You are on page 1of 7

PROSES PERUMAHAN MASYARAKAT

VOLUME 7

KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

SOSIALISASI &

Daftar Isi Volume 7 SOSIALISASI DAN KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

Bab 1

Pendahuluan .......................................................................... A. Pengertian......................................................................................... B. Tujuan Umum .................................................................................. C. Disain dan Metode SKPP.................................................................. Sosialisasi Vertikal .................................................................. A. Pengertian......................................................................................... B. Tujuan .............................................................................................. C. Hal-hal yang Harus Disosialisasikan.................................................. D. Instrumen yang Dibutuhkan.............................................................. E. Tata Cara Melakukan Sosialisasi Vertikal .......................................... Sosialisasi Horisontal ............................................................... A. Pengertian......................................................................................... B. Tujuan .............................................................................................. C. Hal-hal yang Perlu Disosialisasikan ................................................... D. Instrumen yang Dibutuhkan.............................................................. E. Tata Cara Melakukan Sosialisasi Horisontal ...................................... Kampanye Penyaradaran Publik.................................................. A. Pengertian......................................................................................... B. Tujuan .............................................................................................. C. Hal-hal yang Harus Dikampanyekan ................................................. D. Instrumen yang Dibutuhkan.............................................................. E. Metode yang Cocok Digunakan ........................................................

1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Daftar Isi Volume 7

BAB 1. PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN Sosialisasi pada dasarnya adalah penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak(-pihak) lain (aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program. Dalam konteks ANSSP, yang dimaksudkan dengan sosialisasi adalah pengenalan dan penyebarluasan ANSSP kepada masyarakat dan aparat yang menjadi lokasi ANSSP serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan atau yang minjadi mitra kerja UN-Habitat. Informasi yang disebarkan menyangkut kebijakan program, panduan, standar kinerja yang digunakan, lessons learnt, pengalaman lapangan, dan hasil kegiatan.

B. TUJUN UMUM Mengenalkan dan menyebarluaskan seluk-beluk program ANSSP kepada sebanyak mungkin pihak, baik masyarakat lokasi sasaran ANSSP, aparat desa, daerah, dan pusat, maupun kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan maupun tidak berkepentingan untuk menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dan kekeliruan dalam pelaksanaan ANSSP, untuk memberi kesempatan kepada masyarakat terlibat aktif secara benar dalam proses ANSSP, memperoleh kritik dan umpan balik untuk perbaikan, serta menjajagi kemungkinan terjalinnya kemitraan strategi dalam rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana.

C. DISAIN DAN METODE SKPP Tergantung pada khalayak sasaran dan jenis pesan atau informasi yang ingin disebarluaskan, sosialisasi dapat menggunakan komunikasi massa atau komunikasi tatap muka atau gabungan keduanya. Berbagai bentuk komunikasi massa dapat digunakan, seperti majalah dinding, poster, leaflet, komik, spanduk, koran selembar (newsletter), t-shirt, logo, kalender, brosur, buletin, pemutaran film, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tatap muka dapat dilakukan melalui kunjungan rumah, penyuluhan dari warga ke warga, media diskusi kelomppok, lokakarya, musyawarah desa, pengajian, arisan warga, dan sebagianya. Kemungkinan lain adalah gabungan antara komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka. Misalnya, instrumen komunikasi massa seperti komik, leaflet, kalender, brosur, dll., dapat disampaikan kepada warga melalui pihak lain (misalnya penerbit atau dititipkan di koran-koran), namun juga bisa melalui komunikasi tatap muka misalnya dengan cara kunjungan rumah, atau melalui pertemuan kelompok atau pertemuan umum atau pengajian atau arisan warga. Sebaliknya, dalam acara pertemuan warga (apapun bentuknya), kita juga bisa meminta waktu untuk menyerahkan poster atau brosur untuk dibagikan kepada peserta pertemuan. Dalam kondisi tertentu, juga dimungkinkan untuk meminta waktu kepada peserta pertemuan untuk memutar film.

Panduan ANSSP Volume 7-Sosialisasi

1/5

BAB 2. SOSIALISASI VERTIKAL

A. PENGERTIAN Adalah sosialisasi yang dilakukan Tim Pusat ANSSP kepada Tim Distrik atau Tim Lapangan, dan selanjutnya dari Tim Lapangan kepada aparat dan masyarakat di lokasi sasaran.

B. TUJUAN Mengenalkan dan menyebarluaskan seluk-beluk program ANSSP kepada masyarakat lokasi sasaran ANSSP untuk menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dan kekeliruan dalam pelaksanaan ANSSP serta untuk memberi kesempatan kepada masyarakat terlibat aktif secara benar dalam proses ANSSP.

C. HAL-HAL YANG HARUS DISOSIALISASIKAN Segala hal tentang ANSSP yang langsung berkaitan dengan pelaksanaan ANSSP di tingkat komunitas kecuali yang karena alasan tertentu harus dirahasiakan. Ini meliputi tujuan, prinsip dasar, pendekatan, tahapan kegiatan, aturan-aturan pokok, para pelaku dan peran masingmasing pelakau, hak dan kewajiban, standar kualitas, dan lain-lain, yang akan diberlakukan dalam pelaksanaan ANSSP.

D. INSTRUMEN YANG DIBUTUHKAN Panduan ANSSP Volume I-VI, Panduan Konstruksi Perumahan, dan Panduan Konstruksi Prasarana.

E. TATA CARA MELAKUKAN SOSIALISASI VERTIKAL Sosialisasi vertikal dapat dilakukan melalui tiga metode berikut ini. 1. Komunikasi Tatap Muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun, musyawarah desa), kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat berkumpulnya warga, lokakarya dalam rangka CAP, rapat evaluasi. 2. Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet, poster, komik, newsletter, dan pemutaran film. 3. Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru Ukur, TPK/KERAP, KPR, Pengawas Konstruksi, dan Tukang.

Panduan ANSSP Volume 7-Sosialisasi

2/5

BAB 3. SOSIALISASI HORISONTAL

A. PENGERTIAN Adalah sosialisasi yang dilaksanakan oleh Tim ANSSP (Pusat maupun Distrik) kepada pihakpihak lain selain masyarakat dan aparat lokasi dampingan.

B. TUJUAN Mengenalkan dan menyebarluaskan seluk-beluk program ANSSP kepada pihak-pihak lain untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, memperoleh kritik dan umpan balik untuk perbaikan, dan menjajagi kemungkinan terjalinnya kemitraan strategi dalam rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana.

C. HAL-HAL YANG PERLU DISOSIALISASIKAN Untuk pihak eksternal, tahapan dan prosedur serta mekanisme teknis pengerjaan suatu tahapan kegiatan tidak perlu disosialisasikan. Yang lebih penting untuk disebarluaskan ke pihak-pihak eksternal adalah prinsip dasar, pendekatan, pengalaman praktis yang muncul di lapangan. Namun- untuk UNDP, serta negara dan lembaga donor tentu saja semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ANSSP harus dikomunikasikan karena dapat menjadi bagian dari laporan.

D. INSTRUMEN YANG DIBUTUHKAN Panduan ANSSP Volume I-VI, Panduan Konstruksi Perumahan, dan Panduan Konstruksi Prasarana.

E. TATA CARA MELAKUKAN SOSIALISASI HORISONTAL Sosialisasi horisontal dilaksanakan melalui forum-forum koordinasi antar-NGO. Di tingkat desa, forum koordinasi ini bisa dilaksanakan di desa yang menjadi lokasi bersama beberapa NGO. Melalui forum ini, wakil dari NGO-NGO tersebut saling memmperkenalkan program yang mereka laksanakan, terutama pendekatan, sasaran, dan strategi program. Saling memahami posisi masing-masing akan membuka peluang terciptanya sinergi antar-NGO untuk bekerjasama dalam menangani suatu desa sehingga peluang terjadinya replikasi, duplikasi, dan sasaran ganda bisa diperkecil. Bahkan, sinergi semacam ini justru memberi peluang bagi terjadinya saling-isi sehingga kebutuhan desa lebih mungkin terpenuhi. Forum koordinasi tingkat kecamatan dan tingkat yang lebih tinggi juga perlu didorong untuk tujuan yang lebih luas, misalnya saling klaim lokasi sasaran. Di wilayah perkotaan, pentingnya sosialisasi horisontal juga dapat ditelusuri dari kebutuhan untuk, misalnya, mendorong munculnya perencanaan antardesa yang mampu mewujudkan kesatuan dan kesinambungan antardesa, khususnya di bidang prasarana jalan dan saluran drainage serta sekaligus menghindarkan terjadinya keterpencilan wilayah tertentu. Metode lain yang dapat digunakan dalam sosialisasi horisontal adalah penyebaran newsletter yang berisi pengalaman lembaga-lembaga dalam penyaluran bantuan ke masyarakat. Pengalaman masing-masing lembaga ini akan menjadi media pembelajaran bersama sehingga pengalaman negatif suatu lembaga tidak dialami di kemudian hari oleh lembaga lain, sementara pengalaman positif dapat ditularkan.
Panduan ANSSP Volume 7-Sosialisasi 3/5

BAB 4. KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

A. PENGERTIAN Kampanye penyadaran publik sebenarnya adalah salah satu jenis atau bentuk sosialisasi. Dalam sosialisasi (konvensional), khalayak sosialisasi dapat diidentifikasi dengan relatif mudah, bahkan merupakan bagian dari syarat perencanaan sosialisasi. Dalam kampanye publik, satu-satunya identifikasi khalayak adalah semua pihak yang sengaja atau tidak sengaja menerima pesan yang disampaikan melalui kampanye publik. Dengan kata lain, khalayaknya memang dibiarkan sangat terbuka, tidak diidentifikasi, bahkan kadang memang bisa dianggap tidak relevan untuk dibatasi.

B. TUJUAN Menyebarluaskan contoh penerapan nilai-nilai positif dan pengalaman (baik atau buruk) yang dianggap bisa memberi pelajaran kepada sebanyak mungkin pihak untuk menularkan pengalaman baik dan memperkecil kemungkinan terulangnya pengalaman buruk di tempat lain.

C. HAL-HAL YANG HARUS DIKAMPANYEKAN Berbeda dengan sosialisasi (konvensional) yang harus menyebarluaskan semua seluk-beluk ANSSP, termasuk bahkan terutama tujuan, prinsip, pendekatan, prosedur, tahapan, dan tata cara pelaksanaan ANSSP, kampanye penyadaran publik hanya menyebarluaskan contohcontoh dan pengalaman praktis masyarakat dalam penerapan ANSSP. Misalnya, pengalaman KSM A dalam menerapkan prinsip transparansi dalam proses pengadaan material bangunan dan tukang. Atau pengalaman warga desa B dalam menangani kasus seorang anak yatim piatu yang memperoleh warisan tanah dari almarhum orang tuanya. Atau pengalaman warga desa C dalam menangani kasus penyelewengan yang dilakukan seorang Ketua KPR. Pengalaman-pengalaman tersebut memiliki nilai pelajaran yang penting dan merupakan contoh penerapan nilai-nilai universal.

D. INSTRUMEN YANG DIBUTUHKAN 1. Catatan-catatan dan pengalaman tidak tercatat para Fasilitator, Spesialis, atau pelakupelaku ANSSP dari kalangan masyarakat, misalnya para anggota TPK/KERAP, Panitia Perencana, Geuchik, dan sebagainya. Karena tidak semua pengalaman dicatat, dan tidak semua Fasilitator atau Spesialis mempunyai kebiasaan mencatat hal-hal di luar tugas pokoknya, maka dibutuhkan seorang tenaga khusus yang ditugaskan untuk mengelilingi semua desa lokasi ANSSP guna menemui, mewawancarai, dan mencatat pengalamanpengalaman semacam itu. Orang ini tidak boleh menilai proses pelaksanaan ANSSP agar tidak rancu. Satu-satunya penilaian yang boleh dilakukan tenaga khusus ini adalah apakah suatu pengalaman memiliki nilai pembelajaran bagi orang lain atau tidak. Catatan-catatan petugas khusus inilah yang kemudian dikampanyekan kepada semua pihak. 2. Film dokumenter yang dibuat khusus untuk tujuan pembelajaran. Film ini, tentu saja, juga berisi contoh penerapan dan pengalaman praktis seperti pada poin 1 di atas.

Panduan ANSSP Volume 7-Sosialisasi

4/5

E. METODE YANG COCOK DIGUNAKAN Pembuatan dan penyebarluasan newsletter adalah metode yang cocok untuk kampanye penyadaran publik. Pembuatan dan penyebarluasan komik juga dapat digunakan. Newsletter dan komik dapat disebarkan ke semua kalangan, bukan hanya di lokasi ANSSP. Alternatif lain yang dapat digunakan adalah tiga hal berikut ini. Namun penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya ikatan kontran antara ANSSP dengan pengelola koran, radio, dan televisi. Alternatif lain adalah, ANSSP mendorong dan membiayai pengembangan Radio Komunitas. 1. Media Cetak Ini bisa dalam bentuk (a) newsletter yang disebarluaskan secara gratis dan bebas kepada semua pihak atau menitipkannya sebagai sisipan di koran-koran, (b) menuliskan pengalaman-pengalaman tersebut untuk dimuat di koran-koran sebagai artikel atau berita atau feature. 2. Siaran Radio Ini bisa dilakukan dengan (a) membacakan kisah-kisah tersebut secara berkala, (b) membuat feature untuk disiarkan di radio, dan (c) mengundang para pihak yang mengalami untuk berbicara melalui siaran radio. 3. Siaran Televisi Ini bisa dilakukan dengan (a) menayangkan film-film dokumenter yang telah dibuat di televisi, (b) membuat feature untuk di siarkan di televisi, dan (c) mengundang pihak yang mengalaminya untuk bercerita melalui siaran langsung televisi.

Panduan ANSSP Volume 7-Sosialisasi

5/5

You might also like