You are on page 1of 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT ACARA 3 ISOLASI BAKTERI SIMBION

Disusun : Rr Dhita Puspitasari 26020111130039 Kelompok 6

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

LEMBAR PENILAIAN

Nama NIM
Acara ke .... :_______________ NO 1 2 3 4 5 Keterangan Bab I Pendahuluan Bab II Materi Metode Bab III Hasil dan Pembahasan Bab IV Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Prodi/Kelas

: Rr Dhita Puspitasari : 26020111130039


: Ilmu Kelautan A.

Nilai Bobot (%)

Semarang, 27 Oktober 2012

Asisten Pendamping

Praktikan

Faisal Islami NIM Koordinator Asisten

Pradaniati Farida S. 26020111130036

Tedi Septiadi K2d 008 007

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan. Macam macam simbiosis, yang pertama adalah simbiosis Mutualisme, dalam simbiosis jenis ini, kedua organisme yang berinteraksi sama-sama mendapatkan keuntungan. Yang kedua adalah simbiosis Komensalisme dalam simbiosis komensalisme, salah satu organisme

diuntungkan, tetapi organisme lain tidak diuntungkan maupun dirugikan. Yang ketiga adalah Parasitisme, dalam simbiosis ini, salah satu organisme mendapatkan keuntungan tetapi organisme lainnya dirugikan ( Jaka, 2010 ). Bakteri simbion merupkan bakteri hidup yang bersimbiosis dengan organisme hidup lainnya. Sebagai contohnya, banyak karang yang ditemukan bersimbiosis dengan bakteri pemfiksasi nitrogen yang ada di peraira di dunia. Oleh karena itu karang sendiri harus membentuk suatu simbiosi yang terjadi dengan bakteri pemfiksasi nitrogen tersebut (beard et al, 2001) . Bakteri simbion merupakan komunitas bakteri yang hidup berasosiasi dengan biota lain (inang) dan melakukan berbagai macam pola hubungan sesuai dengan karakteristik dasar interaksinya. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya interaksi spesifik antara simbion dan inang, termasuk transfer prekusor nutrient yang memberi peluang adanya kesamaan potensi produk metabolit sekunder di antara keduanya. Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap

perubahan

faktor

lingkungan.

Mikroba

tersebut

dapat

dengan

cepat

menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik. Faktornya antara lain : a. Suhu pertumbuhan mikroba. b. Kandungan air (pengeringan) c. Tekanan osmose Faktor yang mendukung terjadinya interaksi antara bakteri dengan inang adalah karena keadaan lingkungan tempat hidup dari inang dan bakteri tersebut. Misalnya karena salinitas tinggi atau untuk mempertahankan diri dari serangan predator sehingga dapat terjadi interaksi diantara keduanya dengan cara bakteri simbion tersebut mengeluarkan senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan dari suatu organisme biasanya dihasilkan dari adanya hubungan atau simbiosis dengan bakteri. Bila keadaan lingkungan tidak memungkinkan bakteri akan mengekskresikan senyawa metabolit sekunder sebagai pertahanan diri. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk

menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk

mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992). Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Dwidjoseputro. 1978) 1. Dengan pengenceran Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan

Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam

kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. 3. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method) Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana, 2011) 4. Teknik Sebar (spread plate) Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011). 5. Teknik Micromanipulator Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).

1.2

Tujuan 1. Praktikan dapat memahami bermacam macam teknik isolasi mikroba. 2. Praktikan mempunyai ketrampilan melakuka isolasi mikroba

BAB II MATERI METODE

2.1

Waktu dan Pelaksanaan Praktikum Hari/Tanggal Waktu : Senin, 22 Oktober 2012 :

1.Pengambilan sampel : 10.00 WIB 2.Laboratorium Tempat : 15.30 WIB :

1. Pengambilan Sampel: Kawasan Belakang Asrama Perairan Teluk Awur, Jepara. 2. Laboratorium : Laboratorium Ekologi Laut, Kampus Marine Station Teluk Awur, Jepara. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat NO Nama Alat Gambar Fungsi Ket.

Tabung reaksi

Sebagai wadah media cair untuk pengenceran .

Bunsen

Untuk mensterilkan area praktikum

Cawan Petri

Sebagai wadah media agar

Mortar

Untuk menumbuk dan menghaluskan sampel

Pipet tetes

Untuk mengambil larutan

Plastic wrap

Untuk membungkus media tanam bakteri

Untuk meratakan hasil 8 Spreader pengenceran sampel yang telah masuk ke media agar Untuk menghitung berat sampel

Timbangan

Untuk mengambil 10. Sendok sampel yang telah dihaluskan.

11.

Botol sampel

Sebagai wadah sampel yang telah didapatkan

12.

Label

Memberi nama

13.

Gunting

Memotong alumunium foil dan plastic wrap

14.

Kamera digital

Untuk dokumentasi

2.2.2

Bahan Nama Bahan Alkohol 70% Air Laut Steril Fungsi Mensterlikan alat dan ruang kerja Sebagai media pengenceran Keterangan

NO 1 2

sampel dan menghilangkan bakteri yang berasosiasi dengan sampel Sampel 3 Halimeda micronesia 4. 5. Media Zobell 2216e Media Broth Sebagai media tanam bakteri Sebagai media pengenceran Sampel yang digunakan

2.3

Cara Kerja 2.3.1 Sampel Lapangan Siapkan Botol Sampel

Cari Halimeda micronesia

Ambil Halimeda Micronesia dibawah air beserta air lautnya

Tutup botol sampel dengan rapat

Masukan ke box berisi es batu, jangan lupa beri label

2.3.2 Bactery Selection Process Sterilisasi ruangan dan praktikan dengan cara disemprot dengan alkohol

Sampel Halimeda micronesia disemprot dengan air laut steril

Sampel Halimeda micronesia ditumbuk hingga halus menggunakan mortar

Setelah halus timbang sampel Halimeda micronesia tersebut hingga 5 gram

2.3.3

Pengenceran Beri label pada masing masing tabung reaksi dari 100 hingga 10 -5

Sampel Halimeda micronesia yang telah halus, dimasukkan Kedalam tabung reaksi 100 secara aseptis, kemudian digojog hingga homogen dan tutup dengan alumunium foil

Ambil sampel 100 dengan pipet kemudian masukkan ke tabung reaksi 10 -1sebanyak 0,5 ml ( 11 tetes ), lakukan secara aseptis

Ulangi langkah yang sama, dengan mengambil sampel 10 -1 dan m

Meneteskanya sebanyak 11 tetes ke tabung reaksi 10-2, ulangi langkah yang sama hingga tabung reaksi 10-5, lakukan secara aseptis

2.3.4

Proses Penanaman Bakteri (Inokulasi) Siapkan cawan petri yang berisi media agar 10-3 , 10-4, dan 10-5

Masukkan masing masing 2 tetes larutan homogen dari Tabung reaksi 10 -3, 10-4 dan 10-5,ke masing masing cawan petri 10-3,10-4,10-5 lakukan dengan cara aseptis dan ratakan dengan spreader

Bungkus 3 cawan petri tersebut dengan plastic wrap dan diamkan selama kurang lebih 5 hari

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Hasil 3.1.1 Foto Sampel

3.1.2

Foto Pengenceran

3.1.3

Foto Penanaman Bakteri

3.2

Pembahasan Interaksi adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara komponen yang satu dengan komponen yang lain dalam suatu ekosistem yang bersifat dinamis. Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh negatif; saling merugikan dan netral; tidak ada pengaruh yang berarti. Bakteri dalam bersimbiosis dengan hostnya akan memberikan pengaruh positif dan negative terhadap hostnya. Pengaruh positif antara interaksi bakteri dengan host adalah dihasilkanya senyawa metabolit sekunder oleh bakteri yang dapat digunakan host untuk melindungi diri dari kondisi lingkungan yang buruk dan terhadap serangan predator. Sebagai makhluk hidup yang menempati enam puluh persen biomassa di planet ini, mikroba juga merupakan maestro yang menjadi sumber antibiotik dan obat-obatan potensial lainnya yang sangat berguna bagi eksistensi kehidupan manusia (Helianti, 2005). Di dalam mikroorganisme terkandung senyawa kimia hasil metabolisme yang digunakan untuk mempertahankan eksistensinya di alam. Senyawa tersebut dikenal sebagai metabolit sekunder (Concepcion et al., 1994). Metabolit sekunder tersebut dapat berpotensi sebagai antikanker, antivirus, antibakteri, antioksidan, antijamur, dan atau

antiplasmodium (Sudiro, 1998). Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Halimeda secara kimiawi mampu menghasilkan diterpenoid metabolites halimedatrial danhalimeda tetra acetate pada

konsentrasi yang bermacam-macam. Metabolite ini telah diteliti untuk berperanan dalam bahan kimia pertahanan melawan terhadap pemakan tumbuhan berdasar pada bahan kimia struktur mereka dan aktivitas biologi. Halimedatrial lebih efektif dibandingkan halimedatetraasetat dalam sistem

pertahanan

ganggang

laut

untuk

mengusir

musuh-musuh

alaminya.

(Valerie J. Paul and Kathryn L. Van Alstyne., 1999) Sebelum pengambilan sampel di lapangan, langkah awal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua alat dan bahan yang digunakan. Botol sampel sebelumnya harus dilapisi dengan alumunium foil di bagian kacanya, hal ini dilakukan agar sinar matahari tidak dapat menembus botol sampel sehingga komponen kimia dalam sampel nantinya tidak berubah atau masih sama dengan keadaan aslinya. Pengambilan sampelpun dilakukan dibawah permukaan air, dengan cara membuka botol sampel dibawah permukaan air dan langsung mengambil sampel yang diinginkan beserta air lautnya kemudian langsung menutup botol sampel dibawah permukaan air, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara apabila dilakukan di atas permukaan air. Setelah pengambilan sampelpun, botol sampel segera disimpan kedalam cool box, hal ini dilakukan agar sampel tetap segar dan tidak terkontaminasi dengan panas. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam isolasi bakteri adalah melakukan sterilisasi ruangan dan sterilisasi terhadap praktikan dengan cara menyemprot alcohol 70% ke meja kerja dan tangan praktikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak adanya kontaminasi dari bakteri lain ketika isolasi bakteri. Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian dilakukan seleksi bakteri, dengan cara menyemprot sampel dengan air laut steril. Dalam praktikum ini dilakukan dengan air laut steril, karena sampel berasal dari laut, penyemprotan ini dilakukan dengan tujuan untuk mematikan bakteri bakteri asosiasi yang menempel pada sampel. Kemudian dilakukan maseration ( penghancuran ) ,sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air.

Setelah sampel dihaluskan kemudian dilakukan pengenceran secara bertingkat. Tujuan dilakukanya pengenceran secara bertingkat adalah untuk mengurangi padatan bakteri yang dihasilkan agar mudah dihitung. Cara melakukan pengenceran adalah dengan memasukan sampel yang telah halus kedalam tabung reaksi yang berisi media broth yang telah diberi label 100, kemudian mengocoknya, tujuan dari pengocokan ini adalah agar larutan homogen dan agar bakteri merata. Kemudian menambahkan 11 tetes larutan dari tabung reaksi 100 ke tabung reaksi 10-1, dari tabung reaksi 10-1 menambahkan 11 tetes ke tabung reaksi 10-2 dan seterusnya hingga pada tabung reaksi 10-5. Ketika meneteskan larutan atau ketika membuka tabung reaksi, tabung reaksi harus didekatkan dengan api atau Bunsen pada mulut tabungnya, hal ini dilakukan agar larutan tetap steril dan tidak terkontaminasi oleh bakteri yang ada di udara atau dari tubuh kita. Teknik penanaman merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir(Dwidjoseputro. 1978). Pada praktikum ini kita

menggunakan teknik penanaman bakteri secara spread plate, spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan cawan petri yang telah berisi media agar, pada praktikum ini kita menggunakan media 10-3.10-4, dan 10-5, media ini dipilih karena jumlah mikroba yang tersuspensi dalam larutan sudah berkurang, sehingga akan mudah menghitungnya. Kemudian pada masing masing cawan petri diteteskan 0,1 ml larutan hasil pengenceran bertingkat dari tabung reaksi 10-3,10-4 dan 10-5.

Kemudian ratakan permukaan dengan spreader, hal ini bertujuan agar bakteri dapat tumbuh rata pada permukaan. Ketika membuka cawan petri dan meneteskan larutan hasil

pengenceran juga harus dilakukan dekat dengan api dan dengan memutar mutar cawan petri dekat dengan Bunsen, hal ini dilakukan dengan tujuan agar media penanaman tetap steril dan tidak terkontaminasi bakteri lain. Spreaderpun harus steril sebelum digunakan yaitu dengan mencelupkanya ke alcohol kemudian membakarnya hingga api pada spreader padam dan mendinginkanya beberapa saat, hal ini dilakukan untuk kesterilan dan agar tidak adanya kontaminasi bakteri. Setelah semua tahapan selesai kemudian 3 cawan petri tersebut dibungkus dengan plastic wrap dan didiamkan selama5 hari. Indikator keberhasilan dalam teknik isolasi mikroba ini adalah dengan mengamati koloni bakteri dibawah cawan petri yaitu diameter koloni

ditentukan berdasrkan koloni tunggal yang tumbuh sendirian, maksudnya tidak tumbuh berdesak-desakan,Margin koloni ditentikan dari pola tepian koloni tunggal,Elevasi dan sifat permukaan koloni dapat diketahui dengan

memantulkan cahaya lampu ke cawan dan dengan melihat bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan Teknik isolasi mikroba ada 5 macam yaitu metode pengenceran, teknik sebar, piringan goresan,micromanipulator dan penuangan. Teknik pengenceran yaitu Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Teknik Sebar yaitu Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan. Teknik piringan goresan adalah melakukan goresan diatas permukaan agar. Teknik micromanipulator adalah Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manipulator. Teknik penuangan adalah dengan menyebar sampel bakteri yang diencerkan ke dalam medium agar atau gelatin.

4.2

Saran 1. Ketika melakukan isolasi bakteri hendaknya memperhatikan kesterilan ruangan, meja kerja, alat alat dan praktikan sendiri 2. Hati hati ketika melakukan isolasi bakteri agar tidak terjadi kontaminasi dengan bakteri lain

DAFTAR PUSTAKA

Aidia,

MJ.2011.

Halimeda

sp.Diakses

dari

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/halimeda-sp.html pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 04.30 WIB Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar Firebiology.2009. TeknikIsolasiMikroorganisme. www.Firebiology.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta Sadiqul iman. 2010. Isolasi Dan Pemurnian Mikroba. www.Sadiqul Iman.4shared.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mkrobiologi. www.Trianda.herisonsurbakti.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian

You might also like