You are on page 1of 158

BUKU I

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI DI KENDARI TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Nomor Tanggal

: 61 /HP/XIX.KDR/06/2008 : 24 Juni 2008

BUKU I
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TA 2007
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................................................... LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN........................ LAPORAN KEUANGAN POKOK..................................................................................... 1. Neraca Per 31 Desember 2007 2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN .......................................................................... LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II Lampiran III Surat Representasi Manajemen Walikota Kendari Kesimpulan Review Badan Pengawas Daerah Surat Penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari III I II

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kepada: Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Di Kendari Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) bertugas memeriksa Neraca Pemerintah Kota Kendari Per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Kendari. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran (TA) 2007 berdasarkan pemeriksaan BPK-RI. Kondisi yang ada pada Pemerintah Kota Kendari sebagai berikut: 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Kota Kendari tidak membuat Laporan Keuangan SKPD sebagai dasar penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari secara Gabungan (consolidated); 2. Neraca Awal Pemerintah Kota Kendari per 31 Desember 2004 diberikan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer) oleh Perwakilan BPK-RI di Kendari dan sampai selesainya pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007 belum dilaksanakan perbaikan Neraca Awal oleh Pemerintah Kota Kendari sesuai dengan rekomendasi BPK-RI; 3. Dua puluh empat (24) Satuan Kerja Perangkat Daerah tidak menyampaikan surat pertanggungjawaban pelaksanaan APBD untuk dilakukan pemeriksaan yaitu: Bendahara Penerima: Dinas Penanaman Modal Pertambangan dan Energi, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas PLH dan Kehutanan, Dinas Nakertransos, Dinas Perindagkop dan PKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Bendahara Pengeluaran: Dinas Perindagkop dan PKM, Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Sodoha, Kelurahan Watubangga, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Nambo, Kelurahan Abeli Dalam, Kelurahan Korumba, Kelurahan Bungkutoko, Kelurahan Todonggeu, Puskesmas Mukoau, TK Negeri 2 Kendari, SMP Negeri 6 Kendari, SMP Negeri 11 Kendari, SMP Negeri 15 Kendari, SMU Negeri 7 Kendari, Cabang Diknas Mandonga, Cabang Diknas Poasia. 4. Lemahnya pengendalian internal Pemerintah Kota Kendari terhadap pelaksanaan pengelolaan dan administrasi sesuai dengan hasil reviu Badan Pengawas Daerah Pemerintah Kota Kendari Dari pemeriksaan yang kami lakukan atas Laporan Keuangan Kota Kendari untuk tahun berakhir

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

II

pada 31 Desember 2007, dari hasil telaahan atas Hasil Review Bawasda terhadap Neraca Pemerintah Kota Kendari Per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang diserahkan oleh Walikota Kendari pada tanggal 6 Juni 2008, kami tidak dapat menyakini nilai aset tetap dan aset lainnya yang disajikan dalam Neraca tahun buku 2007 sebesar Rp1.279.031.835,00, sehingga nilai buku keseluruhan aktiva tidak dapat diketahui dengan pasti. Karena terbatasnya informasi keuangan dan dokumentasi serta lemahnya sistem penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007 sebagaimana disebutkan pada paragraf sebelumnya, BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK RI tidak cukup untuk memungkinkan BPK RI menyatakan pendapat, dan BPK RI tidak menyatakan pendapat (disclaimer) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007. Laporan hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan kami sajikan dalam bagian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini. Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan ini, BPK-RI mengungkapkan kondisi pengendalian internal Pemerintah Kota Kendari yang telah BPK-RI muat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern Dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007 No: 62 /HP/XIX.KDR/06/2008 tanggal 24 Juni 2008. Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan ini, BPK-RI menemukan ketidakpatuhan kepada ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan yang material. Temuan ini telah dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan Dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA2007 No: 63/HP/XIX.KDR/06/2008 tanggal 24 Juni 2008.

Kendari, 24 Juni 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK-RI di Kendari Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Ali Wardhana, SE, Ak, MM. Akuntan, Register Negara No.D-12057

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

III

PEMERINTAH KOTA KENDARI


NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan tahun ke - n
U R A I A N ASSET ASSET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran 55.516.377.116.71 3.605.841.378.07 Tahun n Tahun n-1

Investasi Jangka Panjang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Penyertaan Modal Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Pangan Investasi Permanen Lainnya 5.193.911.772.00

ASSET TETAP Tanah Tanah Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin 125.633.821.752.00 518.310.708.680.00

Gedung dan Bangunan Bangunan Gedung Jalan, Irigasi dan Jembatan Jalan dan Jembatan, irigasi 396.903.003.609.00 225.460.752.780.00

Asset Tetap Lainnya Asset Tetap Lainnya 12.723.030.014.00

Akumulasi Penyusutan Asset Tetap Akumulasi Penyusutan Asset Tetap

JUMLAH ASSET

1.343.347.447.101.78

PEMERINTAH KOTA KENDARI


NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan tahun ke - n
U R A I A N KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak ketiga Utang Bunga Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Pendapatan diterima dimuka Utang Jangka Pendek Lainnya Tahun n Tahun n-1

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri ( IBRD) Utang Jangka Panjang Lainnya 2.076.889.671.61

EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan Piutang Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 1.282.148.338.935.39 59.122.218.494.78

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

1.343.347.447.101.78

LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KOTA KENDARI TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007

URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Kas Masuk Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Hibah Dana Darurat Pendapatan Lainnya JUMLAH Arus Kas Keluar Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Bagi Hasil JUMLAH Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVENSTASI ASSET NON KEUANGAN Arus Kas Masuk Pendapatan Penjualan Atas Tanah Pendapatan Penjualan Atas Peralatan dan Mesin Pendapatan Penjualan Atas Gedung dan Bangunan Pendapatan Penjualan Atas Jalan, Irigasi dan Jaringan Pendapatan dari Penjualan Asset Tetap Lainnya Pendapatan dari Penjualan Asset Lainnya JUMLAH Arus Kas Keluar Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Asset Tetap Lainnya Belanja Asset Lainnya JUMLAH Arus Kas Bersih dari Aktivitas Asset Non Keuangan

TAHUN 2007

9.288.681.252.00 7.976.615.535.00 1.341.247.229.00 9.552.709.484.82 21.531.834.458.00 4.690.364.576.00 288.371.805.400.00 36.879.000.000.00 12.035.456.056.32 391.667.713.991.14

212.686.268.294.00 66.047.883.817.00 166.855.805.00 90.000.000.00 19.145.260.706.00 950.798.895.00 299.087.067.517.00 92.580.646.474.14

7.134.484.600.00 19.270.303.696.00 26.122.890.308.00 29.402.256.860.00 4.590.855.450.00 86.520.790.914.00 (86.520.790.914.00)

LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KOTA KENDARI TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007

URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Kas Masuk Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Asset/Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Penerimaan Kembali Pinjaman Penerimaan Piutang JUMLAH Arus Kas Keluar Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi Penerimaan Piutang JUMLAH Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Arus Kas Masuk Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga JUMLAH Arus Kas Keluar Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga JUMLAH Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Kenaikan / Penurunan Bersih Kas Selama Periode Saldo Awal Kas di BUD Kas Daerah Saldo Akhir Kas di BUD Kas Daerah Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Akhir Kas

TAHUN 2007

2.660.961.772.00 160.080.720.36 2.821.042.492.36 (2.821.042.492.36)

15.578.028.906.00 15.578.028.906.00

15.578.028.906.00 15.578.028.906.00 3.238.813.067.78 52.353.942.339.00 55.516.377.116.17 3.605.841.378.07 59.122.218.494.78

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007
Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan Realisasi 3 384.117.053.193.00 23.277.791.368.00 8.247.041.750.00 9.191.526.000.00 304.022.149.00 5.535.201.469.00 360.839.261.825.00 348.903.508.851.00 24.092.908.851.00 1.681.600.000.00 286.250.000.000.00 36.879.000.000.00 11.935.752.974.00 11.935.752.974.00 437.179.316.128.00 339.028.458.556.00 245.521.716.762.00 72.286.214.789.00 166.855.805.00 1.090.000.000.00 19.963.671.200.00 96.750.857.572.00 7.386.773.200.00 21.330.677.911.00 29.506.832.299.00 33.161.846.662.00 5.364.727.500.00 1.400.000.000.00 1.400.000.000.00 4 391.667.713.991.14 28.159.253.500.82 9.288.681.252.00 7.976.615.535.00 1.341.247.229.00 9.552.709.484.82 363.508.460.490.32 351.473.004.434.00 21.531.834.458.00 4.690.364.576.00 288.371.805.400.00 36.879.000.000.00 12.035.456.056.32 12.035.456.056.32 385.607.858.431.00 298.136.268.622.00 212.686.268.294.00 66.047.883.817.00 166.855.805.00 90.000.000.00 19.145.260.706.00 86.520.790.914.00 7.134.484.600.00 19.270.303.696.00 26.122.890.308.00 29.402.256.860.00 4.590.855.450.00 950.798.895.00 950.798.895.00 Bertambah / Berkurang Rp 5 7.550.660.798.14 4.881.462.132.82 1.041.639.502.00 (1.214.910.465.00) 1.037.225.080.00 4.017.508.015.82 2.669.198.665.32 2.569.495.583.00 (2.561.074.393.00) 3.008.764.576.00 2.121.805.400.00 99.703.082.32 99.703.082.32 (51.571.457.697.00) (40.892.189.934.00) (32.835.448.468.00) (6.238.330.972.00) (1.000.000.000.00) (818.410.494.00) (10.230.066.658.00) (252.288.600.00) (2.060.374.215.00) (3.383.941.991.00) (3.759.589.802.00) (773.872.050.00) (449.201.105.00) (449.201.105.00) % 6 101.97 120.97 112.63 86.78 441.17 172.58 100.74 100.74 89.37 278.92 100.74 100.00 100.84 100.84 88.20 87.94 86.63 91.37 100.00 8.26 95.90 89.43 96.58 90.34 88.53 88.66 85.57 67.91 67.91 -

Nomor Urut 1 1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.1.1 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.1.4 PENDAPATAN DAERAH

Uraian 2

PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah PENDAPATAN TRANSFER Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus

1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1.2.2.1 Dana Otonomi Khusus 1.2.2.2 Dana Penyesuaian 1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 1.2.3.1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 1.2.3.2 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.3 2.3.1 2.4 2.4.1 2.4.1.1 2.4.1.2 2.4.1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya BELANJA BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan BELANJA MODAL Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya BELANJA TIDAK TERDUGA Belanja Tidak Terduga TRANSFER TRANSFER BAGI HASIL KE DESA Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

SURPLUS / DEFISIT PEMBIAYAAN

(53.062.262.935.00)

6.059.855.560.14

59.122.118.495.14

(11.42)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007
Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan Realisasi 3 55.883.305.427.00 55.883.305.427.00 4 55.883.305.427.00 55.883.305.427.00 Bertambah / Berkurang Rp 5 % 6 100.00 100.00 -

Nomor Urut 1 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6

Uraian 2 PENERIMAN DAERAH Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah

3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4

PENGELUARAN Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Pembiayaan Netto SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

2.821.042.492.00 2.660.961.772.00 160.080.720.00 53.062.262.935.00 -

2.821.042.492.36 2.660.961.772.00 160.080.720.36 53.062.262.934.64 59.122.118.494.78

0.36 0.36 (0.36) 59.122.118.494.78

100.00 100.00 100.00 100.00

PEMERINTAH KOTA KENDARI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2007 B A B. I PENDAHULUAN Mencermati berbagai kebijakan Pemerintah Pusat, terutama pada bidang Pengelolaan keuangan, maka dalam masa transisi kebijakan penyusunan APBD dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dari keputusan menteri dalam Negeri nomor 29 tahun 2002 tentang pedoman Penyusunan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, ke Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedomaan Pengelolaan Keuangan Daerah. Catatan Atas Laporan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tahun anggaran 2007,adalah merupakan gambaran ringkasan pencapaian kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 yang lalu. Catatan Atas Laporan Keuangan adalah bagian dari pertanggung jawaban pelaksanaan APBD. Hal ini sesuai yang diamanahkan pasal 184 Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 81 Undang undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah. Selain ketentuan Perundang undangan tersebut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 sekaligus merupakan sinkronisasi dari berbagai ketentuan perundang undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah sehingga merupakan satu kesatuan ( Omnibus regulation ) dan pedoman pokok bagi pemerintah daerah dalam penyusunan perencanaan, Pelaksanaan, Penata usahaan, Pelaporan Pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tersebut kemudiaan ditindak lanjuti dengan petunjuk tehnis melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedomaan Pengelolaan Keuangan Daerah. Berbagai Paket Peraturan Perundang undangan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah antara lain, Undang undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, Undang undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negera, Undang undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan Negara, Undang - undang nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Undang undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, Undang undang nomor 25 tahun 2005 tentang sistim perencanaan pembangunan nasional. Berbagai peraturan tersebut diatas secara signifikan telah membawa perubahan mendasar dalam berbagai aspek penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah, baik dari sisi pelayanan kepada masyarakat (Public Services),Pemerintah maupun Pembangunan. hal tersebut diatas berimbas pada penataan dan restrukturisasi kondisi sosial ekonomi di daerah.

CALK 2007

Penerapan Otonomi Daerah seutuhnya membawa konsekwensi logis berupa penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan berdasarkan manajemen Keuangan yang sehat. Pemerintah Daerah tidak hanya dituntut bertanggung jawab dalam hal keuangan ( Financial Accountability) tetapi juga berdasarkan kaidah kaidah yang baik (Best Practices), bertanggung jawab atas kinerja dari dana yang telah dialokasikan (Performance Accountability). untuk itu efektifitas dan transparansi dalam hal Pengelolaan Keuangan Daerah perlu terus ditingkatkan sehingga pencapaian akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah didaerah ini sebagai bagian dari Pemerintahan yang baik (Good Govermance) dapat menjadi kenyataan dimasa mendatang. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah kewajiban kepala Daerah sesuai yang diamanahkan dalam pasal 184 ayat (1) Undang undang nomor 32 tahun 2004 yaitu : Kepala Daerah menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 ( enam ) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pertanggungjawaban adalah hal yang sangat penting dan URGEN karna didalmnya mengandung pesan kepada Publik dan juga amanah yang telah dilaksanakan oleh kepala Daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dengan demikian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tahun anggaran 2007 disusun dalam bentuk satu kesatuan yang terdiri dari, Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2007, Neraca per 31 desember 2007, Laporan Arus kas untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 desember 2007, dan Catatan atas Laporan Keuangan tahun anggaran 2007. 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan. Adapun maksud disusunnya Laporan Keungan Pemerintah Kota Kendari selaku satuan kerja pengelola keuangan Daerah ( SKPKD) adalah untuk memberikan informasi yang relevan dan handal mengenai posisi keuangan Daerah dan transaksi yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) lingkup Pemerintah Kota Kendari dalam tahun anggaran 2007 sehingga efektivitas, efisiensi dan kondisi keuangan suatu entitas / SKPD dapat dievaluasi dan dinilai. Secara garis besar tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan ( CALK ) sebagai bagian dari laporan keuangan daerah adalah : (a) Untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan baik dibidang ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bahan bukti pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan daerah. (b) Untuk memberikan informasi kinerja Pemerintahan kota Kendari yang berhubungan dengan anggaran / keuangan daerah sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi baik dari segi manajerial maupun organisasi untuk perbaikan kinerja Pemerintah Kota Kendari dimasa yang akan datang. Sedangkan secara khusus penyajian CALK adalah : (a) (b) Memberikan informasi mengenai ringkasan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan serta kinerja keuangan daerah selama priode akuntansi tahun 2007. Memberi informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca dan kebutuhan sumber daya financial jangka pendek.

CALK 2007

(c)

(d)

(e)

(f)

Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit kerja pemerintah dan perubahan perubahan yang terjadi didalamnya, dalam satu tahun anggaran. Memberikan Informasi keuangan untuk memonitor kinerja, dan kesesuaian nya dengan peraturan perundang undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang telah disyaratkan. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta untuk memprediksi pengaruh pembelanjaan sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan operasional. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi, antara lain : 1. untuk menentukan biaya pelaksanaan program, fungsi dan aktivitas suatu satker sehingga mempermudah dalam melakukan analisis dan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja sebelumnya,dan dengan kinerja unit pemerintahan yang lain; 2. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan serta target yang telah ditetapkan.

1.2.

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari. 1). Undang-undang Nomor 6 Tahun 1995 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari ( Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 44 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3206 ) ; Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang nomor 12 tahun 1994 ( Lembaran negara Republik Indonesia tahun 1994 nomor 62, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3569 ); Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah bumi ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang nomor 34 tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4048 ); Undang-undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688); Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2).

3).

4).

5).

6).

CALK 2007

7).

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukana Perundang undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8).

9).

10). Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 11). Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia, Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 12). Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 13). Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 14). Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138); 15). Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 16). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan protokuler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah nomor 37 tahun 2005 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2004 tentang kedudukan protokuler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4540) ; 17). Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan keuangan badan layanan umum ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

CALK 2007

18). Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Pinjamana daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 19). Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 20). Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistim Informasi keuangan daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 21). Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 22). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 23). Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 24). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan keuangan dan kinerja Instansi pemerintah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 25). Peraturan Menteri Dalam Negeri pengelolaan keuangan daerah ; Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

26). Peraturan Daerah kota Kendari Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pokok keuangan daerah ( Lembaran daerah nomor 10 tahun 2003 ); 27). Peraturan Daerah kota Kendari Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Anggran pendapatan dan belanja daerah tahun 2007 ; 28). Peraturan Daerah kota Kendari Nomor 11 Tahun 2007 Tentang perubahan Anggran pendapatan dan belanja daerah tahun 2007 ; 29). Peraturan Daerah kota Kendari Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pokok pengelolaan keuangan daerah ;

1.3.

Sistematika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kota Kendari. Catatan atas Laporan Keuangan ini terdiri dari VII (tujuh) Bab, disajikan dengan sistimatika sebagai berikut :

CALK 2007

BAB.

I. 1.1 1.2 1.3

Pendahuluan; memuat tentang : Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Pemerintah kota kendari. Sistimatika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan.

BAB. II.

Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD TA.2007, memuat tentang : 2.1 Ekonomi Makro 2.2 Kebijakan Keuangan 2.3 Indikator Pencapaian target kinerja APBD TA 2007. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan TA.2007, memuat tentang : 3.1 Ihtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Laporan Keuangan 3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian Target yang telah ditetapkan. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Kendari TA.2007, memuat tentang : 4.1 Entitas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah. 4.2 Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan 4.3 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan. Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan T.A 2007; menguraikan : Rincian dan penjelasan masing masing pos pos Pelaporan Keuangan Daerah kota Kendari T.A 2007 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.1.6 5.1.7 Pendapatan Belanja Pembiayaan Aset Daerah. Kewajiban Daerah. Ekuitas Dana. Komponen komponen laporan Arus kas.

BAB. III.

BAB. IV.

BAB. V. 5.1.

5.2

Pengungkapan atas pos pos asset dan kewajiban dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual. Realisasi Pembiayaan.

BAB. VI . Penjelasan atas informasi informasi non keuangan BAB. VII. Penutup.

CALK 2007

B A B . II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD TA. 2007 2.1. Ekonomi Makro. Sejak tahun 2002, struktur perekonomian kota kendari mengalami perubahan yang cukup berarti. Kalau pada tahun tahun sebelumnya sector yang mendominasi perekonomian kota kendari adalah sektor pertanian, maka sejak tahun 2002 kontribusi terbesar berasal dari sektor penggangkutan dan komunikasi hingga tahun 2004 Kontribusi terbesar masih diberikan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu 22,04 % , walaupun sedikit menurun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan, Hotel dan Restoran yang mempunyai peranan sebesar 20,43% . Penyumbang tertinggi ketiga adalah sektor pertanian, yang memberikan kontribusi sebesar 19,34%. Selanjutnya sektor jasa jasa menyumbangkan kontribusi sekitar 11,58% . Sementara lima sector ekonomi yang lain memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB kota Kendari tahun 2004 dibawah 10% PDRB Perkapita kota kendari tahun 2005 adalah merupakan indicator yang menunjukan tingkat pendapatan masyarakat, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai sala satu tolak ukur kemakmuran masyarakat kota kendari. Berdasarkan atas dasar harga berlaku, PDRB Perkapita kota kendari tahun 2005 adalah sebesar Rp. 8.753.216,77 atau meningkat sekitar 23,45 % jika dibanding dengan PDRB Perkapita kota kendari tahun 2004. Peningkatan yang dicapai tahun 2005 lebih tinggi jika dibanding dengan peningkatan PDRB Perkapita kota kendari tahun 2004 sebesar 18,43 % atau mengalami peningkatan 5,02 % Kegiatan Perdagangan pada sektor komoditi hasil perikanan mencapai 58,87 % atau dengan nilai mencapai US$ 1.826,54 juta atau sekitar 66,49 % dari total nilai eksport sebesar US$ 2.747,29 juta pada tahun 2005. Sementara pada kelompok komoditi lainnya yang diekspot, meliputi kelompok hasil perkebunan dan komoditi yang termasuk pada kelompok hasil hasil industri, baik volume maupun nilainya selama kurun waktu tiga tahun tampak berpluktuasi. Nilai Import kota kendari tahun 2005 bernilai US$ 6.815,837 ribu,suatu nilai yang relatif jauh lebih tinggi jika dibanding nilai import tahu sebelumnya yang mencapai US$ 480,34 ribu atau meningkat 10 kali lipat lebih. Perkembangan sector industri dikota kendari terus memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan, hal ini dapat dilihat makin banyaknya masyarakat yang membuka usaha usaha. Sat ini dikota kendari terdapat 711 industri besar dan kecil dengan jumlah tenaga kerja 6.541 orang dengan investasi sebesar Rp.150.649.515 yang meliputi industri hasil Pertanian dan Kehutanan, Industri Aneka, Industri kimia, industri Logam dan mesin. Diharapkan pada masa yang akan datang terjadi penambahan investasi dibidang industri, baik industri besar, menengah, sedang maupun kecil yang dapat menyerap tenaga kerja lebih besar. Untuk menjaga sistim Keuangan terdapat 23 Bank pemerintah dan swasta dengan kantor cabang maupun unit yang tersebar dalam wilayah kota kendari. Kerangka Ekonomi Makro dan pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2007 memberi gambaran kondisi ekonomi makro

CALK 2007

tahun 2005, perkiraan tahun2006 dan 2007, serta kebutuhan dan sumber pendanaan Pembangunan yang diperlukan. Gambaran ekonomi tersebut dicapai melalui beberapa prioritas Pembangunan serta langka kebijakan yang ditempuh untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan tahun 2007.

A.

Ekonomi Makro Tahun 2005 dan Perkiraan Tahun 2006 Kondisi Ekonomi Makro secara Nasional tahun 2005 dan perkiraan tahun 2006 mengalami kenaikan yang tidak signifikan. Salah satu masalah pokok yang selalu dihadapi oleh Pemerintah maupun masyarakat adalah tingkat Inflasi yang cenderung selalu tinggi. Untuk mengetahui besarnya Inflasi dikota Kendari dapat dilihat dari perubahan Indeks Harga Konsumen ( IHK ). Rata-rata Indeks umum harga konsumen tahun 2005 sebesar 128,91 dengan tingkat inflasi 21,45 % yang terjadi dibulan oktober sebesar 11,90 %. Keberhasilan Pembangunan yang dicapai oleh suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, antara lain dapat dilihat dari data Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ).seperti, Pendapatan Regional, Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Regional. PDRB kota kendari dalam kurun waktu terakhir menunjukan rata-rata pertumbuhan 8,95%. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi kota kendari masih sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata rata laju pertumbuhan ekonomi Propinsi sulawesi tenggara dalam kurun waktu yang sama tercatat hanya 5,38 %.

B.

Pertumbuhan Ekonomi Regional. Pertumbuhan ekonomi kota kendari yang diukur berdasarkan pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 menunjukan peningkatan yang cukup mengembirakan dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2003 sampai tahun 2006 pertumbuhan ekonomi kota kendari di atas delapan persen, dimana pada tahun 2006 pertumbuhan sebesar 8,16 %.

Pertumbuhan PDRB pada Tahun 2006 terjadi pada semua sektor adapun sektor yang mendukung pertumbuhan tersebut adalah - Sektor Pertanian tumbuh sebesar 1,34 % - Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar . 7,22 % - Sektor Industri Pengolahan sebesar .... 3,51% - Sektor Listrik , Gas dan Air sebesar 8,55 % - Sektor Konstruksi . 8,64 % - Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 3,67 % - Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,53 % - Sektor Keuangan,persewaan & Jasa Perusahaan sebesar 32,26 % - Sektor Jasa jasa sebesar . 6,43 %

ekonomi,

Gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa Kota Kendari dilihat dari masing masing sektor ke Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) maka dapat dipastikan bahwa sektor unggulan Kota Kendari adalah dalam tahap transisi antara Sektor

CALK 2007

Primer ( Pertanian ) ke Sektor Sekunder dan Tersier ( Industri dan Jasa Jasa ). Sebagai gambaran pertumbuhan ekonomi kota Kendari selama 5 (lima) Tahun dapat dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berturut turut sebagai berikut pada tabel 1

TABEL 1 PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL KOTA KENDARI, 2002 2006 (%) NO. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SEKTOR 2 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Kontruksi / Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoram Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Jasa 2002 3 4,77 13,10 0,32 7,26 7,32 2,64 9,54 2003 4 1,85 0,99 6,24 18,97 2,42 8,67 10,76 2004 5 5,40 14,99 6,89 37,07 5,99 8,14 8,64 2005 6 8,99 8,84 5,95 18,40 11,50 7,96 10,14 2006 7 1,34 7,22 3,51 8,55 8,64 3,67 9,53

17,84 4,31

48,91 3.86 8,89

31,76 3,73 9,18

10,68 6,10 8,95

32,26 6,43 8,16

PDRB 5,84 Sumber PDRB Kota Kendari 2002 2006

C.

PDRB Per Kapita Salah satu tolak ukur untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu Daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB Per kapita. Berdasarkan harga berlaku PDRB perkapita penduduk Kota Kendari dari tahun 2002 2006 adalah sebagai berikut : Tahun 2002 sebesar .. Rp. 5.610.930,02 Tahun 2003 sebesar .. Rp. 5.987.078,30 atau terjadi peningkatan sebesar 6,70 % Tahun 2004 sebesar .. Rp. 7.090.226,50 Atau terjadi peningkatan sebesar 18,43 % Tahun 2005 sebesar Rp. 8.753.216,77 atau meningkat sebesar 23,45 % dan tahun 2006 sebesar Rp. 10.151.277,64 atau meningkat sebesar 7,73 %

CALK 2007

Peningkatan pertumbuhan PDRB perkapita Kota Kendari tersebut diatas menunjukan bahwa Tingkat Kemakmuran masyarakat dari tahun ke tahun semakin baik. Sebagai gambaran Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Kendari Tahun 2006 berturut turut sebagai berikut : 2002 -

TABEL 2 PDRB PER KAPITA KOTA KENDARI, 2002 - 2006 ( Rp.) Tahun 1 2002 2003 2004 2005 2006 ADH Berlaku ( Rp.) 2 5.610.930,02 5.987.078,30 7.090.266,50 8.753.216,77 10.151.277,64 ADH Konstan 2000 ( Rp.) 3 4.533.621,59 4.811.918,26 5.242.914,74 5.590.799,19 5.853.744,02

Sumber PDRB Kota Kendari 2002 - 2006

Sebagai Akibat naiknya pertumbuhan ekonomi kota kendari , secara riil sangat berpengaruh terhadap kenaikan PDRB per kapita atas dasar harg konstan 2000 dimana pada tahun 2002 tercatat sebesar 4.533.621,59 rupiah meningkat menjadi 4.811.918,26 rupiah pada tahun 2003 atau terjadi peningkatan sebesar 6,14 persen, tahun 2004 meningkat menjadi 5.242.914,74 rupiah atau terjadi peningkatan sebesar 8,96 persen, kemudian meningkat lagi pada tahun 2005 menjadi 5.590.799,19 rupiah atau terjadi suatu peningkatan sebesar 6,63 persen, dan pada tahun 2006 meningkat lagi sebesar 0,39 persen yaitu 5.853.774,02 rupiah.

2.2.

Kebijakan Keuangan. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 kebijakan keuangan yang ditempuh oleh pemerintah kota kendari bertumpuh pada Kebijakan umum APBD kota kendari TA. 2007 Sesuai dengan struktur APBD, realisasi pendapatan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp. 391.667.713.991,14. Apabila dibandingkan dengan target anggaran pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp. 384.117.053.193,00. maka realisasi melampaui anggaran sebesar Rp. 7.550.660.798,14 atau 1,97 %. Sedangkan realisasi belanja tahun anggaran 2007 sebesar Rp. 385.607.758.431,- atau 88,20 % dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 437.179.316.128,- Dengan demikian jika dibandingakan antara realisasi pendapatan dengan realisasi belanja terdapat Surplus sebesar Rp. 6.059.955.560,14

CALK 2007

10

Sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 posisi dan kondisi keuangan priode berjalan sesuai dengan laporan realisasi anggaran pemerintah kota kendari TA. 2007 adalah sebagai berikut : a. PENDAPATAN : ..Rp. 391.667.713.991,14 1. Pendapatan asli daerah : - Pendapatan Pajak Daerah - Pendapatan Retribusi Daerah - Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah yang di Pisahkan - Lain lain Pendapatan Asli Yang sah Jumlah Rp. 9.288.681.252,00 Rp. 7.976.615.535,00 Rp. 4.748.141.517,00 Rp. 1.341.247.229,00 + Rp. 28.159.253.500,82

2. Pendapatan Transfer : Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan : - Dana Bagi Hasil Pajak Rp. 21.531.834.458,00 - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Rp. 4.690.364.576,00 ( Sumber daya alam ) - Dana Alokasi Umum Rp. 288.371.805.400,00 - Dana Alokasi Khusus Rp. 36.879.000.000,00 3. Transfer Pemerintah Provinsi : - Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp. 12.035.456.056,32 Jumlah Rp. 363.508.460.490,32 b. BELANJA 1. Belanja Operasi - Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Bantuan Sosial Jumlah 2. Belanja Modal - Belanja Tanah - Belanja Peralatan & Mesin - Belanja Gedung & Bangunan - Belanja jalan,irigasi & Jaringan - Belanja Asset tetap lainnya Jumlah 3. Belanja Tidak Terduga - Belanja Tidak Terduga Surplus / ( Defisit ) Rp. Rp. 950.798.895,00 6.059.955.560,14 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 7.134.384.600,00 19.270.303.696,00 26.122.890.308,00 29.402.256.860,00 4.590.855.450,00 86.520.690.914,00 Rp. 212.686.268.294,00 Rp. 66.047.883.817,00 Rp. 166.855.805,00 Rp. 90.000.000,00 Rp. 19.145.260.706,00 Rp. 298.136.268.622,00 : Rp. 385.607.758.431,00

CALK 2007

11

c. PEMBIAYAAN : 1. Penerimaan Daerah : - Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ( Silpa ) 2. Pengeluaran Daerah : - Penyertaan Modal (Investasi ) Pemerintah Daerah - Pembayaran Pokok Utang Jumlah Pengeluaran Daerah Pembiayaan Neto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( Silpa )

Rp.

55.883.305.427,00

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

2.660.961.772,00 160.080.720,36 2.821.042.492,36 (6.059.955.560,14) 59.122.218.494,78

Sedangkan realisasi pendapatan Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp.332.067.610.024,70. Apabila dibandingkan dengan target anggaran pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp. 331.042.890.506,00. maka realisasi melampaui anggaran sebesar Rp. 1.024.719.518,70 atau 0,31 %. Sedangkan realisasi belanja tahun anggaran 2006 sebesar Rp.296.065.392.137,57 atau 84,35 % dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 350.847.780.206,- Dengan demikian jika dibandingakan antara realisasi pendapatan dengan realisasi belanja tahun anggaran 2006 terdapat Surplus sebesar Rp. 36.002.217.887,13 Posisi dan kondisi keuangan pada tahun anggaran 2006 sesuai dengan laporan realisasi anggaran Pemerintah kota Kendari TA. 2006 adalah sebagai berikut : a. PENDAPATAN : ..Rp. 332.067.610.024,70 1. Pendapatan asli daerah : - Pajak Daerah Rp. 7.233.695.530,00 - Retribusi Daerah - Bagian Laba Usaha Daerah - Lain lain Pendapatan Asli Yang sah Jumlah 2. Dana Perimbangan : - Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus - Dana Perimbangan dari propinsi Jumlah - Lain lain Pendapatan yang Sah b. BELANJA

Rp. Rp. Rp.

7.867.912.565,00 0,00 5.023.830.761,70

Rp. 20.125.438.856,70

Rp.

22.392.188.892,00

Rp. 251.375.000.000,00 Rp. 26.030.000.000,00 Rp. 11.744.982.276,00 Rp. 311.542.171.168,00 Rp. 400.000.000,00

: ..Rp. 296.065.392.137,57

CALK 2007

12

1. BELANJA APARATUR DAERAH - Belanja Administrasi Umum - Belanja Operasi dan Pemeliharaan - Belanja Modal Jumlah Rp. 96.874.722.884,57 Rp. 15.416.756.415,00 Rp. 9.430.056.940,00 Rp. 121.721.536.239,57

2. BELANJA PELAYANAN PUBLIK - Belanja Administrasi Umum - Belanja Operasi & Pemeliharaan - Belanja Modal / Pembangunan Jumlah 3. BELANJA BAGI HASIl DAN BANTUAN KEUANGAN 4. BELANJA TIDAK TERSANGKA Surplus / ( Defisit ) c. PEMBIAYAAN : 1. PENERIMAAN DAERAH - Sisa Lebih Perhitungan Rp. 20.373.657.197,00 Anggaran Tahun - Transfer dari Dana Cadangan Rp. 0,00 - Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Rp. 0,00 - Hasil Penjualan Aset Daerah yang dipisahkan Rp. 0,00 Jumlah Penerimaan Daerah Rp. 20.328.414.125,30 Rp. Rp. 81.481.353.502,00 Rp. 33.152.632.808,00 Rp. 53.236.519.888,00 Rp. 167.870.506.198,00 Rp. 6.396.163.000,00

Rp.

75.186.700,00

36.002.217.887,13

2. PENGELUARAN DAERAH - Transfer ke Dana Cadangan - Penyertaan Modal - Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo Rp. Rp. Rp. 0,00 300.000.000,00 147.316.585,43

- Sisa Lebih Perhitungan Rp. 55.833.315.427,00 Anggaran Tahun berjalan Jumlah Pengeluaran Daerah Rp. 56.330.632.012,43 Jumlah Pembiayaan Rp. (36.002.217.887,13)

CALK 2007

13

Jika dibandingkan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2006 dengan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2007 maka : 1. Pendapatan terdapat kenaikan penerimaan pendapatan sebesar Rp.59.600.103.966,71 2. Belanja terdapat kenaikan belanja sebesar sebesar Rp.89.542.366.293,43 3. Surplus / ( Devisit ) terdapat Penurunan surplus / ( Devisit ) sebesar (Rp.29.942.262.326,99) 4. Silpa terdapat kenaikan terhadap sisa lebih perhitungan anggaran sebesar Rp. 3.288.903.067,78.

2.3.

Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD TA 2007 Indikator pencapaian target kinerja APBD kota Kendari sampai dengan akhir tahun anggaran 2007, dapat dilihat dalam Pelaksanaan program program / kegiatan yang telah dianggarkan dalam APBD kota Kendari . Sampai dengan tahun Anggaran berakhir realisasi fisik seluruhnya mencapai 88,20 % dari total realisasi belanja operasi,belanja modal dan belanja tidak terduga,yang dianggarkan untuk membiayai pelaksanaan program / kegiatan sebesar Rp. 437.179.316.128,- dan yang terealisasi sebesar Rp. 385.607.758.431,- . Hal ini berarti terjadi penghematan anggaran belanja sebesar Rp.51.571.557.697,-. Sebagaimana lazimnya dalam suatu program / kegiatan (proyek/pembangunan) pembayaran terhadap pencapaian fisik / bobot selalu lebih besar bobot / fisik 5,00 % dilapangan dari jumlah yang dibayarkan (retensi 5,00 %) sehingga total keseluruhan pencapaian kinerja program/kegiatan tahun anggaran 2007 untuk belanja modal mencapai 94,43 %. dari total anggaran belanja modal sebesar Rp.96.750.857.572,Sedangkan sisa anggaran belanja modal yang tidak terealisasi untuk kegiatan / program (pembangunan) 5,57 % telah diluncurkan pada tahun anggaran 2008. sebagai program lanjutan

CALK 2007

14

B A B . III IHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN TA.2007

3.1.

Ihtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan TA.2007 Sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 ihtisar pencapaian target kinerja keuangan pemerintah kota kendari sesuai dengan Laporan realisasi Anggaran tahun berjalan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Realisasi Pendapatan Daerah Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kendari Tahun Angaran 2007, Realisasi Pendapatan seluruhnya berjumlah Rp. 391.667.713.991,14 atau 101,97 %, dari target Anggaran Pendapatan yang direncanakan dalam Anggaran Tahun 2007 sebesar Rp. 384.117.053.193,00.Hal ini berarti melebihi target Penerimaan sebesar Rp. 7.550.660.798,14 atau 1,97 %. Adapun gambaran Komposisi realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut :

TABEL 3 KOMPOSISI REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Nomor Urut 1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 Jenis Pendapatan 2 Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Pendapatan hasil kekayaan daerah yg di pisahkan Lain-lain PAD yang sah Target Pendapatan 3 8.247.041.750,00 9.191.526.000,00 304.022.149,00 Realisasi Pendapatan 4 9.288.681.252,00 7.976.615.535,00 1.341.247.229,00 (1.214.910.465,0 0) 1.037.225.080,0 0 Lebih/ (Kurang) 5=(43) 1.041.639.502,0 0

% 6 112,63 86,78 441,17

1.1.4

5.535.201.469,00

9.552.709.484,82

172,58

4.017.508.015,8 2 Jumlah PAD 23.277.791.368,0 0 28.159.253.500,8 2 4.881.462.132,8 2 120,97

CALK 2007

15

TABEL 4 KOMPOSISI REALISASI PENDAPATAN TRANSFER PEMERINTAH PUSAT ( DANA PERIMBANGAN ) DAN PEMERINTAH PROPINSI TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Nomor Urut 1 1.2.1.1 Jenis Pendapatan Transfer 2 Dana bagi hasil pajak Dana bagi bukan hasil pajak ( SDA ) Dana umum 1.2.1.4 Dana khusus 1.2.3.1 Pendapatan bagi hasil pajak ( transfer pemerintah propinsi ) Jumlah 360.839.261.825,00 alokasi 11.935.752.974,00 12.035.456.056,32 99.703.082,32 alokasi 36.879.000.000,00 36.879.000.000,00 0,00 100,84 Target Pendapatan 3 24.092.908.841,00 Realisasi Pendapatan 4 21.531.834.458,00 Lebih/ (Kurang) 5=(43) (2.561.074.393,0 0) %

6 89,37

1.2.1.2

1.681.600.000,00

4.690.364.576,00 3.008.764.576,00 )

278,92

1.2.1.3

286.250.000.000,00

288.371.805.400,0 0

100,74

2.121.805.400,00

100,00

363.508.460.490,3 2

2.669.198.665,32

100,74

2.

Realisasi Belanja Daerah : Realisasi belanja Daerah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 sampai dengan Tahun Anggaran berakhir seluruhnya berjumlah Rp. 385.607.758.431,00 atau 88,20 % dari total anggaran belanja yang di alokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar Rp. 437.179.316.128,Untuk lebih jelas mengenai gambaran realisasi belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 adalah sebagai berikut : a. Belanja Operasi Realisasi belanja operasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya Rp. 298.136.268.622. dari total belanja yang terealisasi Rp. 385.607.758.431. atau 77,32 %. Belanja operasi tersebut terdiri dari :

CALK 2007

16

TABEL 5 REALISASI BELANJA OPERASI TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Nomor Urut 1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.6 Jenis belanja operasi 2 Belanja pegawai Belanja barang Belanja bunga Belanja subsidi Belanja bantuan sosial Target Belanja 3 245.521.716.762,00 72.286.214.789,00 166.855.805,00 1.090.000.000,00 19.963.671.200,00 66.047.883.817,0 0 166.855.805,00 90.000.000,00 19.145.260.706,0 0 Realisasi Belanja 4 212.686.268.294, 00 Lebih/ (Kurang) 5=(43) (32.835.448.468,00) (6.238.330.972,00) 0,00 (1.000.000.000,00) ( 818.410.494,00)

% 6 86,63 91,37 100,00 8,26 95,90

Jumlah

399.028.458.556,00

298.136.268.622, 00

(40.892.189.943,00

87,94

CALK 2007

17

b. Belanja Modal. Realisasi belanja modal sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya berjumlah Rp. 86.520.690.914,atau 22,44 % dari total belanja yang terealisasi Rp. 385.607.758.431,Belanja Modal tersebut terdiri dari : TABEL 6 REALISASI BELANJA MODAL TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Nomor Urut 1 2.2.1 2.2.2 Jenis belanja Modal 2 Belanja tanah Belanja peralatan dan mesin Belanja gedung dan bangunan Belanja jalan, irigasi dan jaringan Belanja asset tetap lainnya 2.2.6 Belanja asset lainnya Jumlah 96.750.857.572,00 86.520.690.914,00 0,00 0,00 0,00 (10.230.166.658,00 89,43 Target Belanja 3 7.386.773.200,00 21.330.677.911,00 Realisasi Belanja 4 7.134.384.600,00 19.270.303.696,00 Lebih/ (Kurang) 5=(43) ( 252.388.600,00) (2.060.374.215,00) %

6 96,58 90,34

2.2.3

29.506.832.299,00

26.122.890.308,00

(3.383.941.991,00)

88,53

2.2.4

33.161.846.662,00

29.402.256.860,00

( 3.759.589.802,00)

88,66

2.2.5

5.364.727.500,00

4.590.855.450,00 ( 773.872.050,00)

85,57

0,00

c.Belanja tidak terduga. Realisasi Belanja tidak terduga sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya berjumlah Rp. 950.798.895,atau 0,25 % dari total belanja yang terealisasi Rp. 385.607.758.431,-

CALK 2007

18

3.Pembiayaan : Realisasi Pembiayaan sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 adalah sebagai berikut : a. Penerimaan daerah Penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) Rp.55.883.305.427,- atau 100,00 % dari jumlah anggaran penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 55.883.305.427,Pengeluaran daerah jumlah pembiayaan berupa pengeluaran daerah Rp. 2.821.042.492,36 atau 100,00 % dari jumlah anggaran pengeluaran daerah sebesar Rp.2.821.042.492,Untuk lebih jelasnya gambaran realisasi terhadap elemen elemen pembiayaan, terhadap total pembiayaan adalah sebagai berikut :

b.

1. Penerimaan Daerah - Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan anggaran tahun 2006 Rp.55.883.305.427,00. 2. Pengeluaran Daerah : - Penyertaan Modal - Pembayaran Utang Pokok Jumlah Pengeluaran daerah

Rp. 2.660.961.772,00. Rp. 160.080.720,36. Rp. 2.821.042.492,36.

CALK 2007

19

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1.

Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari, mengacu pada Peraturan Daerah No. 3 tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Daerah Kota Kendari No.12 tahun 2007 tentang pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Adapun organisasi yang ditetapkan sebagai Entitas akuntansi dan entitas Pelaporan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut : a. Entitas Akuntansi. Kepala SKPD sebagai Entitas Akuntansi menyusun Laporan Keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Entitas Akuntansi lingkup pemerintah kota kendari tersebut terdiri dari : (1 ). Entitas Akuntansi Urusan Wajib 01.Pendidikan. 01.Dinas Pendidikan Kota Kendari; 03.Cabang Diknas Kecamatan Kendari; 04.Cabang Diknas Kecamatan Mandonga; 05.Cabang Diknas Kecamatan Poasia; 06.Cabang Diknas Kecamatan Baruga; 07.Cabang Diknas Kecamatan Kendari Barat; 09.TK. Negeri 1 Kendari; 10.TK. Negeri 2 Kendari; 11.SLTP Negeri 1 Kendari; 12.SLTP Negeri 2 Kendari; 13.SLTP Negeri 3 Kendari; 14.SLTP Negeri 4 Kendari; 15.SLTP Negeri 5 Kendari; 16.SLTP Negeri 6 Kendari; 17.SLTP Negeri 7 Kendari; 18.SLTP Negeri 8 Kendari; 19.SLTP Negeri 9 Kendari; 20.SLTP Negeri 10 Kendari; 21.SLTP Negeri 11 Kendari; 22.SLTP Negeri 12 Kendari; 23.SLTP Negeri 13 Kendari; 24.SLTP Negeri 14 Kendari;

CALK 2007

20

25.SLTP Negeri 15 26.SLTP Negeri 16 27.SLTP Negeri 17 28.SMU Negeri 1 29.SMU Negeri 2 30.SMU Negeri 3 31.SMU Negeri 4 32.SMU Negeri 5 33.SMU Negeri 6 34.SMU Negeri 7 35.SMU Negeri 8 36.SMU Negeri 9 37.SMK Negeri 1 38.SMK Negeri 2 39.SMK Negeri 3 40.SMK Negeri 4

Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari; Kendari;

02.Kesehatan . 01.Dinas Kesehatan Kota Kendari; 02.RSU Abunawas ; 06.Puskesmas Mandonga ; 07.Puskesmas Perumnas ; 08.Puskesmas Kemaraya ; 09.Puskesmas Benu benua ; 10.Puskesmas Mata ; 11.Puskesmas Lepo lepo ; 12.Puskesmas Abeli ; 13.Puskesmas Poasia ; 14.Puskesmas Mokoau ; 15.Puskesmas Abeli ; 16.Puskesmas Mekar ; 03.Pekerjaan Umum. 01.Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari; 04.Perumahan 01.Kantor Pemadam Kebakaran ; 05.Penataan Ruang. 01.Dinas Tata Kota dan Bangunan ; 06.Perencanaan Pembangunan. 01.Bappeda Kota Kendari ; 07.Perhubungan. 01.Dinas Perhubungan Kota Kendari ; 08.Lingkungan Hidup. 01.Dinas Pengendalian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ; 04.Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman ; 10.Kependudukan dan Catatan Sipil.

CALK 2007

21

01.Badan Keluarga Sejahtra Kependudukan dan Capil ; 14.Tenaga Kerja 01.Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial ; 16.Penanaman Modal. 01.Dinas Penanaman Modal ; 19.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 01.Badan Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik ; 03.Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ; 20.Pemerintahan Umum. 01.DPRD Kota Kendari ; 02.Walikota dan Wakil Walikota Kendari ; 03.Sekretariat Kota Kendari ; 04.Sekretariat DPRD Kota Kendari ; 05.BPKAD Kota Kendari ; 06.Badan Pengawasasan Daerah Kota Kendari ; 09.Kecamatan Kendari ; 10.Kecamatan Mandonga ; 11.Kantor Pelayanan Perizinan ; 12.Kecamatan Poasia ; 13.Kecamatan Baruga ; 14.Kecamatan Kendari Barat ; 15.Kecamatan Abeli ; 16.Kecamatan Kadia ; 17.Kecamatan Wua - Wua ; 18.Kecamatan Kambu ; 19.Kecamatan Puwatu ; 20.Kelurahan Gunung Jati ; 21.Kelurahan Kampung Salo; 22.Kelurahan Kasilampe ; 23.Kelurahan Kendari Caddi ; 24.Kelurahan Matta ; 25.Kelurahan Purirano; 26.Kelurahan Kandai ; 27.Kelurahan Jati Mekar ; 28.Kelurahan Tobuuha ; 29.Kelurahan Mandonga ; 30.Kelurahan Puwatu ; 31.Kelurahan Labibia ; 32.Kelurahan Alolama ; 33.Kelurahan Korumba ; 34.Kelurahan Punggolaka ; 35.Kelurahan Watulondo ; 36.Kelurahan Wawombalata ; 37.Kelurahan Angilowu ; 38.Kelurahan Mata bubu ; 39.Kelurahan Andonohu ; 40.Kelurahan Rahandouna ;

CALK 2007

22

41.Kelurahan Anggoeya ; 42.Kelurahan Mokoau ; 43.Kelurahan Kambu ; 44.Kelurahan Padaleu ; 45.Kelurahan Wua - wua ; 46.Kelurahan Lepo lepo ; 47.Kelurahan Kadia ; 48.Kelurahan Bende ; 49.Kelurahan Baruga ; 50.Kelurahan Bonggoeya ; 51.Kelurahan Watubangga ; 52.Kelurahan Kemaraya ; 53.Kelurahan Watu Watu ; 54.Kelurahan Tipulu ; 55.Kelurahan Sanua ; 56.Kelurahan Sodohoa ; 57.Kelurahan Benu benua ; 58.Kelurahan Punggaloba ; 59.Kelurahan Dapu Dapura ; 60.Kelurahan Abeli ; 61.Kelurahan Lapulu ; 62.Kelurahan Talia ; 63.Kelurahan Tobimeita ; 64.Kelurahan Nambo ; 65.Kelurahan Bungkutoko ; 66.Kelurahan Sambuli ; 67.Kelurahan Poasia ; 68.Kelurahan Benua Nirae ; 69.Kelurahan Puday ; 70.Kelurahan AnggaloMelai ; 71.Kelurahan Peotooha ; 72.Kelurahan Tondonggeu ; 73.Kelurahan Wowa wanggu ; 74.Kelurahan Ana Iwoi ; 75.Kelurahan Mata Iwoi ; 76.Kelurahan Anawai ; 77.Kelurahan Pondambea ; 78.Kelurahan Wundu Dopi ; 79.Kelurahan Lalolara ; 80.Kelurahan Lalodati ; 81.Kelurahan Lahundape ; 82.Kelurahan Abeli Dalam ; 21.Kepegawaian 02.Badan Kepegawaian Daerah Kota Kendari ; 22.Pemberdayaan Masyarakat Desa ; 01.Badan Pemberdayaan Masyarakat ;

CALK 2007

23

(2 ). Entitas Akuntansi Urusan Pilihan. 01.Pertanian. 01.Dinas Pertaniaan, Tanaman Pangan dan Holtikultura; 04.Pariwisata. 01.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ; 05.Kelautan. 01.Dinas Kelautan dan Perikanan ; 07.Perindustrian. 01.DinasPerindustrian, Perdagangan, Koperasi dan PKM. b.Entitas Pelaporan Keuangan Daerah. Entitas pelaporan keuangan daerah pemerintah kota kendari, adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan asset daerah ( BPKAD ) kota kendari, selaku pengelola keuangan daerah ( PKD ) yang mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah.

4.2.

Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan. a) Basis akuntansi yang digunakan adalah basis Kas ( Chas Basic ) untuk pengakuan Pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. Sedangkan untuk pengakuan Asset, kewajiban dan ekuitas dana adalah basis akrual ( Acrual Basic ). b) Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah kota Kendari tahun 2007 adalah per 1 januari 2007 sampai dengan 31 desember 2007. c) Asset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah kota kendari, sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa depan.

CALK 2007

24

BAB.V PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 dalam pelaksanaannya mengacu pada Peraturan menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing Pos pos pelaporan Keuangan Kota Kendari TA.2007 5.1.1.Pendapatan Pendapatan Daerah pemerintah kota dalam tahun anggaran 2007 ditargetkan sebesar Rp. 384.117.053.193,00. Realisasi sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 seluruhnya berjumlah Rp. 391.667.713.991,14 atau 101,97 %.

Realisasi pendapatan tersebut terdiri atas : - Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Rp. 28.159.253.500,82

- Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Rp. 351.473.004.434,00 - Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Jumlah Rp. 12.035.456.056,32 Rp.391.667.713.991,14

Rincian pos pos Pendapatan Tahun Anggaran 2007 tersebut diatas terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun anggaran 2007 sebesar Rp.

28.159.253.500,82 atau 120,97 % dari target anggaran pendapatan asli daerah sebesar Rp. 23.277.791.368,00 komponen PAD tersebut diatas terdiri dari : a. Pajak Daerah Pajak Daerah direncanakan Rp. 8.247.041.750,00 dan realisasi Penerimaan sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya sebesar Rp. 9.288.681.252,00 atau 112.63 % yang berarti komponen Penerimaan Pajak Daerah melampui target

sebesar Rp. 1.041.639.502 atau 12,63 %. Adapun komponen Pendapatan Pajak Daerah dapat dilihat pada tabel 7

CALK 2007

25

TABEL 7 TARGET DAN REALISASI PAJAK DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.)

KODE REKENING 1 4 4 4 4 4 11 01 11 02 11 03 11 04 11 05

JENIS PAJAK DAERAH 2 Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Listrik PLN Pajak Pengambilan & Pengolahan Bahan Galian Gol. C. Pajak Parkir Pajak Air Bawah Tanah

TARGET (Rp.) 3 515.000.000,1.250.000.000,181.722.000,890.439.750,5.000.000.000,372.500.000,-

REALISASI (Rp) 4 640.062.367,1.668.744.525,170.322.900,797.189.670,5.617.260.790,355.461.000,-

LEBIH/ KURANG 5=(4-3) 125.062.367 418.744.525,(11.339.100) (93.250.080) 617.260.790 (17.039.000

6 124.28 133,50 93.76 89,52 112,35 95,43

4 11 06

4 11 07 4 11 08

37.380.000,00,-

39.580.000,00,-

2.200.000 00,-

105,89 0 ,00

Jumlah

8.247.041.750,-

9.288.681.250,-

1.041.639.502, -

112,63

b.

Retribusi Daerah Retribusi daerah direncanakan Rp. 9.191.526.000,00 dan realisasi Penerimaan

sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya sebesar Rp. 7.976.615.535,00 atau 86,78 % yang berarti komponen Penerimaan retribusi Daerah tidak mencapai target sebesar Rp. 1.214.910.465,00 atau (13,22 %.) Adapun komponen Pendapatan Retribusi Daerah dapat dilihat pada tabel 8

CALK 2007

26

TABEL 8 TARGET DAN REALISASI RETRIBUSI DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.)

NOMOR REKENING 1 4 1 2 01 01

JENIS RETRIBUSI DAERAH 2 Ret. Pelayanan Kesehatan Ret. Pelayanan Persampahan/ Kebersihan Ret. Penggantian Biaya KTP & akta catatatan sipil Ret. Pelayanan pengab.mayat &

TARGET ( Rp. ) 3 952.129.500,-

REALISASI ( Rp. ) 4 1.325.089.171,-

LEBIH/ KURANG 5 = (4 3) 372.959.671

% 6 139,17

4 1 2 01 02

545.500.000,-

488.116.450,-

(57.383.550)

89,48

4 1 2 01 03

620.465.000,-

471.790.000,-

(148.675.000)

76,04

4 1 2 01 04

76.160.000,-

88.220.250,-

12.120.250,-

115,84

4 1 2 01 05

Ret. Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Ret. Pelayanan Pasar Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Penggantian by.cetak Peta

660.000.000,-

365.307.775,-

(294.692.225)

55,35

4 1 2 01 06 4 1 2 01 07

238.100.000,175.108.000,-

246.148.300,179.664.000,-

8.048.300 4.556.000

103,38 102,60

4 1 2 01 08

135.000.000,-

130.149.000,-

(4.851.000)

96,41

4 1 2 01 09

72.500.000,-

108.129.000,-

35.629.000

149,14

4 1 2 01 10 4 1 2 02 01

Cadangan Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah

0,915.490.000,-

0,539.764.850

0 (375.725.150)

0,00 58,96

4 1 2 02 02

Ret.Jasa

Pasar

285.750.000,-

291.831.389,-

6.081.389

102,13

CALK 2007

27

Grosir Pertokoan 4 1 2 02 03 4 1 2 02 04 4 1 2 02 05 Ret. Pelelangan Ret. Terminal Ret. Tempat parkir

atau 82.500.000,Tempat 547.500.000,62.620.000,Khusus 0,0,0 0,00 370.098.000,61.526.828,(177.402.000) (1.093.172 ) 67,60 98,25 82.500.000,0 100.00

4 1 2 02 06

4 1 2 02 07

Ret.tempat penginapan/pesanggra ha/ villa

75.000.000,-

72.400.000,-

(2.600.000)

96,53

4 1 2 02 08

Ret. Kakus

Penyedotan

210.000.000,-

189.215.000,-

(20.785.000)

90,10

4 1 2 02 09 4 1 2 02 10

Ret. Rumah Potong Hewan

14.410.000,35.000.000,-

11.528.000,54.039.500,-

( 2.882.000) 19.039.500

80.00 154,40

Ret. Kepelabuhan 4 1 2 02 11 Retribusi tempat rekreasi dan olah raga 4 1 2 03 01 Cadangan 4 1 2 03 02 Ret. Izin mendirikan bangunan 4 1 2 03 03 4 1 2 03 04 4 1 2 03 05 Ret. Tempat Penjualan Minuman beralkohol Ret.Izin Gangguan / keramaian (HO) Ret. Izin Trayek Retribusi Izin usaha Perikanan 50.000.000,4 1 2 03 08 4 1 2 03 09 Ret. Izin peruntukan Ret. Izin Perindustrian Ret. Izin Perdagangan 7.000.000,111.500.000,172.827.000,4.650.000,61.327.000 (350.000) 93,00 155,00 1.027.500.000, 395.000.000,32.232.300,70.020.000,30.350.000,58.918.573,3.437.500,8.918.573 (3.562.500) 117,84 49,11 1.882.300 106,20 762.520.000,313.090.349,78.142.500,(264.980.000) (81.909.651) 8.122.500 74,21 79,26 111,60 1.425.500.000, 1.153.490.700,(272.009.300) 80,92 0,0,0 0,00

4 1 2 03 06 4 1 2 03 07

CALK 2007

28

4 1 2 03 10 Ret. Akte Pendirian Koperasi . Ret. Izin Pelayanan Tenaga Kerja Ret izin .Peng. Biaya Cetak Leges 4 1 2 03 13 Ret.Izin Kelayakan Lingkungan 4 1 2 03 14 Ret.izin biaya cetak rekomendasi 4 1 2 03 15 Ret. Izin Usaha Kepariwisataan 4 1 2 03 16 Retribusi kontruksi 4 1 2 03 17 4 1 2 03 18 Ret.Penambangan daerah ( SIPD) Retribusi Izin Praktek 4 1 2 03 19 10.000.000,Ret. Izin usaha pemungutan sumbangan dan undian Ret.izin usaha wartel, 13.000.000,warnet & kios pon Ret.izin penyambungan kabel Cadangan .000,9.191.526.000, 41.500.000,usaha 70.000.000,36.600.000,.000,11.050.000,5.000.000,-

49.395.000,-

(8.605.000) 86,16

4 1 2 02 11

87.527.500,58.000.000,12.250.000,90.433.500,.000,-

(2.905.800) 96,79 12.000.000 110,86 .000 0,00

4 1 2 03 12

44.048.000,-

7.448.000 120,35

82.060.000,-

12.060.000 117,23

26.900.000,-

(14.600.000) 64,82

12.960.000,4.872.600,9.815.000,.000,-

3.145.000 132,04 (5.127.400) 48,73 .000 0,00

4 1 2 03 20

1.785.000,-

(1.215.000) 59,50

4 1 2 03 21 TV 3.000.000,-

.000,-

.000 0,00

Jumlah retribusi daerah

7.976.615.535,-

(1.214.910.465 )

86,78

CALK 2007

29

c.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan target anggaran sebesar Rp. 304.022.149,00 dan realisasi Penerimaan sampai dengan akhir Tahun Anggaran seluruhnya sebesar Rp. 1.341.247.229,00 atau 441,17 % yang berarti komponen Penerimaan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan melampaui target penerimaan sebesar Rp. 1.037.225.080,00 atau 341,17 % Adapun komponen Penerimaan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat dilihat pada tabel 9

TABEL 9 TARGET DAN REALISASI HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Kode Rekening 1 4 1 3 01 Jenis HPKD Yang dipisahkan 2 Bagian laba atas Penyertaan modal Pd.perusaahan milik daerah PDAM Target ( Rp. ) 3 Realisasi ( Rp. ) 4 Lebih (Kurang) ( Rp. ) 5=4-3 Persen % 6

4 1 3 01 01 4 1 3 01 02

UP

.000,1.341.247.229,-

.000,1.037.225.080,-

0,00. 441,17.

Bank pembangunan s 304.022.149, Daerah PD.Pasar UP Cadangan UP

4 1 3 01 03 4 1 3 01 04

.000,.000,-

.000,.000,-

0,00. 0,00.

Jumlah

304.022.149, -

1.341.247.229,-

1.037.225.080,-

441,17.

CALK 2007

30

d.

Lainlain pendapatan asli daerah yang sah

Lain Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah seluruhnya direncanakan sebesar Rp. 5.535.201.469,- realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran Rp. 9.552.709.484,82,atau 172,58 % yang berarti melebihi target sebesar Rp. 4.017.508.015,82 atau 72,58 % Adapun komponen Penerimaan lain lain pendapatan asli daerah yang sah dapat dilihat pada tabel 10

TABEL10 TARGET DAN REALISASI LAIN LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.)

Kode Rekening 1 4 1 4 01

Jenis LainLain PAD yang Sah 2 Hasil penj.aset daerah yg tdk. Penerimaan Jasa Giro Pendapatan bunga deposito Tuntutan ganti rugi keuangan daerah Pendapatan denda atas keter lambatan pelaksanaan proyek Pendapatan denda ata pajak Pendapatan denda ata retribusi Pendapatan dari pengembalian PPh psl. 21

Target ( Rp. ) 3 UP

Realisasi ( Rp. ) 4 0,00

Lebih (Kurang) ( Rp. ) 5=4-3 0,00

Persen % 6 0,00

4 1 4 02

1.000.000.000

1.510.841.184, 76

510.841.184,76

151,08

4 1 4 03

2.000.000.000 2.026.075.335, 00 50.000.000 467.286.049,00 9.402.152,18.744.374,00 7.770.000,8.289.175,00

26.753.335,00

101,30

4 1 4 04

417.286.049,00

934,57

4 1 4 06

9.342.222,00

199.36

4 1 4 07

519.175,00

106,68

4 1 4 08

16.151.522,21.876.775,00

5.724.653,00

135,45

4 1 4 10

UP 1.641.339.597, 00

1.641.339.597,00

100,00

4 1 4 13

Pendapatan dari ang

102.500.000,-

( 89.000.000,00)

13,17

CALK 2007

31

4 1 4 14

cicilan Penjualan sumbangan pihak ke tiga Lain-Lain Penerimaan Yang Sah Pendapatan tunggakan pajak

567.500.000,13.500.000,00 1.728.320.000,529.944.350,00

( 37.555.650,00)

93,38

4 1 4 15

1.580.537.644,00

191,45

4 1 4 16

4.812.171,-

3.308.857.644, 00

( 562.171,00)

88,32

4 1 4 17

Pendapatan tunggakan retribusi

8.815.624,( 8.815.624,00) 4.250.000,00 0,00

0,00 Jumlah lain lain PAD yang sah e. Dana Perimbangan Dana Perimbangan seluruhnya direncanakan sebesar Rp. 348.903.508.851,realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran sebesar Rp.351.473.004. atau 100,74 % yang berarti melebihi target sebesar Rp. 2.569.495.583,00,- atau 0,74 %. Adapun komponen Penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dapat dilihat pada tabel 11 5.535.201.368,9.552.709.484, 82 4.017.508.015,82 172,58

CALK 2007

32

TABEL 11 TARGET DAN REALISASI DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.) Kode Rekening 1 4 2 1 01 Jenis Dana Perimbangan 2 BAGI HASIL PAJAK Bagi Hasil dari PBB Bagi hsl dari bea perolehan hak atas tanah & bangunan Bagi hsl dari pjk penghasilan (PPh) psl 25 & psl 29 wajib pjk org.pribadi dalam negeri & PPh psl 21 Cadangan UP 4 2 1 02 BAGI HASIL BKN PAJAK / SUMBER DY ALAM Iuran hak pengusahaan hutan Provisi sumber daya hutan Dana reboisasi UP 4 2 1 02 04 Iuran tetap ( Land rent ) Iuran eksplorasi dan eksplotasi (royalty) UP 3.770.362.292,930.000.000,2.840.362.292,405,42 0,00 UP Target ( Rp. ) 3 Realisasi ( Rp. ) 4 Lebih/Kurang ( Rp. ) 5=43 % (Rp.) 6

4 2 1 01 01

15.585.467.851,-

14.593.043.167,-

(992.424.684)

93,63

4 2 1 01 02

4.205.512.000,-

4.481.019.369,-

275.507.369

106,55

4 2 1 01 03

2.457.771.922,4.071.929.000,-

(1.614.157.078)

60,36

4 2 1 01 04

0,00

4 2 1 02 01

0,00

4 2 1 02 02

556.558.588,251.600.000,-

304.958.588,-

221,21

4 2 1 02 03

0,00

4 2 1 02 05

CALK 2007

33

4 2 1 02 06 Pungutan pengusahaan perikanan 4 2 1 02 07 Pungutan Perikanan 4 2 1 02 08 Cadangan 4 2 2 01 4 2 2 01 01 UP 500.000.000,UP

0,00

363.443.696,-

( 136.556.304)

72,69

0,00

DAU Dana alokasi umum DANA ALOKASI KHUSUS

2.121.805.400,286.250.000.000, 288.371.805.400, -

100,74

4 2 3 01

4 2 3 01 01 4 2 3 01 02 4 2 3 01 03 4 2 3 01 04 4 2 3 01 05 4 2 3 01 06 4 2 3 01 07 4 2 3 01 08 DAK Infra Struktur DAK Perikanan DAK Irigasi 2.250.000.000,DAK Bersih DAK Pertanian DAK Lingkungan Hidup Cadangan Air 3.164.000.000,975.000.000,3.164.000.000,975.000.000,.000,7.957.000.000,DAK Kesehatan DAK Pendidikan 6.895.000.000,11.630.000.000,6.895.000.000,11.630.000.000,11.582.000.000,-

3.625.000.000,(1.735.000.000) 2.633.000.000,1.735.000.000,2.633.000.000,(2.250.000.000) 000,-

100,00 100,00 145,56 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00

4 2 3 01 09

0,00

UP

Jumlah dana perimbangan

348.903.508.851, -

351.473.004.434, 00,-

2.569.495.583,00

100,74

CALK 2007

34

f.

Lain lain pendapatan daerah yang sah Lain lain pendapatan daerah yang sah target anggaran pendapatan tahun 2007 sebesar Rp.11.935.752.974,- realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran sebesar Rp. 12.035.456.056,32 atau 100,84 % yang berarti melebihi target sebesar Rp. 99.703.082,32,- atau 0,84 %. Adapun komponen Penerimaan lain lain pendapatan daerah yang sah dapat dilihat pada tabel 12 TABEL 12 TARGET DAN REALISASI LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TAHUN ANGGARAN 2007 ( Rp.)

Kode Rekening 1 4 3 3

Jenis Lain - lain PAD yg sah 2 DANA BAGI HSL. PAJAK DARI PEM.PROV Pajak kendaraan bermotor Pajak kendaraan dalam Air Bea balik nama kendaraan bermotor Bea balik nama kendaraan di atas Air Pajak bahan bakar kendaraan bermotor Pajak pengambilan dan pemampatan air bawah tanah Pajak pengambilan dan pemampatan air permukaan Cadangan

Target ( Rp. ) 3

Realisasi ( Rp. ) 4

Lebih (Kurang) ( Rp. ) 5=4-3

Persen % 6

4 3 3 01 01

3.047.752.974,-

1.809.053.181,51

(2.238.699.792,49) -

59,37

4 3 3 01 02

UP

0,00

4 3 3 01 03

4.950.000.000,-

3.251.682.798,09

(1.698.317.201,91)

65,70

4 3 3 01 04

UP

0,00

4 3 3 01 05

3.850.000.000,-

6.916.176.941,11

3.066.176.941,11

179,64

4 3 3 01 06

UP

0,00

4 3 3 01 07

88.000.000,-

58.543.135,61

(66.456.864,39)

66,53

4 3 3 01 08

UP

0,00

Jumlah

11.935.752.974

12.035.456.056,32,-

99.703.082,32

100,74

CALK 2007

35

5.1.2.

Belanja. Realisasi Belanja Daerah pemerintah kota Kendari sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 sebesar Rp.385.607.758.431,- atau 88,20 % dari total anggaran belanja yang ditargetkan sebesar Rp. 437.179.316.128. Belanja daerah tersebut meliputi : - Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Modal - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Bantuan Sosial - Belanja Tidak Terduga Jumlah a. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Rp. 212.686.268.294. atau 86,63 % dari anggaran sebesar Rp. 245.521.716.762.yang terdiri dari : - Belanja Pegawai Rp. 186.723.857.842,00 (belanja tidak langsung ) Belanja Pegawai (belanja tidak langsung ) Jumlah b. Belanja Barang. Realisasi Belanja Barang Rp. 66.047.883.817. atau 91,37 % dari anggaran sebesar Rp.72.286.214.789. Rp. 25.962.410.452,00 Rp. 212.686.268.294,00 Rp. 212.686.268.294,00 Rp. 66.047.883.817,00 Rp. 86.520.690.914,00 Rp. 166.855.805,00 Rp. 90.000.000,00 Rp. 19.145.260.706,00 Rp. 950.798.895,00 Rp. 385.607.758.431,00

c. Belanja Modal. Realisasi Belanja Modal Rp. 86.520.690.914. atau 89,43 % dari anggaran sebesar Rp. 96.750.857.572. yang terdiri dari : - Belanja Tanah Rp. 7.134.384.600,00 - Belanja Peralatan dan Mesin Rp. 19.270.303.696,00 - Belanja Gedung dan Bangunan Rp. 26.122.890.308,00 - Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan Rp. 29.402.256.860,00 - Belanja Asset Tetap Lainnya Rp. 4.590.855.450,00 - Belanja Asset Lainnya Rp. 0,00 Jumlah Rp. 86.520.690.914,00 d. Belanja Bunga. Realisasi Belanja Bunga Rp. 166.855.805. atau 100,00 % dari anggaran sebesar Rp. 166.855.805. e. Belanja Subsidi. Realisasi Belanja Subsidi Rp. 90.000.000. atau 8,26 % dari anggaran sebesar Rp. 1.090.000.000.

CALK 2007

36

f.

Belanja Bantuan Sosial. Realisasi Belanja Bantuan Sosial Rp. 19.145.260.706. atau 95,90 % dari anggaran sebesar Rp. 19.963.671.200.

g. Belanja Tidak Terduga. Realisasi Belanja Tidak Terduga Rp. 950.798.895. atau 67,91 % dari anggaran sebesar Rp. 1.400.000.000. 5.1.3. Pembiayaan. Pembiayaan adalah transaksi keuangan Daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih besar dari anggaran belanja, sedangkan defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih kecil dari anggaran belanja. Apabila terjadi surplus anggaran dapat dimanfaatkan melalui pengeluaran anggaran pembiayaan untuk transfer kedana Cadangan, pembayaran cicilan utang,penyertaan Modal ( Investasi ) dan atau menjadi sisa perhitungan anggaran tahun berkenan. Sedangkan apabila terjadi Defisit anggaran maka akan ditutup / dibiayai dari sisa lebih anggaran tahun lalu, pinjaman daerah dan atau transfer / penarikan dana cadangan daerah yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan. Jumlah Pembiayaan yang dianggarkan pemerintah kota kendari untuk tahun anggaran 2007 Rp.55.883.305.427, sesuai dengan jumlah defisit anggaran pada tahun 2007. Realisasi pembiyaan sebesar Rp. 55.883.305.427. atau 100 % . Pembiayan tersebut meliputi :

a. Penerimaan daerah Realisasi Penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) Rp.55.883.305.427,atau 100,00 % dari jumlah anggaran penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 55.883.305.427,b. Pengeluaran daerah Realisasi jumlah pembiayaan berupa pengeluaran daerah Rp. 2.821.042.492,36 atau 100,00 % dari jumlah anggaran pengeluaran daerah sebesar Rp.2.821.042.492,Pengeluaran daerah tersebut meliputi : - Penyertaan Modal - Pembayaran Utang Pokok Jumlah Pengeluaran daerah 5.1.4. Aset. A. Aset Lancar. 1.Kas di kas daerah dan kas dibendahara. a. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Rp. 2.660.961.772,00. Rp. 160.080.720,36. Rp. 2.821.042.492,36.

CALK 2007

37

Kas di kas Daerah merupakan saldo kas pemerintah kota kendari yang berada di rekening kas daerah pada Bank bank yang ditunjuk oleh Pemerintah kota Kas di kas di Bendahara adalah kas dalam pengelolaan Bendahara yang masih harus dipertanggung jawabkan kepada Bendaharawan umum Daerah.

b. Kas di nyatakan dalam nilai rupiah, apabila terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indinesia pada tanggal transaksi. c. Pada akhir tahun kas dalam valuta asing dikonversi kedalam rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

B. Investasi Jangka Panjangan. 1. Investasi jangka panjang adalah investasi permanen dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari 1 ( satu ) priode akuntansi. Investasi jangka panjang terdiri dari : a. Penyertaan modal/ekuitas dalam badan usaha milik Negara / daerah ( BUMN/BUMD ), lembaga keuangan Negara, badan hukum milik Negara dan badan usaha lainnya bukan milik Negara didalam negeri. b. Pemberian pinjaman kepada BUMN/BUMD, lembaga keuangan Negara, pemerintah daerah otonom lainnya, dan pihak lainnya di dalam negeri. c. Penanaman modal dalam pembangunan yang dapat dipertukarkan atau dialihkan kepada fihak ketiga adalah akumulasi dana yang dikeluarkan untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud mengalihkan sepenuhnya atau sebagian kepemilikan kegiatan tersebut kepada fihak ketiga setelah kegiatan mencapai penyelesaian tertentu. 2. Investasi jangka panjang dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. 3. Harga perolehan Investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar ( kurs tengah Bank Indonesia ) yang berlaku pada tanggal transaksi. Saldo pada tanggal neraca harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar ( kurs tengah BI ) yang berlaku pada tanggal tersebut. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukan sebagai ekuitas dana lancar.

C. Aset Tetap. 1. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfa lebih dari 12 ( dua belas bulan ) untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. 2. Harga perolehan Aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi, biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung

CALK 2007

38

termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aset tetap tersebut siap pakai. 3. Apabila biaya perolehan aset tetap dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah asset tetap tersebut ditetapkan berdasarkan nilai tukar pada saat perolehan. 4. Hal yang mengubah nilai aset tetap adalah penambahan, pengurangan dan pengantian bagian utama. 5. Nilai penerimaan aset tetap yang diperoleh dari sumbangan dicatat sebesar nilai wajar. ( donasi / hibah )

Sampai saat ini Pemerintah kota Kendari belum menetapkan kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat atau umur ekonomis aset, metode penyusutan aset dan kebijakan kapitalisasi biaya. D. Aset Lain lain. Aset lain lain adalah aset diluar tagihan penjualan anggsuran, kemitraan dengan fihak ketiga, dan Dana Cadangan antara lain meliputi tagihan kepada para pegawai pemerintah yang terbukti menyalagunakan aset pemerintah dan tagihan TGR pada fihak ketiga. Aset yang diperoleh melalui pembelian dinilai berdasrkan harga perolehan. Dalam hal tagihan penjualan angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.

5.1.5.

Kewajiban. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. 1. Kewajiban Jangka Pendek . Kewajiban Jangka pendek merupakan utang yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 ( dua belas) bulan setelah pelaporan, meliputi : a. Bagian lancar utang jangka panjang, merupakan sebagian dari utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 ( dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan. b. Utang biaya pinjaman merupakan utang yang terjadi sebagai ikutan utang pokok, yang berupa bunga, denda dan commitment fee. Bunga adalah bunga yang harus dibayar oleh pemda lender karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bunga tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo. Denda adalah kewajiban yang timbul karena pemda tidak dapat melunasi anggsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah fihak. Comitment fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pemda sebesar prosentase tertentu karena tidak ditariknya pinjaman yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman.

CALK 2007

39

c. Utang perhitungan fihak ketiga ( PFK ) adalah utang jangka pendek berupa pungutan / potongan yang dilakukan pemerintah dan harus diserahkan kepada pihak lain sejumlah sama dengan yang dipungut / dipotong. d. Utang Jangka pendek lainnya adalah utang jangka pendek yang tidak dapat dikelompokan pada perkiraan tersebut diatas. 2. Kewajiban Jangka Panjang. a. Kewajiban jangka panjang merupakan utang yang diharapkan akan dibayar lebih dari 12 ( dua belas ) bulan setelah tanggal laporan. b. Utang jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Ekuitas Dana. 1. Ekuitas Dana Lancar. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar terdiri dari : a. SILPA tahun pelaporan adalah perkiraan ringkasan operasi pemerintah selama tahun berjalan yang diperoleh dari selisih antara pendapatan dan belanja dan dinilai berdasarkan nilai nominal. b. Akumulasi SILPA adalah perkiraan yang menampung saldo SILPA tahun sebelumnya dan tahun berjalan setelah dikurangi dengan penggunaannya dalam anggaran dan dinilai sebesar sisa lebih perhitungan anggaran dari tahun sebelumnya. c. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah perkiraan lawan ekuitas dana lancar, jadi merupakan pengurangan kekayaan bersih pemerintah. Pos ini dinilai sebesar nilai nominal utang jangka pendek. 2. Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas dana Investasi adalah merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap, aset lainnya ( termasuk dana cadangan ) dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana investasi meliputi : a. Dana yang di investasikan dalam investasi Permanen merupakan ekuitas dana pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk investasi jangka panjang, dinilai sebesar nilai yang di investasikan dalam investasi permanen. b. Dana yang di investasikan dalam aset tetap adalah kekayaan pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset tetap, seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jembatan dan irigasi, dan aset tetap lainnya dan dinilai sebesar nilai aset tetap. c. Dana yang di investasikan dalam aset lainnya adalah ekuitas dana pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset lainnya, dinilai sebesar nilai aset lainnya selain dana cadangan.

5.1.6.

CALK 2007

40

3. Ekuitas Dana Cadangan . a. Ekuitas Dana Cadangan adalah merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam dana cadangan pada aset lainnya guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. b. Saldo perkiraan Dana yang di investasi dalam dana cadangan dinilai sebesar dana yang diinvestasikan dalam dana cadangan. 5.1.7. Komponen Komponen Laporan Arus kas. 1. Definisi. Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara Bendahara Umum Daerah. kas pada

Arus Kas adalah uang dan simpanan di Bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai signifikan. Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama priode tertentu yang diklasifikasikan berdasrkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran. a. Arus kas Aktvitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Penerimaan aktivitas operasi antara lain berupa penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, penerimaan hibah, penerimaan bagian laba BUMD, investasi lainnya dan penerimaan transfer, sedangkan pengeluaran aktivas operasi antara lain antara lain berupa belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga,subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja tidak terduga dan transfer keluar. b. Arus kas Aktivitas Investasi aset nonkeuangan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset nonkeuangan lainnya. Arus masuk kas dari aktivitas investasi nonkeuangan antara lain bersumber dari penjualan aset lainnya. Sedangkan arus keluar kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan,antara lain penggunaan kas untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya. c. Arus Kas Aktivitas Pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar dan / atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, dan utang pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran. Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain penerimaan dari pinjaman, penjualan surat utang, investasi, penerimaan kembali pinjaman dan pencairan dana cadangan. Sedangkan arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain pembayaran pernyertaan modal, pembayaran pokok pinjaman, pemberian pinjaman jangka panjang dan pembentukan dana cadangan.

CALK 2007

41

d. Arus Kas Aktivitas Nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan pemerintah. Arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas nonanggaran penerimaan dan pengeluaran dengan jumlah yang sama dari perhitungan fihak ketiga dan / atau kiriman uang yang masuk atau kiriman uang keluar. 2. Posisi Kas Posisi kas di Kas Daerah Per 31 desember 2007 dan per 31 desember 2006 masing masing sebesar Rp. 55.516.377.116,71 dan Rp. 52.353.942.339 atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.238.913.067,78. Kenaikan tersebut diperoleh dari : a).Aktivitas Operasi b).Aktivitas Investasi aset Nonkeuangan c).Aktivitas Pembiayaan Jumlah Rp. 92.580.646.474,14 Rp. (86.520.690.914,00) Rp. (2.821.042.492,36) Rp. 3.238.913.067,78

Posisi Kas di Kas Daerah per 31 desember 2007 sebesar Rp. 55.516.377.116,71 adalah terdiri dari : a).Kas di Kas Daerah b).Kas di BUD/Kasir c).Deposito di Kas Daerah Jumlah Rp. 18.502.826.894,71 Rp. 13.550.222,00 Rp. 37.000.000.000,00 Rp. 55.516.377.116,71

3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp. 92.580.646.474,14. Diperoleh dari selisih antara arus masuk kas dengan arus keluar kas yang terdiri dari : a). Arus Kas masuk Arus kas masuk dari aktivitas operasi sebesar 391.667.713.991,14. Terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah 2. Dana Perimbangan 3. Lain lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp. Jumlah Rp. Rp. Rp. 28.159.253.500,82 351.473.004.434,00

Rp.

12.035.456.056,32 391.667.713.991,14

b). Arus Kas Keluar Arus kas Keluar sebesar Rp. 299.087.067.517,00. Jumlah tersebut merupakan pengeluaran pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas operasional,yang terdiri dari : 1.Belanja Pegawai Rp. 212.686.268.294,00 2.Belanja Barang dan jasa Rp. 66.047.883.817,00 3.Belanja Bunga Rp. 166.855.805,00

CALK 2007

42

4.Belanja Subsidi 5.Belanja Bantuan Sosial 6.Belanja Tidak Terduga Jumlah

Rp.

90.000.000,00 Rp. 19.145.260.706,00 Rp. 950.798.895,00 Rp. 299.087.067.517,00

4. Arus Kas dari Aktivitas Aset Investasi Nonkeuangan Arus kas bersih dari aktivitas asset investasi nonkeuangan sebesar (Rp. 86.520.690.914,00.)Diperoleh dari selisih antara arus masuk kas dengan arus keluar kas yang terdiri dari : a). Arus Kas masuk Arus kas masuk dari aktivitas nonkeuangan operasi sebesar Rp.0,00 b). Arus Kas Keluar Arus kas Keluar sebesar Rp. 86.520.690.914,00. Jumlah tersebut merupakan pengeluaran pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas asset investasi nonkeuangan ,yang terdiri dari : 1.Belanja Tanah Rp. 7.134.384.600,00 2.Belanja Peralatan & mesin Rp. 19.270.883.817,00 3.Belanja Jalan,jaringan dan irigari Rp. 26.122.890.308.,00 4.Belanja Ase tetap lainya 6.Belanja Aset lainnya Jumlah Rp. 29.402.256.860,00 Rp. 4.590.855.450,00 Rp. 86.520.690.914,00

5. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan. Arus kas bersih dari aktivitas Pembiayaan Nonanggaran. sebesar (Rp.2.821.042.492,36). jumlah tersebut diperoleh dari selisih antara arus masuk kas dengan arus keluar kas yang terdiri dari : 1. Penyertaan modal (Investasi) Pemerintahan Daerah 2. Pembayaran pokok utang Jumlah

Rp. 2.660.961.772,00 Rp. 160.080.720,36 Rp. 2.821.042.492,36

6. Arus Kas dari aktifitas non anggaran. Arus kas bersih dari aktifitas non anggaran sebesar Rp. 0,00 jumlah tersebut diperoleh dari selisih antara arus kas masuk dengan arus kas keluar yang terdiri dari : a). Arus Kas masuk Arus kas masuk dari aktivitas nonkeuangan operasi sebesar 15.578.028.906,00 diperoleh dari penerimaan perhitungan pihak ketiga

Rp.

b).

Arus Kas Keluar Arus kas keluar sebesar dari aktifitas non anggaran sebesar Rp. 15.578.028.906,00 diperoleh dari pengeluaran pihak ketiga.

CALK 2007

43

B A B . VI PENUTUP Kesimpulan, bahwa dalam pelaksanaan angggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD ) kota Kendari tahun anggaran 2007 hal hal sebagai berikut : Kesimpulan, bahwa dalam pelaksanaan angggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD ) kota Kendari tahun anggaran 2007, Pendapatan melampaui target sebesar Rp. 7.550.660.798,14 atau 1,97 % dari target anggaran dan realisasi masing masing : 1. Pendapatan melampaui target sebesar Rp. 7.550.660.798,14 atau 1,97 % dari target anggaran dan realisasi masing masing : - Target Pendapatan Rp. 384.117.053.193,00 - Realisasi Pendapatan Rp.391.667.713.991,14 2. terdapat efisiensi terhadap penggunaan anggaran belanja pegawai sebesar Rp.32.835.448.468. atau 13,37 % dari total anggaran dan realisasi belanja Pegawai masing masing sebesar Rp.245.521.716.762. dan Rp.212.686.268.294. 3. terdapat efisiensi penggunaan belanja barang sebesar Rp.6.238.330972 atau 8,63 % dari total anggaran dan realisasi belanja barang masing masing sebesar Rp.72.286.214.789 dan Rp.66.047.883.817. 4. realisasi belanja secara keseluruhan sebesar 88,20 % atau Rp.385.607.758.431,00. dari total anggaran Belanja sebesar Rp.437.179.316.128,00. Disisi lain terdapat Surplus anggaran belanja sebesar Rp. 6.059.955.560,14 dan Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 2007 sebesar Rp.59.122.218.494,78 Demikian Catatan Atas Laporan Keuangan yang dapat kami sampaikan dan catatan atas laporan keuangan ini merupakan bagian dari Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tahun anggaran 2007 yang meliputi : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Daerah , Arus Kas dan Catatan atas laporan keuangan . Semoga Tuhan Yang Esa senantiasa memberikan Petunjuk dan bimbingan bagi kita semua, terutama dalam mengemban tugas amanah Pengabdian kita kepada daerah, bangsa dan Negara. Sekian dan Terima Kasih, Wabillahi Taufiq Walhidayah Wassalamu Alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh

Kendari,

April

2008

WALIKOTA KENDARI,

Ir. H. ASRUN, M.Eng, Sc.

CALK 2007

44

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1.

Dasar Hukum Pemeriksaan a. Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945; b. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan; c. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; d. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; e. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; f. Pasal 101 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. g. Pasal 297 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

2.

Tujuan Pemeriksaan Untuk memberikan opini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: a. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures) c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan d. Efektivitas sistem pengendalian intern.

3.

Sasaran Pemeriksaan a. Efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern termasuk pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya; b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas TA 2007 yang sesuai dengan SAP; d. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2007; e. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.

4.

Standar Pemeriksaan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) Tahun 2001.

5.

Metode Pemeriksaan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 meliputi empat (4) tahap yaitu: Penerimaan penugasan, Perencanaan pemeriksaan, Pelaksanaan pekerjaan lapangan dan Pelaporan pemeriksaan.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

III

a. Penerimaan penugasan pemeriksaan sesuai dengan surat tugas No.27/ST/XIX.KDR/04/2007 b. Perencanaan dilakukan untuk menetukan tingkat materialitas dari laporan keuangan dan menentukan uji petik (sample) yang akan diambil agar bisa mewakili nilai laporan keuangan secara keseluruhan. Tingkat materialitas 5% dari total belanja digunakan sebagai tolak ukur materialitas laporan keuangan hal ini disebabkan Pemerintah Kota Kendari hanya menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. c. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dengan meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan anggaran agar diketahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran serta sisa anggaran yang harus dikembalikan ke rekening Bendahara Umum Daerah. Pemeriksaan terhadap pengeluaran/penggunaan anggaran dilakukan secara uji petik (sample) terhadap SKPD yang memiliki tingkat materilaitas yang cukup tinggi dan pengambilan sample dilakukan secara acak (random). d. Pelaporan pemeriksaan dilakukan untuk menyusun konsep hasil pemeriksaan dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan kepada para pengguna laporan keuangan Pemerintah Kota Kendari. 6. Waktu Pemeriksaan Jangka waktu pemeriksaan atau pelaksanaan pekerjaan lapangan selama 30 hari, yaitu tanggal 28 April sampai dengan 26 Mei 2008.

7.

Obyek Pemeriksaan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 meliputi : a. Laporan Realisasi Anggaran Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007; b. Laporan Arus Kas Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007.

8.

Kendala Pemeriksaan Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Kota Kendari dalam pelaksanaan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan daerah belum mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan setiap satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) belum membuat laporan keuangan. Adanya kesulitan dalam menentukan tingkat materialitas hal ini disebabkan oleh Pemerintah Kota Kendari belum lengkap menyampaikan laporan keuangan. Pemerintah Kota Kendari dalam menyusun laporan keuangan bukan berdasarkan penggabungan (konsolidasi) laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Kota Kendari belum menyusun Neraca per 31 Desember 2007 dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Neraca Awal Pemerintah Kota Kendari per 31 Desember 2004 yang dimiliki Pemerintah Kota Kendari telah diberikan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer) dan sampai saat ini belum ada revisi atas neraca awal tersebut.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

IV

WA[,[I{OTA TdHNNAITI
Kendri, 12 Aprit 2008 Kpsda Ytb. Kepala BPK - RI Kdtri' Perctaldlm diKerrdari

Nmrc : Qto/C1St : I^ampirm


Prihal :

dengUrhasil rwiu ini scfuubrmgm lfumi mcrnberikurg[|rd rprcsntasi 2fl)7' yutg mggEran talnrn Kcrtdei Kota atasLryq'an Karmgm Pcmcrirtah 3l December pcr Anggd futggpstt Realistsi trdhi itari Ncracar-I^ryo1en Kami Kcumgm' l.aporm atas 2fi)?, Lryorur Aruc Kas, dan Cetan penyusman dan atae .cdga"tirn la|rwa kuni bcrtmggmgiawabscpenuhnya Akutansi Standar pn)'ajian lryorao karangm trschft s6uai dngm (SAP). Peinerintahsn ini dibrikm tftes Pads hd-hd yang material. Surd Representasi SesumraipmOurgmeid" epa melihd bceamp' llryun jugEmenyarylu salaftrsdi hfrrmagi akuntmsi ymg mcryng!ruhi petimbongm wajar pcnglf l4o6ar lplrmgst, yrrg mngddalkankepercqnratpadainfrrmasi lrymur karargm dimrksud" kepkinan d6 pengfahankami bahur berdassl(an Kmri rnencgrsftan ylgrg 16r|sih rcprcscmsi ini Elsh lomi hnt kcpo& Tim Pcmcriksaselama pcmcriksaan: l. Kami bcrtanggrrngjawab aUs pcnyelcnggnnm siststtt pengelolaan tefiEry keuangrr sesuai dng$ kcten0ran pmndmg{dmgan pengslolamkarargpn ncglrddtcrah fut SAP. telah rncnyediat<rr smua datl dan infcmrsi mdcrial png 2. Ikri dipctlulcn kqodN tim pcmiikc& 3. Ireom keumgur png dicchrt dids blah klfid sqiikm scsuaifutgFtt SAP. @ 4. K1rni telahrncnyunmdenmarpjikur laporur lretnnganbcndasrd<an datadm infcmasi m*erial smua hak penuhabs asctpng dimiliki' dan Kota Kcndri Milild 5. Pemerintah ti&k terd@ gdai dur pct$mimn es ascttercebnlt 6. Tidak tlrdryd ngftmncnqiibao yurg bchm kami nymlm de hmn tetryi belumkmi rmglaflm ddam lryoam kcunngm. kami nyatakan ?. Ikmi telah mcmdrhi somrn asp* periddisr konhak png akan memprnfi dmpak meisl te$adry lapcan karaeign iika trjdi pclanglrm afissnln 8. Tidak terdrysc peri*hra/sttgkcta du tntrtm atau lcmi&nen atau trursakgi mderiet ysrg tajdi pde Ahun 2007 dm sctclahtutgg8l 3l 2007 ymg bctum lwni cotst atru rmgkryJrm dalam cstabn Desmbr Ms lrycmtannP. 9. Kdli bctmggtmg jawrb mtuk mcnplenggfalot dan mernelilua pcngendalian intcmal

i0.

internal dalam hal : Kami telah menilai efektifitas pengendalian a. Keandalan pelaporan keuanga : transaksi-transaksi telah dicatat, diproses, dan disingkat secara memadai untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP, dan aset telah dilindungi dari kehilangan yang disebabkanoleh pengambilaliharu penggunaanatau pelepasanhak yang tidak sah. b. Ketaatan pada peraturan yang berlaku : transaksi-transaksi yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berdampak langsung dan material terhadap laporan keuangan Kami telah menyampaikankelemahan yang siknipikan yang ada pada ll. prancangan dan pelaksanaan pengendalian intem yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan pemerintah kota kendari dalam mencapai tujuan pengendalian intern dan mengindikasikan kelemahankelemahan yang material. 12. Kami telah nrengungkapkan semua rekening di Bank atas nama pemerintah Daerat/Dinas /Badan/trfuntor/kegiatan/proyek atau pejabat terkait dengan jabatannya dalam pengelolaan keuangan SKPKD/SKPD atau kegiatan SKPKD/SKPD pada pemerintah kota kendari dalam Laporan keuangan,yang kami pergunakan untuk pengelolaan keuangan 13. Tidak terdapat kecurangan material (kesalahan disengaja, penghilangan jumlah atau pengungkapandalam laporan keuangandan penyalahgurEan aset yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan) dan kecurang.anlain yang melibatkan pimpinan atau pegawai yang memiliki peran pntlng dalam pengelolaan keuangan/pengendalian intern yang belum diungkapkan dalam laporan keuangan. 14. Kami telatr menyampaiakan semua kejadian ketidak patuhan terhadap peraturan dan perundang-undanganyang berlaku yang dampaknya perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Demikian surat representase ini dibuat sebagai penjelasan atas hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah Daerah Kota Kendari tahun anggaran2007.

KENDARI,,TO

3 w2

PEMERINTAII KOTA KENI}ARI


BADAIiTPENGAWAS DAARAII ( BAWASDA)
Hl6frIlIlthr{e

tacl )32Ffr3

Kendri, 7 April 2008 Kpads Yth. Bryk WalikotaKndri diKndari

:7OOilf/.lB:WDt2ffi Nqns I^ampirur : l(sattr) b*as Perihal :LourlllrrilRcvil

Bersama ini disurpdkm L4onet l{nsil Reviu alas l^rymart Anggarnn,t^rytre Arus Kas dstr Kegargandsi Nerrca, Lspg1gl Realisasi Cas l-ryonn Keuurgm PilldaKda Kendsi unh* pri* Jsruari Cafiatatl berikut : ringlsansbsgsi dngm 3l Descrrber2007"dengan sampai l. Pcrryrtmr Rcvh. Kota Kndari Ksmi bteh mrcviu l-apcst Karangan Pemerintah Anggrut, I4or8t Arus Kas dan Catstsn bnryoNemca,I^Wgrgt Ralisasi aro l^eprar Kamrgrur yeng berdrir pads hngg8l tcrsetrut dan semua infqmasi y"iltg dimuat &lam lapcan keumgur adalah pn)'ajian Kda Kndsi. Pemerintah mmajanren Reviu dil.lsmakm berdasslcs PennendagriNo. 4 Talun 2008 PodornsrPelalsannurRwiu atasl^ryoran tmggsl 17 Isrusi 2ms ffirg Kots Ksdai Tahun 2007 di Reviu lfurs Keuurgan Penrerintdr dm penjclasan kpq|f, pejabat entitn pcrurirtaan t,rutam| rnellc*np pelaporur/pejabdPcngploh Kalarggr Darahdan proceen malitik yalg diterrykan tu dd& keuangar-Rwiu mempnpi linghry yangjauh lebih scnrpit dibctding denp audit ymg dilak*m sesuai penahratt t{ftait dnget urjuur uanrk meryefia*m pttd# aras lrycan kunngan scara Oldl l6ns itr kli tidak nsnberi pitdapar keselunrtran Berdasarlcn reviu lraroi, pengpqnlian @ mualdt 1ang kami jelaslrar datampffiagrafbrih{ tidak tfrdapat penpbab 1mg menjadikan lorni yskin bahwalaporm kuetgr krni sebutkm dies, tidak disajikan berdasadm Shtdl Pengpnddftn Intm 1'mg memdsi dan tidak sstlsi Stmdtr Ahmtmsi Femerintdnn. dengpn s'aftu dan dmya kilditan Sdruhmgrn hgEn ktrhan materiat yang menerrytan tdsdk rwiu tcrtenh1 m*a masalalFmcsalah berikut : d@ bmi sunpeikandrlsn lrymat ini sebagni a. Dari tusil rviu das SPIdrpot disimplkan balua : sesni hasil l) Adsrf'a kdebikr pndl@t sbstrRp. 873'171.321,perl*nmgar lcmbali ffia dds rtkryitulasi realisasiSP2Ddatgrot SPJAPBDtahm 2007. datapeqiabryar Aset hfump f'angditailpillcm &larn l^ryqal Neraca 2) Aset t@ dst belun jelas yrrg bernilai Rp.1.279.031.316.E35,tahrm Z0[iI dilunpi*ut' belum infurrasinyr lrarem l.epcst Kondisi Bsretg (rypnaisal) milik Selcin itu belum di*ukrr purilaian aldiva ffip infcrnasi yangrnrdsi Pemrint& Kcila Kndri dm tidak adanya margBneitstnm dal lrqga penokhm aktivq sdringga nilai buku ksehnr$m aldivaek dryt dilatahui erysn pssti. 3) Nilai 'rylg fficathrn dalun l^rycrt R8lis8si Anggrst belum masih da SKPD yang mnrpakm nilsi dddr fang pssti l<arena SPJrf'a belumtm$saih

b. Hasilreviukesessaim&ryanSAP: l) Tedryst nilai aktivrattry benp tanah, gsd.mg dan bmgunan yang belum bisa diakui lcarna berjrmrldr R9.743.771.{61.46r0,pqalittsn dari pemdntattPropinsi Tk I masih mrupsksneleiva penyenalumya ke pemerintah ada Sultradan sunpai sad ini belum Kota Kndari 2) Belum adakebijaks Pern& Kda lrendri Jmg meng$tr tnttgenei penilaim, pelaorr/pmgurykapsn srta penyusutan pda Sedar AkrrrErsi Pernerintah mngncu )'ang

2. Ilurr Rcn'h.
a PerduranM$tri DalamN$ri Nqnr4 Tatun 2008Tanggoll7 Jailutri Kanangan 2008 tnhlg Pdonan PelaksanamRwiew atas l^aponan PemerintahDmah, b. Strd TugnsKepslaBswas&Ke Kndri No. 70O/164/BWD2008.

3. TrJuen drn Suanr Revlu.


Tujuan reviu adaldt rma*. rnernbrikst kqn*inm tf(bffis atas Laaat Karangur Fng disajikm berdasutm sisHn pcngerdalian intern yang dansosrsidtrpl Stsdm Alcrntmsi Pernerintah" memadai Sasrsr rwiu adalatruntr* l4oran lcanatgut ymg disajikanoldt BPKAD, Kanngan ).sng ntttcaktry Nerm, I-rymn Realisasi das Lqtrsl *as l.apaan Keuangan. Anggrran,L"ptrrn Arus lks danCatstan 4. Rulg Ll4lup Rcvlu. Rrung lingkup reviu a&lah peaeledmnkeandalst sisem pengerdalian bpcrt kanngnq dm kesessian laporankeuangar intm datiln panyqifonr Strdtr AkunHrsi Pemerintah. dngan 5. Slmpnhr drl Rctencndrrl Dari uraian didas d@ dicirnpulksr bolma PcrnerintahKota Kndd belum melaln*an kontt$i tedts@ Lquut Keumgm. Oleh lwna itu kulrsi dat rckqnendasirrrh* ditfudakla4iuti yaiu : kami rnenyaurpeikm & MnertiHrnr admini$rri pemhkuan yatg berfuhmgm Lryorstt Keilnrgm DardL dsldn hal ini matgpcrr pada permendagi No.59 Tahm 2007 b. MenyusrmPerda ymg bedoitan dengru SPI dan SAP scbogaidasar dm sdministrosi keuangmPmda dalsn pelalcsanmpengelolaan persodiaan dm membenn* Tim untuk c. Melalaanakgrinvqrtrisasi fisik mehkukrn panilaim trtadry Gt 'urg dimiliki PernerintahKota Kenddi gun m{rgrildtuisecra pesi nilai keselunfwt astPemd& kltrifikci tdta@ pe,ral*at dan d. Me,nginvenmisirdm melalcsan8kar laimyr yang russk brat, mesiru Ast Tetry l-aimya" sc{ts d truilnF dahm l-ryffifrt Kondisi Barang. selanjump menuandren 6. Tlrdrt Lnfrt Hdl Rcryir Sebelunryr. Rwiu tatnn ini a&h )mg pefiarnskali sdtinggnbelum a& tindak |urjd 1angsdah ditak*m stashedl rwiusebelurnyr. XEPAtril BAITAN PENGAWAS IIAERAII

\ir":1

NIP.590m7 ?5E

BUKU II

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI DI KENDARI TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Nomor Tanggal

: 62/HP/XIX.KDR/06/2008 : 24 Juni 2008

BUKU II
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TA 2007

HALAMAN DAFTAR ISI.. I RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN II INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2007....................................... GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM IV AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TA 2007.................................................................................................................................................. HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengadaan barang/jasa senilai Rp760.535.750,00 tidak sesuai dengan Keputusan Presiden 1. No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah... 1 2. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tidak lengkap serta belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005........................................................................................................... 4 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi di lingkungan Pemerintah Kota Kendari tidak menyusun laporan keuangan SKPD................................... 7 24 Satuan Kerja Perangkat Daerah belum menyampaikan dokumen pertanggungjawaban untuk dilakukan pemeriksaan.............................................................. 9 Penatausahaan administrasi keuangan pada Bendahara Umum Daerah tidak diselenggarakan dengan tertib................................................................................................ 11

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Permintaan uang panjar / uang muka kerja tidak sesuai dengan mekanisme pencairan dana sebesar Rp9.321.785.954,00............................................................ 14
Bendahara pengeluaran terlambat menyetorkan sisa kas sebesar Rp1.711.234.716,00 dan belum menyetorkan sebesar Rp1.269.039.968,00................................................................. 16 Dana Kontingen Kota Kendari atas pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Muna Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp3.399.000.000,00 belum dipertanggungjawabkan.......................................................................................................... 20

Lampiran
I. II. Pengadaan Barang Cetakan Kerjasama dengan Percetakan Elma Jaya Daftar SKPD yang Belum Menyerahkan laporan Pertanggungjawaban (SPJ)

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD 2007 Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas memeriksa Laporan Realisasi Anggaran periode yang berakhir 31 Desember 2007 dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern Pemerintah Kota Kendari. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Kendari. Namun, tujuan pemeriksaan BPK-RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu, BPK-RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Sistem pengendalian intern Pemerintah Kota Kendari terkait dengan laporan keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengendalian intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait dengan catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan serta penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan; (3) memberikan keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada laporan keuangan. Pemerintah Kota Kendari bertanggung jawab untuk mengatur dan menyelenggarakan pengendalian tersebut. SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. Pengadaan barang/jasa senilai Rp760.535.750,00 tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tidak lengkap serta belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi di lingkungan Pemerintah Kota Kendari tidak menyusun laporan keuangan SKPD. 4. 24 Satuan Kerja Perangkat Daerah belum menyampaikan untuk dilakukan pemeriksaan.
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

dokumen pertanggungjawaban

II

5. Penatausahaan administrasi keuangan pada Bendahara Umum Daerah tidak diselenggarakan dengan tertib. 6. Permintaan uang panjar / uang muka kerja tidak sesuai dengan mekanisme pencairan

dana sebesar Rp9.321.785.954,00.


7. Bendahara pengeluaran terlambat menyetorkan sisa kas sebesar Rp1.711.234.716,00 belum menyetorkan sebesar Rp1.269.039.968,00. dan

8. Dana Kontingen Kota Kendari atas pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Muna Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp3.399.000.000,00 belum dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK RI merekomendasikan Walikota Kendari agar: 1. Atas permasalahan tersebut BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris Daerah, Kepala BPKAD dan Kepala Bappeda agar lebih berhati-hati dalam membuat kontrak dengan pihak ketiga dan tidak memberikan kontrak pengadaan barang hanya kepada suplier tunggal. 2. a. Semua Kepala SKPD agar menyusun Laporan Keuangan SKPD dan menyerahkannya kepada Kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. b. Kepala BPKAD agar menyusun Laporan Keuangan Daerah berdasarkan Laporan Keuangan yang diserahkan oleh Semua SKPD. c. Sekertaris Daerah Kota Kendari agar mengawasi pengelolaan Daerah. 3. a. Memberi teguran secara tertulis kepada masing-masing Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan SKPD agar menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan. b. Memerintahkan Sekretaris Daerah agar segera menyusun tim penyusunan laporan keuangan. 4. Memberikan teguran secara tertulis kepada satuan kerja yang tidak/terlambat menyampaikan dokumen pertanggungjawaban APBD pada 24 SKPD dan meningkatkan koordinasi dengan Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah. 5. a. Memberi teguran secara tertulis Bendahara Umum Daerah yang telah melakukan pencatatan, pengarsipan dan pendistribusian dokumen tidak secara terib dan tepat waktu, dan supaya dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih profesional sesuai tugas pokok dan fungsinya sehingga pengelolaan keuangan daerah tahun anggaran 2008 dapat lebih tertib. b. Memberikan sanksi administrasi yang tegas apabila dikemudian hari Bendahara Umum Daerah mengulangi kelalaiannya tersebut. 6. a. Memberi teguran secara tertulis kepada Bendahara Umum Daerah dan apabila menerbitkan pembayaran SPM kepada setiap satuan kerja, agar memperhatikan pengembalian panjar yang telah digunakan sebelumnya, yaitu dengan memperhitungkan kepada belanja yang akan dikurangi. b. Memerintahkan Kepala BPKAD agar tidak menyetujui pengeluaran panjar/uang muka kerja.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

III

7. a. Memberi teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari atas kelalaiannya dalam mengambil kebijakan penggunaan langsung UUDP TA 2006 dan Kepala SKPD dalam mengawasi dan mengendalikan penyetoran sisa kas SKPD yang tidak tepat waktu. b. Memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar segera menyetorkan sisa UUDP TA 2006 sebesar Rp1.269.039.968,00 ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari dan, c. Memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar setiap sisa UUDP segera disetorkan ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari tepat waktu. 8. a. Memerintahkan Kepala BPKAD untuk segera mengupayakan percepatan penyelesaian pertanggungjawaban dana kontingen Porda Kota Kendari pada masing-masing cabang olahraga dan sekretariat KONI Kota Kendari. b. Memerintahkan Sekretariat Daerah untuk segera menyampaikan bukti pertanggungjawaban sebesar Rp3.399.000.000,00 tersebut kepada Perwakilan BPK RI di Kendari.

Secara lebih rinci dijelaskan pada bagian Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern. Kendari, 24 Juni 2008 ` BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK-RI di Kendari Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Ali Wardhana, SE, Ak, MM. Akuntan, Register Negara No.D-12057

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

IV

GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA KENDARI

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007 bertujuan memberikan keyakinan yang memadai apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2007 telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material atas realisasi pendapatan dan realisasi belanja daerah yang terjadi dalam TA 2007. Agar hasil pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, telah dilakukan penelaahan sistem pengendalian intern atas pengelolaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan sebagai dasar penentuan luas lingkup pengujian. Deskripsi mengenai Sistem Pengendalian Intern merujuk pada komponen Sistem Pengendalian sebagaimana tercantum dalam Standar Audit Pemerintahan (SAP). Berdasarkan Pasal 31 ayat (2) Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pasal 296 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 5 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kota Kendari berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah setidak-tidaknya terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Daerah. Namun, Pemerintah Kota Kendari belum menyusun Laporan Keuangan yang lengkap. Pemerintah Kota Kendari baru menyusun laporan keuangan yang terdiri dari : 1. 2. Laporan Realisasi Anggaran TA 2007; Laporan Aliran Kas

Neraca per 31 Desember 2007 dan Catatan Atas Laporan Keuangan sampai dengan berakhirnya pemeriksaan belum selesai disusun sehingga posisi nilai asset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2007 tidak dapat dilakukan pemeriksaan. Pemerintah Kota Kendari telah menyusun Neraca Awal per 31 Desember 2004 dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan-RI Perwakilan BPK-RI di Kendari dengan opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer). Dari hasil penelahaan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Kendari yang kami uji, terdapat beberapa hal yang perlu untuk diungkapkan, antara lain: 1. Organisasi a. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) BPKAD merupakan SKPKD yang mempunyai tugas utama melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program, perubahan dan perhitungan APBD serta membina Administrasi Keuangan. Adapun struktur organisasi BPKAD khususnya yang berkaitan dengan sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan daerah, terdiri dari : 1) Bidang Perbendaharaan Pengeluaran SP2D pada awal bulan Januari sampai Agustus 2007 dilakukan secara manual dan mulai bulan September dilakukan dengan menggunakan program/aplikasi (software) yang dibeli dari Departemen Keuangan RI. Belum tertibnya registrasi pengeluaran SP2D yang dilakukan secara manual dan tidak

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

dilakukan verifikasi SP2D yang dilakukan dengan program/aplikasi menyebabkan adanya nomor SP2D ganda. Regiatrasi SP2D pada Bidang Perbendahraan tidak pernah dilakukan rekonsiliasi dengan SP2D yang telah dicairkan pada Bendahara Umum Daerah (BUD) dan SP2D yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sehingga banyak SP2D yang tidak tercatat. 2) Bidang Anggaran Berdasarkan pemeriksaan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2007 diketahui bahwa penyusunan APBD TA 2007 dan realisasi APBD TA 2007 dilakukan dengan manual sehingga terdapat kesalahan yang disebabkan oleh pegawai (human error) baik dari sisi penjumlahan dan pengurangan. Bidang Aset Pemerintah Kota Kendari belum menyusun Neraca per 31 desember 2007 disebabkan oleh kendala pengungkapan nilai aset dan hasil reviu Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Pemerintah Kota Kendari menyimpulkan kesulitan pengungkapan nilai aset yang ada karena masih ada aset yang terkait kait dengan Pemerintah Daerah Lainnya serta Neraca Awal per 31 desember 2004 yang belum dilakukan revisi untuk mengetahui nilai aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Kendari. Bidang Pembukuan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 yang dibuat oleh BPKAD hanya berupa Laporan Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD) dan Laporan Aliran Kas. Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan per 31 Desember 2006 belum dibuat sebagai mana mestinya. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari bukan berasal dari penggabungan laporan keuangan SKPD tetapi disusun berdasarkan rekapitulasi laporan pertanggungjawaban masing-masing SKPD. Bendahara Umum Daerah (BUD) Pengeluaran kas pada rekening Kas Daerah di Bank tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan karena cukup banyaknya pengeluaran kas tanpa SP2D yang dipakai sebagai uang muka kerja (UMK). Pengeluaran kas untuk UMK diketahui beberapa untuk belanja bantuan dimana pengeluaran untuk belanja bantuan harus mengunakan SP2D LS. Kententuan pengeluaran kas dengan SP2D LS harus sudah lengkap dokumen pendukungnya dan langsung dibayarkan kepada pihak ketiga namun pengeluaran kas tersebut dikeluarkan sebagai UMK yang diterima terlebih dahulu oleh bendahara SKPD. Pelaksanaan tugas pokok Bendahara Umum Daerah (BUD) secara umum tidak dilakukan dengan tertib, BUD tidak pernah melakukan rekonsiliasi Bank walau kenyataannya setiap bulan saat penutupan buku tidak pernah sama saldonya antara BIX dengan Bank.

3)

4)

5)

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

VI

b.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Seluruh SKPD merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengunaan anggaran yang dilakukan oleh setiap SKPD. Kondisi yang ada pada seluruh SKPD dapat diuraikan sebagai berikut: 1) 2) 3) Pertanggungjawaban belum tertib dilaksanakan masih adanya keterlambatan dalam melakukan pertanggungjawaban dan penutupan kas pada buku kas. Penyetoran penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terlambat dan digunakan langsung untuk memenuhi kegiatan operasional SKPD. Seksi verifikasi pada masing-masing SKPD sebagai unit yang secara fungsional melakukan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja pada unit kerjanya belum sepenuhnya melakukan verifikasi serta banyak laporan pertanggungjawaban tidak lengkapnya dokumen pendukung. Belum menyusun laporan keuangan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

4)

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah maka pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari dilakukan oleh masing-masing SKPD sebagai entitas akuntansi dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas pelaporan. SKPKD dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) akan melakukan penggabungan seluruh laporan keuangan SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari (Konsolidasian). Pemerintah Kota Kendari belum menyusun Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah serta Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Permendagri No 13 Tahun 2006.

Perencanaan Setiap program telah dituangkan dalam APBD dan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Beberapa realisasi anggaran DPA SKPD terdapat melebihi anggarannya. Perencanaan anggaran SKPD yang telah ditetapkan dalam DPA seharusnya menjadi alat pengendali atau kontrol batas tertinggi pengeluaran/ realisasi anggaran. Perencanaan anggaran yang dilakukan oleh SKPD menjadi kurang andal sebagai alat pengendali atau kontrol pengeluaran SKPD.

Prosedur Tahapan-tahapan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah belum dituangkan dalam peraturan daerah mengenai pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah dan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah Kota Kendari belum memiliki acuan tentang pokok-pokok pengelolan keuangan daerah dan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sehingga dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah langsung mengakomodasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sehingga kondisi yang ada dalam pemerintah daerah belum disesuaikan.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

VII

Pembukuan Pembukuan yang dilakukan oleh seluruh SKPD Pemerintah Kota Kendari berupa pencatatan dalam buku kas umum dan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran berdasarkan program kegiatan yang telah dituangkan dalam DPA SKPD. SKPD tidak membuat buku besar atas penerimaan dan pengeluaran sehingga salah satu siklus penyusunan laporan keuangan tidak dilaksanakan. Karena siklus penyusunan laporan keuangan tidak dilaksanakan menyebabkan kesulitan SKPD menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengunaan anggaran.

Personalia Pegawai atau sumber daya manusia yang ada di Pemerintah Kota Kendari terutama yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi keuangan masih kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Bagian Keuangan pada masing-masing SKPD khususnya Sub bagian akuntansi dan verifikasi belum memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Sub bagian akuntansi dan verifikasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai verifikasi laporan pertanggungjawaban yang menentukan apakah laporan pertanggungjawaban yang dibuat bendahara telah sesuai dengan ketentuan. Banyaknya pertanggungjawaban bendahara SKPD yang belum didukung oleh dokumen meyebabkan dan terlambatnya penyampaian pertanggungjawaban bendahara SKPD kepada SKPKD sebagai koordinator pelaporan pertanggungjawaban.

Pelaporan Pertanggungjawban pengelolaan keuangan daerah berupa laporan keuangan belum dibuat oleh bagian keuangan masing-masing SKPD. Pertanggungjawaban bendahara SKPD hanya berupa laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran setiap bulannya. Pertanggungjawaban berupa laporan keuangan belum dibuat sehingga BPKAD sebagai SKPKD menyusun laporan keuangan daerah Pemerintah Kota Kendari bukan berdasarkan gabungan (konsolidasian) laporan keuangan SKPD.

Pengawasan Pengawasan Intern di Lingkungan Pemerintah Kota Kendari dilakukan oleh Seksi Verifikasi pada masing-masing SKPD, Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Pemerintah Kota Kendari dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari dengan penjelasan sebagai berikut: a. Aparat pengawasan Intern Pemerintah Daerah dhi. Bawasda Kota Kendari dalam Tahun Anggaran 2007 telah melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan APBD serta melakukan reviu atas laporan keuangan yang ada. Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD sesuai dengan kebijakan, program dan kegiatan DPRD antara lain pengawasan dan pelaksanaan Perundang-undangan, peraturan daerah, Keputusan Walikota, Kebijakan Pemerintah Daerah lainnnya dan melakukan peninjauan dan kunjungan kerja komisi sesuai misi DPRD antara lain mewujudkan pengawasan DPRD dari hulu hingga akhir, aktif, terpercaya, obyektif dan bertanggungjawab.

b.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

VIII

Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah daerah Kota Kendari yang diuji, ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kelemahan dapat mempengaruhi kemampuan Pemerintah Kota Kendari untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

IX

1.

Pengadaan Barang/Jasa Senilai Rp760.535.750,00 Tidak Sesuai Dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Uji petik atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada Bappeda dan BPKAD, diketahui terdapat kegiatan pengadaan barang/jasa dengan total nilai sebesar Rp760.535.750,00 yang dilaksanakan bertentangan dengan Keppres No. 80 Tahun 2003. Pemeriksaan terhadap dokumen kontrak pengadaan barang/jasa pada Bappeda dan BPKAD terdapat kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan memecah kontrak untuk menghindari pelelangan. Atas masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Bappeda Pemeriksaan terhadap dokumen kontrak pengadaan barang/jasa terdapat pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan cara memecah kontrak, dengan rincian sebagai berikut:
NO KEGIATAN DPA Kegiatan P2KP NO SK PENUNJUKKAN 050/657.a TAHUN KONTRAKTOR CV. SUFIH Jaya Jln.Bunga Teratai No.27 D 050/657.a TAHUN 2007 CV. SUFIH Jaya Jln.Bunga Teratai No.27 D 914 TAHUN 2007 CV. SUFIH Jaya Jln.Bunga Teratai No.27 D 914 TAHUN 2007 CV. SUFIH Jaya Jln.Bunga Teratai No.27 D CV. SUFIH Jaya Jln.Bunga Teratai No.27 D 52/Kontrak/XI/ 2007 Rp 9.950.000,00 50/Kontrak/XI/ 2007 Rp 9.985.000,00 48/Kontrak/XI/ 2007 Rp 7.000.000,00 658.C/Kontrak/ III/ 2007 Rp19.950.000,00 NO KONTRAK 658.E/Kontrak/ III /2007 NILAI KONTAK Rp14.850.000,00

1 Pengadaan Komputer HP PC 1 (satu)

Bappeda Kota Kendari 2007

2 Pengadaan Laptop Kegiatan Pengadaan dan LCD Peralatan Gedung Kantor 3 Pengadaan Komputer PC 1Unit Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

4 Pengadaan Laptop, Kegiatan Pengadaan 1 Unit Peralatan Gedung Kantor 5 Pengadaan Komputer PC 1Unit

Kegiatan Implementasi 914 TAHUN 2007 Sistem Informasi Manajemen Daerah Bappeda Kota Kendari

Total

Rp61.735.000,00

CV. SUFIH Jaya ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa untuk Bappeda Kota Kendari berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bappeda Kota. Pendanaan pengadaan barang/jasa diambil dari beberapa pos-pos kegiatan yang ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga nilai pengadaan untuk jenis barang yang sama menjadi terpecah-pecah karena mengikuti jenis kegiatan yang terdapat dalam DPA.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

b. BPKAD Terdapat 2 penyedia barang/jasa untuk barang cetakan dengan jenis yang sama yaitu: Percetakan Elma Jaya dan UD Satria. Dalam satu tahun anggaran, nilai akumulatif kontrak pengadaan barang cetakan dengan Percetakan Elma Jaya bernilai Rp168,950,000 dan UD SATRIA bernilai Rp529,850,750,00 (lampiran 1). Sehingga total dana untuk pengadaan barang cetakan senilai Rp698.800.750,00, namun proses pengadaan barang/jasa tidak melalui mekanisme pelelangan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2006 tentang perubahan keenam atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan Lampiran I Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 BAB I huruf A angka 1 huruf a, menyebutkan bahwa Pengguna barang/jasa dilarang memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari pelelangan;

Permasalahan tesebut mengakibatkan tidak ada kesempatan bagi penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria untuk bersaing.

Hal tersebut disebabkan karena : a. Penyedia barang/jasa lain tidak diikutkan dalam proses pengadaan secara lelang. b. Adanya kepetingan dari Pejabat Pelaksanana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam memecah dan memilih penyedia barang/jasa.

Atas temuan tersebut, BPKAD dan Bappeda memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. BPKAD. BPKAD mengakui bahwa dalam pelaksanaan pengadaan Barang Cetakan Benda Berharga pada Tahun 2007 dilakukan penunjukkan langsung kepada beberapa rekanan penyedia barang, yang dalam pelaksanaannya dimonopoli oleh dua perusahaan yaitu: UD Satria dan ELMA JAYA, dengan pertimbangan proses lelang akan membutuhkan waktu yang lama (minimal 20 hari ) sementara penyediaan barang benda berharga harus segera tersedia karena akan digunakan sebagai alat tagih. 2. Bappeda. Bappeda menanggapi bahwa dalam pelaksanaan p e n g a d a a n b a r a n g t a h u n 2 0 0 7 dilak s anak an deng an penunjuk an langsu n g d a n p a d a pelaksanaannya dimonopoli oleh rekanan CV. SUFIH JAYA. Kontrak pengadaan barang tersebut tidaklah dimaksudkan sebagai upaya untuk memecah kontrak, tetapi didasarkan pada mata anggaran yang tersedia pembebanan biayanya di D P A d a r i m a s i n g - m a s i n g k e g i a t a n . . Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris Daerah, Kepala BPKAD dan Kepala Bappeda agar lebih berhati-hati dalam membuat kontrak dengan pihak ketiga dan tidak memberikan kontrak pengadaan barang hanya kepada suplier tunggal.
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari setuju untuk memberikan teguran secara tertulis kepada kepada Sekretaris Daerah, Kepala BPKAD dan Kepala Bappeda untuk lebih berhati-hati dalam membuat kontrak dengan pihak ketiga dan tidak memberikan kontrak pengadaan barang hanya kepada suplier tunggal.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

2.

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari Tidak Lengkap Serta Belum Sesuai Dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Sesuai Yang Diamanatkan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

Pemerintah Kota Kendari menyerahkan Laporan Keuangan kepada Perwakilan BPK-RI di Kendari pada tanggal 12 April 2007 sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan. Laporan keuangan disertai dengan Surat Representasi Manajemen dan Laporan Review Atas Laporan Keuangan oleh Inspektorat Daerah Kota Kendari. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dalam hal ini Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai entitas pelaporan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menyusun laporan keuangan yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan Namun Pemerintah Kota Kendari sampai dengan tanggal 25 Mei 2007 hanya menyampaikan dua kelengkapan laporan keuangan yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran dan 2. Laporan Arus Kas. Pemerintah Kota Kendari tidak menyampaikan Neraca Per 31 Desember 2007 dan Catatan Atas Laporan Keuangan, padahal neraca dan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan keuangan pemerintah daerah yang tidah terpisahkan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang tidak lengkap membuat Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas menjadi kurang handal, relevan, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 31 ayat (2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah. 2. PP Nomor 8 tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 5: 1) Ayat 1 menyatakan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Daerah setidak-tidaknya terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Neraca; c. Laporan Arus Kas; dan d. Catatan Atas Laporan Keuangan. 2) Ayat 2 menyatakan Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah setidak-tidaknya terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Neraca; dan c. Catatan Atas Laporan Keuangan.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 296 1) Ayat 3 menyatakan Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari: a. laporan realisasi anggaran b. neraca c. laporan arus kas d. catatan atas laporan keuangan 2) Ayat 4 menyatakan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi pemerintahan. 3) Bab XVII Ketentuan Peralihan Pasal 332 huruf a menyatakan ketentuan sebagimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 1, pasal 90 ayat 2 dan pasal 296 ayat 4 tentang bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, penyusunan RKA-SKPD dengan mengunakan pendekatan berdasarkan prestasi kerja dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan standar akuntansi pemerintahan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2006.

Hal tersebut mengakibatkan : 1. Tim Pemeriksa tidak memiliki tolak ukur untuk menilai kewajaran atas Laporan Keuangan. 2. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari tidak memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan oleh Kepala Daerah dalam pengambilan keputusan strategis.

Hal tersebut disebabkan karena : 1. SKPD tidak menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 2. BPKAD menyusun laporan keuangan daerah berdasarkan laporan pertanggungjawaban SKPD. 3. Lemahnya pengawasan Walikota melalui Sekretaris Daerah terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Atas temuan tersebut Pemerintah Kota Kendari tidak memberikan tanggapan.

Atas permasalahan tersebut BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar memerintahkan : 1. Semua Kepala SKPD agar menyusun Laporan Keuangan SKPD dan menyerahkannya kepada Kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 2. Kepala BPKAD agar menyusun Laporan Keuangan Daerah berdasarkan Laporan Keuangan yang diserahkan oleh Semua SKPD. 3. Sekertaris Daerah Kota Kendari agar mengawasi pengelolaan Daerah.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memerintahkan kepada semua Kepala SKPD agar menyusun Laporan Keuangan SKPD dan menyerahkannya kepada Kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 2. Sepakat untuk memerintahkan kepada Kepala BPKAD agar menyusun Laporan Keuangan Daerah berdasarkan Laporan Keuangan yang diserahkan oleh Semua SKPD. 3. Sepakat untuk memerintahkan Sekertaris Daerah Kota Kendari agar mengawasi pengelolaan Daerah.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

3.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sebagai Entitas Akuntansi Di Lingkungan Pemerintah Kota Kendari Tidak Menyusun Laporan Keuangan SKPD

Pemerintah Kota Kendari memiliki seratus lima puluh satu (151) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) guna mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah yang telah dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). SKPD sebagai entitas akuntansi menyelanggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap entitas akuntansi diwajibkan menyusun laporan keuangan secara periodik yang meliputi, laporan realisasi anggaran SKPD, neraca SKPD dan catatan atas laporan keuangan SKPD. Berdasarkan pemeriksaan pada dokumen pertanggungjawaban dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Kendari, diketahui seluruh SKPD tidak menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan kepada Kepala BPKAD sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) seperti yang diamanatkan oleh Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah BPKAD tidak bisa melakukan konsolidasi Laporan Keuangan dari masing-masing SKPD, sehingga BPKAD dalam melakukan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari hanya berdasarkan pada SPJ yang diberikan oleh SKPD. Padahal sesuai laporan hasil review Nomer.700/164/BWD/2008 tanggal 5 April 2008 yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kota Kendari menyatakan bahwa masih ada SKPD yang belum menyelesaikan SPJnya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah pasal (2) yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah setidak-tidaknya terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Neraca; dan c. Catatan Atas Laporan Keuangan. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah a. Pasal 232 ayat (6) yang mengatakan bahwa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi: 1) laporan realisasi anggaran; 2) neraca; dan 3) catatan atas laporan keuangan. b. Pasal 240 ayat (2) menyatakan bahwa Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun Laporan Keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan. c. Pasal 265 ayat (1) SKPD menyusun dan melaporkan pertanggungjawabkan pelaksanaan APBD secara periodik yang meliputi: 1) laporan realisasi anggaran SKPD
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

2) neraca SKPD 3) catatan atas laporan keuangan SKPD d. Pasal 294 ayat (1) menyatakan bahwa PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada kepala SKPD untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban e. Pasal 294 ayat (2) menyatakan bahwa laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah

Hal tersebut mengakibatkan BPKAD tidak bisa melakukan Konsolidasi Laporan Keuangan SKPD untuk dijadikan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari.

Hal tersebut disebabkan karena: 1. Masing-masing Kepala SKPD tidak mentaati Peraturan yang mengharuskan SKPD untuk membuat Laporan Keuangan. . 2. Kurangnya pengendalian Kepala SKPD terhadap pengelolaan keuangan pada masing-masing instansi..

Atas temuan tersebut, BPKAD Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: Diakui bahwa SKPD-SKPD memang belum membuat Laporan Keuangan SKPD, sehingga BPKAD menyusun Laporan Keuangan hanya berdasarkan SPJ dari SKPD. Hal ini karena penerapan Kepmendagri Nomor 13 Tahun 2006 untuk seluruh SKPD diterapkan Tahun Buku 2007, dimana setiap sistem akuntansinya mengacu pada PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntanasi secara umum belum dipahami betul.

.
Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada masing-masing Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan SKPD agar menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan. 2. Memerintahkan Sekretaris Daerah agar segera menyusun tim penyusunan laporan keuangan

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada masing-masing Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan SKPD agar menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan. 2. Sepakat untuk memerintahkan Sekretaris Daerah agar segera menyusun tim penyusunan laporan keuangan

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

4.

24 Satuan Kerja Perangkat Daerah Belum Menyampaikan Dokumen Pertanggungjawaban Untuk Dilakukan Pemeriksaan

Pemeriksaan Laporan Keuangan pada Pemerintah Kota Kendari dilaksanakan dengan permintaan surat dokumen nomor 02/TIM-KDR/04/2008 tanggal 24 April 2008 kepada seluruh SKPD agar menyerahkan dokumen yang diminta oleh tim pemeriksa diserahkan paling lambat tanggal 28 April 2008. Sampai pada batas akhir penyerahan dokumen sebanyak 18 SKPD yang belum menyerahkan dokumen kepada tim pemeriksa. Tim pemeriksa memberikan surat peringatan untuk penyerahan dokumen dengan surat peringatan nomor 04/TIM-KDR/05/2008 tanggal 8 Mei 2008 yang ditujukan kepada Walikota Kendari Up Sekretaris Daerah Kota Kendari dan memberikan batas waktu untuk penyampaian tanggal 8 Mei 2008 pukul 17.00 wita. Sampai batas akhir penyerahan masih terdapat SKPD yang belum menyerahkan dokumen. Tim pemeriksa memberikan surat penyampaian kepada Walikota Kendari Up Sekretaris Daerah Kota Kendari dengan surat nomor 08/TIM-KDR/05/2008 tanggal 13 Mei 2008 yang menyatakan 18 bendahara pengeluaran SKPD dan 7 bendahara penerima SKPD belum menyampaikan dokumen untuk dilakukan pemeriksaan (Lampiran II).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan; 1. Pasal 10 menyatakan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat: a. meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; b. mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dan entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas pemeriksaannya; 2. Pasal 24 menyatakan dalam ayat: a. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). b. Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, menghalangi, dan/ atau menggagalkan pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Hal tersebut mengakibatkan :


1. Tim Pemeriksa tidak bisa melakukan pemeriksaan dokumen SKPD untuk mengetahui kewajaran penggunaan anggaran. 2. Pengeluaran dan penerimaan tidak bisa diketahui secara pasti sebagai pelaksanaan APBD.
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Hal tersebut disebabkan karena : 1. SKPD tidak mentaati ketentuan UU No.15 Tahun 2004 mengenai penyampaikan dokumen pertanggungjawaban kepada tim pemeriksa. 2. Lemahnya pengawasan Walikota melalui Sekretaris Daerah terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Atas temuan tersebut 24 SKPD tidak memberikan tanggapan.

Atas permasalahan tersebut BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar memberikan teguran secara tertulis kepada satuan kerja yang tidak/terlambat menyampaikan dokumen pertanggungjawaban APBD pada 24 SKPD dan meningkatkan koordinasi dengan BPKAD.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari setuju untuk memberikan teguran secara tertulis kepada 24 satuan kerja yang terlambat menyampaikan dokumen pertanggungjawaban APBD.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

10

5.

Penatausahaan Administrasi Keuangan Diselenggarakan Dengan Tertib

Pada

Bendahara

Umum

Daerah

Tidak

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas Buku Kas Umum (B-IX) Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007, diketahui bahwa penatausahaan administrasi keuangan tidak tertib dan tidak taat pada peraturan perundang-undangan. Dari hasil perbandingan atas mutasi saldo yang tercantum dalam Buku Kas Umum dengan rekening koran Kas Daerah serta dokumen pengeluaran, diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Penelusuran atas saldo Kas pada Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 dilakukan dengan menelusuri B-IX untuk mengetahui mutasi penerimaan kas sejak 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2007. Hal tersebut tidak dapat dilakukan karena sampai dengan selesainya pemeriksaan Interim ini B-IX belum selesai dikerjakan dan belum ditutup oleh Bendahara Umum Daerah (BUD). BUD tidak membukukan pengeluaran maupun penerimaan secara harian. Hal Tersebut diketahui pada saat pemeriksaan fisik kas (cash opname) tanggal 14 Februari 2008, dimana mutasi B-IX baru mencatat sampai tanggal 17 Desember 2007, sehingga saldo buku tanggal 31 Desember 2008 maupun mutasi pengeluaran dan mutasi penerimaan tahun anggaran 2007 belum dapat diketahui. Buku Kas Umum merupakan buku yang wajib diselenggarakan oleh Bendahara Umum Daerah untuk mengetahui posisi kas Pemerintah Kota Kendari. Menurut konfirmasi dengan BUD, posisi kas Pemerintah Daerah hanya dapat diketahui dengan melihat Rekening Koran harian dari Bank karena BUD juga tidak membuat Buku Bank. Saldo kas menurut rekening koran (R/C) Bendahara Umum Daerah per 31 Desember 2006 sebesar Rp55.508.836.894,71 yang terbagi dalam 12 rekening masing-masing di BPD, BRI Cabang Kendari, Bank Panin dan Bank Muamalat, dan 2 deposito pada Bank BRI dan Bank BPD, masing-masing adalah sebagai berikut:
No. NAMA BANK BPD BPD BRI NOMOR REKENING 01.02.003365.8 01.02.003771.1 192-01-00029630-9 192-01-00034430-6 192-01-00180930-9 192-01-00181030-0 192-01-00181130-6 192-01-00181230-2 JENIS REKENING REK. GIRO REK. GIRO REK. GIRO PENGGUNAAN Penerimaan PAD dan bagi hasil Tk.1 Setoran UUDP Penerimaan PAD dan bagi Hasil Pusat Dana DAU JUMLAH (Rp)

1. 2. 3.

8.592.283.991,00 274.682.097,00 281.283.999,86

4.

BRI

REK. GIRO

3.765.521.468,24

5.

BRI

REK. GIRO

DAK Dinas Kesehatan

377.673.947,00

6.

BRI

REK. GIRO

DAK Dinas Diknas

88.586.894,00

7.

BRI

REK. GIRO

DAK Dinas PU

387.000.437,00

8.

BRI

REK. GIRO

DAK Dinas PLH

291.357.323,00

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

11

No.

NAMA BANK BRI

NOMOR REKENING 192-01-00181330-8 192-01-00181430-4 8210011015 740504114 03.01.100353.3 192-01-00129140-6

JENIS REKENING REK. GIRO

PENGGUNAAN

JUMLAH (Rp)

9.

DAK Dinas Pertanian

161.339.941,00

10. 11. 12. 13 14.

BRI PANIN MUAM ALAT BPD BRI

REK. GIRO REK. GIRO REK. GIRO DEPOSITO DEPOSITO

DAK Dinas Perikanan Simpanan Simpanan

275.674.124,00 2.006.053.335,93 2.007.369.336,68 2.000.000.000,00 35.000.000.000,00

JUMLAH

55.508.826.894,71

b. Bendahara Umum Daerah tidak secara rutin melakukan rekonsiliasi bank untuk mengetahui kesesuaian antara Buku Kas Umum Daerah dengan Rekening Koran. Sehingga dari penghitungan sementara B-IX per tanggal 12 Desember 2007 sisa kas menurut B-IX dibandingkan dengan uraian uang di B-IX yang komponennya terdiri dari uang tunai, simpanan di Bank dan surat-surat berharga, menunjukkan terdapat selisih sebesar Rp3.078.587.481,21. Setelah dikonfirmasikan dengan pembantu bendahara BUD dijelaskan bahwa selisih tersebut berasal dari SP2D Gaji yang sudah keluar dari rekening Kas Daerah pada tanggal 4 Desember 2007, tetapi belum dibukukan / dicatat dalam buku B-IX. Selisih tersebut akan hilang pada pencatatan buku B-IX tanggal 19 Desember 2007. c. Penelitian lebih lanjut terhadap proses pencairan uang, diketahui bahwa untuk membayar pengeluaran Surat Perintah Pencairan Dana-LS (SP2D-LS) dilakukan dengan menggunakan cek tunai bukan dengan transfer antar rekening.

Kondisi diatas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 1) Pasal 184 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerima/bendahara pengeluaran dan orang atu badan yang menerima atau menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Pasal 209 ayat (1) yang menyatakan bahwa dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran dalam menatausahakan pengeluaran permintaan pembayaran mencakup: a. Buku Kas Umum. b. Buku Simpanan/Bank c. Buku Pajak d. Buku Panjar e. Buku rekapitulasi pengeluaran per rincian obyek; dan f. Register SPP-UP/GU/TU/LS

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

12

Hal tersebut mengakibatkan :

a. Pemerintah Kota Kendari tidak dapat mengetahui posisi (saldo) kas per tanggal 31 Desember
2007 yang sebenarnya.

b. Dengan tidak diselenggarakannya BKU secara tertib, sulit untuk mengendalikan dan
mengawasi pengelolaan uang daerah yang dikelola oleh BUD.

c. Tidak dapat dilakukan uji silang penerima uang yang ada di SP2D dengan penerima uang
yang sebenarnya.

Hal tersebut disebabkan : a. Bendahara Umum Daerah lalai melakukan pencatatan, pengarsipan dan pendistribusian dokumen secara terib dan tepat waktu. b. Pengendalian dan pengawasan Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Kendari atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Bendahara Umum Daerah dalam mengadministrasikan keuangan daerah belum berfungsi secara optimal.

Atas temuan tersebut, BPKAD memberikan tanggapan sebagai berikut: Keterlambatan Pembukuan dan Penutupan Buku Kas Bend IX, karena dikerjakan oleh satu orang dan secara manual dengan SP2D sebanyak 12.000 lembar, namun dalam waktu singkat akan segera diselesaikan dan untuk tahun 2008 diupayakan untuk tidak terjadi lagi. Transfer antar rekening belum bisa dilakukan karena pada SP2D belum tercantum nomor rekening rekanan.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Memberi teguran secara tertulis Bendahara Umum Daerah yang telah melakukan pencatatan, pengarsipan dan pendistribusian dokumen tidak secara terib dan tepat waktu, dan supaya dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih profesional sesuai tugas pokok dan fungsinya sehingga pengelolaan keuangan daerah tahun anggaran 2008 dapat lebih tertib. 2. Memberikan sanksi administrasi yang tegas apabila dikemudian hari Bendahara Umum Daerah mengulangi kelalaiannya tersebut.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis Bendahara Umum Daerah yang telah melakukan pencatatan, pengarsipan dan pendistribusian dokumen tidak secara terib dan tepat waktu, dan supaya dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih profesional sesuai tugas pokok dan fungsinya sehingga pengelolaan keuangan daerah tahun anggaran 2008 dapat lebih tertib. 2. Sepakat akan memberikan sanksi administrasi yang tegas apabila dikemudian hari Bendahara Umum Daerah mengulangi kelalaiannya tersebut.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

13

6.

Permintaan Uang Panjar/ Uang Muka Kerja Tidak Sesuai Dengan Mekanisme Pencairan Dana Sebesar Rp9.321.785.954,00

Hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen dan pembukuan pada Bendahara Umum Daerah (BUD) Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat pengeluaran uang muka kerja/panjar tanpa melalui mekanisme Uang Persediaan (UP) yang diberikan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebesar Rp9.321.785.954,00, dengan rincian sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Satpol PP DPRD Perizinan BPKAD Dinas PU Walikota Wakil Walikota Sekretariat Pemadam Kebakaran Dinas Nakertransos Dinas Kesehatan BKD BAPPEDA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jumlah SKPD Jumlah (Rp) 182.050.000,00 2.027.944.454,00 30.224.000,00 5.603.506.700,00 41.500.000,00 235.450.000,00 120.710.000,00 583.898.000,00 51.600.000,00 124.301.800,00 207.101.000,00 32.700.000,00 60.800.000,00 20.000.000,00 9.321.785.954,00

Sesuai dengan catatan yang ada pada BUD, didukung dengan Surat Tanda Setoran (STS), SKPD-SKPD di atas telah melunasi panjar tersebut. Permintaan dan pencairan dana yang membebani APBD tidak dilakukan melalui mekanisme/penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

Hal tersebut tidak sesuai dengan PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 65: a. Ayat (1) menyebutkan bahwa pelaksanaan pengeluaran atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPM yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. menyebutkan bahwa pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penerbitan SP2D oleh kuasa BUD.

b. Ayat (2)

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

14

Hal tersebut diatas mengakibatkan Rawan Penyimpangan atas mekanisme pencairan dana pada keuangan daerah sebesar Rp 9.321.785.954,00

Hal tersebut disebabkan karena: 1. BUD tidak mentaati ketentuan dalam pengeluaran kas. 2. Kebijakan Kepala Daerah yang memperbolehkan pengeluaran panjar/uang muka kerja kepada SKPD.

Atas permasalahan tersebut, Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah memberikan tanggapan bahwa Pemberian uang muka kerja/ panjar masih dilakukan karena adanya beberapa kegiatan yang sangat mendesak pelaksanaannya, dan juga karena keterlambatan Dokumen Perubahan Anggaran (DPA) belum selesai akibat perubahan peraturan menenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada Bendahara Umum Daerah dan apabila

menerbitkan pembayaran SPM kepada setiap satuan kerja, agar memperhatikan pengembalian panjar yang telah digunakan sebelumnya, yaitu dengan memperhitungkan kepada belanja yang akan dikurangi. 2. Memerintahkan Kepala BPKAD agar tidak menyetujui pengeluaran panjar/uang muka kerja.
Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada Bendahara Umum Daerah dan

apabila menerbitkan pembayaran SPM kepada setiap satuan kerja, agar memperhatikan pengembalian panjar yang telah digunakan sebelumnya, yaitu dengan memperhitungkan kepada belanja yang akan dikurangi.
2. Sepakat untuk memerintahkan Kepala BPKAD agar tidak menyetujui pengeluaran

panjar/uang muka kerja.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

15

9.

Bendahara Pengeluaran Terlambat Menyetorkan Sisa Kas Sebesar Rp1.711.234.716,00 Dan Belum Menyetorkan Sebesar Rp1.269.039.968,00

Untuk membiayai kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung, bendahara pengeluaran dapat diberikan uang persediaan atau UP yang bersifat daur ulang melalui mekanisme ganti uang atau GU. Selanjutnya apabila terdapat kebutuhan yang mendesak yang melebihi pagu uang persediaan yang ditetapkan, bendaharawan dapat memperoleh tambahan uang persediaan atau TUP. Sisa uang kas yang masih ada pada Bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke Rekening Kas Daerah selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran yang berkenaan, sehingga pada akhir tahun anggaran sudah tidak ada lagi kas di bendahara pengeluaran. Dari pemeriksaan secara sampling terhadap kas di bendahara pengeluaran Tahun Anggaran 2007 pada 74 satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Kendari sampai dengan tanggal 26 Februari 2008 menunjukkan beberapa bendahara pengeluaran terlambat atau belum melakukan penyetoran kembali sisa uang kas yang dikelolanya. Bendahara pengeluaran yang terlambat menyetor sisa uang kas adalah pada satker-satker sebagai berikut:
No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Satker 2 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Badan Pengelola Keuangan dan Asset (BPKAD) BAPPEDA BAWASDA Badan Kepegawaian Daerah Sekretariat Daerah Dinas Penanaman Modal, Pertambangan & Energi Dinas Perhubungan Dinas Perikanan & Kelautan Dinas Pertanian Sisa uang kas (Rp) 3 38.623.234 169.951.827 56.039.855 658.901 239.997.080 208.698.757 23.970.305 147.460.570 15.092.043 128.431.266 Tanggal penyetoran 4 02 Januari 2008 01 Februari 2008 25 Januari 2008 28 Januari 2008 06 Februari 2008 14 Januari 2008 31 Januari 2008 14 Februari 2008 14 Januari 2008 Setor ke I tanggal 22 Januari 2008 Setor ke II tanggal 15 Februari 2008 30 Januari 2008 16 Januari 2008 25 Januari 2008 23 Januari 2008 05 Februari 2008 29 Januari 2008 12 Februari 2008 04 Februari 2008 14 Januari 2008 09 Januari 2008 08 Januari 2008 14 Januari 2008 18 Januari 2008 14 Januari 2008 25 Februari 2008 08 Januari 2008 21 Januari 2008 04 Februari 2008 17 Januari 2008

11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

Dinas Tenaga Kerja, TransSos PLH & Kehutanan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Dinas KesBang Kantor Pelayanan Perizinan Kantor Satpol PP Dinas Pariwisata Dinas Tata Kota Dinas Perindakop Cab. Diknas Kendari Barat Dinas Kesehatan Dinas Kebersihan, Pertamanan Diknas Kota Kendari Diknas Poasia Dinas Pemadam Kebakaran Kecamatan Kendari Kecamatan Baruga Kecamatan Abeli Kelurahan Abeli

78.767.815 14.099.500 262.634.501 5.547.799 19.035.394 27.509.039 1.343.510 377.921 23.459.345 284.856 73.667.521 10.275.658 42.014.860 1.081.550 4.376.000 14.353 1.745.881 1.043.500 2.254.500

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

16

1 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74.

2 Kelurahan Anawai Kelurahan Anggoeya Kelurahan Baruga Kelurahan Gunung Jati Kelurahan Jati Mekar Kelurahan Kampung Salo Kelurahan Kemaraya Kelurahan Kendari Caddi Kelurahan Kassilampe Kelurahan Lahundape Kelurahan Lapulu Kelurahan Mata Kelurahan Matabubu Kelurahan Mata Iwoi Kelurahan Petoaha Kelurahan Pondambea Kelurahan Rahandouna Kelurahan Anggoeya Kelurahan Sodohoa Kelurahan Anawai RSUD Abunawas Puskemas Lepo Lepo Puskesmas Perumnas Puskesmas Mandonga Puskesmas Abeli Puskesmas Mata Puskesmas Mokoau Puskesmas Benu-Benua Puskesmas Labibia SMP Negeri 11 Kendari SMP Negeri 4 Kendari SMP Negeri 9 Kenari SMP Negeri 7 Kendari SMP Negeri 5 Kendari SMP Negeri 12 Kendari SMP Negeri 14 Kendari SMA Negeri 1 Kendari SMA Negeri 2 Kendari SMA Negeri 6 Kendari SMA Negeri 8 Kendari SMA Negeri 9 Kendari SMA Negeri 16 Kendari SMK Negeri 4 Kendari SMK Negeri 1 Kendari SMK Negeri 2 Kendari Jumlah

3 579.908 14.100 30.705 25.085 65.750 607.140 2.818.755 47.680 718.500 259.500 637.300 1.163.540 1.733.176 2.200 1.501.790 203.700 1.449.625 14.100 1.160.983 579.908 51.574.025 189.526 1.441.574 11.105.842 99.026 4.531.251 3.760.138 1.996.426 5.108.825 1.856.531 818.034 82.897 88.007 876.647 1.794.720 402.210 4.103.840 1.347.256 99.442 115.330 401.899 405.565 573.827 8.136.188 372.649 1.711.234.716

4 05 Februari 2008 31 Januari 2008 15 Februari 2008 09 Januari 2008 08 Januari 2008 09 Januari 2008 09 Januari 2008 02 Februari 2008 04 Januari 2008 04 Januari 2008 18 Januari 2008 04 Februari 2008 04 Februari 2008 14 Januari 2008 28 Januari 2008 14 Januari 2008 21 Januari 2008 31 Januari 2008 31 Januari 2008 05 Februari 2008 24 Januari 2008 08 Januari 2008 17 Januari 2008 09 Januari 2008 07 Januari 2008 15 Januari 2008 14 Januari 2008 18 Januari 2008 28 Januari 2008 08 Januari 2008 09 Januari 2008 14 Januari 2008 07 Januari 2008 14 Januari 2008 08 Januari 2008 07 Januari 2008 07 Januari 2008 08 Januari 2008 08 Januari 2008 08 Januari 2008 15 Januari 2008 03 Januari 2008 09 Januari 2008 14 Januari 2008 14 Januari 2008

Bendahara pengeluaran yang belum menyetor sisa uang kas adalah pada satker-satker sebagai berikut:
No. 1 1. 2. 3. 4. Satker 2 Sekretariat DPRD Kota Kendari SMP Negeri 2 Kendari Kelurahan Poasia Kelurahan Wawombalata Sisa uang kas (Rp) 3 1.249.807.615 18.396.713 32.305 335 Keterangan 4 Belum disetor dan sebagian digunakan secara langsung Tidak ada bukti setor Tidak ada bukti setor

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

17

1 5. 6.

2 Kelurahan Bungkutoko Kelurahan Talia Total

3 93.000 2.710.000 1.269.039.968

4 Tidak ada bukti setor Tidak ada bukti setor

Permasalahan diatas tidak sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 220. 1. Ayat (7) menyebutkan bahwa ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran dan sanksi keterlambatan penyampaian laporan ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. Ayat (8) menyebutkan bahwa untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember.

2.

Hal tersebut mengakibatkan masih adanya saldo kas di bendahara pengeluaran pada akhir tahun anggaran sebesar Rp2.970.274.684,00 (Rp1.711.234.716,00 + Rp1.269.039.968,00) yang dapat membuka peluang penyalahgunaan kas daerah.

Hal tersebut disebabkan karena : 1. Para Bendaharawan lalai tidak menyetor sisa kas tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Pengawasan dan pengendalian masing-masing Kepala SKPD lemah. 3. Tidak adanya sanksi yang tegas yang berupa peraturan kepala daerah kepada SKPD-SKPD yang tidak segera menyetorkan UUDP.

Atas temuan tersebut, Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah memberikan tanggapan bahwa sudah dilakukan persuratan kepada masing-masing Satuan Kerja untuk segera melakukan penyetoran Sisa UUDP.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari atas kelalaiannya dalam mengambil kebijakan penggunaan langsung UUDP TA 2006 dan Kepala SKPD dalam mengawasi dan mengendalikan penyetoran sisa kas SKPD yang tidak tepat waktu. 2. Memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar segera menyetorkan sisa UUDP TA 2006 sebesar Rp1.269.039.968,00 ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari dan, 3. Memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar setiap sisa UUDP segera disetorkan ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari tepat waktu. Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat memberi teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari atas kelalaiannya dalam mengambil kebijakan penggunaan langsung UUDP TA 2006 dan Kepala

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

18

SKPD dalam mengawasi dan mengendalikan penyetoran sisa kas SKPD yang tidak tepat waktu. 2. Akan memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar segera menyetorkan sisa UUDP TA 2006 sebesar Rp1.269.039.968,00 ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari dan, 3. Sepakat untuk memerintahkan kepada Bendahara SKPD agar setiap sisa UUDP segera disetorkan ke Rekening Kas Daerah Kota Kendari tepat waktu.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

19

8.

Dana Kontingen Kota Kendari Atas Pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi Sulawesi Tenggara Di Kabupaten Muna Tahun Anggaran 2007 Sebesar Rp3.399.000.000,00 Belum Dipertanggungjawabkan

Dalam rangka pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi (PORPROV) Sulawesi Tenggara Tahun 2007 yang dilaksanakan di Kabupaten Muna, Pemerintah Kota Kendari mengirimkan kontingen yang akan mengikuti 24 cabang olah raga. Untuk mendukung kegiatan dimaksud Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kendari mengajukan permohonan dana bantuan kepada Pemerintah Kota Kendari sebesar Rp3.495.000.000,00. Pemerintah Kota Kendari kemudian menganggarkan dana tersebut melalui pos belanja bantuan dalam APBD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp2.000.000.000,00 dan APBD Perubahan sebesar Rp1.399.000.000,00, sehingga total dana yang dianggarkan adalah Rp3.399.000.000,00. Dari anggaran tersebut telah disalurkan sebesar Rp3.282.423.030,00 atau 97% melalui SP2D sebagai berikut:

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

SP2D Nomor 3099/LS/BTL/07 3216/LS/BTL/07 3711/LS/BTL/07 3800/LS?BTL/07 4480/LS/BTL/07 4879/LS/BTL/07 6882/LS/07 Total Tanggal 15 Juni 2007 20 Juni 2007 3 Juli 2007 5 Juli 2007 26 Juli 2007 8 Agustus 2007 5 Oktober 2007

Jumlah (Rp) 5.000.000,00 935.285.000,00 690.868.000,00 225.840.000,00 16.680.030,00 9.750.000,00 1.399.000.000,00 3.282.423.030,00

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen terkait, diketahui bahwa penggunaan dana PORPROV sebesar Rp3.282.423.030,00 tersebut belum dipertanggungjawabkan baik oleh KONI maupun oleh penanggung jawab setiap cabang olah raga.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 61 Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. 2. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4: a. Ayat (1) menyebutkan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. b. Ayat (2) menyebutkan bahwa secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Dapat menimbulkan kerugian keuangan daerah apabila dana sebesar Rp3.282.423.030,00 tersebut tidak dipertanggungjawabkan. 2. Realisasi pengeluaran dana Kontingen Pekan Olah Raga tidak dapat diketahui secara pasti.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

20

Hal ini disebabkan karena Penanggung jawab Kontingen PORPROV Kota Kendari lalai dalam mempertanggungjawabkan uang yang dikelolanya.

Atas temuan tersebut, Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah memberikan tanggapan bahwa Dana Bantuan Keuangan untuk Kontingen PORDA Kota Kendari belum dipertanggungjawabkan karena penerimaan Dana Bantuan pada masing-masing cabor dan sekretariat KONI Kota Kendari belum menyampaikan bukti pertanggungjawaban penggunaan dana. Namun sedang diupayakan untuk meminta pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut pada masing-masing cabor dan sekretariat KONI Kota Kendari.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar 1. Memerintahkan Kepala BPKAD untuk segera mengupayakan percepatan penyelesaian pertanggungjawaban dana kontingen Porda Kota Kendari pada masing-masing cabang olahraga dan sekretariat KONI Kota Kendari 2. Memerintahkan Sekretariat Daerah untuk segera menyampaikan bukti pertanggungjawaban sebesar Rp3.399.000.000,00 tersebut kepada Perwakilan BPK RI di Kendari.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan bahwa pertanggungjawaban penggunaan dana Pekan Olah Raga Daerah di Muna telah dilaksanakan sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp3.282.423.000,00 dan sisanya sebesar Rp116.557.000,00 (Rp3.399.000.000,00- Rp3.282.423.000,00) dilaksanakan melalui Pra Porda yang dipertanggungjawabnya melalui sekretariat KONI Kota Kendari.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

21

Lampiran 1

PENGADAAN BARANG CETAKAN KERJASAMA DENGAN PERCETAKAN ELMA JAYA NO KEGIATAN 1 Pengadaan barang cetakan 2 Pengadaan barang cetakan 3 Pengdaan kertas komputerisasi gaji 4 Pengadaan barang cetakan 5 Pengadaan barang cetakan 6 Pengadaan barang cetakan 7 Pengadaan barang cetakan 8 Pengadaan barang cetakan 9 Pengadaan barang cetakan KONTRAKTOR Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya Percetakan Elma Jaya NO KONTRAK/SPK TANGGAL SPK 970/TU/097/07 6 Februari 2997 970/TU/280/2007 970/TU/1766/2007 970/1766 970/2045 970/3604 970/3639 970/3858/2007 970/3953/2007 20 Februari 2007 2 Juli 2007 7 Agustus 2007 NILAI KONTAK Rp 20.000.000 Rp Rp Rp 20.000.000 11.900.000 20.000.000 18.350.000 19.600.000 21.600.000 16.500.000 21.000.000 168.950.000

10 September 2007 Rp 20 Oktober 2007 27 Oktober 2006 4 Desember 2007 7 Desember 2007 Rp Rp Rp Rp

TOTAL Rp PENGADAAN BARANG CETAKAN KERJASAMA DENGAN UD.SATRIA NO KEGIATAN 1 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 2 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 3 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 4 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) KONTRAKTOR UD. SATRIA Pusat Kendari NO KONTRAK/SPK TANGGAL SPK 3826/2007 1 November 2007

NILAI KONTAK Rp 17.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/1501

1 Juni 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/1508

11 Juni 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/1760

1 Agustus 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/1765

7 Agustus 2007

Rp

19.975.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/3605

20 Oktober 2007

Rp

19.750.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/3606

23 Oktober 2007

Rp

24.660.000

Hal 1/3

Lampiran 1

NO KEGIATAN 8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 9 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 10 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 11 Pengadaan Kertas Komputerisasi Gaji 12 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 13 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 14 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 15 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 16 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 17 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 18 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 19 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 20 Pengadaan Kertas Komputerisasi Gaji 21 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga)

KONTRAKTOR UD. SATRIA Pusat Kendari

NO KONTRAK/SPK TANGGAL SPK 970/3819 -----

NILAI KONTAK Rp 26.400.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/3994/2007

11 Desember 2007

Rp

21.400.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/1268/2007

15 Juni 2007

Rp

16.500.000

UD. SATRIA Pusat Kendari UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/135.A/2007 970/TU/239/2007

2 Februari 2007 19 Februari 2007

Rp Rp

11.900.000 45.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/267/2007

31 Januari 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/268/2007

27 Januari 2007

Rp

19.600.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/269/2007

6 Februari 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/270/2007

1 Februari 2007

Rp

15.690.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/274/2007

6 Februari 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/3911/2007

3 Desember 2007

Rp

15.690.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/3919/2007

4 Desember 2007

Rp

25.060.750

UD. SATRIA Pusat Kendari UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/441.A/2007 970/TU/663/2007

12 Maret 2007 10 Maret 2007

Rp Rp

11.900.000 20.000.000

Hal 2/3

Lampiran 1

NO KEGIATAN 22 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 23 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 24 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 25 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga) 26 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan (benda berharga)

KONTRAKTOR UD. SATRIA Pusat Kendari

NO KONTRAK/SPK TANGGAL SPK 970/TU/664/2007 5 Maret 2007

NILAI KONTAK Rp 20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/666/2007

20 Maret 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/858/2007

2 April 2007

Rp

19.325.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/859/2007

2 April 2007

Rp

20.000.000

UD. SATRIA Pusat Kendari

970/TU/860/2007

21 April 2007

Rp

20.000.000

TOTAL Rp

529.850.750

Hal 3/3

Lampiran II

Daftar SKPD yang belum menyerahkan Laporan Pertanggung jawaban (SPJ) :


1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dinas Kelurahan
Anduonohu Sodoha Watubangga Tobimeita Nambo Abeli Dalam Korumba Bungkutoko Tondonggeu

1 Dinas Perindagkop & PKM

Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.

Puskesmas

1 Puskesmas Mokoau 1 2 3 4 5

Sekolah TK Negeri 2 SMP Negeri 6 SMP Negeri 15 SMP Negeri 11 SMA Negeri 7

Cabang Diknas

1 Cabang Diknas Mandonga 2 Cabang Diknas Poasia

1 2 3 4 5 6 7

Bendahara Penerimaan
Penanaman Modal, Pertambangan dan Energi Kesehatan Pekerjaan Umum Perhubungan Nertransos Perindagkop & PKM Kebudayaan dan Pariwisata

Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas

BUKU III

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI DI KENDARI TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Nomor Tanggal

: 63 /HP/XIX.KDR/06/2008 : 24 Juni 2008

BUKU III
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI TA 2007

HALAMAN DAFTAR ISI.. I RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2007................................................................................................................................ III HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara swakelola senilai Rp3,027,926,000 tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1 2. 3. 4. 5. 6. Belanja Bantuan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah tidak sesuai dengan ketentuan minimal sebesar Rp418.702.500,00....................................................................... 6 Sisa kas pada Sekretariat DPRD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp1.071.978.000,00 sampai dengan 26 Mei 2008 belum disetor ke Kas Daerah.................................................. 11 Terdapat penggunaan langsung Penerimaan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 yang diterima dari klaim PT. Askes Tahun 2007 sebesar Rp817.075.208,00................................ 14 Penggunaan belanja tak terduga senilai Rp472,710,895.00 tidak sesuai peruntukkannya.... 17

Pembayaran atas pekerjaan pengadaan jasa penyusunan neraca awal Kota Kendari sebesar Rp503.730.000,00 untuk 151 SKPD tidak didukung dengan penyelesaiaan prestasi fisik pekerjaan sesuai yang diperjanjikan ...................................................................................... 19 Kelebihan Pembayaran Atas Upah Pungut PBB Migas Dan Insentif BPHTB Kepada Pejabat Beserta Jajaran Staf Pemerintah Kota Kendari Sebesar Rp154.602.654,00, Kepada Kantor Pelayanan PBB Sebesar Rp17.068.072,00 dan Kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah sebesar Rp23.365.892,00................................................................................... 22 Pertanggung jawaban tidak sah DPRD Kota Kendari minimal sebesar Rp172.200.000,00 dan pengeluaran tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp17.997.500,00.................................................................................................................... 26 Terdapat penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 dari klaim PT.Askes belum disetor ke Kas Daerah dan masih tersimpan dalam rekening pribadi Kepala SKPD sebesar Rp102.747.250,00..................................................................................................... 28 Belanja penunjang operasional Walikota dan Wakil Walikota Sebesar Rp93.050.000,00 tidak sesuai ketentuan............................................................................................................ 30

7.

8.

9.

10.

11. . Pekerjaan rehabilitasi Puskesmas Lepo-Lepo dan ruang tunggu Sub Terminal Lapulu dan Pungguloka sebesar Rp992.000.000,00 dan belum dikenakan sanksi denda sebesar Rp45.085.000,00.................................................................................................................... 32

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

12.

Pemberian honorarium dan biaya penunjang kinerja minimal sebesar Rp590.058.000,00 di lingkungan Pemerintah Kota Kendari tidak mempunyai dasar yang jelas........................ 35

Lampiran-lampiran : I. Daftar Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa TA 2007 Antara pemerintah kota Kendari dengan Unhalu Daftar Nama Pejabat Fakultas/Lembaga/UPT dalam lingkungan Universitas Haluoleo Biaya Tanpa Anggaran Pengeluaran Tahun 2008 Belanja Makan Belanja Makan Minum Rapat Belanja 2006 yang Dipertanggungjawabkan Pada TA 2007 Penggunaan Langsung PAD dari Klaim PT Askes Tahun 2007 Daftar Neraca SKPD Daftar Penerima Pembayaran Insentif Pengelolaan PBB Migas Daftar Penerima Insentif BPHTB pejabat Pembuat Akta Tanah Belanja yang Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan Secara Sah Belanja Tidak Didukung Dengan Bukti Lengkap Daftar Biaya Penunjang Operasional Walikota dan Wakil Walikota Daftar Penerima Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja

II.

III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. XIII XIV. XV.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

II

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2007

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas memeriksa Laporan Realisasi Anggaran periode yang berakhir 31 Desember 2007 dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kota Kendari terhadap peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Kendari. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Selain itu, peraturan perundang-undangan dan SPKN mengharuskan BPK RI untuk melaporkan kepada pihak berwenang, apabila dalam melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan ditemukan kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berindikasi unsur tindak pidana. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara swakelola senilai Rp3,027,926,000 tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Belanja bantuan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah tidak sesuai dengan ketentuan minimal sebesar Rp418.702.500,00. 3. Sisa kas pada Sekretariat DPRD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp1.071.978.000,00 sampai dengan 26 Mei 2008 belum disetor ke Kas Daerah. 4. Terdapat penggunaan langsung Penerimaan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 yang diterima dari klaim PT. Askes Tahun 2007 sebesar Rp817.075.208,00. 5. Penggunaan belanja tak terduga senilai Rp472,710,895.00 tidak sesuai peruntukkanya. 6. Pembayaran atas pekerjaan pengadaan jasa penyusunan neraca awal Kota Kendari sebesar Rp503.730.000,00 untuk 151 SKPD tidak didukung dengan penyelesaiaan prestasi fisik
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

III

pekerjaan sesuai yang diperjanjikan. 7. Kelebihan pembayaran atas upah pungut PBB Migas dan Insentif BPHTB kepada pejabat beserta jajaran staf Pemerintah Kota Kendari sebesar Rp154.602.654,00, kepada Kantor Pelayanan PBB sebesar Rp17.068.072,00 dan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah sebesar Rp23.365.892,00. 8. Pertanggung jawaban tidak sah DPRD Kota Kendari minimal sebesar Rp172.200.000,00 dan pengeluaran tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp17.997.500,00. 9. Terdapat penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 dari klaim PT.Askes belum disetor ke Kas Daerah dan masih tersimpan dalam rekening pribadi Kepala SKPD sebesar Rp102.747.250,00. 10. Belanja penunjang operasional Walikota dan Wakil Walikota Sebesar Rp93.050.000,00 tidak sesuai ketentuan. 11. Pekerjaan rehabilitasi Puskesmas Lepo-Lepo dan ruang tunggu Sub Terminal Lapulu dan Pungguloka sebesar Rp992.000.000,00 belum dikenakan sanksi denda sebesar Rp45.085.000,00. 12. Pemberian honorarium dan biaya penunjang kinerja minimal sebesar Rp590.058.000,00 di lingkungan Pemerintah Kota Kendari tidak mempunyai dasar yang jelas

Berdasarkan temuan tersebut, BPK RI merekomendasikan Walikota Kendari agar: 1. a. Memberi teguran tertulis kepada PPK atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas. b. Memerintahkan kepada kepala BPKAD dan Bappeda agar lebih cermat dan selektif dalam pelaksanaan swakelola dan pelaksanaannya sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003. c. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah agar berkoordinasi dengan pimpinan Unhalu dalam melaksanakan kontrak kerjasama lintas instansi 2. a. Memberi teguran secara tertulis kepada bendaharawan atas kelalaian dalam mengeluarkan jenis belanja yag dikelolanya. b. Memberi teguran secara tertulis kepada Kepala BPKAD atas kelalaian menentukan alokasi belanja yang dikelola. c. Memerintahkan Sekretaris Daerah untuk mencatat pengeluaran belanja bantuan kepada instansi vertikal pada pos Belanja APBD dan memastikan bantuan dari Pemerintah Kota Kendari telah masuk ke Bendahara Umum Negara serta APBN instansi vertikal yang diberi bantuan, sehingga tidak terkesan overlapping atas penggunaan belanja bantuan dengan kegiatan yang sama. 3. a. Memberikan teguran secara tertulis kepada Bendahara Pengeluaran karena lalai dalam menatauasahakan pengeluaran yang dikelola b. Memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari karena memberi peluang untuk menggunakan sisa kas akhir TA 2007 yang seharusnya disetor ke Kas Daerah. c. Segera berkoordinasi dengan pimpinan DPRD dan memerintahkan Sekertaris DPRD agar segera menyetorkan sisa kas TA 2007 sebesar Rp1.071.978.000,00
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

IV

4. a. Memberi teguran secara tertulis kepada Kepala RSUD Abunawas agar tidak membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan mekanisme APBD. b. Memerintahkan kepala BPKAD agar dalam upaya intensifikasi PAD melalui klaim Askes agar menyetorkan seluruhnya secara bruto ke Kas Daerah dan memformulasikan dalam DPA RSUD Abu Nawas dan masing-masing Puskesmas. c. Mencabut SK Walikota Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dan mekanisme penggunaan langsung dari klaim PT Askes pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas. 5. a. Memberi teguran Kepala BPKAD dan Sekretariat Daerah sebab merealisasikan Belanja Tak Terduga yang tidak sesuai peruntukkannya. b. Dimasa mendatang berkoordinasi bersama dengan DPRD dalam pengganggaran dan penggunaan belanja tidak terduga supaya disesuaikan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. a. Memberi teguran secara tertulis kepada PPTK, Kepala BPKAD sebagai penanggungjawab dan Sekretariat Daerah agar lebih cermat lagi dalam melaksanakan tugasnya b. Memerintahkan kepada General Manager KAP Drs.Toni H Ratim untuk segera menyelesaikan penyusunan neraca awal tersebut yang kurang diserahkan sebanyak 120 SKPD atau mengembalikan uang sebesar Rp395.115.000 ke Kas Daerah c. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah untuk memungut sanksi denda atas keterlambatan pekerjaan sebesar Rp24.850.000,00 7. a. Mencabut Peraturan Walikota Nomor:20/Tahun 2007 dan dimasa mendatang tidak diperkenankan mengambil langkah kebijakan dimaksud. b. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah agar menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp194.946.619,00 atau masing-masing kepada Pejabat beserta jajaran Staf Pemerintah Kota Kendari sebesar Rp154.512.654,00, Kepala Kantor PBB dan Staf sebesar Rp7.401.873,00, Kasi Penetapan Kantor PBB sebesar Rp9.666.200,00 dan Kantor BPN Kota Kendari sebesar Rp23.365.892,00 8. a. Memberi teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD, Kepala Bagian Keuangan dan Bendahara Pengeluaran. b. Memerintahkan Sekretaris DPRD Kota Kendari untuk meminta Bendahara Pengeluaran segera menyetor pertanggungjawaban yang tidak sah minimal sebesar Rp172.200.000,00 ke Kas Daerah dan melengkapi bukti bukti pengeluaran Rp17.997.500,00. 9. a. Mencabut SK Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dengan lebih menekankan agar dana tersebut disetorkan ke Kas Daerah secara bruto b. Memerintahkan Kepala RSUD Abunawas agar menutup rekening atas nama pribadi dan menyetorkan PAD secara bruto ke Kas Daerah. 10. a. Memberi teguran secara tertulis kepada staf atau kepada ajudan Walikota dan Wakil Walikota yang menerima belanja penunjang operasional.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

b. Segera melengkapi bukti pertanggungjawaban atas penggunaan biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut, serta lebih selektif dalam penentuan penyaluran (pemberian) biaya operasional dimaksud. 11. a. Memberi teguran tertulis kepada CV Milano dan CV Gading Mas agar dalam pelaksanaan pekerjaan dimasa mendatang tepat waktu. b. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Perhubungan untuk menarik dan menyetor sanksi denda dengan total Rp 45.085.000,00 atau masing-masing CV Milano sebesar Rp27.735.000,00 dan CV Gading Mas Rp17.350.000,00. 12. a. Memberi teguran tertulis kepada Kepala BPKAD supaya dimasa mendatang dalam pemberian tambahan penghasilan diberikan atas dasar legalitas yang jelas. b. Memerintahkan kepada Sekretaris Daerah segera menerbitkan Surat Keputusan pemberian tunjangan kinerja dengan Surat Keputusan Walikota, bukan semata dananya di APBD dianggarkan dan dibayarkan tanpa ada dasar yang jelas.

Secara lebih rinci dijelaskan pada bagian Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan.

Kendari, 24 Juni 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK-RI di Kendari Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Ali Wardhana, SE, Ak, MM. Akuntan, Register Negara No.D-12057

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

VI

1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola Senilai Rp3,027,926,000 Tidak Sesuai Dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Hasil uji petik atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada Bappeda dan BPKAD untuk Tahun Anggaran 2007 terdapat kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan secara swakelola bertentangan dengan Keppres No. 80 Tahun 2003, dengan akumulasi nilai kontrak pengadaan barang/jasa sebesar Rp3.027.926.000,00. Dan dari pengadaan tersebut, terdapat kontrak kerjasama antara Perguruan Tinggi Negeri Universitas Haluoleo dengan Pemerintah Kota Kendari senilai minimal Rp2.486.326.000,00 atau 82% yang tidak disetorkan ke Kas Negara melalui mekanisme Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hasil kontrak kerja PTN dengan instansi lain. Hal tersebut dapat diuraikan pada dua SKPD sebagai berikut : a. Bappeda.

Pemeriksaan terhadap kontrak swakelola Bappeda bekerjasama dengan instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan) dan pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen tersebut terdapat pengadaan barang/jasa dengan metode swakelola yang dikuasakan kepada instansi lain non pemerintah (universitas swasta, lembaga riset dan LSM), yaitu:
No 1 Jenis Pekerjaan Analisis tentang kemampuan baca tulis Al Qur'an di Kec. Baruga Rekanan Drs. Peribadi, M.Si LSM MMPI Sulawesi Tenggara 2 Study karakteristik Urbanisasi di Kota Kendari Sirajuddin, S.IP. M.Si Research and Employment Instute (RESYS) 3 Study efektifitas implementasi renstra Kota Kendari Baharuddin Burhan, SP.M.Si Lembaga Pusat Kajian Komunitas Pembangunan Hijau 4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) masterplan bidang pendidikan di Kota Kendari 5 Penyusunan masterplan aglomerasi Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan 6 Survey pengembangan tanaman obat di Tahura Murhum Drs. Joko Tri Brata, M.Si LPPM Universitas Sulawesi Tenggara Drs. Joko Tri Brata, M.Si LPPM Universitas Sulawesi Tenggara Mastri Susilo Direktur LePMIL Sulawesi Tenggara JUMLAH Rp541.600.000,00 33/Kontrak/SW K/IX/2007 Rp 75.000.000,00 36/KontrakSWK/IX/2007 Rp146.000.000,00 07/Kontrak/SW K/IV/2007 Rp 98.600.000,00 34/Kontrak/SW K/IX/2007 Rp 50.000.000,00 41/Kontrak/SW K/X/2007 Rp122.000.000,00 No Kontrak 10/Kontrak/SW K/IV/2007 Nilai Kontrak Rp 50.000.000,00

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Selain pekerjaan swakelola yang dikuasakan kepada instansi lain non pemerintah, terdapat 20 kerjasama dengan instansi pemerintah d.h.i. Perguruan Tinggi Negeri Universitas Haluoleo (Unhalu) yang dipilih sebagai pelaksana kegiatan penelitan/kajian/studi. Akumulasi nilai kontrak sebesar Rp1.976.326.000,00 (Lampiran I) b. BPKAD Terdapat 3 kontrak swakelola yang dikuasakan kepada Universitas Haluoleo (Unhalu) sebagai pelaksana kegiatan penelitan/kajian/studi dengan akumulasi nilai kontrak adalah sebesar Rp510.000.000,00. Pekerjaan swakelola yang diusulkan Bappeda dan BPKAD dikerjakan oleh instansi lain, seharusnya swakelola dikerjakan sendiri dengan memanfaatkan SDM, sarana prasarana, teknologi dan anggaran yang telah tersedia pada Bappeda dan BPKAD, kecuali untuk hal tertentu yang bersifat khusus seperti penyediaan tenaga ahli dan atau teknologi yang spesifik dapat dilakukan dengan penunjukkan penyedia barang/jasa. (Lampiran I Keppres 80 Tahun 2003 Bab I huruf A angka 2.d). Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan swakelola serta konfirmasi kepada Unhalu diketahui, hal-hal sebagai berikut : 1. Tidak ada perkiraan harga (owner estimation) yang dikalkulasikan secara keahlian oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang dibuktikan dengan perhitungan biaya personil yang didukung dengan nama, daftar riwayat pekerjaan dan daftar gaji yang telah diperiksa (audited pay roll) disertai bukti pembayaran pajak terhadap gaji yang diterima dari personil yang akan digunakan. 2. Terdapat pos-pos belanja yang dapat diambil dari sumber daya (resources) yang telah ada pada Bappeda dan BPKAD sehingga tidak perlu dianggarkan kembali, antara lain pos belanja : a. Pos belanja staf pendukung kegiatan (operator komputer)

b. Pos belanja sewa peralatan dan transportasi (sewa komputer, printer, scanner dan kendaraan operasional) c. Pos belanja bahan dan alat tulis (ATK, pencetakan dan penjilidan)

d. Pos belanja publikasi dan dokumentasi (sewa kamera dan tape recorder) e. Pos belanja seminar dan pelaporan (penggandaan materi, sewa ruangan, LCD proyektor).

3. Khusus Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan melibatkan civitas akademik Unhalu, dalam RAB kontrak tidak tercantum besarnya kontribusi untuk Universitas Haluoleo. 4. Hasil konfirmasi kepada Unhalu pada tanggal 9 Mei 2008 dan 15 Mei 2008 diketahui mengenai nama-nama pejabat Fakultas/Lembaga/UPT dalam lingkungan Unhalu yang berwenang menandatangani kontrak kerjasama dengan instansi luar yang hanya termuat dalam 3 kontrak, sedangkan sisanya 20 kontrak tidak ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, sehingga penerimaan kontrak kerja tersebut tidak disetorkan kepada bendahara penerimaan PNBP. (Lampiran II)

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Peraturan Presiden No.85 Tahun 2006 tentang perubahan keenam atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, antara lain menyatakan: a. Pasal 11 ayat (2) menyatakan : tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi harus memenuhi persyaratan lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijasahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi. b. Pasal 39 ayat (2) menyatakan bahwa Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh : 1). pengguna barang/jasa; 2). instansi pemerintah lain; 3). kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah. c. Lampiran I Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Bab III huruf A angka 2.b, menyebutkan bahwa Swakelola oleh instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan) adalah pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran; 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 115/KMK.06/2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Perguruan Tinggi Negeri a. Pasal 2 ayat (3) yang menyatakan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari PTN anatara lain adalah Hasil Kontrak Kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi; b. Pasal 4 1) Seluruh PNBP pada PTN wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. 2) PNBP pada PTN dikelola dalam sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Permasalahan tersebut mengakibatkan: a. Pelaksanaan kegiatan swakelola dan penetapan biaya satuan tenaga ahli tidak jelas dasar perhitungannya dan rawan penyimpangan. b. Terdapat penggunaan langsung Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp2.486.326.000,00 yang seharusnya disetor dahulu ke Kas Negara. c. Swakelola yang dikuasakan kepada instansi lain non pemerintah sebesar Rp541.600.000,00 diindikasikan merugikan keuangan daerah.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Hal tersebut disebabkan oleh: a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya. b. Pengendalian atasan langsung Kepala Bappeda dan BPKAD lemah. c. Pengendalian dari pimpinan Unhalu dalam melakasanakan ikatan kontrak dengan SKPD Kota Kendari lemah.

Atas temuan tersebut, Bappeda dan BPKAD Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Bappeda a. Penetapan harga satuan tenaga ahli yang dilakukan oleh Bappeda sudah sesuai dengan SE Bersama Badan Perencana Pembangunan Nasional dan Departemen Keuangan No : 1203/D.II/03/2000/SE-38/A/2000 tanggal,17 Maret 2000 Perihal Petunjuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB). b. Mekanisme penawaran yang di ajukan oleh pihak Unhalu sudah sesuai prosedur. c. Penggunaan langsung Pendapatan Negara Bukan Pajak tidak diketahui oleh Bappeda karena penyetoran PNBP maupun pengeluaran pajak baik secara per orangan/lembaga disetorkan sendiri oleh penerima pekerjaan dhi. Unhalu. 2. BPKAD a. Kontrak dengan pihak lembaga penelitian Unhalu dilakukan karena: 1) Kebutuhan BPKAD terhadap SDM dari Perguruan Tinggi untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang dapat ditindaklanjuti untuk guna peningkatkan penerimaan daerah. 2) Kajian tersebut diperlukan guna mengkaji secara komperatif faktor penyebab rendahnya realisasi PBB tahun-tahun sebelumnya serta d ip erlukanny a an alisa disk rip tif sebag ai acuan yang efektif dalam usaha meningkatkan PBB b. Kontribusi langsung kepada Unhalu adalah berupa hasil kajian yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. c. Perkiraan harga dalam RAB yang diajukan oleh pihak Lembaga Penelitian Unhalu sudah sesuai dengan harga perkiraan sendiri dan dinegosiasikan sesuai dengan anggaran yang ada pada BPKAD..

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada PPK atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas. 2. Memerintahkan kepada kepala BPKAD dan Bappeda agar lebih cermat dan selektif dalam pelaksanaan swakelola dan pelaksanaannya sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003. 3. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah agar berkoordinasi dengan pimpinan Unhalu dalam melaksanakan kontrak kerjasama lintas instansi.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada PPK atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas. 2. Sepakat untuk memerintahkan kepada kepala BPKAD dan Bappeda agar lebih cermat dan selektif dalam pelaksanaan swakelola dan pelaksanaannya sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003. 3. Sepakat untuk berkoordinasi dengan pimpinan Unhalu dalam melaksanakan kontrak kerjasama lintas instansi dan kedepan diharapkan tidak akan terulang lagi.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

2. Belanja Bantuan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Minimal Sebesar Rp418.702.500,00

Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Belanja Bantuan berupa bukti keluar kas pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) ditemukan beberapa penyimpangan, antara lain: 1. Belanja Bantuan diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain dalam lingkungan Pemerintah Kota Kendari minimal sebesar Rp154.602.500,00. Dari hasil pemeriksaan atas pertanggung jawaban belanja Bantuan ditemukan bantuanbantuan yang diberikan kepada pegawai dilingkungan BPKAD sendiri maupun kepada SKPD lain dilingkungan pemerintah Kota Kendari, yang peruntukannya digunakan untuk kegiatan yang seharusnya sudah ada dalam DPA SKPD yang bersangkutan. Bantuan keuangan kepada SKPD lain yang berada dalam lingkungan Pemerintah Kota Kendari tidak sepatutnya diberikan, karena biaya tersebut seharusnya dibebankan dalam DPA-SKPD masing-masing dan sebagian sudah dianggarkan dalam DPA-SKPD. Berikut rincian bantuan yang diberikan kepada SKPD dalam lingkungan Pemerintah Kota Kendari dan Belanja Bantuan Ormas yang seharusnya dikelompokkan masuk dalam Belanja Bantuan Sosial tetapi dialokasikan ke Bantuan Keuangan:

No.

Tanda Bukti Kas 89

SP2D Uraian No -----Tgl -----Bantuan Akomodasi dan perjalanan kepada 3 orang satuan Pol PP Kota Kendari dalam Rangka mendampingi Walikota urusan dinas di Bau-bau Bantuan Kepada Kasubag Rumah tangga Walikota Kendari dlm rangka mendampingi Walikota kendari monitoring dlm wilayah kendari Bantuan Kepada Asisten I Sekretariat Kota Kendari dlm rangka menerima tamu pemda Bantuan Operasional Safari Ramadhan Pemda 1.500.000,00 Jumlah

262

------

------

3.000.000,00

276

------

------

1.000.000,00

996

6393/BTL/ LS/2007 6480/BTL/ LS/2007

26/09/2007

20.000.000,00

1010

27/09/2007

Bantuan Ormas (bantuan SPPD dan Lumpsum kepada Camat Kendari Barat) Bantuan Ormas (Biaya Kesejahteraan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri kepada Pegawai Sekretariat Kota kendari) Bantuan Biaya Pakaian Dinas Kepada Ajudan wakil Walikota Kendari Bantuan Biaya Pakaian Dinas Kepada Ajudan wakil Walikota Kendari Bantuan Ormas (Bantuan kepada Dinas Perhubungan Kota Kendari)

7.200.000,00

1011 6533/BTL/ LS/2007

28/09/2007

62.737.500,00

1382

------

------

980.000,00

1388

------

------

1.855.000,00

1435

10409/BTL/ LS/2007

18/12/2007

3.780.000,00

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

10

1475

10635/BTL/ LS/2007

27/12/2007

Bantuan Ormas (Training ESQ in House Pemkot Kdi) JUMLAH

52.550.000,00

154.602.500,00

Dari tabel diatas bantuan untuk ormas adalah sebesar Rp126.267.500 atau 81,7% dan bantuan keuangan untuk SKPD adalah sebesar Rp28.335.000 atau 18.3%

2. Pemberian Bantuan kepada Instansi Vertikal minimal sebesar Rp264.100.000,00. Dari pemeriksaan pertanggungjawaban bantuan masih juga ditemukan Bantuan yang diberikan untuk instansi vertikal, dimana pada pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari TA 2006 sudah diungkapkan sesuai LHP No.07/LHP/XIVKDI/05/2007 tanggal 10 Mei 2007. Bantuan Keuangan kepada instansi vertikal tidak sepatutnya diberikan karena instansi-instansi vertikal tersebut secara operasional telah dibiayai melalui mekanisme APBN. Selain itu, pemberian bantuan keuangan ini dapat membebani anggaran unit kerja Pemerintah Daerah. Seharusnya Belanja Bantuan Keuangan untuk instansi vertikal diformulasikan dalam DPA SKPD yang secara fungsional mempunyai hubungan tugas dengan instansi vertikal terkait. Berikut rincian bantuan keuangan yang diberikan kepada instansi vertikal yakni:
No. Tanda Bukti Kas 17 SP2D Uraian No -----Tgl -----Bantuan biaya pendidikan kepada anggota kodim 1417 1.500.000,00 2 29 ----------Bantuan kepada Danpom 143 kendari dlm rangka menunjang tugas sehari-hari Bantuan kepada Kasrem 143 HO Kendari dlm rangka menunjang tugas sehari-hari Bantuan biaya pensertifikatan tanah Polsek Abeli 3.600.000,00 5 73 ----------Bantuan kepada unsur Pimpinan Muspida Kota Kendari 5.000.000,00 6 125 ----------Bantuan biaya biaya pengamanan Kota kepada Polres Kendari Bantuan Kepada Pengadilan Negeri Kendari dlm rangka sosialisasi penyuluhan Hukum di Kota Kendari bantuan biaya pembinaan Hukum di Wilayah Kota Kendari Kepada Kejaksaan Negeri Kendari Bantuan Biaya Pengamanan kepada anggota Polresta Kendari dlm rangka pengamanan dalam wilayah Kota Kendari Bantuan Biaya Pengamanan kepada Denpom Korem 143 Kendari dlm rangka pengamanan dalam wilayah Kota Kendari (Rp) Jumlah

2.000.000,00

44

------

------

1.500.000,00

70

------

------

5.000.000,00

127

------

------

6.200.000,00

129

------

------

6.200.000,00

198

470/BTL/LS /2007

05/03/2007

10.000.000,00

10

334

------

------

2.000.000,00

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

11

980

6306/BTL/L S/2007 6530/BTL/L S/2007 6531/BTL/L S/2007 6532/BTL/L S/2007 8029/BTL/L S/2007 ------

25/09/2007

Bantuan Peningkatan Keamanan Kota Dalam Rangka Hari Juang Kartika TNI AD 2007 Bantuan Perlengkapan Gedung Kejaksaan Negeri Kendari

15.000.000,00

12

1015

28/09/2007

50.000.000,00

13

1017

28/09/2007

Bantuan pagar Kantor Pengadilan Kendari Bantuan Pengamanan Dalam Kota Kendari Kepada Polresta Kendari

75.000.000,00

14

1019

28/09/2007

40.000.000,00

15

1314

12/11/2007 ------

Bantuan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bantuan Pembelian Bahan Bakar kepada Pengadilan Negeri Kendari Dlm Rangka Sosialisasi di Bidang Hukum di Wilayah Kota Kendari Bantuan kepada Pangkalan TNI AL kendari dlm rangka pelaksanaan pengawasan dan pengamanan Ilegal Loging Fishing di perairan Kendari Bantuan kepada Wakapolresta Kendari dlm rangka pengamanan dlm wilayah Kota Kendari Bantuan Kepada Dandim 1417 Kendari dlm rangka mengikuti rakor terbatas di Mabesad jakarta Bantuan dlm rangka Pembinaan Hukum di Wilayah Kota Kendari (Operasional Muspida) JUMLAH

17.500.000,00

16

1333

6.200.000,00

17

1334

------

------

6.200.000,00

18

1335

------

------

3.000.000,00

19

1398

------

------

2.000.000,00

20

1416

------

------

6.200.000,00 264.100.000,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1. PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah a. Pasal 26 ayat (1) Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. b. Pasal 26 (2) Belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. c. Pasal 26 ayat (3) Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007. a. Lampiran angka romawi II angka 2, huruf b, poin 14, huruf a yang menyatakan bahwa

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Bantuan sosial untuk organisasi kemasyarakatan harus selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. Pemberian bantuan tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran pada organisasi kemasyarakatan yang sama. b. Lampiran angka romawi II angka 2, huruf b, poin 14, huruf e yang menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pasal 99 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang menerima bantuan dana APBD sebagaimana tersebut dalam angka 4 berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut kepada Kepala Daerah. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. a. Pasal 78 ayat (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD. b. ayat (2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban APBN. c. Pasal 132 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

Hal tersebut mengakibatkan : 1. Terdapat pengeluaran belanja untuk SKPD melalui pos bantuan keuangan sebesar Rp28.335.000,00 dan terdapat belanja bantuan yang seharusnya pada pos belanja sosial sebesar Rp126.267.500,00 yang mengakibatkan pemborosan. 2. Pengeluaran untuk instansi vertikal berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp264.100.000,00

Hal tersebut disebabkan: 1. Bendaharawan Bantuan Keuangan cermat dalam melaksanakan tugasnya. 2. Kepala BPKAD tidak selektif dalam memberikan pos bantuan. 3. Pengendalian Sekretariat Daerah Lemah.

Atas temuan tersebut, BPKAD Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Pengeluaran pos bantuan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 pasal 47 ayat 1, dimana bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 huruf g digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus. Lebih lanjut dikatakan pada ayat (2) bantuan keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah. Lebih lanjut pada ayat (3) bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peruntukkan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai pemberi bantuan. 2. Walikota Kendari sebagai Pemegang Otorisasi Pelaksana APBD dapat memberikan bantuan kepada siapa saja baik Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Instansi Vertikal sepanjang peruntukkan/alokasi bantuan dimaksud tidak overlapping penggunaannya

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada bendaharawan atas kelalaian dalam mengeluarkan jenis belanja yag dikelolanya. 2. Memberi teguran secara tertulis kepada Kepala BPKAD atas kelalaian menentukan alokasi belanja yang dikelola. 3. Memerintahkan Sekretaris Daerah untuk mencatat pengeluaran belanja bantuan kepada instansi vertikal pada pos Belanja APBD dan memastikan bantuan dari Pemerintah Kota Kendari telah masuk ke Bendahara Umum Negara serta APBN instansi vertikal yang diberi bantuan, sehingga tidak terkesan overlapping atas penggunaan belanja bantuan dengan kegiatan yang sama.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada bendaharawan atas kelalaian dalam mengeluarkan jenis belanja yag dikelolanya. 2. Sepakat memberi teguran kepada Kepala BPKAD atas kelalaian menentukan alokasi belanja yang dikelola. 3. Sepakat untuk memerintahkan Sekretaris Daerah agar mencatat pengeluaran belanja bantuan kepada instansi vertikal untuk kemudian disinkronkan dengan pos Belanja pada DIPA APBN.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

10

3. Sisa Kas Pada Sekretariat DPRD Tahun Anggaran 2007 Sebesar Rp1.071.978.000,00 Sampai Dengan 26 Mei 2008 Belum Disetor Ke Kas Daerah

Berdasarkan pemeriksaan atas Buku Kas Umum Sekretariat DPRD diketahui bahwa penerimaan selama Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp15.473.373.388,00, sedangkan pengeluaran selama Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp13.693.565.773,00 atau 88% , sehingga masih terdapat sisa kas sebesar Rp1.779.807.615,00 atau 12%. Pada tanggal 24 April 2008 telah disetor sebesar Rp530.000.000,00 atau 30% dan tanggal 28 April 2008 sebesar Rp177.829.615,00 atau 10% sehingga masih tersisa uang kas yang belum disetor ke Kas Daerah sebesar Rp1.071.978.000,00 atau 60%. Dari penelusuran atas bukti catatan yang diberikan oleh bendahara pengeluaran diketahui terdapat beberapa penyimpangan dalam pengelolaan keuangan sebesar Rp1.025.752.300,00 dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Terdapat penggunaan sisa kas sebesar Rp650.000.000,00. diantaranya sebesar Rp500.000.000,00 adalah pinjaman para Anggota dan Pimpinan DPRD yang berjumlah 25 orang dan sebesar Rp150.000.000,- adalah pinjaman staf dilingkungan Sekretariat DPRD dan sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, bendahara pengeluaran tidak dapat menunjukkan bukti pendukung 2. Selain itu sisa kas digunakan untuk biaya pelantikan Walikota dan Wakil Walikota sebesar Rp217.025.000,00 (lampiran III) yang tidak dianggarkan dalam APBD maupun APBD Perubahan 2007, namun sampai berakhirnya pemeriksaan, bendahara pengeluaran tidak dapat menunjukkan bukti pendukung, 3. Terdapat kelebihan realisasi anggaran sebesar Rp158.727.300,00 yang dibiayai dari sisa kas (lampiran IV), namun sampai berakhirnya pemeriksaan bendahara pengeluaran tidak dapat menunjukkan bukti pendukung. 4. Sehingga masih terdapat selisih saldo kas sebesar Rp46.225.700,00 (Rp1.071.978.000,00 Rp1.025.752.300,00). Namun sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, bendahara pengeluaran tidak dapat menunjukkan bukti pendukung.

Selanjutnya hasil verifikasi SPJ diketahui terdapat belanja yang menyeberang dari Tahun Anggaran 2006 yang dibayarkan pada Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp88.978.705,00. Belanja tersebut antara lain: No 1. 2. 3. Jenis Biaya Biaya makan minum Biaya makan minum rapat Lain-lain Kode Anggaran 5.2.2.11.01 5.2.2.11.02 5.2.2.03.05 Jumlah (Rincian pada Lampiran V, VI&VII) Jumlah Rp 29.630.200,Rp 40.285.000,Rp 19.063.505,Rp 88.978.705,-

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu :

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

11

a. Pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD. b. Pasal 61 ayat (2) menyatakan bahwa pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah. c. Pasal 65 ayat (3) huruf e, menyatakan bahwa Dalam rangka pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kuasa BUD berkewajiban untuk menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. d. Pasal 66 Ayat (4) menyatakan bahwa Bendahara pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran apabila persyaratan sebagaimana pada ayat (3) tidak dipenuhi. e. Pasal 66 Ayat (5) Bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran pembayaran yang dilaksanakannya.

Hal tersebut mengakibatkan terjadi indikasi kerugian daerah sebesar Rp1.071.978.000,00 (Rp650.000.000,00 + Rp217.025.000,00 + Rp158.727.300,00 + Rp46.225.700,00) atas penggunaan sisa uang kas yang seharusnya disetor ke Kas Daerah serta pengeluaran yang tidak sesuai peruntukan dan tidak memiliki bukti pendukung.

Hal tersebut disebabkan karena: 1. Bendahara pengeluaran lalai dalam melakukan penatausahaan uang yang dikelolanya. 2. Pengendalian atasan langsung dhi. Sekretariat DPRD lemah.. 3. Kebijakan pimpinan dan Sekretariat DPRD untuk menggunakan langsung sisa UUDP.

Atas temuan tersebut, Sekretariat DPRD Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Pinjaman sebesar Rp650.000.000,00 akan diangsur setiap bulan dan bukti setor akan disampaikan ke Kantor Perwakilan BPK RI di Kendari. 2. Biaya pelantikan Walikota dan Wakil Walikota sebesar Rp217.025.000,00 sebagian sudah dianggarkan di APBD 2008 dan sebagian dianggarkan pada APBD-P 2008 3. Bendahara akan memperbaiki kesalahannya karena merealisasikan anggaran melebihi pagu yang telah ditetapkan.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Memberikan teguran secara tertulis kepada Bendahara Pengeluaran karena lalai dalam menatauasahakan pengeluaran yang dikelola 2. Memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari karena memberi peluang untuk menggunakan sisa kas akhir TA 2007 yang seharusnya disetor ke Kas Daerah.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

12

3. Segera berkoordinasi dengan pimpinan DPRD dan memerintahkan Sekertaris DPRD agar segera menyetorkan sisa kas TA 2007 sebesar Rp1.071.978.000,00

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberikan teguran secara tertulis kepada Bendahara Pengeluaran karena lalai dalam menatauasahakan pengeluaran yang dikelola 2. Sepakat untuk memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD Kota Kendari untuk tidak menggunakan sisa kas akhir TA 2007 yang seharusnya segera disetor ke Kas Daerah setelah TA 2007.. 3. Sepakat untuk segera berkoordinasi dengan pimpinan DPRD Kota Kendari dan memerintahkan kepada Sekertaris DPRD untuk segera menyetorkan sisa kas TA 2007 sebesar Rp1.031.978.000,00 (Rp1.071.978.000,00 Rp40.000.000) yang pengembaliannya dilakukan secara angsuran.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

13

4. Terdapat Penggunaan Langsung Penerimaan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 Yang Diterima Dari Klaim PT. Askes Tahun 2007 Sebesar Rp817.075.208,00

Hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu Buku Kas Umum (BKU), Surat Tanda Setoran (STS), Buku Realisasi Penerimaan, dan Rekening Koran Kas Daerah (Kasda) diketahui bahwa penerimaan PAD dari klaim PT Askes kepada RSUD dan Puskesmas se-Kota Kendari Tahun Anggaran (TA) 2007 sebesar Rp1.694.251.223,00 (Lampiran VIII). Dari penerimaan klaim PT Askes tersebut digunakan langsung oleh SKPD sebesar Rp817.075.208,00 atau 48,22%, yang sudah disetor ke Kasda sebesar Rp381.005.090,00 atau 22,48% , yang belum disetor ke Kasda per 31 Desember 2007 sebesar Rp250.585.175,00 atau 14,79% dan penerimaan yang belum disetor dan masih disimpan dalam rekening SKPD serta rekening pribadi pemegang kas, masing-masing sebesar Rp142.838.500,00 atau 8,43% dan sebesar Rp102.747.250,00 atau 6%, dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah)
No. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) RSUD Abunawas Pusk. Kemaraya Pusk. Labibia Pusk. Abeli Pusk. Poasia Pusk. Lepo-Lepo Pusk. Puuwatu Pusk.Perumnas Pusk. Mekar Pusk. Mata Pusk. Benu-Benua JUMLAH Unit Kerja Jumlah per 31 Des 2007 380.425.008,00 57.869.000,00 7.042.300,00 11.325.950,00 74.607.400,00 87.752.950,00 64.053.700,00 71.861.500,00 19.219.500,00 9.542.500,00 33.375.400,00 817.075.208,00

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pada RSUD Abunawas diketahui bahwa dari penerimaan PAD hasil klaim kepada PT Askes TA 2007 digunakan secara langsung sebesar Rp380.425.008,00. Penggunaannya didasarkan pada besaran tarif yang dibuat melalui Perjanjian Kerjasama antara PT Askes dan Pihak Manajemen RSUD Abunawas yang masa berlakunya mulai bulan Oktober 2006, serta perjanjian yang diperbarui dan berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2007 sampai dengan 31 Juli 2008. Dari perhitungan tarif tersebut yang disetorkan kepada Kas Daerah adalah hasil penjumlahan antara Jasa Pelayanan Rawat Jalan dan Jasa Pelayanan Rawat Inap setelah hasil klaim kepada PT Askes terealisir. Sisanya digunakan langsung untuk Penyediaan Obatobatan, Bahan / Alat Kesehatan Pakai Habis, Tindakan Operasi, dan Makanan Pasien;

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

14

2) Puskesmas Kemaraya, Puskesmas Labibia, Puskesmas Abeli, Puskesmas Poasia, Puskesmas Lepo-Lepo, Puskesmas Puuwatu, Puskesmas Perumnas, Puskesmas Mekar, Puskesmas Mata, dan Puskesmas Benu-Benua besaran penggunaan langsungnya didasarkan pada Keputusan Walikota Kendari Nomor 316 Tahun 2004 tentang Pembagian Dana Pelayanan Kesehatan PT Askes Kota Kendari setelah dikurangi 30% yang disetor langsung ke Kas Daerah (lihat Lampiran VIII) 3) 70% sisa penyetoran total PAD dari klaim PT Askes yang digunakan langsung oleh masingmasing Puskesmas, yaitu Puskesmas Kemaraya sebesar Rp57.869.000,00, Puskesmas Labibia sebesar Rp7.042.300,00, Puskesmas Abeli sebesar Rp11.325.850,00, Puskesmas Poasia sebesar Rp74.607.400,00, Puskesmas Lepo-Lepo sebesar Rp87.752.950,00, Puskesmas Puuwatu sebesar Rp64.053.700, Puskesmas Perumnas sebesar Rp71.861.500,00, Puskesmas Mekar sebesar Rp19.219.500,00, Puskesmas Mata sebesar Rp9.542.500,00, dan Puskesmas Benu-Benua sebesar Rp33.375.400. Pembagiannya 5% untuk pembinaan oleh Dinas Kesehatan, dan sisanya digunakan sesuai dengan kebutuhan SKPD berlandaskan pada keputusan Kepala SKPD yaitu untuk membiayai operasional puskesmas, jasa pengelola keuangan, serta jasa medis dan paramedis. (Lampiran VIII)

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 16: 1) Ayat (2) Penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara / Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah; 2) Ayat (3) Penerimaan Kementrian Negara / Lembaga / Satuan Kerja perangkat daerah tidak boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran. b. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 : 1) Pasal 57 ayat (2) Bendahara penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja. 2) Pasal 59 ayat (1) Penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan daerah tidak dapat dipergunakan langsung untuk pengeluaran. 3) Pasal 90 ayat (3) Bendahara penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau surat berharga yang dalam penguasaannya lebih dari 1 (satu) hari kerja dan/atau atas nama pribadi pada bank atau giro pos. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Pasal 122 : 1) Ayat (3) Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. 2) Ayat (4) Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Penerimaan PAD TA 2007 kurang diterima sebesar Rp817.075.208,00 dan rawan penyimpangan 2. Penerimaan PAD dalam Laporan Perhitungan APBD TA 2007 tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

15

Hal tersebut disebabkan: 1. Penggunaan langsung oleh SKPD berada diluar pengendalian Kas Daerah 2. Kebijakan para kepala SKPD dan Kepala RSUD Provinsi yang tidak sejalan dengan ketentuan yang berlaku. 3. Kebijakan Walikota dalam menerbitkan Surat Keputusan Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang pembagian dana pelayanan kesehatan dan mekanisme penggunaan langsung klaim PT Askes.

Atas temuan tersebut, RSUD Abunawas memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Penggunaan Penerimaan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2007 dari klaim PT.Askes yang disetor, RSUD Abunawas mengacu pada ketentuan tarif RSUD Abunawas Nomor 11 Tahun 2005, dimana klaim yang disetorkan mencakup jasa sarana, jasa pelayanan dan konsumsi (uang makan).

2. Penggunaan obat dan Bahan Habis Pakai (BHP) terutama bahan habis pakai laboratorium dan
tindakan operasi penggunaanya dilakukan karena urgensinya tidak dapat ditunda-tunda, oleh sebab itu perlu adanya hal-hal yang mengatur ketentuan tersebut. Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada Kepala RSUD Abunawas agar tidak membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan mekanisme APBD. 2. Memerintahkan kepala BPKAD agar dalam upaya intensifikasi PAD melalui klaim Askes agar menyetorkan seluruhnya secara bruto ke Kas Daerah dan memformulasikan dalam DPA RSUD Abu Nawas dan masing-masing Puskesmas. 3. Mencabut SK Walikota Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dan mekanisme penggunaan langsung dari klaim PT Askes pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada Kepala RSUD Abunawas agar tidak membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan mekanisme APBD. 2. Sepakat untuk memerintahkan kepala BPKAD agar dalam upaya intensifikasi PAD melalui klaim Askes dan menyetorkan seluruhnya secara bruto ke Kas Daerah serta memformulasikan dalam DPA RSUD Abu Nawas dan masing-masing Puskesmas. 3. Sepakat untuk mencabut SK Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dan mekanisme penggunaan langsung dari klaim PT Askes pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

16

5. Penggunaan Belanja Tak Terduga Senilai Rp472,710,895.00 Tidak Sesuai Peruntukkannya. Pada TA 2007 diketahui BPKAD mengeluarkan dana dari pos Belanja Tak Terduga senilai Rp472.710.895,00,00 yang peruntukkannya tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Pemberian belanja tak terduga adalah sebagai berikut:
SP2D NO. 119 JENIS LS TAHUN 2007 JENIS BELANJA Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga PERUNTUKAN Pengembalian Kelebihan Penyetoran Sisa Penyetoran Sisa UUDP Rutin Sekretariat TA 2006 Pengembalian Kelebihan Penyetoran Sisa Penyetoran Sisa UUDP Belanja Walikota dan wakil Walikota Bantuan Rehab. Kantor Camat Baruga Bantuan biaya pengadaan pemasangan kasten pd median jalan dlm terminal Wua-Wua Pengembalian Sisa UUDP Belanja Modal Sekretariat Kelebihan Potongan Honorarium Pegawai Kontrak pada Dinas dan Kota se-Kota Kendari Kekurangan Bantuan RT dan RW se-Kota Kendari Pendukung Sarana dan Prasarana Air Bersih Bantuan Forum Komunikasi PutraPutri Purnawirawan TNI/POLRI Kab. Konawe JUMLAH 28,633,250.00

2979

LS

2007

25,989,000.00

7162 372

LS LS

2007 2007

Belanja Bantuan Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga JUMLAH

34,444,500.00 9,551,000.00

2978 10323

LS LS

2007 2007

12,500,000.00 52,665,000.00

10478 6696 7438

LS LS LS

2007 2007 2007

22,550,000.00 281,378,145.00 5,000,000.00

472,710,895.00

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara pasal 28 ayat (4) Dalam keadaan darurat Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.
2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah penjelasan Pasal 27 huruf i tentang Belanja Tak Terduga menyatakan bahwa Belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian atas pendapatan daerah tahun-tahun sebelumnya.

3. Permendagri 13 Tahun 2006 pasal 48 ayat : a. Ayat (1) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun tahun sebelumnya yang telah ditutup.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

17

b. Ayat (2) Kegiatan yang bersifat tidak biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah. c. Ayat (3) Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan bukti-bukti yang sah.

Hal tersebut mengakibatkan : Dana Belanja Tak Terduga yang tidak sesuai peruntukkannya minimal sebesar Rp472,710,895.00 mengakibatkan pemborosan keuangan daerah

Hal tersebut disebabkan oleh: 1. Dana bantuan Sosial dan Masyarakat tidak mencukupi. 2. Kepala BPKAD melakukan upaya untuk merealisasi anggaran Belanja Tidak Terduga. 3. Pengendalian Sekretariat Daerah sebagai kuasa pengguna anggaran lemah

Atas temuan tersebut BPKAD memberikan tanggapan sebagai berikut: Pemberian bantuan sudah sesuai dengan UU Nomor 17 tahun 2003 pasal 28 ayat (4) dan Permendagri No.13 tahun 2006 pasal 48 ayat (1). Pengeluaran tersebut dilaksanakan melalui belanja tidak terduga, karena pos belanja bantuan untuk pos organisasi kemasyarakatan telah habis terserap sebelum Tahun Anggaran 2007 berakhir, sementara perubahan anggaran tahun 2007 telah selesai dilaksanakan. Sehingga pengeluaran yang dapat digunakan satu-satunya adalah melalui pos belanja tidak terduga dengan pertimbangan akan disampaikan dalam laporan Realisasi Anggaran.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran Kepala BPKAD dan Sekretariat Daerah karena merealisasikan Belanja Tak Terduga yang tidak sesuai peruntukkannya. 2. Dimasa mendatang berkoordinasi bersama dengan DPRD dalam pengganggaran dan penggunaan belanja tidak terduga supaya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran Kepala BPKAD dan Sekretariat Daerah untuk tidak

merealisasikan Belanja Tak Terduga yang tidak sesuai peruntukkannya.


2. Sepakat untuk dimasa mendatang tidak akan menggunakan belanja tidak terduga yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

18

6. Pembayaran Atas Pekerjaan Pengadaan Jasa Penyusunan Neraca Awal Kota Kendari Sebesar Rp503.730.000,00 Untuk 151 SKPD Tidak Didukung Dengan Penyelesaiaan Prestasi Fisik Pekerjaan Sesuai Yang Diperjanjikan.

Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak pengadaan jasa pekerjaan neraca awal yang ada pada BPKAD diketahui, terdapat pembayaran atas pekerjaan jasa sebesar Rp503.730.000,00 namun prestasi fisik pekerjaan hanya sebesar 20,50 %. Berdasarkan hasil telaahan atas dokumen SPK No.970/1834 tanggal 13 Agustus 2007, diketahui penyusunan neraca awal pada setiap SKPD dilaksanakan oleh General Manager KAP Drs.Toni H Ratim dengan BPKAD Kota Kendari sebagai penanggungjawab kegiatan. Maksud dan tujuan pekerjaan adalah penyusunan neraca awal untuk 151 SKPD dengan harga kontrak sebesar Rp497.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 30 hari kalendar terhitung sejak 14 Agustus 2007 sampai dengan 14 September 2007. Pekerjaan dinyatakan selesai 100% oleh PPTK namun tidak didukung oleh Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan, dan kepada rekanan telah dibayar lunas sebesar Rp497.000.000,00 sesuai bukti SP2D masing-masing No.5067/LS/BL/07 tanggal 5 Agustus 2007 dan SP2D No.6925/LS/07 tanggal 8 Oktober 2007. Dari hasil pemeriksaan fisik dan konfirmasi kepada Kepala BPKAD Kota Kendari diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Sampai dengan berakhirnya jangka waktu pelaksanaan kegiatan tanggal 14 September 2007, tidak ditemukan hasil fisik pekerjaan jasa penyusunan neraca awal disetiap SKPD. b. Hasil konfirmasi kepada Kepala Bawasda Kota Kendari dan PPTK pada tanggal 28 April 2008 tidak diperoleh hasil pekerjaan tersebut, Namun yang diperoleh adalah Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun anggaran 2006 atas kegiatan tersebut c. Sehubungan dengan menjelang berakhirnya pemeriksaan tanggal 26 Mei 2008, pekerjaan neraca awal SKPD tersebut baru disampaikan oleh PPTK tanggal 16 Mei 2008. d. Dari hasil penyampaian pekerjaan fisik, hanya diperoleh 31 eksemplar untuk 31 SKPD atau (20,5 %) dari jumlah total seharusnya dari total 151 eksemplar untuk 151 SKPD, sehingga terjadi selisih kurang pekerjaan tersebut sebanyak 120 eksemplar untuk 120 SKPD atau 79,5%. (Lampiran IX) e. Atas pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak ditemukan atau tidak diperoleh daftar namanama tenaga ahli yang relevan dan bertanggungjawab yang dibuktikan dengan sertifikasi dari lembaga/asosiasi yang berwenang. Berdasarkan kondisi diatas beserta bukti-bukti yang ada, diketahui : 1. Pekerjaan tersebut tidak selesai 100 % namun selisih kurang pekerjaan sebesar 79,5%, sedangkan pembayaran dilaksanakan 100%. 2. Pekerjaan tersebut terlambat dilaksanakan sehingga belum dikenakan denda maksimal 5%

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

19

Dalam penjabaran APBD kegiatan ini telah direalisasikan sebesar Rp.503.730.000,00 dengan penambahan belanja sebagai berikut: KEGIATAN
Honorarium panitia pelaksana kegiatan Belanja alat tulis Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya Belanja jasa penyusunan neraca SKPD

ANGGARAN
2,730,000.00 3,500,000.00 500,000.00 500,000,000.00

REALISASI
2,730,000.00 3,500,000.00 500,000.00 497,000,000.00

Total Nilai

506,730,000.00

503,730,000.00

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 18 ayat (2) menyatakan bahwa Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. 2. Peraturan Presiden No.85 Tahun 2006 tentang perubahan keenam atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, antara lain menyatakan: Pasal 39 ayat (2) menyatakan bahwa: Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh : a. pengguna barang/jasa; b. instansi pemerintah lain; c. kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Bagian Keempat Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah Pasal 132 ayat (1) dan (2), menyatakan : 1) Ayat (1) : Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. 2) Ayat (2) : Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. 4. Dokumen kontrak nomor 970/1834/2007 pekerjaan penyusunan neraca awal tiap-tiap SKPD pasal 11 tentang denda keterlambatan yang menyatakan apabila hasil pekerjaan tidak diserahkan tepat waktu maka pihak kedua akan dikenakan denda sebesar Rp 1/1000 (satu per mil) harga pekerjaan dengan denda maksimal sebesar 5% (lima persen).

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Pemerintah Kota Kendari diindikasikan mengalami kerugian daerah sebesar Rp395.115.000 (Rp497.000.000 x79.5%) 2. Rekanan terhindar pengenaan sanksi denda atas keterlambatan pekerjaan sebesar Rp24.850.000 (5% x Rp497.000.000).

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

20

3. Sebanyak 120 SKPD tidak bisa memastikan neraca awalnya sebagai dasar penyusunan neraca tahun berikutnya.

Hal ini disebabkan oleh: 1. PPTK tidak memahami kegiatan swakelola yang dilaksanakannya 2. PPKD tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya. 3. Pengendalaian atasan langsung dhi Sekretariat Daerah lemah

Atas temuan tersebut, BPKAD Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: Kegiatan Penyusunan Neraca Awal Tiap-tiap SKPD telah sesuai dengan prosedural, namun demikian pada tahun-tahun yang akan datang akan menjadi perhatian bagi Kami untuk lebih selektif dalam mengelola kegiatan seperti ini, serta meningkatkan kemampuan SDM yang ada di Instansi Kami agar hal tersebut tidak terjadi lagi .

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Memberi teguran secara tertulis kepada PPTK, Kepala BPKAD sebagai penanggungjawab dan Sekretariat Daerah agar lebih cermat lagi dalam melaksanakan tugasnya 2. Memerintahkan kepada General Manager KAP Drs.Toni H Ratim untuk segera menyelesaikan penyusunan neraca awal tersebut yang kurang diserahkan sebanyak 120 SKPD atau mengembalikan uang sebesar Rp395.115.000 ke Kas Daerah 3. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah untuk memungut sanksi denda atas keterlambatan pekerjaan sebesar Rp24.850.000,00

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada PPTK, Kepala BPKAD sebagai penanggungjawab dan Sekretariat Daerah agar lebih cermat lagi dalam melaksanakan tugasnya. 2. Sepakat untuk memerintahkan kepada General Manager KAP Drs.Toni H Ratim untuk menyelesaikan penyusunan neraca awal yang kurang diserahkan sebanyak 120 SKPD.

3. Tidak setuju atas pemungutan sanksi denda atas keterlambatan pekerjaan sebab, pekerjaan
dimaksud telah diselesaikan tepat waktu sesuai kontrak kerjasama. Namun ada perbedaan persepsi antara pihak konsultan pelaksana dengan pihak BPK-RI dimana menginginkan hasil dari pekerjaan tersebut dibuat setiap SKPD persatu buku sementara hasil pekerjaan konsultan dibuat dalam satu buku untuk semua SKPD, walaupun demikian pihak konsultan pelaksana telah merealisasikan sesuai dengan yang diinginkan oleh BPK RI.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

21

7.

Kelebihan Pembayaran Atas Upah Pungut PBB Migas Dan Insentif BPHTB Kepada Pejabat Beserta Jajaran Staf Pemerintah Kota Kendari Sebesar Rp154.512.654,00, Kepada Kantor Pelayanan PBB Sebesar Rp17.068.072,00 dan Kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah sebesar Rp23.365.892,00. Dari penelusuran dokumen pertanggung jawaban BPKAD ditemukan pemberian Upah Pungut atau insentif yang berpotensi memboroskan keuangan daerah sebesar Rp154.602.654,00 dan terdapat kelebihan pembayaran kepada Instansi Kantor Pelayanan PBB Kota Kendari sebesar Rp17.068.072,00. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pemberian Upah Pungut PBB Migas Sebesar Rp187.738.727,00. Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Kota Kendari mendapatkan pembagian Bagi Hasil untuk Biaya Pungut Pajak Bumi dan Bangunan (BP-PBB) total sebesar Rp587.611.512,00 yang terdiri dari BP PBB Perkotaan sebesar Rp174.381.654,00 atau 30% dan BP PBB Pertambangan Migas sebesar Rp379.076.254,00 atau 70%. Berdasarkan dokumen yang diterima dari KP PBB, terdapat Bagi Hasil BP PBB bulan Desember 2006 yang ditransfer pada 5 Januari 2007 sebesar Rp164.314.632,00 yang terdiri dari BP PBB Perkotaan sebesar Rp15.557.058,00 atau 9,5% dan BP PBB Migas sebesar Rp148.757.574,00 atau 90,5%. Hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban BPKAD bulan Februari 2007 diketahui terdapat Pembagian Biaya Penunjang Kinerja Aparat Pengelola PBB Sektor Migas untuk Triwulan IV sebesar Rp74.018.727,00 dengan rincian sebagai berikut :

No. 1. 2. 3. 4.

Instansi Walikota dan Sekretariat Kepala BPKAD Staf BPKAD Kepala Kantor PBB dan staf

Besarnya BP PBB 40% x Rp.74.018.727,30% x Rp.74.018.727,20% x Rp.74.018.727,10% x Rp.74.018.727,-

Jumlah Rp. 29.607.491,Rp. 22.205.618,Rp. 14.803.745,Rp. 7.401.873,-

Rp. 74.018.727,-

Dari tabel diatas terdapat pembayaran kepada Walikota beserta jajarannya sebesar Rp66.706.854,00 dan kepada pihak Kepala Kantor PBB beserta staf sebesar Rp7.401.873,00 sehingga membebani APBD. Pada pertanggungjawaban bulan Desember diketahui pula terdapat Pembayaran Insentif untuk Pengelolaan PBB Migas Tahun 2007 sebesar Rp97.562.000,00 setelah dipotong pajak penghasilan 15% (lampiran X), diantaranya terdapat pembayaran kepada Kasi. Penetapan KPPB Kota Kendari sebesar Rp9.666.200,00 sehingga membebani APBD. Hasil konfirmasi lisan dengan bendahara penerimaan BPKAD, diketahui bahwa Pemerintah Kota Kendari tidak mempunyai pendapatan dari sektor Migas. Bagi Hasil PBB Migas yang diterima dari Pemerintah Pusat adalah kebijakan yang diatur oleh Pusat dalam hal ini Departemen Keuangan, dimana setiap daerah akan mendapatkan penerimaan dan pembagian PBB, meskipun daerah tersebut tidak mempunyai hasil alam dari sektor pertambangan migas. Dari tanda bukti kas dan dokumen pendukung lainnya diketahui terdapat pembagian biaya pemungutan PBB untuk sektor migas yang dibayarkan sebagai tambahan penghasilan bagi yang menerima.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

22

b. Upah Pungut / Insentif BPHTB diberikan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah sebesar Rp23.365.892,00 Pada dokumen pertanggungjawaban BPKAD bulan Desember ditemukan pembagian insentif kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) mulai bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2007 (lampiran XI). Dari dokumen tersebut diketahui bahwa insentif kepada PPAT diberikan berdasarkan realisasi penerimaan dari pembuatan akta tanah yang mereka setorkan ke kas daerah. Para PPAT tersebut mendapatkan insentif sebanyak 2% dari penerimaan yang mereka setorkan ke kas daerah.

Hal ini tidak sesuai dengan: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan antara lain : a. Pasal 4 yang menyatakan bahwa DBH yang bersumber dari pajak terdiri atas PBB, BPHTB dan PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21; b. Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa Penerimaan Negara dari PBB dibagi dengan imbangan 10% (sepuluh persen) untuk Pemerintah dan 90% (sembilan puluh persen) untuk daerah. Kemudian dalam ayat (2) dinyatakan bahwa DBH PBB untuk daerah sebesar 90% (sembilan puluh persen) dibagi dengan rincian sebagai berikut: 1) 16,2% (enam belas dua persepuluh persen) untuk provinsi yang bersangkutan; 2) 64,8% (enam puluh empat delapan persepuluh persen) untuk kabupaten/kota yang bersangkutan; dan 3) 9% (sembilan persen) untuk biaya pemungutan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah antara lain: a. Pasal 4 ayat (1) bahwa Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. b. Pasal 18 ayat (1) bahwa Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Kemudian dalam ayat (2) Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya. c. Pasal 62 ayat (2) bahwa Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Pasal 39 : a. Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas atau kondisi kerja atau kelangkaan profesi atau prestasi kerja.
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

23

c. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal. d. Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada di daerah memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil. e. Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada pada lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi. f. Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dalam mengemban tugas memiliki ketrampilan khusus dan langka.

g. Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya dinilai mempunyai prestasi kerja. h. Kriteria pemberian tambahan penghasilan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Pemberian Upah Pungut PBB Migas dan Insentif PBB mengakibatkan indikasi kerugian keuangan daerah sebesar Rp154.512.654,00. 2. Terjadi kelebihan pembayaran atas upah pungut PBB Migas sebesar Rp17.068.073,00 (Kepala Kantor PBB beserta staf Rp7.401.873,00 + Kasi Penetapan Kanntor PBB sebesar Rp9.666.200,00) 3. Terjadi kelebihan pembayaran Insentif BPHTB kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Kendari sebesar Rp23.365.892,00

Hal ini disebabkan karena 1. Kebijakan Walikota sebagai Kepala Daerah tentang pembagian Alokasi Dana Insentif yang tertuang dalam Peraturan Walikota No.20/Tahun 2007. 2. Penafsiran yang keliru dari para pihak pengelola PBB Sektor Pertambangan mengenai katakata insentif dalam ketentuan yang mengatur tentang Pendapatan Bagi Hasil dari Pusat khususnya PBB.

Atas temuan tersebut, BPKAD Kota Kendari menanggapi sebagai berikut : 1. Pemberian Upah Pungut PBB Migas dan Insentif BP HTB sebesar Rp.187.738.727,00. bahwa biaya pungut PBB Migas yang diterima Pemerintah Kota Kendari merupakan kebijakan Pemerintah Pusat ke Seluruh Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Pelaksanaan pembagian biaya pungut PBB Migas dan PBB Perkotaan direalisasikan berdasarkan peraturan Walikota No.20/Tahun 2007. Biaya Pungut yang diterima dari pusat digunakan untuk kegiatan-kegiatan peningkatan penerimaan PBB di Kota Kendari dan sisa BP PBB direalisasikan sebagai Upah Pungut.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

24

Untuk pelaksanaan pengelolaan BP PBB dimasa akan datang Pemerintah Kota sangat mengharapkan BPK memfasilitasi untuk kejelasan pemanfaatan BP PBB Migas bagi daerah yang tidak memiliki BP PBB Migas. 2. Upah Pungut BPHTB diberikan kepada PPAT sebesar Rp.23.365.892,00. Pemberian upah pungut 2% kepada PPAT didasarkan atas kebijakan Pemerintah Kota melalui SK Nomor 20 Tahun 2007, sebagai wujud atas penerimaan atau pungutan yang diperoleh dari PPAT sebagai penerimaan daerah yang disetorkan ke Pemerintah Kota melalui Kas Daerah Kota Kendari. Berdasarkan hasil temuan tersebut diakui bahwa insentif/upah pungut yang diberikan kepada PPAT tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, dimana tidak terdapat pasal tentang pembagian Insentif/Upah Pungut untuk itu kami minta saran dan masukan agar tidak melakukan kesalahan pada masa-masa yang akan datang dalam penggunaan APBD.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Mencabut Peraturan Walikota Nomor:20/Tahun 2007 dan dimasa mendatang tidak diperkenankan mengambil langkah kebijakan dimaksud. 2. Memerintahkan kepada Sekretariat Daerah agar menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp194.946.619,00 atau masing-masing kepada Pejabat beserta jajaran Staf Pemerintah Kota Kendari sebesar Rp154.512.654,00, Kepala Kantor PBB dan Staf sebesar Rp7.401.873,00, Kasi Penetapan Kantor PBB sebesar Rp9.666.200,00 dan Kantor BPN Kota Kendari sebesar Rp23.365.892,00

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk mencabut Peraturan Walikota Nomor:20/Tahun 2007 dan dimasa mendatang tidak akan mengambil langkah kebijakan yang bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. 2. Sepakat untuk menarik kelebihan pembayaran yang telah diberikan sebesar Rp163.531.469,00 (Rp194.946.619,00 Rp31.415.150) dan pengembaliannnya akan dilakukan secara angsuran.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

25

8. Pertanggung Jawaban Tidak Sah DPRD Kota Kendari Minimal Sebesar Rp172.200.000,00 Dan Pengeluaran Tidak Didukung Bukti Yang Lengkap Sebesar Rp17.997.500,00 Laporan Pemeriksaan Interim LKPD TA 2007 yang dilaksanakan pada bulan Februari 2008 pada Sekretariat DPRD diketahui sebagai berikut: 1. Pencatatan transaksi pengeluaran pada Buku Kas Umum (BKU) yang tidak tepat waktu. 2. Hasil cash opname pada tanggal 11 Februari 2008 terdapat uang kas di brankas sebesar Rp2.333.000,00 sedangkan BKU dibuat baru sampai dengan bulan Oktober 2007 sehingga saldo akhir maupun jumlah saldo kas SKPD menurut buku belum dapat diketahui. Bendahara pengeluaran kemudian dapat menyelesaikan BKU sampai bulan Desember 2007 dengan posisi saldo kas sebesar Rp338.222.599,00. 3. Penelusuran lebih lanjut Tim Interim LKPD terhadap saldo kas, terdapat selisih pengakuan saldo kas sebesar Rp731.803.446,00 antara BKU yang disusun Bendahara sampai bulan Desember 2007 dengan hasil penelusuran Tim Interim berdasarkan jumlah SP2D yang diterima dikurangi dengan jumlah belanja yang diakui bendahara. Berdasarkan Laporan Pemeriksaan Interim LKPD TA 2007 tersebut, dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap dokumen Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) DPRD Kota Kendari yang diterima dengan uji petik SPJ pada bulan Desember 2007. Pemeriksaan pada SPJ bulan Desember 2007 ditemukan pertanggungjawaban tidak sah dengan nilai minimal Rp172.200.000,00 dari pos belanja Makan Minum Rapat dan pertanggungjawaban yang tidak didukung bukti lengkap sebesar Rp17.997.500,00. Pemeriksaan terhadap SPJ belanja Makan Minum Rapat untuk bulan Desember 2007 ditemukan Tanda Bukti Kas, faktur pembelian, Surat Permintaan Dana Bagian Umum dan tanda tangan bukti hadir rapat dengan kondisi bukti kehadiran rapat berupa fotocopy dengan penyesuaian hari, waktu dan tempat, jumlah orang yang hadir rapat tidak sesuai dengan jumlah pesanan konsumsi, terdapat rapat-rapat yang dilaksanakan sebelum bulan Desember dimasukkan pada SPJ bulan Desember (lampiran XII). Pemeriksaan lebih lanjut terhadap dokumen SPJ bulan Desember TA 2007, ditemukan pengeluaran tanpa didukung dengan bukti yang lengkap, dan hanya berupa Tanda Bukti Kas sebesar Rp17.997.500,00 (lampiran XIII).

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 18 ayat (2) menyatakan bahwa Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, antara lain menyatakan bahwa: a. Pasal 132 ayat (1) menyatakan bahwa setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. b. Pasal 132 ayat (2) yang menyatakan bahwa Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

26

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Belanja Sekretariat DPRD Kota Kendari diindikasikan mengalami kerugian daerah minimal sebesar Rp172.200.000,00. 2. Belanja Sekretariat DPRD Kota Kendari sebesar Rp17.997.500,00 rawan penyimpangan.

Hal tersebut disebabkan karena : 1. Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRD Kota Kendari tidak tertib dalam melaksanakan tugasnya 2. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat DPRD Kota Kendari kurang melakukan pengawasan atas verifikasi yang dilakukan oleh Bendaraha Pengeluaran Sekretariat DPRD. 3. Pengendalian Sekretariat DPRD Kota Kendari sebagai pengguna anggaran lemah.

Atas temuan tersebut, Sekretariat DPRD memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Pencatatan tidak tepat waktu karena adanya keterlambatan penyetoran kelengkapan pertanggungjawaban reses, tiket dll. 2. Posisi saldo kas per 31 Desember 2007 tidak diketahui karena bendahara masih menunggu kelengkapan pertanggungjawaban.penggunaan dana. 3. Jumlah yang hadir rapat tidak mutlak sama dengan jumlah makanan yang dipesan karena pesanan didasarkan perkiraan undangan yang disebar ditambah dengan perkiraan peserta tambahan yang akan hadir pada rapat. Selain itu diakui pula bahwa ada beberapa yang digunakan untuk menutupi pengeluaran yang tidak ada pos anggarannya. 4. Pengeluaran sebesar Rp17.997.500,00 akan dilengkapi bukti-bukti pendukungnya.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Memberi teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD, Kepala Bagian Keuangan dan Bendahara Pengeluaran. 2. Memerintahkan Sekretaris DPRD Kota Kendari untuk meminta Bendahara Pengeluaran segera menyetor pertanggungjawaban yang tidak sah minimal sebesar Rp172.200.000,00 ke Kas Daerah dan melengkapi bukti bukti pengeluaran Rp17.997.500,00.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut:

1. Sepakat untuk memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris DPRD, Kepala Bagian
Keuangan dan Bendahara Pengeluaran.

2. Sepakat untuk memerintahkan Sekretaris DPRD Kota Kendari untuk segera melengkapi
bukti-bukti pertanggungjawaban pengeluaran yang dianggap belum sah minimal sebesar Rp172.200.000,00 dan melengkapi bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp17.997.500,00.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

27

9. Terdapat Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 Dari Klaim PT.Askes Belum Disetor Ke Kas Daerah Dan Masih Tersimpan Dalam Rekening Pribadi Kepala SKPD Sebesar Rp102.747.250,00

Hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu Buku Kas Umum (BKU), Surat Tanda Setoran (STS), Buku Realisasi Penerimaan, dan Rekening Koran Kas daerah (Kasda) serta penelusuran bukti-bukti transfer atas klaim dari PT Askes berupa Rekapitulasi Absensi Klaim Bulan Pembebanan Tahun 2007 dan buku rekening penerima klaim PT Askes selama tahun 2007 diketahui terdapat penerimaan sebesar Rp102.747.250,00 masih tersimpan di rekening pribadi Kepala SKPD dan sampai dengan pemeriksaan berakhir (20 Mei 2008) masih tersimpan dalam rekening tersebut serta belum disetor ke Kas Daerah, dengan rincian sebagai berikut : (dalam rupiah)
NAMA SATKER RSUD ABUNAWAS PUSK MEKAR JUMLAH NAMA BANK Bank Mandiri Bank BNI PEMILIK REKENING dr. Muh. Ridwan dr. Fedelia Raya JUMLAH NO. REKENING 152-00-0678945 0080-172918 (Rp) 100.583.250,00 2.164.000,00 102.747.250,00

Berdasarkan konfirmasi tanggal 10 Mei 2008 pada 2 SKPD diketahui RSUD Abunawas sebagai penerima PAD sebesar Rp100.583.250,00, sampai pemeriksaan ini berakhir 20 Mei 2008 dana tersebut masih tersimpan dalam rekening pribadi di Bank Mandiri dengan nomor 152-000678945-3 dan Puskesmas Mekar terdapat penerimaan sebesar Rp2.164.000,00 yang merupakan klaim dari PT.Askes untuk Puskesmas Mekar melalui transfer ke rekening pribadi Kepala Puskesmas no rek BNI : 0080-172918, dari bulan April sampai dengan Desember 2007..

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 16 Ayat (2) Penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara / Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah; b. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 : 1) Pasal 4 ayat (2) Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi dan diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. 2) Pasal 57 ayat (2) Bendahara penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja. 3) Pasal 90 ayat (3) Bendahara penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau surat berharga yang dalam penguasaannya lebih dari 1 (satu) hari kerja dan/atau atas nama pribadi pada bank atau giro pos. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Pasal 122 Ayat (4) Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

28

Hal tersebut mengakibatkan: 1. Penerimaan PAD TA 2007 kurang diterima sebesar Rp102.747.250,00 dan tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya atas Laporan Perhitungan APBD TA 2007. 2. Penyimpanan uang PAD atas nama pribadi sebesar Rp102.747.250,00 rawan penyimpangan.

Hal tersebut disebabkan: 1. Kebijakan Walikota dalam menerbitkan Surat Keputusan Walikota Kendari Nomor 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dan mekanisme penggunaan langsung dari klaim PT Askes pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas; 2. Penerimaan PAD tidak disetorkan secara bruto ke Kas Daerah.

Atas temuan tersebut, RSUD Abunawas memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Rekening atas nama Direktur RSUD yaitu dr. Muh. Ridwan di Bank Mandiri tersebut hanya atas nama saja karena buku tabungan, pencatatan, dan pelaporan keuangan semua ada pada bendahara. Oleh sebab itu, dr. Muh. Ridwan sebagai Kepala SKPD memerintahkan supaya seluruh keuangan yang ada di RSUD Abunawas dipindahkan dalam rekening giro (sementara ini masih dalam proses pemindahan). 2. Mengenai klaim PT Askes di Bank Mandiri yang belum disetorkan ke Kas Daerah disebabkan karena konfirmasi dari PT Askes tentang penggunaan uang tersebut belum dikonfirmasikan ke RSUD Abunawas terkait berapa besaran rawat jalan, rawat inap, konsumsi, obat-obatan dan bahan pakai habis yang ada. Oleh sebab itu konfirmasi atas penggunaan dana tersebut akan secepatnya dikoordinasikan dengan PT Askes.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Mencabut SK Walikota Kendari Nomor: 316 tahun 2004 tentang mekanisme pembagian dana pelayanan kesehatan dengan lebih menekankan agar dana tersebut disetorkan ke Kas Daerah secara bruto 2. Memerintahkan Kepala RSUD Abunawas agar menutup rekening atas nama pribadi dan menyetorkan PAD secara bruto ke Kas Daerah.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk mencabut SK Walikota Kendari Nomor: 316 tahun 2004 yang selanjutnya pada masa mendatang semua klaim PT.Askes akan disetorkan ke Kas Daerah dan selanjutnya dianggarkan melalui APBD, dengan pembagian sesuai SK Walikota yang segera akan diperbaharui. 2. Sepakat untuk memerintahkan kepada Kepala RSUD Abunawas agar menutup rekening atas nama pribadi dan menyetorkan ke Kas Daerah secara bruto.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

29

10. Belanja Penunjang Operasional Walikota Dan Wakil Walikota Sebesar Rp93.050.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan.

Belanja Penunjang Operasional untuk Walikota dan Wakil Walikota dianggarkan sebesar Rp300.000.000,00. Hasil Pemeriksaan atas dokumen pertanggung jawaban Bagian Umum diketahui, Belanja Penunjang Operasional untuk Walikota dan Wakil Walikota tersebut telah direalisasikan sebesar Rp300.000.000,00 atau 100% yang terdiri dari Belanja Penunjang Operasional untuk Walikota dan Belanja Penunjang Operasional untuk Wakil Walikota dengan bukti hanya berupa selembar Tanda Bukti Kas. Hasil pemeriksaan atas tanda tangan penerima pada Tanda Bukti Kas, yang ditanda tangani oleh Walikota atau Wakil Walikota sendiri hanya sebesar Rp206.950.000,00, sedangkan sisanya sebesar Rp93.050.000,00 atau 31% tidak diketahui siapa penerimanya, dan tidak ditanda tangani secara langsung oleh Walikota dan atau Wakil Walikota sendiri (lampiran XIV). Hasil Konfirmasi kepada Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah tanggal 22 Mei mengenai bukti pengeluaran sebesar Rp93.050.000,00, diketahui pengeluaran tersebut langsung dibayar oleh bendahara, tidak melalui perintah atau disposisi tertulis Walikota atau Wakil Walikota, namun hanya berupa perintah lisan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. a. Pasal 61 ayat (1) yang menyatakan bahwa Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. b. Pasal 86 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti tersebut. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 132 ayat (1) menyatakan bahwa Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

Hal tersebut mengakibatkan penggunaan Belanja Penunjang Operasional sebesar Rp93.050.000,00 tidak dapat diyakini kebenarannya dan membuka peluang penyalahgunaan.

Hal tersebut disebabkan: 1. Bendahara lalai dalam melaksanakan tugasnya. 2. Walikota dan Wakil Walikota tidak memahami peraturan yang mengharuskan setiap pengeluaran disertai dengan bukti pendukung yang lengkap dan sah.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

30

Atas temuan tersebut, Sekretariat Kota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Intensitas kerja Walikota dan Wakil Walikota Kendari yang sangat padat, sehingga penandatanganan Tanda Bukti kas Penerimaan diwakilkan kepada Ajudan atau staf sebagai orang kepercayaan yang diarahkan untuk menandatangani Tanda Bukti Kas tersebut. 2. Pertanggungjawaban Biaya Operasional yang tidak didukung dengan Bukti yang lengkap dan sah, diakui sebagai kelemahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran secara tertulis kepada staf atau kepada ajudan Walikota dan Wakil Walikota yang menerima belanja penunjang operasional. 2. Segera melengkapi bukti pertanggungjawaban atas penggunaan biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut, serta lebih selektif dalam penentuan penyaluran (pemberian) biaya operasional dimaksud.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada staf atau kepada ajudan Walikota dan Wakil Walikota untuk tidak menerima atau menandatangani belanja penunjang operasional. 2. Sepakat untuk segera melengkapi bukti pertanggungjawaban atas penggunaan biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut dan kedepan akan lebih selektif dalam pemberian biaya operasional.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

31

11. Pekerjaan Rehabilitasi Puskesmas Lepo-Lepo dan Ruang Tunggu Sub Terminal Lapulu dan Pungguloka Sebesar Rp992.000.000,00 dan Belum Dikenakan Sanksi Denda Sebesar Rp45.085.000,00

Pemeriksaan uji petik atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kota Kendari diketahui, terdapat kegiatan pengadaan barang/jasa masingmasing sebesar Rp645.000.000,00 dan sebesar Rp347.000.000,00 yang pelaksanaannya mengalami keterlambatan namun belum dikenakan denda masing-masing sebesar Rp27.735.000,00 dan sebesar Rp17.350.000,00. Dari hasil konfirmasi tanggal 25 April 2008 kepada masing-masing SKPD diketahui halhal sebagai berikut: a. Dinas Kesehatan Pemeriksaan terhadap kontrak Rehabilitasi Puskesmas Lepo-Lepo dengan Nomor 440/378.G tanggal 18 Mei 2007 oleh CV.MILANO sebesar Rp645.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak adalah selama 120 hari kalender terhitung sejak tanggal 18 Mei 2007 sampai dengan tanggal 14 September 2007. Pemeriksaan terhadap dokumen Profesional Hand Over (PHO) Nomor 14/PHO/KES/IX/2007 tanggal 25 Oktober 2007 diketahui, masih terdapat kekurangan pekerjaan pengecatan bagian atap MCB, pengerjaan saluran air, pekerjaan pembersihan dan pekerjaan pasang lampu belum terselesaikan dan maksimal batas waktu bahwa serah terima pekerjaan dari CV. Milano kepada Dinas Kesehatan pekerjaan adalah tanggal 27 Oktober 2007. Oleh karena itu telah terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan selama 43 hari (dari tanggal 15 September s/d 27 Oktober 2007), namun belum dikenakan denda minimal sebesar Rp27.735.000,00 (1/1000 x 43 hari x Rp645.000.000,00). b. Dinas Perhubungan Pemeriksaan terhadap dokumen kontrak pengadaan barang/jasa pada Dinas Perhubungan diketahui terdapat pengadaan barang/jasa senilai yang tidak sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003. Berdasarkan DPA Dinas Perhubungan Kota Kendari TA 2007 terdapat pengadaan barang/jasa Pembangunan Ruang Tunggu Sub Terminal Lapulu dan Pungguloka senilai Rp347.000.000,00. Pengadaan barang/jasa dilakukan dengan metode Pemilihan Langsung dengan pemenang pengadaan barang/jasa adalah CV. Gading Mas. Kerjasama antara Dinas Perhubungan Kota Kendari dengan CV. Gading Mas melalui ikatan kontrak kerja nomor 551/107/XI/2007 tanggal 1 November 2007 dan diperkirakan akan selesai pada 31 Desember 2007 (jangka waktu 60 hari). Namun hingga tahun anggaran 2007 berakhir, belum ada PHO dari penyedia barang/jasa. Kedua belah pihak sepakat membuat addendum untuk pekerjaan dengan nilai yang sama, hanya waktu pelaksanaan kegiatan yang diperpanjang. perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam 2 adendum, yaitu : 1. Adendum No.551.a/112/XII/PHB/2007 mulai dari 1 November 2007 hingga 30 Maret 2008 (jangka waktu 150 hari) 2. Adendum 551.a/54/III/PHB/2008 mulai 31 Maret 2008 hingga 16 Juni 2008 (jangka waktu 75 hari)

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

32

Berdasarkan pemeriksaan terhadap kedua addendum, tidak ditemukan adanya keterangan/penjelasan mengenai alasan yang memenuhi persyaratan untuk perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Konfirmasi lisan dari Bendaraha Pengeluaran Dinas Perhubungan diketahui bahwa kontrak diperpanjang jangka waktu pelaksanaannya karena kontrak awal (No.551/107/XI/2007) tidak direncanakan dengan baik sehingga kontrak diperpanjang dengan addendum No.551.a/112/XII/PHB/2007 yang ditandataangani pada tanggal 10 Desember 2007 dan anggaran untuk pengadaan barang/jasa diluncurkan dengan Daftar Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL) pada TA 2008. Penjelasan lebih lanjut dari bendahara pengeluaran Dinas Perhubungan, diketahui bahwa pembayaran telah direalisasikan sebesar 30% dari nilai kontrak sedangkan sisanya akan dibayarkan pada saat anggaran diluncurkan melalui DPAL. Hingga jangka waktu addendum No.551.a/112/XII/PHB/2007 berakhir pada 30 Maret 2008, ternyata dana untuk kegiatan belum dicairkan dan pekerjaan juga belum selesai, sehingga pelaksanaan pekerjaan diperpanjang dengan Adendum 551.a/54/III/PHB/2008 yang berakhir hingga 16 Juni 2008. Oleh karena itu telah terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan selama 140 hari (dari tanggal 1 Januari s/d tanggal pemeriksaan 20 Mei 2008), namun belum dikenakan denda maksimal sebesar Rp17.350.000,00 (5%x Rp347.000.000,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, sebagaimana diatur dalam kontrak, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1 0/00 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak. 2. Masing-masing pasal dalam klausul kontrak perjanjian kerja untuk Dinas Kesehatan dengan nomor 440/378.G dan Dinas Perhubungan dengan nomor 551/107/XI/2007 menyatakan penyelesaian pekerjaan borongan sesuai dengan jangka waktu perjanjian, maka setiap hari keterlambatan Pihak II wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1/1000 (sepermil) dari jumlah biaya pekerjaan borongan dan maksimal sebesar 5% (lima persen) dari jumlah biaya pekerjaan

Hal tersebut mengakibatkan: a. Sanksi denda atas keterlambatan penyelesaiaan pekerjaan sebesar Rp45.085.000,00 belum dikenakan kepada kedua rekanan atau masing-masing kepada CV. Milano sebesar Rp27.735.000,00 dan CV. Gading Mas sebesar Rp17.350.000,00 untuk disetor ke Kas Daerah. b. Pemerintah Kota Kendari tidak dapat memanfatkan fasilitas Puskesmas Lepo-Lepo serta Ruang Tunggu Sub Terminal Lapulu dan Punggoloka tepat waktu.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

33

Hal tersebut disebabkan karena: a. Pihak rekanan tidak dapat melaksanakan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan yang diperjanjikan. b. Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan kurang mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Atas temuan tersebut, Dinas Kesehatan memberikan tanggapan sebagai berikut: Kontrak pekerjaan Rehabilitasi Puskesmas Lepo-Lepo nomor 440/378.G tanggal 18 Mei 2007 senilai Rp. 645.000-000,00 atas nama CV. MILANO dengan jangka waktu pelaksanaan yang seharusnya adalah selama 120 hari kalender terhitung sejak tanggal 18 Mei 2007 sampai dengan tanggal 14 September 2007. Sebelum jangka waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir, dari pihak CV.MILANO telah mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi 165 hari kalender terhitung sejak tanggal 18 Mei 2007 sampai dengan tanggal 29 Oktober 2007 (Kontrak ADDENDUM nomor : 440/737 tanggal 12 September 2007. Dengan adanya adendum tersebut maka kami tidak mengenakan denda keterlambatan kepada pihak CV.MILANO. Sedangkan Dinas Perhubungan tidak memberikan tanggapan.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar: 1. Memberi teguran tertulis kepada CV Milano dan CV Gading Mas agar dalam pelaksanaan pekerjaan dimasa mendatang dilaksanakan tepat waktu. 2. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Perhubungan untuk menarik dan menyetor sanksi denda dengan total Rp 45.085.000,00 atau masing-masing CV Milano sebesar Rp27.735.000,00 dan CV Gading Mas Rp17.350.000,00.

Atas rekomendasi tersebut, Walikota kendari memberikan tanggapan sebagai berikut: 1. Sepakat untuk memberi teguran secara tertulis kepada Direktur CV Milano dan CV Gading Mas agar dalam pelaksanaan pekerjaan senantiasa tepat waktu. 2. Sepakat untuk menarik dan menyetor sanksi denda atas nama CV Milano sebesar Rp27.735.000,00 dan CV Gading Mas Rp17.350.000,00.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

34

12.

Pemberian Honorarium Dan Biaya Penunjang Kinerja Minimal Sebesar Rp590.058.000,00 Di Lingkungan Pemerintah Kota Kendari Tidak Mempunyai Dasar Yang Jelas.

Hasil pemeriksaan dokumen pertanggung jawaban Tahun Anggaran 2006 pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah diketahui bahwa terdapat pemberian honorarium dan biaya peningkatan kinerja atau tambahan penghasilan atas beban kerja yang dikeluarkan tanpa dasar yang jelas. Hal tersebut diketahui terjadi pada 2 SKPD dengan uraian sebagai berikut: 1. Sekretariat Daerah Dari hasil pemeriksaan dokumen pertanggung jawaban Bagian Umum SKPD Sekretariat Daerah, diketahui telah dikeluarkan untuk Belanja Pegawai sebagai tambahan penghasilan atas beban kerja yang diberikan kepada Sekda, Asisten dan Kepala Bagian total sebesar Rp378.000.000,00 (lampiran XV). Pada pertanggungjawaban tersebut tidak dilampirkan juga peraturan atau SK yang mendasari pemberian dan besaran uangnya. Hasil konfirmasi dengan Bendahara Pengeluaran dan Bagian umum Sekretariat Daerah bahwa tambahan penghasilan ini adalah perubahan atau nama lain dari Biaya Penunjang Operasional, dan bahwa terdapat aturan dasar untuk penetapan besaran uang yang diterima oleh masing-masing Sekda dan pada Kasubdin di lingkungan Sekretariat Daerah. Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan Bendahara Pengeluaran tidak dapat menunjukkan aturan atau dasar pemberian besarnya tambahan penghasilan yang dimaksud. 2. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemeriksaan atas dokumen pertanggung jawaban BPKAD diketahui terdapat pengeluaran yang diberikan dalam bentuk honor untuk kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi tupoksi dari BPKAD, kegiatan tersebut antara lain: Dokumen yang ditemukan dalam pertanggung jawaban hanyalah SK Walikota tentang pembentukan tim pelaksana kegiatan. Dalam SK Walikota tersebut juga tidak ditemukan dasar penetapan pemberian honor sebesar Rp212.058.000,00 untuk masing masing tim pelaksana kegiatan tersebut. Hasil konfirmasi dengan bendahara BPKAD, bahwa besaran honor yang diberikan didasarkan pada besarnya anggaran kegiatan tersebut dibagi sesuai dengan jabatan masing-masing.
No. Jenis Kegiatan JumlahHonor (Rp) 80.000.000,35.645.500,54.710.000,41.702.500,80.000.000,212.058.000,-

1 Kegiatan Akuntansi Anggaran Belanja Langsung dan Tidak Langsung 2 Kegiatan Penyusunan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Belanja 3 Kegiatan Penerbitan, Pencatatan, Penyusunan, Verifikasi, SP2D 4 Kegiatan Penyusunan Laporan PPH 21 5 Kegiatan Penyusunan Raperda Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah Jumlah

Hal tersebut diatas tidak sesuai dengan : Peraturan Walikota Kendari Nomor 30 Tahun 2007 tentang Insetif Kinerja Daerah Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Kontrak di Lingkungan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 a. Pasal 3 menyatakan bahwa Insentif Kinerja Daerah bertujuan memotivasi para Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Kontrak untuk bekerja diatas standar atau melebihi

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

35

beban kerja, sehingga besaran insentif kinerja daerah (IKD) tidak selalu sama setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap bulannya, namun disesuaikan dengan capaian kinerja beban kerja menurut klasifikasi rincian tugas. b. Pasal 8 ayat (1) huruf c menyatakan bahwa Penilaian Kinerja dalam penetapan insentif kinerja daerah untuk Asisten Sekda, Kepala Badan, Kepala Dinas, Kepala kantor disahkan oleh Sekretaris Daerah. Hal tersebut itu mengakibatkan pengeluaran tersebut menyebakan pemborosan Keuangan Daerah sebesar Rp590.058.000,00.

Hal tersebut disebabkan karena: 1. Tidak adanya aturan yang jelas mengenai klasifikasi dan penilaian kinerja untuk menentukan besaran insentif yang diberikan. 2. Kebijakan masing-masing kepala dinas yang memberikan honorarium dan membuat surat keputusan insentif kepada pegawai yang tanpa dasar. 3. Usaha dari beberapa pegawai untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Atas temuan tersebut, Kepala BPAKD menjelaskan bahwa dasar pembayaran honor untuk kegiatan diatas didasarkan pada : 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BPKAD Tahun Anggaran 2007. 2. APBD Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 3. Surat Keputusan Walikota Kendari/Nota Tugas Kepala BPKAD Kota Kendari. Sedangkan bentuk pertanggung jawaban terhadap pembayaran honor pada masing-masing kegiatan tersebut diatas adalah daftar penerima honor yang dibayarkan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh Kepala BPKAD Kota Kendari.

Atas permasalahan tersebut, BPK-RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar : 1. Memberi teguran tertulis kepada Kepala BPKAD supaya dimasa mendatang dalam pemberian tambahan penghasilan diberikan atas dasar legalitas yang jelas. 2. Memerintahkan kepada Sekretaris Daerah segera menerbitkan Surat Keputusan pemberian tunjangan kinerja dengan Surat Keputusan Walikota, bukan semata dananya di APBD dianggarkan dan dibayarkan tanpa ada dasar yang jelas. Atas rekomendasi tersebut, Walikota Kendari memberikan tanggapan sebagai berikut:

1. Sepakat untuk memberikan teguran tertulis kepada BPKAD supaya dimasa mendatang dalam
pemberian tambahan penghasilan diberikan atas dasar legalitas yang jelas; apakah melalui peraturan walikota atau keputusan walikota.

2. Telah diterbitkan peraturan walikota tentang tunjangan kinerja daerah yang akan diberlakukan
sejak Januari 2008 dan seterusnya.

PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

36

LAMPIRAN I

DAFTAR PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA TA 2007 ANTARA PEMERINTAH KOTA KENDARI DENGAN UNHALU No Jenis Pekerjaan Pemberi Pekerjaan
Bappeda

Rekanan
Dr.Ir. Darwis, DEA Lembaga Penelitian Unhalu Kampus Baru Unhalu. Dr. Eka Suaib, M.Si FISIP Kampus Bumi Tri, Dharma Andounohu Kdi Akhmad Firman,SE,M.Si Kendari

No Kontrak
03/KontrakSWK/IV/2007

Nilai Kontrak
Rp

Keterangan

1 Analisa Potensi Sumber Daya Alam

100,000,000 Memiliki kewenangan untuk menandatangani kerjasama dengan instansi lain 75,000,000

2 Study Tentang Prilaku Pemilih Masyarakat Kota Kendari Bappeda

06/Kontrak/SWK/III/20 Rp 07 08/Kontrak/SWK/IV/20 Rp 07

3 Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh (Base-Line) Bidang Pendidikan Kesehatan dan Ekonomi Lokal di Kec. Baruga,Wua-wua dan Kadia Kota Kendari 4 Penyusunan Ensiklopedi Tokoh dan Peristiwa dalam Sejarah Kota Kendari Pasca Kemerdekaan di Kota Kendari 5 Kajian Industri Seks Kota Kendari 6 Study Master Plan Pengemb.Kawasan Industri Kecil di Kota Kendari 7 Data Base Percepatan dan Pemetaan Pembangunan

Bappeda

95,000,000

Bappeda

DR. Anwar, M.Pd Fak. Keguruan Ilmu Pendidikan Unhalu, Kendari Drs. Arifin Utha, M.Si Fakultas Sospol Unhalu Kendari Edward Ngii,ST,MT Jl. Mayjend S Parman Kampus Lama Kdi

09/Kontrak/SWK/IV/20 Rp 07 11/Kontrak/SWK/IV/20 Rp 07 13/KontrakSWK/IV/2007 Rp

98,600,000

Bappeda Bappeda

78,920,000 108,422,500

Bappeda

Sirajuddin,SIP,M.Si 14/Kontrak/III/2007 Ilmu Administrasi, FISIP Univ. Haluoleo Edward Ngii,ST,MT Pusat Studi Pengembangan Wilayah Transportasi Jl. Mayjend S Parman, Kampus Lama KDI Dr.Ir. Marsuki Iswandi,M.Si Studio Perencanaan Wilayah PS PPWW Prog. Pasca Sarjana Kampus Unhalu Andounohu-Kendari 15/KontrakSwakelola/IV/2007

Rp

100,000,000

8 Study Evaluasi Efektifitas dan Efisiensi Trayek Angkutan Bappeda Kota Kendari Tahun 2007

Rp

115,049,000

9 Study Integrasi Pemanfaatan dan Pengembangan Ruang Bappeda Kota (Kota Sedang Menjadi Kota Besar)

15/KontrakSwakelola/IV/2007

Rp

114,134,500

10 Studi Analisis Struktur Ekonomi Kota Kendari

Bappeda

Rosnawintang,SE,M.Si 16/Kontrak/IV/ 2007 Kampus Bumi Tri Dharma Andounohu Kdi Nuddin,SE,M.Si 18/KontrakIlmu Ekonomi dan Studi Pembangunan SWK/IV/2007 FE Kampus Bumi Tri Dharma Andounohu Ir. Baso Mursidi, M.Proc.Mgnt FT Unhalu Dr.H.Arifin,M.Si Lembaga Penelitaan Unhalu Kampus Unhalu , Kemaraya Kendari Ir. Kahirun, M.Si Fak Pertanian Kampus Unhalu Andunohu-Kendari Nasrul, SE, M.Si FE Manajemen Kampus Unhalu Andounohu-Kendari 19/KontrakSWK/III/2007 20/ KontrakSWK/IV/2007

Rp

88,752,500

11 Peningkatan Kualitas sumber daya aparatur dalam pelaksanaan OTODA di Kota Kendari TA. 2007

Bappeda

Rp

58,920,000

12 Studi Analisis Pengembangan Tambat Labuh

Bappeda

Rp

118,422,500 Mendapat persetujuan dari Dekan FT Unhalu dengan Surat Tugas No.020.b/J29.1.24/LL/2007 75,000,000

13 Menggali Prospek Geowisata dan Agrowisata dari Potens Bappeda SDA dan Lingkungan Hidup

Rp

14 Study Pengembangan Konservasi Air Baku

Bappeda

26/KontrakSWK/IV/2007 30/KontrakSWK/IV/2007

Rp

35,105,000

15 Studi Kelayakan Ekonomi Kerakyatan dan Peluang Investasi di Kota Kendari 16 Kajian Pembangunan Sektor Ekonomi dan Jasa dalam mendorong Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari

Bappeda

Rp

200,000,000

Bappeda

Dr. Onu La Ola SE, MS 45/Kontrak/SWK/IX/20 Rp Lembaga Pengabdian pada masyarakat 07 Universitas HaluOleo Drs Arifin Utha, M.Si Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo Drs. Muh Amir, Msi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo Gamsir Bachmid SE, MS Jurusan Ilmu Ekonomi dan Study Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo 43/Kontrak/SWK/X/ 2007 40/Kontrak/SWK/X/ 2007 39/Kontrak/IX/2007 Rp

196,000,000

17 Study Efektivitas Pelayanan Fasilitas Publik di KecamatanBappeda se Kota Kendari 18 Pengaruh Pengawasan dan Motivasi Kerja terhadap Bappeda Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Abunawas Kendari 19 Study Pengembangan Kelembagaan Keuangan Bagi Masyarakat Miskin Di Kota Kendari Bappeda

88,000,000

Rp

50,000,000

Rp

121,000,000

Hal 1 / 2

LAMPIRAN I

No

Jenis Pekerjaan

Pemberi Pekerjaan
Bappeda BPKAD

Rekanan
Dr. Anwar M.Pd Haluo Oleo Press Jl.Mokodompit Dr. Ir. Darwis, DEA Lembaga Penelitian Unhalu Dr. Arifin Utha, M.Si Fak. Ilmu Administrasi, Unhalu Nasrullah Dali, SE., M.Si., Ak FE Jurusan Akuntansi Unhalu

No Kontrak

Nilai Kontrak
60,000,000

Keterangan

20 Peningkatan Apresiasi Sejarah Kota Kendari 21 Kajian Evaluatif Sistem Pengelolan Pajak Bumi dan bangunan (PBB) Dalam Rangka Peningkatan PAD 22 Kajian Efektifitas Pengelolan Pasar di Kota Kendari 23 Penyusunan Pelaporan Transaksi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

42/Kontrak/SWK/IX/20 Rp 07 970/1246/KONTRAK/ VI/2007 074/2276 970/TU/1090/2007 Rp

150,000,000 Memiliki kewenangan untuk menandatangani kerjasama dengan instansi lain 110,000,000 250,000,000 2,486,326,000

BPKAD BPKAD

Rp Rp

JUMLAH Rp

Hal 2 / 2

LAMPIRAN II

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HALUOLEO
Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232
Telepon ( 0401 ) 390403 Fax. ( 0401 ) 390006

DAFTAR NAMA-NAMA PEJABAT FAKULTAS/ LEMBAGA/UPT DALAM LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALUOLEO YANG BERWENANG MENJALIN KERJASAMA DENGAN INSTANSI LAIN
LEMBAGA NO I Rektor/Pembantu Rektor Rektor PR I PR 11 PR III PR IV II FAKULTAS Dekan FKIP Dekan FEKON Dekan FISIP Dekan FAPERTA Dekan FMIPA Dekan FTEKNIK Dekan FHUKUM Dekan FPIK Direktur Pasca Sarjana III Lembaga Lembaga 1. Ketua Lembaga Penelitian : - Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup - Kepala Pusat Penelitian Otoda dan Pengkajian Pengembangan Pedesaan & kependudukan - Kepala Pusat Penelitian Gender dan pemberdayaan perempuan - Kepala Pusat Pariwisata dan Budaya - Kepala Pusat Penelitian Pesisir & Kelautan -Tenaga ahli Pengembangan Program KKP dan PPM -Kepala Pusat Teknologi Tepat -Ketua Badan Kemitraan Unhalu Dr. Darwis DEA. Ir. Anas Nikoyan, M. Si Drs. H. Darpin, M. Si NAMA PEJABAT Prof. lr.H- Mahmud Hamunclu, M.Sc Prof. Ir. Sahta Ginting, M.Agr, Ph. D. Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, MS Prof. Drs. Murdjani Kamaluddin, SE. MS Buyung Sarita, SE. MS. Ph.D.

Drs. H. Barlian, M. Pd H. Halim SE. MS H. Damsid, M. Si Ir, H. Taane La Ola, MP Drs. Pasrun Adam, MS Ir. Ridway Balaka, M. Eng Muntaha, SH. M.H Dr. Ir La Ode Muh. Aslan, M Sc Prof. Dr. H. Muh. Jusuf Abadi, SE, MS

Dra, Sartiah DP, M.Ed., Ph. D Dr. La Niampe, M.Hum Ir. La Ode M.Aslan, M.Sc. Ph. D Dr. La Ode Muh. Harafah, SE. MS Guna Dr. Ir. H. Sarawa M. M.Si Dr. Ir. Barra Pasolon, M.Sc
Hal 1/2

LAMPIRAN II

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HALUOLEO
Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232
Telepon ( 0401 ) 390403 Fax. ( 0401 ) 390006

DAFTAR NAMA-NAMA PEJABAT FAKULTAS/ LEMBAGA/UPT DALAM LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALUOLEO YANG BERWENANG MENJALIN KERJASAMA DENGAN INSTANSI LAIN
NO LEMBAGA 2. Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan -Kepaia Pusat Kajian Pengembangan Program Studi Evaluasi Diri dan Akreditasi -Kepala Pusat Kajian Pengembangan Evaluasi Pembelajaran dan Monitoring 3. Ketua LJM-MEP 4. N a m a - Nama Pejabat Non Struktural -Kepala UPT Perpustakaan -Kepala UPT Puskom -Kepala UPT Bahasa -Kepala UPT Laboratorium Dasar -Kepala UPT Workshop Teknologi -Kepala Bimbingan dan Konseling -Kepala UPT Jaringan Informasi -Kepala UPT Olahraga -Kepala UPT Keamanan -Kepala UPT Kerohanian NAMA PEJABAT Prof. Dr. Ir. Lakarimuna, M'Sc Dr. Sriwahyuni, M.Si

Dr. Mursidin T, M.Pd

Dr. Ir. H. La Sara, MS

Prof. Dr. La Ode Sidu Marafat, MS Ir. Muh, Ihsan Sarita, M.Kom Drs. Asrun Lio, M. Hum Drs. H. Arifin, M.Si., Ph.D lr. La Nalepo, MS Drs. H. Mardhan, M.Pd Drs. Firdaus, M.Si Drs, H. Asrif Ahmad, M.Kes Drs. Ruslin Laydi, M.Si Jahada, S.Ag., M.Pd

Hal 2/2

LAMPIRAN III NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 BIAYA TANPA ANGGARAN URAIAN Biaya Rapat Pansus Bulan Maret 2007 Biaya Rapat Pansus Biaya rapat Visi, Misi Biaya Makan Minum Harian Biaya Makan Minum rapat BOP Biaya MC, dll Pembuatan Papan Petunjuk Kekurangan KTV Sewa Genset Karpek Karangan Bunga Jasa Rohaniawan Pembaca Do'a Pawang Hujan Panggung Utama Dekoratif Biaya Taman Kain Pembatas Kekurangan Sewa Tenda Biaya Elektron Brikade Penonton Biaya Peliputan Kendari TV, RRI dan Swara Alam TOTAL JUMLAH 2,315,000 2,800,000 20,130,000 33,000,000 35,000,000 2,500,000 6,500,000 480,000 5,000,000 2,000,000 6,500,000 750,000 150,000 150,000 150,000 10,000,000 2,000,000 600,000 10,000,000 6,500,000 500,000 70,000,000 217,025,000

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

LAMPIRAN IV PENGELUARAN TAHUN 2008 URAIAN Honor Pemegang Kas Belanja Cetak Raperda Lembur PNS Biaya Perbaikan Kendaraan Honor PPTK Biaya Foto Copy Biaya Alat Listrik Biaya ATK TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH 6,720,000 2,262,500 42,657,200 58,971,801 14,880,000 32,811,249 113,000 311,550 158,727,300

LAMPIRAN V Belanja Makan Tanggal Bukti Kas Tanda Bukti Kas 20 Nov 2006 12 /12/06 25 Nov 2006 13 /12/07 1 Des 2006 14 /12/07 2 Des 2006 15 /12/07 4 Des 2006 16 /12/07 5 Des 2006 17 /12/07 7 Des 2006 18 /12/07 8 Des 2006 19 /12/07 11 Des 2006 20 /12/07 12 Des 2006 21 /12/07 12 Des 2006 22 /12/07 14 Des 2006 23 /12/07 16 Des 2006 24 /12/07 18 Des 2006 25 /12/07 18 Des 2006 26 /12/07 21 Des 2006 27 /12/07 22 Des 2006 28 /12/07 28 Des 2006 29 /12/07 28 Des 2006 30 /12/07 27 Des 2006 31 /12/07 29 Des 2006 32 /12/07 5 Jan 2006 89 /12/07 JUMLAH 5.2.2.11.01 Nilai 3.326.500 1,458,850 437,000 86,000 450,000 1,908,000 1,321,400 535,000 413,500 644,500 1,325,000 8,204,500 1,300,000 632,000 672,900 1,517,100 3,192,500 414,450 198,000 2,136,500 83,000 2,700,000 29,630,200

LAMPIRAN VI Belanja makan minum rapat 5.2.2.11.02 Tanggal Bukti Kas Tanda Bukti Kas Nilai 5 Des 2006 36 /12/07 2,025,000 1 Des 2006 37 /12/07 3,000,000 2 Des 2006 38 /12/07 1,700,000 6 Des 2006 39 /12/07 562,500 125,000 6 Des 2006 40 /12/07 8 Des 2006 41 /12/07 300,000 9 Des 2006 42 /12/07 125,000 9 Des 2006 43 /12/07 675,000 9 Des 2006 44 /12/07 150,000 11 Des 2006 45 /12/07 300,000 12 Des 2006 46 /12/07 3,375,000 18 Des 2006 47 /12/07 337,500 20 Des 2006 48 /12/07 675,000 900,000 23 Des 2006 49 /12/07 23 Des 2006 50 /12/07 100,000 23 Des 2006 51 /12/07 200,000 26 Des 2006 52 /12/07 300,000 900,000 26 Des 2006 53 /12/07 28 Des 2006 54 /12/07 3,600,000 29 Des 2006 55 /12/07 3,010,000 29 Des 2006 56 /12/07 1,237,500 29 Des 2006 57 /12/07 100,000 675,000 30 Des 2006 58 /12/07 30 Agust 2006 59 /12/07 700,000 28 Agust 2006 60 /12/07 700,000 30 Agust 2006 61 /12/07 600,000 8 Des 2006 62 /12/07 1,000,000 1,000,000 8 Des 2006 63 /12/07 Des 2006 64 /12/07 1,000,000 500,000 14 Des 2006 65 /12/07 14 Des 2006 66 /12/07 500,000 14 Des 2006 67 /12/07 500,000 14 Des 2006 68 /12/07 500,000 15 Nov 2006 69 /12/07 450,000 25 Nov 2006 70 /12/07 300,000 6,250,000 27 Nov 2006 71 /12/07 Des 2006 /12/07 1,912,500 JUMLAH 40,285,000

LAMPIRAN VII

BELANJA TA 2006 YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN PADA TA 2007 Tanda Bukti Kas 34 /12/07 35 /12/07 33 /12/06 433 /BL/07 434 /BL/07 435 /BL/07 436 /BL/07 442 /BL/07 443 /BL/07 445 /BL/07 446 /BL/07 447 /BL/07 455 /BL/07 Jumlah Nilai 4,000,000 8,493,955 2,085,550 162,000 162,000 55,000 1,000,000 500,000 500,000 1,000,000 105,000 500,000 500,000 19,063,505 Tanggal Bukti Kas 16 Oktober 2006 7 Oktober 2006 28 Des 2006 1 Des 2006 1 Nov 2006 18 Des 2006 31 Jan 2007 10 Jan 2007 10 Jan 2007 5 Jan 2007 5 Jan 2007 7 Jan 2007 8 Feb 2007 Keterangan Biaya Cetak kebutuhan kantor Biaya penggandaan Biaya Foto copy Biaya langganan Warta Perundangan Biaya langganan Koran Biaya peliputan Biaya kliping untuk tanggal 18 Desember 2006 Biaya iklan untuk tanggal 31 Desember 2006 Biaya iklan untuk tanggal 23 Desember 2006 Biaya Langganan koran bln Desember 2006 Biaya Langganan koran bln Nov -Des 2006 Biaya iklan bulan Des 2006 Biaya iklan 23 Des 2006 Kode rekening

5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05 5.2.2.03.05

LAMPIRAN VIII

PENGGUNAAN LANGSUNG PAD DARI KLAIM PT ASKES BULAN PEMBEBANAN TAHUN 2007 PER 31 DESEMBER 2007 Klaim PT Askes Setor Per 31 Des Bulan Pembebanan 2007 2007 1 2 43,547,052.00 282,455,750.00 29,859,000.00 112,553,000.00 372,218,671.00 142,838,500.00 100,583,250.00 1,084,055,223.00 6,514,000.00 6,528,000.00 6,660,000.00 6,719,000.00 6,758,000.00 6,758,000.00 6,815,000.00 6,859,000.00 6,912,000.00 6,956,000.00 6,998,000.00 7,002,000.00 81,479,000.00 787,000.00 792,000.00 837,000.00 2,571,000.00 3,523,000.00 1,793,000.00 10,303,000.00

No 1.

Nama Satker RSUD ABUNAWAS

Keterangan Terdiri dari : Disetor Askes Jan'07 ke Kasda 25/05/2007 Disetor Askes Jan'07 ke Kasda 28/05/2008 Total Setor Askes Klaim Jan'07 Disetor Askeskin Feb-Apr'07 ke Kasda 30/10/2007 Disetor Askes Feb'07 ke Kasda 13/12/2007 Disetor Askes Mar-Jun'07ke Kasda 31/03/2008 Disetor Askeskin Mei-Jul'07ke Kasda 31/03/2008 Askes Bulan Mei-Des 2007 Askeskin Bulan Agust-Okt 2007

Penggunaan langsung 3(2-1), (2-4) 20,806,252.00 101,333,160.00 7,599,200.00 26,636,300.00 224,050,096.00 380,425,008.00 4,564,000.00 4,578,000.00 4,710,000.00 4,769,000.00 4,808,000.00 4,808,000.00 4,865,000.00 4,909,000.00 4,812,000.00 5,006,000.00 5,048,000.00 4,992,000.00 57,869,000.00 57,869,000.00 556,900.00 540,900.00 599,400.00 1,821,000.00 2,269,000.00 1,255,100.00 7,042,300.00

Disetor Per 20 Mei 2008 4 85,916,700.00 148,168,575.00 234,085,275.00 2,010,000.00 2,010,000.00 537,900.00 537,900.00

Belum Disetor ke Kasda 5 142,838,500.00 100,583,250.00 243,421,750.00 -

22,740,800.00 181,122,590.00 22,259,800.00 226,123,190.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 2,100,000.00 1,950,000.00 1,950,000.00 21,600,000.00 230,100.00 251,100.00 237,600.00 750,000.00 1,254,000.00 2,722,800.00

2.

JUMLAH PUSK. KEMARAYA

Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Askes Des'07 Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes

Jan'07 ke Kasda 28/02/2007 Feb'07 ke Kasda 30/03/2007 Mar'07 ke Kasda 30/04/2007 Apr'07 ke Kasda 31/05/2007 Mei'07 ke Kasda 16/07/2007 Jun'07 ke Kasda 31/07/2007 Jul'07 ke Kasda 31/08/2007 Ags'07 ke Kasda 28/09/2007 Sep'07 ke Kasda 31/10/2007 Okt'07 ke Kasda 30/11/2007 Nov'07 ke Kasda 28/12/2007

3.

JUMLAH PUSK. LABIBIA

Jan'07 ke Kasda 31/01/2007 Feb'07 ke Kasda 30/03/2007 Mar'07 ke Kasda 30/03/2007 Apr-Jun'07 ke Kasda 29/06/2007 Jul-Okt'07 ke Kasda 31/01/2011 Nov-Des'07 ke Kasda 29/02/2008

JUMLAH

Hal 1/4

LAMPIRAN VIII

No 4.

Nama Satker PUSK. ABELI

Keterangan Terdiri dari : Disetor Askes Jan'07 ke Kasda 31/01/2007 Disetor Askes Feb'07 ke Kasda 20/02/2007 Disetor Askes Mar'07 ke Kasda 28/03/2007 Disetor Askes Apr-Mei'07 ke Kasda 30/05/2007 Disetor Askes Jun'07 ke Kasda 29/06/2007 Disetor Askes Jul-Ags'07 ke Kasda 30/08/2007 Disetor Askes Sep-Okt'07 ke Kasda 31/10/2007 Disetor Askes Nov'07 ke Kasda 30/11/2007 Disetor Askes Des'07 ke Kasda 11/12/2007

Klaim PT Askes Setor Per 31 Des Bulan Pembebanan 2007 2007 1 2 389,250.00 387,000.00 390,000.00 809,400.00 403,000.00 818,700.00 822,600.00 410,000.00 410,100.00 4,840,050.00 1,486,200.00 1,524,000.00 1,578,600.00 1,594,050.00 1,618,950.00 1 618 950 00 1,645,650.00 2,981,350.00 1,700,400.00 3,056,000.00 4,138,800.00 1,748,700.00 2,912,900.00 25,985,600.00 2,207,100.00 2,220,000.00 2,257,800.00 2,285,550.00 2,313,450.00 2,325,750.00 2,349,750.00 2,349,750.00 2,382,300.00 2,400,600.00 23,092,050.00 1,272,000.00 1,272,000.00 1,336,000.00 2,714,000.00 1,350,000.00 2,742,000.00 2,743,000.00 1,372,000.00 1,365,000.00 16,166,000.00 9,654,000.00 12,220,000.00 8,856,000.00 10,059,000.00 8,758,000.00 8 758 000 00 5,488,000.00 8,437,000.00 8,458,000.00 7,940,000.00 8,909,000.00 5,901,000.00 5,913,000.00 100,593,000.00 12,057,000.00 14,540,000.00 10,246,000.00 7,621,000.00 7,714,000.00 7,755,000.00 7,835,000.00 10,666,000.00 10,101,000.00 11,082,000.00 8,028,000.00 8,012,000.00 115,657,000.00

Penggunaan langsung 3(2-1), (2-4) 882,750.00 885,000.00 946,000.00 1,904,600.00 947,000.00 1,923,300.00 1,920,400.00 962,000.00 954,900.00 11,325,950.00 8,167,800.00 10,696,000.00 7,277,400.00 8,464,950.00 7,139,050.00 7 139 050 00 3,842,350.00 5,455,650.00 6,757,600.00 4,884,000.00 4,770,200.00 4,152,300.00 3,000,100.00 74,607,400.00 9,849,900.00 12,320,000.00 7,988,200.00 5,335,450.00 5,400,550.00 5,429,250.00 5,485,250.00 8,316,250.00 7,718,700.00 8,681,400.00 5,619,600.00 5,608,400.00 87,752,950.00

Disetor Per 20 Mei 2008 4 2,408,400.00 2,403,600.00 4,812,000.00

Belum Disetor ke Kasda 5 -

5.

JUMLAH PUSK. POASIA

Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes

Jan'07 ke Kasda 31/01/2007 Feb'07 ke Kasda 20/03/2007 Mar'07 ke Kasda 28/03/2007 Apr'07 ke Kasda 30/04/2007 Mei 07 ke Kasda 31/05/2007 Mei'07 Jun'07 ke Kasda 29/06/2007 Jul'07 ke Kasda 31/07/2007 Ags'07 ke Kasda 31/08/2007 Sep'07 ke Kasda 28/09/2007 Okt'07 ke Kasda 31/10/2007 Nov'07 ke Kasda 30/11/2007 Des'07 ke Kasda 28/12/2007

6.

JUMLAH PUSK. LEPO-LEPO

Jan'07 ke Kasda 14/02/2007 Feb'07 ke Kasda 23/03/2007 Mar'07 ke Kasda 30/04/2007 Apr'07 ke Kasda 30/05/2007 Mei'07 ke Kasda 29/06/2007 Jun'07 ke Kasda 31/07/2007 Jul'07 ke Kasda 31/08/2007 Ags'07 ke Kasda 28/09/2007 Sep'07 ke Kasda 23/10/2007 Okt'07 ke Kasda 27/11/2007 Nov'07 ke Kasda 10/03/2008 Des'07 ke Kasda 10/03/2008

JUMLAH

Hal 2/4

LAMPIRAN VIII

No 7.

Nama Satker PUSK. PUUWATU Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes

Keterangan

Klaim PT Askes Setor Per 31 Des Bulan Pembebanan 2007 2007 1 2 2,227,800.00 2,240,900.00 2,274,900.00 2,277,150.00 2,296,350.00 2,291,850.00 2,307,450.00 2,305,200.00 2,309,400.00 2,307,300.00 22,838,300.00 3,212,100.00 3,201,000.00 3,213,300.00 2,446,800.00 2,465,100.00 2,460,600.00 4,950,300.00 2,477,400.00 2,478,300.00 2,478,600.00 29,383,500.00 7,426,000.00 7,467,000.00 7,583,000.00 7,593,000.00 7,657,000.00 7,642,000.00 7,694,000.00 7,684,000.00 7,698,000.00 7,691,000.00 7,698,000.00 7,668,000.00 91,501,000.00 10,670,000.00 10,711,000.00 8,156,000.00 8,178,000.00 8,240,000.00 8,205,000.00 16,503,500.00 8,258,000.00 8,262,000.00 8,290,000.00 8,257,000.00 103,730,500.00

Penggunaan langsung 3(2-1), (2-4) 5,198,200.00 5,226,100.00 5,308,100.00 5,315,850.00 5,360,650.00 5,350,150.00 5,386,550.00 5,378,800.00 5,388,600.00 5,383,700.00 5,389,000.00 5,368,000.00 64,053,700.00 7,457,900.00 7,510,000.00 4,942,700.00 5,731,200.00 5,774,900.00 5,744,400.00 11,553,200.00 5,780,600.00 5,783,700.00 5,811,400.00 5,771,500.00 71,861,500.00

Disetor Per 20 Mei 2008 4 2,309,000.00 2,300,000.00 4,609,000.00 2,485,500.00 2,485,500.00

Belum Disetor ke Kasda 5 -

Jan'07 ke Kasda 16/03/2007 Feb'07 ke Kasda 05/04/2007 Mar'07 ke Kasda 21/04/2007 Apr'07 ke Kasda 21/05/2007 Mei'07 ke Kasda 07/08/2007 Jun'07 ke Kasda 07/08/2007 Jul'07 ke Kasda 11/09/2007 Ags'07 ke Kasda 08/10/2007 Sep'07 ke Kasda 12/11/2007 Okt'07 ke Kasda 23/11/2007 Nov'07 ke Kasda 22/01/2008 Des'07 ke Kasda 11/02/2008

8.

JUMLAH PUSK. PERUMNAS

Jan'07 ke Kasda 16/03/2007 Feb'07 ke Kasda 05/04/2007 Mar'07 ke Kasda 21/04/2007 Apr'07 ke Kasda 21/05/2007 Mei'07 ke Kasda 07/08/2007 Jun'07 ke Kasda 07/08/2007 Jul-Ags'07 ke Kasda 11/09/2007 Sep'07 ke Kasda 08/10/2007 Okt'07 ke Kasda 12/11/2007 Nov'07 ke Kasda 23/11/2007 Des'07 ke Kasda 22/01/2008

JUMLAH

Hal 3/4

LAMPIRAN VIII

No 9.

Nama Satker *PUSK. MEKAR

Keterangan Bulan Jan-Des 2007 Puskesmas Mekar masih memperoleh pembagian klaim PT Askes dengan Puskemas Perumnas. Dari pembagian tersebut bulan Maret Puskesmas Perumnas telah menyetorkan sendiri sebesar 30% ke Kasda. Pada bulan April PT Askes mentransfer uang dari klaim PT Askes untuk Puskesmas Mekar. Bagian untuk bulan Januari 2007 Bagian untuk bulan Februari 2007 Total klaim PT Askes dari bulan April-Desember 2007 Terdiri dari : Disetor Askes Mar'07 ke Kasda 19/05/2008 Disetor Askes Apr'07 ke Kasda 31/05/2007 Disetor Askes Mei'07 ke Kasda 29/06/2007 Disetor Askes Jun'07 ke Kasda 31/07/2007 Disetor Askes Jul-Ags'07 ke Kasda 31/09/2007 Disetor Askes Sep'07 ke Kasda 31/10/2007 Disetor Askes ke Kasda k Okt'07 k' k d 29/11/2007 / / Disetor Askes Nov-Des'07 ke Kasda 31/01/2008

Klaim PT Askes Setor Per 31 Des Bulan Pembebanan 2007 2007 1 2

Penggunaan langsung 3(2-1), (2-4)

Disetor Per 20 Mei 2008 4

Belum Disetor ke Kasda 5

815,500.00 822,000.00 820,000.00 1,630,000.00 815,000.00 826,000.00 1,650,000.00 7,378,500.00 288,000.00 289,000.00 289,000.00 328,000.00 328,000.00 330,000.00 350,500.00 355,000.00 358,000.00 358,000.00 364,000.00 365,000.00 4,002,500.00 1,117,200.00 1,121,100.00 2,322,000.00 1,192,350.00 1,203,900.00 2,404,650.00 2,447,400.00 1,230,000.00 13,038,600.00 381,005,090.00

2,164,000.00 2,719,000.00 2,719,000.00 2,719,000.00 2,733,000.00 5,501,500.00 2,753,000.00 2,753,000.00 5,516,000.00 29,577,500.00 961,000.00 969,000.00 1,070,000.00 1,097,000.00 1,120,000.00 1,160,000.00 1,172,000.00 1,183,000.00 1,193,000.00 1,200,000.00 1,213,000.00 1,207,000.00 13,545,000.00 3,724,000.00 3,737,000.00 7,758,000.00 3,977,000.00 3,997,000.00 8,057,000.00 8,159,000.00 4,125,000.00 4,110,000.00 47,644,000.00 1,694,251,223.00

1,903,500.00 1,903,500.00 1,897,000.00 1,913,000.00 3,871,500.00 1,938,000.00 1,927,000.00 3,866,000.00 19,219,500.00 673,000.00 680,000.00 781,000.00 769,000.00 792,000.00 830,000.00 821,500.00 828,000.00 835,000.00 842,000.00 849,000.00 842,000.00 9,542,500.00 2,606,800.00 2,615,900.00 5,436,000.00 2,784,650.00 2,793,100.00 5,652,350.00 5,711,600.00 2,895,000.00 2,880,000.00 33,375,400.00 817,075,208.00 815,500.00 815,500.00 1,230,000.00 1,230,000.00 250,585,175.00 2,164,000.00 2,164,000.00 245,585,750.00

10.

JUMLAH PUSK. MATA

Terdiri dari : Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes Disetor Askes

Jan'07 ke Kasda 31/01/2007 Feb'07 ke Kasda 28/02/2007 Mar'07 ke Kasda 30/03/2007 Apr'07 ke Kasda 30/04/2007 Mei'07 ke Kasda 31/05/2007 Jun'07 ke Kasda 29/06/2007 Jul'07 ke Kasda 31/07/2007 Ags'07 ke Kasda 31/08/2007 Sep'07 ke Kasda 28/09/2007 Okt'07 ke Kasda 31/10/2007 Nov'07 ke Kasda 30/11/2007 Des'07 ke Kasda 28/12/2007

11.

JUMLAH PUSK. BENU-BENUA Terdiri dari : Disetor Askes Jan'07 ke Kasda 28/02/2007 Disetor Askes Feb'07 ke Kasda 30/03/2007 Disetor Disetor Disetor Disetor Askes Askes Askes Askes Mar-Apr'07 ke Kasda 30/04/2007 Mei'07 ke Kasda 29/06/2007 Jun'07 ke Kasda 31/07/2007 Jul-Ags'07 ke Kasda 31/08/2007

Disetor Askes Sep-Okt'07 ke Kasda 06/11/2007 Disetor Askes Nov'07 ke Kasda 12/12/2007 Disetor Askes Des'07 ke Kasda 23/01/2008 JUMLAH JUMLAH TOTAL KESELURUHAN

*Kasus di Puskesmas Perumnas dan Puskesmas Mekar dijelaskan pada Kondisi temuan Pemeriksaan.

Hal 4/4

LAMPIRAN IX DAFTAR NERACA SKPD

No 1 Kantor Kecamatan Abeli 2 Dinas Pendapatan Daerah 3 Dinas Perhubungan

SKPD

Neraca Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 31 Desember 2006 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007 Per 31 Desember 2006 Per 31 Desember 2006 Per 1 Januari 2007 Per 1 Januari 2007

4 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 5 Dinas Kebudayaan & Pariwisata 6 Dinas Penanaman Modal Pertambangan dan Energi 7 Badan Pembinaan Kesbang Linmas 8 Badan Keluarga Sejahtera Kepndudukan dan Catatan Sipil 9 Kantor Kecamatan Baruga 10 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Social 11 Kantor Kecamatan Poasia 12 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan 13 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 14 Badan Pemberdayaan Masyarakat 15 Kantor Kecamatan Mandonga 16 Dinas Perikanan dan Kelautan 17 Dinas Tata Kota dan Bangunan 18 Dinas Pekerjaan Umum 19 Sekretariat DPRD Kota Kendari 20 Dinas Pendidikan Nasional 21 Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Kendari 22 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 23 Kantor Pelayanan Perizinan 24 Dinas Kesehatan 25 Kantor Kepegawaian Daerah 26 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 27 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas 28 Badan Perencanaan Daerah 29 Badan Pengawas Daerah 30 Kantor Pemadam Kebakaran 31 Kantor Kecamatan Kendari

LAMPIRAN X DAFTAR PENERIMA PEMBAYARAN INSENTIF PENGELOLAAN PBB MIGAS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Penerima Walikota Kendari Wakil Walikota Kendari Sekretaris Daerah Kabid Anggaran Kepala BPKAD Kota Kendari Kabid. Pendapatan BPKAD Kepala Tata Usaha Kasubid. Bagi Hasil Bendahara PBB Kasubid. Pendapatan Staf BPKAD Kasi. Penetapan Kantor PBB JUMLAH Jumlah 14,783,000 11,088,000 7,392,000 3,696,000 31,273,000 7,000,000 5,000,000 3,000,000 3,116,000 3,000,000 13,000,000 11,372,000 113,720,000 PPH 15% 2,217,450 1,663,200 1,108,800 554,400 4,690,950 1,050,000 750,000 450,000 467,400 450,000 1,050,000 1,705,800 16,158,000 Jumlah Diterima 12,565,550 9,424,800 6,283,200 3,141,600 26,582,050 5,950,000 4,250,000 2,550,000 2,648,600 2,550,000 11,950,000 9,666,200 97,562,000

No. 1. 2. 3. 4.

PEMBAGIAN BIAYA PENUNJANG KINERJA APARAT PENGELOLA PBB MIGAS Instansi Besarnya BP PBB Jumlah Walikota dan Sekretariat Kepala BPKAD Staf BPKAD Kepala Kantor PBB dan staf 40% 30% 20% 10%

x x x x

74,018,727 74,018,727 74,018,727 74,018,727

29,607,491 22,205,618 14,803,745 7,401,873 74,018,727

PENERIMA PEMBAYARAN INSENTIF DAN BIAYA PENUNJANG KINERJA APARAT PENGELOLAAN PBB MIGAS DI LINGKUNGAN PEMKOT KENDARI
No. Penerima Insentif 12,565,550 9,424,800 6,283,200 3,141,600 26,582,050 5,950,000 4,250,000 2,550,000 2,648,600 2,550,000 11,950,000 14,803,745 29,607,491 22,205,618 Penunjang Kinerja Total 12,565,550 9,424,800 6,283,200 3,141,600 48,787,668 5,950,000 4,250,000 2,550,000 2,648,600 2,550,000 26,753,745 29,607,491

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Walikota Kendari Wakil Walikota Kendari Sekretaris Daerah Kabid Anggaran Kepala BPKAD Kota Kendari Kabid. Pendapatan BPKAD Kepala Tata Usaha Kasubid. Bagi Hasil Bendahara PBB Kasubid. Pendapatan Staf BPKAD
Walikota dan Sekretariat

JUMLAH

87,895,800

66,616,854

154,512,654

LAMPIRAN XI DAFTAR PENERIMA INSENTIF BPHTB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH Realisasi No Nama PPAT Biaya Pungutan Jumlah yang Diterima Penerimaan 1 Hidayat, SH 147,630,081 2% 2,952,602 2% 13,267,095 2 Irwan Addy Sanusi, SH 663,354,745 2% 298,476 3 Yosephina Viesta Raya, SH 14,923,776 95,774,351 2% 1,915,487 4 Agus Jaya, SH 2% 4,932,233 5 H. Asbar Imran, SH 246,611,639 JUMLAH 1,168,294,592 23,365,892

LAMPIRAN XII BELANJA YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA SAH Tanda Bukti Kas 3264 /BL/07 3240 /BL/07 3317 /BL/07 3730 /BL/07 3741 /BL/07 3742 /BL/07 3743 /BL/07 3745 /BL/07 3746 /BL/07 3746 /BL/07 3748 /BL/07 3750 /BL/07 3751 /BL/07 3752 /BL/07 3753 /BL/07 3754 /BL/07 3755 /BL/07 3756 /BL/07 3758 /BL/07 3759 /BL/07 3760 /BL/07 3761 /BL/07 3762 /BL/07 3763 /BL/07 3764 /BL/07 3765 /BL/07 3766 /BL/07 3767 /BL/07 3768 /BL/07 3769 /BL/07 3770 /BL/07 3771 /BL/07 3772 /BL/07 3773 /BL/07 3774 /BL/07 3775 /BL/07 3776 /BL/07 3794 /BL/07 3795 /BL/07 3796 /BL/07 3799 /BL/07 3803 /BL/07 3807 /BL/07 3808 /BL/07 3810 /BL/07 3812 /BL/07 3813 /BL/07 3815 /BL/07 3826 /BL/07 3811 /BL/07 3814 /BL/07 JUMLAH Nilai 1,700,000 900,000 1,300,000 3,000,000 1,600,000 1,500,000 1,200,000 1,500,000 1,300,000 1,300,000 13,000,000 9,100,000 1,600,000 13,000,000 1,500,000 7,000,000 5,000,000 4,000,000 1,600,000 1,400,000 800,000 800,000 1,300,000 900,000 800,000 800,000 1,300,000 1,300,000 1,000,000 1,500,000 1,600,000 1,300,000 1,500,000 1,600,000 900,000 900,000 1,700,000 3,500,000 3,000,000 3,500,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 3,000,000 35,000,000 3,000,000 4,000,000 1,500,000 3,000,000 3,200,000 2,000,000 172,200,000 Tanggal Bukti Kas 10 Des 2007 19 Des 2007 27 Des 2007 13 juni 2007 12 mei 2007 3 juni 2007 4 juni 2007 10 Juli 2007 6 Juli 2007 14 Juli 2007 27 Sep 2007 6 Okto 2007 3 Mei 2007 17 Agus 2007 7 Mei 2007 11 Juni 2007 15 Mei 2007 7 Juli 2007 26 Des 2007 12 Nov 2007 17 Jan 2007 17 Jan 2007 10 Jan 2007 7 Feb 2007 13 Jan 2007 23 Jan 2007 8 Jan 2007 8 Jan 2007 12 Juni 2007 25 Juni 2007 30 Juli 2007 18 Jan 2007 14 Maret 2007 17 Maret 2007 11 Juni 2007 9 Mei 2007 29 Agus 2007 11 Juli 2007 20 Juni 2007 4 Sept 2007 22 Juni 2007 27 Juni 2007 18 Juni 2007 15 Juni 2007 8 Okt 2007 13 Juni 2007 25 Juni 2007 26 Juni 2007 31 Des 2007 22 Mei 2007 15 Mei 2007 Kegiatan rapat konsultasi DPRD Kota laporan Panggar ttng hasil konsultasi RAPBD rapat pleno DPRD Rapat lanjutan konsultasi Perda Rapat PURT dan panitia legislatif rapat konsultasi perda Kota Kendari Rapat PURT dan panitia legislatif Rapat dengan pihak asuransi Rapat Muyawarah DPRD Kota Rapat rutin staf sekt DPRD Ramah tamah Biaya Makan minum Rapat dlm rangka buka puasa bersama anggota DPRD Biaya makan dan minum harian rapat lanjutan pleno Biaya makan dan minum malam ramah tamah 17 Agustus 2007 Biaya makan dan minum harian rapat lanjutan Biaya makan minum rapat paripurna dlm rangka mendengarkan pendapat walikota Biaya makan Rapat Paripurna Lanjutan Biaya Makan minum Rapat Konsultasi Panitia Anggaran dengan pihak eksekutif Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Makan minum rapat komisi B DPRD Makan minum rapat fraksi-fraksi Makan minum rapat panitia Musyawarah DPRD Kota Kendari Biaya Makan Minum Rapat Panitia Anggaran DPRD Biaya Makan Minum Rapat komisi A Biaya Makan Minum Rapat komisi C Biaya makan dan minum rapat pleno DPRD Biaya makan dan minum rapat pleno lanjutan DPRD Biaya makan minum rapat panitia Musyawarah DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya Makan minum Rapat staf bag keuangan Biaya Makan minum Rapat staf sek DPRD Biaya rapat Fraksi-Fraksi DPRD kota Kendari Biaya rapat pleno DPRD Biaya rapat anggota DPRD Biaya makan minum rapat paripurna dlm rangka pembicaraan tahap IV Biaya makan dan minum Rapat Paripurna dalam rangka penetapan perubahan Biaya makan minum rapat paripurna dalam rangka mendengarkan jawaban walikota Biaya makan minum rapat paripurna dalam rangka mendengarkan jawaban walikota Biaya makan malam ramah tamah atas pelantikan Walikota dan wakil Biaya makan minum rapat konsultasi perda Biaya makan minum rapat konsultasi perubahan anggaran 2007 Biaya Rapat Rutin Staf sek DPRD Biaya makan minum rapat khusus Antara legislatif dan eksekutif Biaya makan minum rapat konsultasi lanjutan Biaya makan minum rapat pleno dalam rangka penetapan perda Kode rekening 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 5.2.2.11.02 Keterangan list daftar tamu foto copy sama dengan Tanda Bukti Kas 3239/BL/2007 tidak ada daftar hadir peserta Undangan tanggal 27 Desember 07, list daftar tamu foto copy tanggal 13 Desember 2007 permintaan dana tanggal 13 Juli, Tanda Bukti kas dan list peserta rapat tanggal 13 Juni 07 list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan. list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan. list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan. tidak ada daftar hadir peserta tidak ada daftar hadir peserta tidak ada daftar hadir peserta Dewan sedang worknas OTDA dan bintek diJakarta list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat tidak ada tanda tangan peserta yang menghadiri rapat list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan. list daftar tamu foto copy, jumlah peserta undangan tidak sesuai dengan yang tertera pada undangan.

Lampiran XIII BELANJA TIDAK DIDUKUNG DENGAN BUKTI YANG LENGKAP Tanda Bukti Kas 3250 /BL/07 3251 /BL/07 3252 /BL/07 3256 /BL/07 3257 /BL/07 3258 /BL/07 3259 /BL/07 3260 /BL/07 3261 /BL/07 3262 /BL/07 3262 /BL/07 3297 /BL/07 3373 /BL/07 3374 /BL/07 3375 /BL/07 3376 /BL/07 3377 /BL/07 3348 /BL/07 3378 /BL/07 3379 /BL/07 3222 /BL/07 3224 /BL/07 3225 /BL/07 3238 /BL/07 Jumlah Nilai 600,000 480,000 700,000 800,000 800,000 800,000 400,000 800,000 800,000 400,000 800,000 640,000 800,000 800,000 480,000 800,000 800,000 700,000 800,000 800,000 900,000 360,000 1,500,000 1,237,500 17,997,500 Tanggal Bukti Kas --11 ----3 3 --3 3 --3 12 25 25 25 23 23 3 23 --13 6 13 7 Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Desember Oktober Oktober November September November September 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 Kegiatan Biaya perjalanan dinas dalam daerah mendampingi anggota Komisi A Lokakarya penyusunan Renstra Pendidikan strategis Mendampingi Anggota komisi C Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Kunjungan kerja mengenai tapal batas Lokakarya penyusunan Renstra Pendidikan strategis Kunjungan kerja ke beberapa instansi dikota Kendari Kunjungan kerja ke beberapa instansi dikota Kendari Kunjungan kerja ke beberapa instansi dikota Kendari Kunjungan kerjaa komisi B konsultasi dan koordinasi Kunjungan kerjaa komisi B konsultasi dan koordinasi Kunjungan kerjaa komisi A konsultasi dan koordinasi Kunjungan kerjaa komisi B konsultasi dan koordinasi Mendampingi Anggota komisi C Rapat pertemuan anggota DPRD kota dgn peserta KKDN lanjutan rapat konsultasi raperda Rapat pertemuan anggota DPRD kota dgn peserta KKDN Rapat konsultasi panggar DPRD Kota Kendari Kode rekening ------------------------------------5.2.2.15.01 ---5.2.2.15.01 ---5.2.2.15.01 ---5.2.2.15.01 5.2.2.15.01 5.2.211.02 5.2.211.02 5.2.211.02 5.2.211.02 Keterangan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada surat tugas, tidak ada SPPD, tidak ada laporan kegiatan tidak ada daftar hadir peserta tidak ada daftar hadir peserta, tidak ada bukti pembelian tidak ada daftar hadir peserta tidak ada daftar hadir peserta

LAMPIRAN XIV

DAFTAR BIAYA PENUNJANG OPERASIONAL WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

No. Tanda Bukti Kas 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 39 46 47 76 86 87

Tanggal Tanda Bukti Kas 05 Februari 2007 23 Januari 2007 29 Januari 2007 22 Januari 2007 11 Januari 2007 15 Januari 2007 08 Januari 1900 26 Januari 2007 11 Januari 2007 02 Februari 2007 06 Januari 2007 15 Januari 2007 22 Januari 2007 14 Februari 2007 02 Februari 2007 19 Januari 2007 18 Januari 2007 08 Januari 2007 10 Februari 2007 10 Februari 2007 17 Januari 2007 08 Januari 2007 03 Februari 2007 17 Januari 2007 15 Februari 2007 05 Maret 2007 14 Februari 2007 01 Mei 2007 29 Nopember 2007 10 Oktober 2007 07 Desember 2007

Ttd Penerima Prayitno Riadi Hj. Junsniawati. A Prayitno Riadi Prayitno Riadi Prayitno Riadi Putu Arianto Putu Arianto Prayitno Riadi Arifin Nekwan Prayitno Riadi A. Kahar M. Sinapoy Said Sahupala Asrianto Amir Mahmud Junaiddin Said Sahupala Budiwati Andi rahmani Uli Hayasi imbu Yani Imbu Fierly Reinard Johanis Prayitno Riadi Fierly Rednal Budiwati Prayitno Riadi Erwin Hafid Zulqarnain Asrianto JUMLAH

Jumlah (Rp) 5,000,000 4,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 1,000,000 4,000,000 5,000,000 2,500,000 200,000 5,000,000 1,000,000 4,000,000 10,000,000 1,000,000 1,000,000 2,000,000 5,000,000 1,000,000 200,000 300,000 500,000 500,000 300,000 6,000,000 9,000,000 5,000,000 1,800,000 2,000,000 500,000 250,000 93,050,000

LAMPIRAN XV

DAFTAR PENERIMA TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA Jumlah yang diterima 60,000,000 42,000,000 42,000,000 42,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 378,000,000

No 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13

Penerima Sekretaris Kota Kendari Asisten Tata Praja Asisten Adm Pembangunan Asisten Adm Keuangan Kepala Bagian Umum Kepala Bagian Pemerintahan Kepala Bagian Hukum Kepala Bagian Infokom Kepala Bagian Perekonomian Kepala Bagian Kesra Kepala Bagian Peny. Program Kepala Bagian Organisasi

Bulan 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Jumlah per bulan x 5,000,000 x 3,500,000 x 3,500,000 x 3,500,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 x 2,000,000 JUMLAH

Catatan : belum dipotong PPh

You might also like