / Efek bagi Penderita Bila seseorang sudah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan bakteri sudah tidak dalam kondisi laten alias sudah aktif, tubuh orang itu akan memberikan gejala-gelaja penyakit TBC yang bisa dilihat. Berikut ini gejala-gejala TBC tersebut : Merasa tidak sehat, lemah, letih, dan lesu. Hilang nafsu makan dan nafsu minum. Batuk-batuk dengan dahak berwarna kekuningan atau kehijauan (awal TBC) dan dahak yang bercampur darah (TBC akut). Sakit otot. Napas tersengal/bernapas pendek-pendek. Detak jantung yang cepat. Turun berat badan drastis. Demam dan berkeringat di malam hari Sakit dada, sakit punggung, atau sakit ginjal, atau sakit ketiganya.

Neisseria Gonorrhoeae
Nama Penyakit: Gonorrhaeae (Gonore) / kencing nanah

Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 25 hari. Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah: bulat, lonjong, dengan sisi saling berhadapan seperti biji kopi bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 m tidak berflagel tidak berspora tidak berkapsul

Kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Apabila gonorrhea tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan mengenai sendi, katup jantung atau otak. Konsekuensi yang paling umum dari gonorrhea adalah Pelvic Inflammatory Disease (PID), yaitu infeksi serius pada organ reproduksi wanita, yang dapat menyebabkan infertilitas. Penyebaran Orang yang terkena gonore umumnya tertular pertama kali karena kontak dengan orang yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui vagina, oral, anus. Sedangkan kontak non seksual terjadi pada ibu hamil yang terkena gonore kemudian menularkan pada anaknya saat proses persalinan. Bakteri ini masuk melalui lapisan dalam uretra (saluran kemih), leher rahim, rektum (jalur usus besar ke anus) dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Masa inkubasi, dari waktu terpapar bakteri sampai mengembangkan gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak bergejala sampai 30 hari. Pencegahan Upaya pencegahan yang kita lakukan untuk mencegah penyakit Gonore adalah dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual, hindari berhubungan langsung dengan orang yang terkena penyakit ini, dan sjika anda terinfeksi gonore sedini mungkin unutk segera berobat agar tidak semakin parah. Hindari gaya hidup seks bebas dan selalu setia pada pasangan. Seks mudah menangkap penyakit gonore. Karena itu, untuk memutus rantai penyakit gonore, kita sebaiknya memakai kondom dengan pasangan seksual dalam berhubungan. Karena kita tidak pernah tahu kapan seseorang menderita gonore dan penyakit menular seksual lainnya. Jika telah terkena pengobatan gonore maka harus segera mengambil tindakan karena jika tidak segera diobati penyakit Gonore akan menyebar ke organ dalam dan berakibat fatal. Gejala / Efek bagi Penderita

Gejala pada wanita Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan infeksi kandung kemih atau infeksi vagina. Gejala bisa meliputi: Sering buang air kecil dan sakit Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan Cairan vagina abnormal Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara periode haid Alat kelamin terasa gatal Perdarahan haid tidak teratur Perut bagian bawah terasa sakit Perdarahan haid tidak teratur Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin) Hubungan seksual terasa menyakitkan Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular Gejala pada pria Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore untuk pasangan seksnya. Gejala bisa meliputi: Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian kuning, lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan) Sering buang air kecil dan sakit Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi: Ruam Radang sendi atau arthritis Tendon meradang

Clostridium Tetani
Nama Penyakit: Tetanus Clostridium tetani adalah sejenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tetanus, clostridium tetani dapat hidup dan berkembang pada tanah, debu, kotoran hewan, dan sebagainya. Luka yang terkontaminasi adalah mata rantai di mana bakteri tetanus ini berkembang biak. Luka tusuk seperti yang disebabkan oleh paku, pecahan, atau gigitan serangga adalah kasus klasik penyebab tetanus yang banyak menginfeksi.

Penyakit tetanus ini merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan. Sebenarnya bukan bakteri tersebut yang menyebabkan infeksi, melainkan racun dari bakteri yang membuat penderita terinfeksi. Racun atau toksin tetanus mempengaruhi mata rantai interaksi antara syaraf dan otot. Daerah ini disebut sambungan neuromuskuler. Penyebab tetanus dapat mengeluarkan toksin tetanus sehingga memperkuat sinyal kimia dari syaraf ke otot, yang menyebabkan otot-otot untuk memperketat kontraksi atau spasme.

Clostridium tetani adalah jenis bakteri yang bertanggung jawab penuh terhadap penyakit tetanus. Bakteri penyebab tetanus ini ditemukan dalam dua bentuk, yaitu sebagai spora aktif atau sebagai sel vegetatif aktif yang dapat berkembang biak. Sel bakteri aktif merilis dua exotoxins, tetanolysin dan tetanospasmin. Fungsi tetanolysin tidak jelas, tetapi tetanospasmin bertanggung jawab untuk penyakit tetanus. Tetanus bisa terjadi pada orang yang tidak di imunisasi atau pada orang yang telah gagal untuk mempertahankan kekebalan tubuhnya.

Penyebaran Spora tetanus masuk kedalam tubuh biasanya melalui luka tusuk yang tercemar dengan tanah, debu jalanan atau tinja hewan dan manusia, spora dapat juga masuk melalui luka bakar atau luka lain yang sepele atau tidak dihiraukan, atau juga dapat melalui injeksi dari jarum suntik yang tercemar yang dilakukan oleh penyuntik liar. Tetanus kadang kala sebagai kejadian ikutan pasca pembedahan termasuk setelah sirkumsisi. Adanya jaringan nekrotik atau benda asing dalam tubuh manusia mempermudah pertumbuhan bakteri anaerobik. Tetanus terutama ditemukan di daerah tropis dan merupakan penyakit infeksi yang penting baik dalam prevalensinya maupun angka kematiannya yang masih tinggi. Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang biasa mendatangkan kematian. Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium tetani berkembang biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang kuat. Toksin ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal cord. Pencegahan Hasil pengobatan terhadap penyakit tetanus seringkali tidak memuaskan, angka kematiannya tinggi atau sembuh dengan gejala sisa. Karena itu upaya pencegahan merupakan hal yang sangat penting.

Pencegahan yang dilakukan meliputi: Perawatan luka yang baik, terhadap luka yang terkontaminasi tanah, terutama luka tusuk yng dalam. Pemberian anti tetanus serum (antitoxin) pada penderita luka yang diduga terjadi kontaminasi oleh clostridium tetani. Imunisasi aktif, baik bersama dengan Diphtheria dan Pertussis (DPT vaccine) atau secara tersendiri (tetanus toxoid). Vaksinasi tetanus toxoid pada ibu-ibu, baik yang sedang hamil, untuk mencegah tetanus neonatorum.

Gejala / Efek bagi Penderita Berikut jenis penyakit tetanus beserta gejalanya: 1. Tetanus Umum Gejala tetanus umum mungkin termasuk salah satu dari berikut: Lekas marah dan kelemahan otot Kejang otot atau nyeri pada otot Kakunya otot tenggorokan dan leher yang menyebabkan Anda kesulitan menelan makanan Kejang otot mulut, yang menyebabkan kesulitan dalam mengunyah makanan maupun tersenyum Kejang otot yang progresif dan melibatkan sebagian besar otot-otot tubuh. Dalam beberapa kasus, kejang otot mungkin cukup kuat untuk menyebabkan fraktur tulang dan dislokasi sendi. Kesulitan bernapas karena kakunya otot leher dan dada Gejala lain, seperti tinja berdarah, diare, demam, sakit kepala, sensitif terhadap sentuhan, sakit tenggorokan, berkeringat dan denyut jantung cepat. 2. Cephalic tetanus

Kasus cephalic tetanus ditandai dengan kejang mulut dan kelemahan pada setidaknya satu otot wajah lainnya. Dalam kebanyakan kasus, kejang otot dapat berlangsung dan melibatkan otot-otot tubuh lain dan menyebabkan terjadinya tetanus secara umum. 3. Tetanus lokal Tetanus lokal terjadi jika kejang otot hanya mempengaruhi otot-otot dekat tempat terjadinya luka. Dalam banyak kasus, kejang otot juga dapat memburuk dan mempengaruhi otot tubuh lainnya dan berkembang menjadi tetanus secara umum. 4. Tetanus neonatal Tetanus neonatal mempengaruhi bayi yang baru lahir. Gejala tetanus neonatal termasuk lekas marah, menurunnya kemampuan mengisap, kesulitan mengunyah dan menelan.

Salmonella Typhosa
Nama Penyakit: Tifus Salmonella adalah suatu genus bacteria enterobakteria gram negatif berbentuk tongkat yang mengakibatkan penyakit paratifus, tifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies salmonella bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfide. Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.

Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus). Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Penyebaran Cara penularan umumnya masuk ke mulut karena makanan, jari tangan/kuku kotor (apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan) dengan masa inkubasi rata-rata 7 - 14 hari setelah terinfeksi. Setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Pencegahan Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan menyediakan sarana air minum yang memenuhi syarat kebersihan, pembuatan jamban yang higienis, pemberantasan lalat dan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan, serta tidak melupakan untuk mencuci tangan sebelum makan. Adapun pemberian vaksinasi tifoid setiap 3 tahun. Gejala / Efek bagi Penderita Gejala klinis yang ditemukan setelah lewat masa inkubasi adalah demam tinggi, biasanya suhu badan dimalam hari lebih tinggi daripada siang hari, dan terus menerus hingga dapat mencapai 3 mingguan. Selain panas tinggi, juga tercium bau mulut yang tidak sedap. Perut sering kembung, dan konstipasi (tidak buang air besar selama beberapa hari). Penanganan yang tidak baik dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi yang cukup parah baik organ usus maupun selain usus.

Vibrio Comma (Vibrio Cholerae)


Nama Penyakit: Kolera Vibrio cholerae / Vibrio comma adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan bagian dari genus Vibrio. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan sangat penting dalam dunia kedokteran karena menyebabkan penyakit kolera. Vibrio cholerae banyak ditemui di permukaan air yang terkontaminasi dengan feces yang mengandung kuman tersebut, oleh karena itu penularan penyakit kolera ini dapat melalui air, makanan dan sanitasi yang buruk. Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan

akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Klasifikasi dari Vibrio cholerae adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Spesies : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Vibrionales : Vibrionaceae : Vibrio : Vibrio cholera

Kolera merupakan penyakit akibat infeksi dengan diare yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio cholerae. Kolera pertama kali populer di Amerika pada tahun 1800-an sebelum sistem air bersih diterapkan. Sampai saat ini, kolera tetap dianggap sebagai masalah serius yang menyerang penduduk di negara dengan sanitasi rendah, rentan peperangan, dan mengalami kelaparan. Penyebaran Bakteri penyebab kolera, Vibrio cholerae, biasa ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi. Sumbernya bisa berasal dari suplai air, suplai es batu, makanan dan minuman di pinggir jalan, sayuran yang terkontaminasi kotoran manusia, ikan dan seafood mentah atau setengah matang dari perairan yang terkena limbah. Jika seseorang mengonsumsi berbagai makanan tersebut, bakteri penyebab kolera mengeluarkan racun di dalam usus yang memicu diare. Jadi seseorang tidak akan terkena kolera hanya karena melakukan kontak fisik dengan penderita. Pencegahan Meskipun ada vaksin untuk mencegah kolera, pihak WHO tidak menyarankannya. Sebab vaksin tersebut tidak mampu melindungi orang dalam jumlah banyak dan hanya bertahan selama beberapa bulan saja. Meskipun demikian, Anda bisa melindungi diri sendiri dengan cara meminum air yang sudah masak atau benar-benar bersih. Gunakan air tersebut untuk minuman, masakan, membuat es batu, menggosok gigi, mandi, mencuci buah dan sayur, serta mencuci peralatan memasak dan makan.

Selain itu hindari makanan mentah, buah atau sayur yang belum dikupas, produk susu yang tidak dipasteurisasi, daging mentah atau setengah matang, dan ikan yang berisiko terkontaminasi air kotor. Jika Anda menderita diare dan muntah yang berkepanjangan, segera hubungi dokter. Kolera sebenarnya bisa diobati. Namun dehidrasi bisa sangat cepat menyerang dan berbahaya jika diabaikan. Gejala / Efek bagi Penderita Gejala awal kolera biasanya ditunjukkan beberapa jam sampai lima hari setelah infeksi terjadi. Ada gejala yang tergolong ringan hingga sangat serius. Bahkan satu di antara 20 orang bisa terkena diare disertai dengan muntah yang memicu dehidrasi. Meskipun seseorang tidak mengalami gejala apapun, bukan berarti penyebaran infeksinya berhenti. Beberapa tanda dari dehidrasi itu sendiri adalah detak jantung yang lebih cepat, kehilangan elastisitas kulit, membran yang mengering (seperti mulut, tenggorokan, hidung, dan kelopak mata), tekanan darah rendah, rasa haus, dan nyeri otot. Jika tidak segera diobati, dehidrasi ini bisa berujung pada kematian dalam beberapa jam.

Treponema Pallidum
Nama Penyakit: Sifilis / Lues / Raja Singa Treponema pallidum merupakan bakteri batang berkuran panjang, ramping, berbentuk lengkung heliks, spiral atau bentuk alat pembuka tutup botol (corkscrew), bersifat gram negative. Treponema pallidum mempunyai selubung luar atau lapisan glikosaminoglikan. Di dalam selubung luar terdapat membrane luar, yang mengandung peptidoglikan dan yang mempertahankan integritas struktur organisme. Treponema pallidum merupakan bakteri berbentuk spiral yang merupakan penyebab penyakit sifilis. Penyakit ini primer menyerang manusia dan penularannya terjadi melalui kontak seksual serta menyebar dari satu manusia ke manusia lain. Di Eropa, lebih dikenal dengan nama Italian disease, French disease atau the greatpox yang harus dibedakan dengan

smallpox. Menurut John Hunter (1767) dan Ricord (1838), penyakit sifilis merupakan penyakit yang infeksius.

Sifilis merupakan penyakit akibat bakteri Treponema dan merupakan Treponematosis yang paling umum terjadi di negara berkembang. Treponema pallidum menginfeksi hampir semua jaringan tubuh, mengakibatkan manifestasi klinik yang sangat bervariasi. Walaupun penularan nonveneral dapat terjadi, kebanyakan kasus sifilis tersebar melalui kontak seksual dalam bermacam-macam bentuk. Treponema pallidum tidak dapat dibedakan dengan metode morfologi. Treponema pallidum tidak dapat ditumbuhkan in vitro, kenyataan tersebut menyebabkan membatasi penelitian organisme dan sindrome klinik yang disebabkannya.

Penyebaran Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke janinnya; spiroseta mampu menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi, serta seks oral, vaginal, dan anal. Sekitar 30 sampai 60% dari mereka yang terkena sifilis primer atau sekunder akan terkena penyakit tersebut. Penyakit tersebut dapat ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji di banyak negara dan risiko penularan tersebut menjadi rendah. Risiko dari penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian. Pencegahan

Ada beberapa cara pencegahan sifilis, diantaranya adalah: Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal Gejala / Efek bagi Penderita Rasa sakit di bagian alat kelamin, anus, atau mulut beberapa waktu setelah berhubungan badan dengan pembawa bibit penyakit menjadi pertanda. Biasanya hal ini terlihat setelah tiga hingga dua belas minggu setelah melakukan hubungan badan. Selain hal tersebut penderita juga akan mengalami berbagai gejala lain dalam tahap awal berkembangnya penyakit ini. Kehilangan nafsu makan, merasa mual, mudah lelah, demam, kurang darah, dan merasa tidak sehat (malaise) adalah gejala lain yang muncul dari penyakit ini. Ketika memasuki fase selanjutnya dapa kita lihat akan ada gejala sifilis lanjutan yang muncul. Akan muncul ruam (titik-titik merah) pada area kaki tangan hingga wajah. Ruam ini juga dapat muncul di daerah lain di area tubuh penderita yang terjangkit. Ruam ini dapat berbentuk menonjol dan dikenal dengan nama kondiloma lata. Kondisi ini muncul biasanya pada area lembab seperti area alat kelamin, selangkangan paha, dan pada daerah ketiak. Biasanya luka ini akan tampak menyebar di area tubuh tersebut. Kerontokan rambut juga menjadi tanda awal sifilis telah memasuki fase lebih lanjut dari fase pertama. Ketika memasuki tahap lebih lanjut kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit ini akan semakin meluas. Penderita dapat mengalami kerusakan area otak, saraf, bahkan hingga sistem pembuluh darah. Biasanya sifilis lebih cenderung untuk menyerang laki-laki daripada perempuan. Sekitar lebih dari 60 persen penyakit sifilis diketemukan pada laki-laki. Namun hal ini tidak dapat menjadi acuan bagi wanita untuk melakukan aktivitas seks yang tidak aman. Setiap orang harus waspada akan penyakit ini.

Neisseria meningitidis
Nama Penyakit: Meningitis (radang selaput otak) Neisseria meningitidis merupakan penyebab penyakit meningokokus yaitu suatu penyakit berjangkit. Neisseria meningitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negative yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak. Neisseria meningitidis (meningokokus) merupakan bakteri coccus gram negative yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada selaput pembungkus otak dan medulla spinalis (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada anak-anak maupun dewasa.

Meningitis adalah radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen. Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus, bakteri, atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu. Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang; sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai kedaruratan medik. Penyebaran

Hospes dari meningokokus adalah pada manusia. Nasofaring adalah pintu masuk mikroorganisme ini. Meningokokus melekat pada sel-sel epitel dengan bantuan pili. Telah terbukti bahwa tidak didapatkan adanya host antara, reservoar atau transmisi dari hewan ke manusia pada infeksi oleh bakteri N. meningitidis. Nasofarings merupakan reservoar alami bagi meningococcus. Transmisi dari kuman tersebut terjadi lewat saluran pernafasan (airbone droplets), serta kontak seperti dalam keluarga atau situasi recruit training. Pada suatu studi bahwa sebagian besar partikel dari droplet saluran nafas mengandung meningococcus. Bakteri ini bisa didapatkan pada kultur pada nasofaring dari manusia sehat, keadaan ini disebut carrier. Dari nasofarings, organisme ini dapat mencapai aliran darah, menyebabkan bakterimia (meningokoksemia) dengan demam tinggi dan ruam hemoragik. Bakterimia oleh neiserria mudah timbul karena tidak adanya antibodi yang bersifat bakterisidal (IgG) atau dengan hambatannya oleh suatu antibodi IgA penghambat. Meningitis ini adalah komplikasi meningokosemia yang paling sering. Pencegahan Agar tidak terserang penyakit tersebut, kita harus mengetahui cara pencegahannya. Berikut ini beberapa tips pencegahan penyakit meningitis, di antaranya: Menjaga kebersihan tangan. Cuci tangan dengan sabun setelah dan sebelum makan, setelah dari toilet, dan sehabis memegang hewan peliharaan. Menjaga kebersihan area peternakan unggas. Karena jamur triptokokus yang berasal dari kotoran unggas, maka bagi Anda pemilik unggas harus selalu menjaga kebersihan kandang. Menjaga stamina dan daya tahan tubuh. Menjaga stamina dan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Kayu manis. Berdasarkan penelitian di Texas ditemukan fakta bahwa kayu manis mengandung bahan yang dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit meningitis. Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi pada anak. Jenis vaksinasinya adalah vaksinasi IPD atau pnemokokus yang diberikan pada anak usia dua, empat, enam, lima belas bulan sebanyak empat kali. Meningitis lebih sering menyerang anak yang berusia di bawah dua tahun.

Kebersihan mainan dan area bermain anak. Cuci mainan dengan sabun anak setelah ia selesai bermain. Hindari menggunakan alat-alat tertentu secara bersama-sama. Misalkan hindari meminum menggunakan gelas bekas orang lain yang belum dicuci terkebih dahulu.

Gejala / Efek bagi Penderita Adapun gejala seseorang yang terkena meningitis adalah demam, kekakuan otot leher, sakit kepala yang berkepanjangan, kejang perut, penglihatan terganggu dan mudah silau, atau rasa mual yang berkepanjangan. Jika mengalami tanda-tanda seperti yang telah disebutkan tadi maka segeralah ke dokter. Penangan terhadap penyakit ini cukup akurat dan pasien akan diberikan antibiotik sesuai dengan bakteri penyebabnya.

Shigella dysenteriae
Nama Penyakit: Disentri Basiler / Shigellosis

Shigella merupakan penyebab disentri basiler yang ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898. Terdapat 4 spesies yaitu Shigella Dysenteriae yang umum terjadi di negara tropis (berat), Shigella flexneri, Shigella boydii (sedang) dan Shigella sonnei (ringan). Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae. Bakteri bersifat nonmotil, tidak membentuk spora, berbentuk batang Gram negatif, katalase positif, oksidase negatif, dan fakultatif anaerob. Produksi asam tanpa gas dari glukosa, bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan antara 10 45oC, pH optimum 6 8 dan peka terhadap panas. Di daerah tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella flexneri, sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub tropis atau daerah industri. Klasifikasi Shigella dysenteriae: Divisio: Monomychota Subdivisio: Schizomycetea Clasiss: Schizomycetes

Ordo: Eubacteriales Familia: Enterobacteriaceae Tribe: Eschericeae Genus: Shigella Species: Shigella dysenteriae

Disentri merupakan penyakit yang sangat sering kita jumpai di masyarakat. Umumnya penyakit disentri ini menyerang masyarakat menengah ke bawah dimana tingkat

pengetahuannya tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan sangatlah terbatas. Disentri adalah suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak di usus besar bagian tengah yang disebut colon ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: sakit di perut yang sering disertai dengan berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli. Shigellosis adalah suatu penyakit peradangan akut oleh kuman genus Shigella sp. yang menginvasi saluran pencernaan terutama usus sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel mukosa usus tersebut. Penyebaran

Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi. Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah dan darah. Gejala yang akan dialami penderita disentri biasanya berupa mencret dan perut mulas, bahkan sering kali penderita merasakan perih di anus akibat terlalu sering buang air. Pencegahan Apabila bepergian ke daerah endemik sebaiknya bahan makanan baik buah-buahan ataupun sayuran harus dicuci terlebih dahulu lalu dimasak sebelum dimakan Biasanya air yang terkontaminasi oleh kotoran penderita juga merupakan sumber penyebaran Shigella Mencuci tangan setelah menggunakan toilet Memisahkan penderita demam dengan penderita diare di rumah sakit

Gejala / Efek bagi Penderita Gejala disentri basiler yaitu pada mulanya penderita akan mengalami panas tinggi di sekujur tubuhnya (39,50 C 40 C).Setelah panas yang tinggi penderita akan merasa mual dan muntah-muntah lalu mengalami kram di perut. Penderita akan mengalami sakit di daerah anus saat buang air besar.Terkadang penyakit ini juga disertai dengan gejala kejang, sakit kepala, dan halusinasi.

Streptococcus Pneumoniae
Nama Penyakit: Pneumonia (radang paru-paru) Streptococcus Pneumoniae adalah diplococcus gram positif, sering berbentuk lancet atau berbentuk rantai, memiliki kapsul polisakarida yang memudahkan untuk pengelompokan

antisera spesifik. Streptococcus Pneumoniae mudah dilisis dengan agen aktif pada permukaan misalkan garam empedu. Agen aktif permukaan umumnya menghambat atau tidak mengaktifkan penghalang autolysin dinding sel. Streptococcus Pneumoniae merupakan penghuni normal dari saluran pernapasan bagian atas manusia sekitar 5-40% dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, meningitis, dan proses infeksi lainnya.

Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Sebelum penemuan dari antibiotik-antibiotik, satu per tiga dari semua orang-orang yang telah mengembangkan pneumonia sesudah itu meninggal dari infeksi. Saat ini, lebih dari 3 juta orang-orang mengembangkan pneumonia setiap tahun di Amerika. Lebih dari setengah juta dari orang-orag ini diopname di sebuah rumah sakit untuk perawatan. Meskipun kebanyakan dari orang-orang ini sembuh, kira-kira 5% akan meninggal dari pneumonia. Pneumonia adalah pemimpin ke enam penyebab kematian di Amerika. Penyebaran Pneumonia adalah suatu penyakit akibat infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit ini tergolong sangat mudah menular dan dapat bisa menyerang siapa saja tidak kenal usia, dan jenis kelamin. Penularannya dapat melalui air liur & cairan yang keluar dari hidung penderita, termasuk ketika penderita batuk/bersin, atau melalui penggunakan alat makan-minum dan sapu tangan secara bersama-sama. Dan parahnya lagi, jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal yaitu kematian. Radang paru-paru sebetulnya adalah semua jenis infeksi yang menyerang paru-paru (gelembung paru &

jaringan di sekitarnya), yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam kuman. Penyakit ini bisa didahului oleh infeksi hidung & tenggorokan lalu menyerang ke paru-paru beberapa hari setelahnya. Udara yang ada di sekitar kita tidak selamanya bersih. Tidak hanya berisi oksigen yang kita perlukan, tapi dalamnya mungkin juga terkandung kuman-kuman dari berbagai macam penyakit salah satunya adalah pneumonia ini. Kuman-kuman pneumonia dikeluarkan oleh si penderita melalui batuk atau bersinnya. Sampai pada akhirnya kuman-kuman tersebut tidak sengaja kita hirup dan masuk ke dalam tubuh kita dan akhirnya bersemayam di dalam paruparu. Atau bisa juga jika virus atau bakteri telah ada di tenggorokan, mulut atau hidung yang akhirnya sengaja masuk ke paru-paru. Di saat organisme tersebut masuk ke paru-paru, mereka biasanya menetap di kantung udara dan bagian-bagian dari paru-paru yang lambat laun organisme tersebut akan berkembang pesat jumlahnya. Di saat tubuh berusaha melawan infeksi tersebut, maka daerah kantung-kantung udara dalam paru-paru tersebut menjadi terisi cairan dan nanah (sel-sel inflamasi tubuh). Di saat kantung-kantung udara terisi oleh nanah menyebabkan oksigen tidak dapat terserap dengan baik sehingga sel-sel tubuh secara otomatis tidak dapat bekerja dengan baik. Terjadinya pnemonia bergantung pada banyaknya kuman, tingkat kemudahan dan luasnya daerah paru yang terkena serta daya tahan tubuh. Adapun yang merupakan faktor predisposisi antara lain kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada serta penurunan kesadaran. Pneumonia merupakan penyakit menular dan menyebar melalui droplet udara dari orang yang terinfeksi ketika orang tersebut seperti bersin dan batuk, atau kontak erat dengan binatang binatang seperti burung, sapi, domba, dan kambing. Pencegahan Ada beberapa cara untuk membantu mencegah serangan pneumonia, antara lain: Seringlah mencuci tangan, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, menyiapkan atau makan makanan, atau membuang lendir dan kotoran dari hidung. Tidak merokok.

Vaksinasi untuk pneumonia dan flu. Anak-anak juga harus mendapatkan vaksin Hib. Pada beberapa anak yang berusia kurang dari 24 bulan, obat palivizumab dapat diresepkan untuk membantu mencegah pneumonia sebagai komplikasi dari masalah pernapasan lainnya.

Gejala / Efek bagi Penderita Kebanyakan orang-orang yang mengembangkan pneumonia awalnya mempunyai gejalagejala dari suatu influensa yang kemudian diikuti oleh suatu demam yang tinggi (adakalanya setinggi 104 derajat Fahrenheit), menggigil, dan suatu batuk dengan produksi sputum (dahak). Sputum adalah biasanya berubah warna dan adakalanya berdarah. Orang-orang dengan pneumonia mungkin menjadi pendek napasnya. Satu-satunya serat-serat nyeri di paru adalah dipermukaan paru, di area yang dikenal sebagai pleura. Nyeri dada mungkin berkembang jika aspek-aspek pleural bagian luar dari paru terlibat. Nyeri ini biasanya adalah tajam dan memburuk ketika mengambil suatu napas yang dalam, yang dikenal sebagai nyeri pleuritic. Pada kasus-kasus yang lain dari pneumonia, dapat terjadi suatu penimbulan yang perlahan dari gejala-gejala. Suatu perburukan batuk, sakit-sakit kepala, dan sakit-sakit otot mungkin adalah satu-satunya dari gejala-gejala. Pada beberapa orang-orang dengan pneumonia, batuk adalah bukan suatu gejala utama karena infeksi berlokasi pada area-area dari paru jauh dari saluran-saluran udara yang lebih besar. Pada saat-saat, warna kulit seorang individu mungkin berubah dan menjadi kehitam-hitaman atau keungu-unguan (suatu kondisi yang dikenal sebagai "cyanosis") yang disebabkan oleh darah mereka yang dioksigenasi secara buruk. Anak-anak dan bayi-bayi yang mengembangkan pneumonia seringkali tidak mempunyai tanda-tanda yang spesifik mana saja dari suatu infeksi dada namun mengembngkan suatu demam, nampak cukup sakit, dan dapat menjadi lesu. Orang-orang yang lebih tua mungkin juga mempunyai sedikit gejala-gejala dengan pneumonia.

Mycobacterium Leprae
Nama Penyakit: Penyakit Kusta / Penyakit Lepra / Penyakit Hansen

Mycobacterium leprae juga disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen). Bakteri ini merupakan bakteri intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Mycobacterium leprae merupakan pathogen intrasel obligat sehingga belum dapat dibiakkan invitro (media tak hidup). Bakteri sering ditemukan pada sel endothelial pembuluh darah atau sel mononuclear (makrofag) sebagai lingkungan yang baik untuk bertahan hidup dan perkembangbiakan. Perkiraan waktu bagi bakteri ini bereplikasi adalah 10-12 hari.

Kusta (dari bahasa Yunani lepi, berarti sisik pada ikan), atau penyakit Hansen (HD), adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis. Kusta adalah penyakit granulomatosa terutama saraf perifer dan mukosa dari saluran pernapasan atas, lesi kulit adalah tanda eksternal primer. Jika tidak diobati, kusta dapat bersifat progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota badan dan mata. Kusta tidak secara langsung menyebabkan bagian tubuh jatuh pada kemauan mereka sendiri, melainkan mereka menjadi cacat atau autoamputated sebagai akibat dari gejala penyakit. Penyebaran Selama ini yang diyakini sebagai sumber utama penularan penyakit Kusta adalah manusia. Bakteri kusta banyak bersarang pada kulit dan mukosa hidung manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Belum diketahui secara pasti bagaimana cara penularan kuman kusta. Namun secara teoritis diketahui bahwa seseorang terinfeksi kuman kusta karena pernah melakukan kontak langsung

dalam jangka yang sangat lama dengan orang terkena kusta yang belum minum obat. Adapun caar masuk kuman kusta kepada orang lain diperkirakan melalui saluran pernafasan bagian atas. Banyak orang takut berlebihan tertular penyakit kusta. Padahal menurut penelitian medis Kusta merupakan jenis penyakit menular yang sulit menular. Ada 3 (tiga) kelompok orang dalam sistem penularan penyakit kusta: o Orang yang memiliki tingkat imunitas (kekebalan) tinggi terhadap kuman kusta, maka orang tersebut akan resisten terhadap kuman kusta. o Orang yang memiliki kekebalan rendah terhadap kuman kusta, maka mungkin orang tersebut dapat terinfeksi kuman kusta namun akan sembuh dengan sendirinya. o Orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit kusta. Jika orang tersebut melakukan kontak langsung dan dalam waktu yang lama dengan orang yang membawa bakteri kusta dan belum minum obat, maka orang tersebut akan mengalami sakit kusta.

Pencegahan Pencegahan penularan kusta yaitu: Pengobatan sejak dini dan teratur. Hindari atau kurangi kontak fisik yang lama. Meningkatkan personal hygiene atau kebersihan diri dan lingkungan. Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan olah raga dan peningkatan pemenuhan nutrisi. Jangan bertukar pakaian dengan penderita, basil dapat ditemukan pada kelenjar keringat. Sendirikan peralatan mandi dan makan pasien. Dan khususnya bagi penderita kusta tipe MB jangan meludah sembarangan, karena basil ini masih bisa hidup beberapa hari dalam droplet. Gejala / Efek bagi Penderita

Gejala-gejala umum pada kusta / lepra: Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil. Noreksia. Nausea, kadang-kadang disertai vomitus. Cephalgia. Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis. Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali. Neuritis.

You might also like