You are on page 1of 18

WASPADAI ISPA & PNEUMONIA Kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

di Indonesia pada akhir tahun 2000 sebanyak lima kasus di antara 1.000 bayi/balita. Berarti, akibat pneumonia, sebanyak 150.000 bayi/balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 1! kasus sehari atau 1" anak per #am atau seorang bayi/balita tiap lima menit. Pengertian ISPA I$%& merupakan singkatan dari in'eksi saluran perna'asan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI ! Istilah I$%& meliputi tiga unsur yakni in'eksi, saluran perna'asan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut(

In'eksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan ge#ala penyakit. $aluran perna'asan adalah organ mulai dari hidung hingga al)eoli beserta organ adneksanya seperti sinus*sinus, rongga telinga tengah dan pleura. I$%& se+ara anatomis men+akup saluran perna'asan bagian atas, saluran perna'asan bagian ba,ah (termasuk #aringan paru*paru) dan organ adneksa saluran perna'asan. -engan batasan ini, #aringan paru termasuk dalam saluran perna'asan (respiratory tra+t) In'eksi akut adalah in'eksi yang berlangsung sampai dengan 1 hari. Batas 1 hari diambil untuk menun#ukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam I$%& proses ini dapat berlangsung lebih dari 1 hari.

Pengertian Pneu"onia %neumonia adalah proses in'eksi akut yang mengenai #aringan paru*paru (al)eoli). .er#adinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses in'eksi akut pada bronkus (biasa disebut bron+hopneumonia). /e#ala penyakit ini berupa napas +epat dan napas sesak, karena paru meradang se+ara mendadak. Batas napas +epat adalah 'rekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 0 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. %ada anak diba,ah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia. %neumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (#uga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah ba,ah ke dalam (se)ere +hest indra,ing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. %ada kelompok usia ini dikenal #uga %neumonia sangat berat, dengan ge#ala batuk, kesukaran bernapas disertai ge#ala sianosis sentral dan tidak dapat minum. $ementara untuk anak diba,ah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan 'rekuensi pernapasan sebanyak !0 kali permenit atau lebih atau (#uga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah ba,ah ke dalam. %enanggulangan penyakit %neumonia men#adi 'okus kegiatan program %2I$%& (%emberantasan %enyakit In'eksi $aluran %erna'asan &kut). %rogram ini mengupayakan agar istilah %nemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran in'ormasi tentang penanggulangan %nemonia. %rogram %2I$%& mengklasi'ikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia(

usia diba,ah 2 bulan (%neumonia Berat dan Bukan %neumonia usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan * %neumonia, %neumonia Berat dan Bukan %neumonia

Klasi'ikasi Bukan*pnemonia men+akup kelompok balita penderita batuk yang tidak menun#ukkan ge#ala peningkatan 'rekuensi na'as dan tidak menun#ukkan adanya penarikan dinding dada bagian ba,ah ke dalam. %enyakit I$%& diluar pnemonia ini antara lain( batuk*pilek biasa (+ommon +old), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. %haryngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang ter+akup dalam program ini.

E#IO$O%I ISPA & PNEMONIA

Etiologi ISPA 0tiologi I$%& terdiri lebih dari 100 #enis bakteri, )irus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus $treptokokus, $ta'ilokokus, %nemokokus, 2emo'ilus, Bordetella dan Korinebakterium. 3irus penyebabnya antara lain golongan 4ikso)irus, &deno)irus, Korona)irus, %ikorna)irus, 4ikoplasma, 2erpes)irus. Etiologi Pneu"onia -iagnosis etiologi %neumonia pada balita sulit untuk ditegakkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. $edangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab pneumonia. 2anya biakan spesimen 'ungsi atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pneumonia. %emeriksaan +ara ini sangat e'ekti' untuk mendapatkan dan menentukan #enis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun disisi lain dianggap prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika 5terutama #ika semata untuk tu#uan penelitian*. -engan pertimbangan tersebut, diagnosa bakteri penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan pada hasil penelitian asing (melalui publikasi 627), bah,a $trepto+o++us, %nemonia dan 2emophylus in'luen8ae merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang. -i negara ma#u pneumonia pada balita disebabkan oleh )irus. &aktor Resiko Pneu"onia Berikut ini adalah 'aktor*'aktor yang meningkatkan resiko ber#angkitnya %neumonia( 9mur diba,ah 2 bulan :enis kelamin laki*laki /i8i kurang Berat badan lahir rendah .idak mendapat &$I memadai %olusi udara Kepadatan tempat tinggal Imunisasi yang tidak memadai 4embedong bayi -e'isiensi )itamin & ;aktor*'aktor yang meningkatkan resiko kematian akibat %nemonia

9mur diba,ah 2 bulan .ingkat sosio ekonomi rendah /i8i kurang Berat badan lahir rendah .ingkat pendidikan ibu rendah .ingkat pelayanan (#angkauan) pelayanan kesehatan rendah Kepadatan tempat tinggal Imunisasi yang tidak memadai 4enderita penyakit kronis

Kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama I$%& di Indonesia pada akhir tahun 2000 sebanyak lima kasus di antara 1.000 bayi/balita. Berarti, akibat pneumonia, sebanyak 150.000 bayi/balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 1! kasus sehari atau 1" anak per #am atau seorang bayi/balita tiap lima menit. %en+egahan le,at imunisasi itu B</ (antituberkulosis), -%. ( -ipteri (antiin'eksi saluran pernapasan), pertusis (antibatuk re#an), .etanus) +ukup esensial untuk menyiapkan balita menghadapi lingkungan yang tidak selalu bisa di#amin kebersihan udaranya. $elain itu, asupan makanan yang kaya gi8i tent akan memertahankan stamina balita sendiri. 6aspadai I$%&, terutama saat merebaknya )irus &)ian (;lu Burung) belakangan ini. ****

(Sumber: Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pnemonia pada Balita * Info Penyakit Menular Departemen Kesehatan I) Koran .empo Kamis, ! :anuary 2005 6abah %enyakit 4ulai 4enyerang %engungsi B&=-& &<02 ** Kematian kembali mengan+am para pengungsi &+eh. %enyebab utamanya adalah ber#angkitnya ,abah in'eksi saluran pernapasan atas (I$%&). >($aat ini) sekitar 25 persen pasien yang berobat adalah penderita I$%&,> kata -okter -oti Indrasanto, Kepala %usat %enanggulangan Ben+ana -epartemen Kesehatan, kemarin. -oti memperkirakan, #umlah pengidap I$%& akan bertambah dalam beberapa hari ke depan. I$%& adalah satu dari sepuluh pembunuh utama di dunia. 4enurut 7rganisasi Kesehatan -unia (627), I$%& penyebab kematian utama di tempat pengungsian dan di ,ilayah ben+ana. Bersama penyakit in'eksi saluran pen+ernaan, I$%& dapat membunuh seperempat dari #umlah total pengungsi. 6abah I$%& terakhir di Indonesia ter#adi pada pertengahan -esember 200 , mene,askan 10? anak balita di pedalaman %aniai, %apua. 4enurut ahli I$%& dan -irektur 4edik @umah $akit %ersahabatan, :akarta, -okter .#andra Aoga &ditama, di tempat pengungsian, I$%& lebih sulit ditangkal dibanding penyakit pen+ernaan seperti kolera. I$%& menular melalui udara, padahal >orang harus bernapas dan mengisap udara di sekitarnya, seter+emar apa pun udara itu>. I$%& men#adi momok di ,ilayah ben+ana karena rendahnya daya tahan tubuh dan buruknya kualitas lingkungan. %enyakit ini terutama mematikan untuk orang lan#ut usia dan anak*anak. Berdasarkan data Komnas 2&4 &nak, di &+eh ada sekitar 150 ribu anak korban ben+ana. 4enurut -oti, penyakit pernapasan di &+eh tak +uma disebabkan oleh bibit penyakit yang biasa memi+u I$%&. >Banyak di antaranya menderita pneumonia (radang paru*paru) aspirasi karena kemasukan air kotor saat diter#ang tsunami. >&ir laut yang kotor itu mengandung kuman*kuman berbahaya dan menyebabkan radang pada paru*paru,> u#arnya. 4enurut &ditama, pneumonia aspirasi merupakan penyakit pernapasan yang amat berbahaya dan sukar diobati. Karena itu, 9sman, ,arga .eunayong yang mengungsi di -esa 4ata Ie, merasa sesak di tenggorokan dan paru*parunya dari hari ke hari makin berat. >($aya) tersedak air kotor saat digulung gelombang tsunami,> katanya. 9sman kini terus berobat ke posko kesehatan .=I &9 di Bandara Iskandar 4uda. -okter memberi 9sman antibiotik generasi I3, #enis antibiotik paling kuat dan ampuh. -okter menyuntikkan obat itu langsung ke pembuluh darah balik 9sman, kha,atir in'eksi di paru*parunya

menyebar ke seluruh tubuh. $ehari sebelumnya, @ahmat $uhada, anak balita korban tsunami yang menderita pneumonia aspirasi dan diterbangkan ke :akarta untuk diobati, meninggal di @umah $akit &nak dan Bersalin 2arapan Kita, :akarta Barat. 4enurut -oti, untuk mengobati pneumonia aspirasi, paru*paru #uga harus dibersihkan. -ia mengatakan, -epartemen Kesehatan sudah mendatangkan dokter ahli paru*paru yang memba,a bronkoskopi**alat pengisap kotoran yang menyangkut di saluran pernapasan**dari :akarta. &ditama membenarkan, beberapa dokter ahli paru*paru telah diterbangkan ke &+eh kemarin. >4ereka memba,a bronkoskopi untuk orang de,asa dan anak*anak, masing*masing satu unit, berikut alat dan obat pendukungnya, yang disumbangkan @$ %ersahabatan,> katanya. @$9- Bainal &bidin, rumah sakit terbesar di Banda &+eh, dua bulan lalu sudah memiliki unit bronkoskopi. .api, sebelum dokter*dokternya dikirim untuk mendapat pelatihan di :akarta, rumah sakit dan segala peralatannya keburu direndam air yang diba,a tsunami. Bronkoskopi**seharga @p 150 #uta**itu pun lenyap. Berdasarkan pantauan .empo, hingga pekan kedua, para pengungsi #uga teran+am kematian karena luka*luka yang mulai membusuk. -okter -ino /agah, anggota tim dokter sukarela,an di 4eulaboh, mengungkapkan banyak pengungsi yang terserang tetanus. >-i 4eulaboh, 500*an orang terserang tetanus, selain hampir seluruhnya terserang I$%& dan diare,> katanya. /agah dan beberapa dokter di 4eulaboh mengungkapkan, mereka belum memiliki serum antitetanus, satu*satunya penangkal penyakit itu. /agah selama ini hanya bisa memberi pengobatan #angka pendek, dengan membersihkan luka yang sudah membusuk dengan alkohol, Betadine, dan salep antibiotik. ali an,ar/sunariyah/bambang soen groups!ya'oo!co"/group/indonesian*studies/message/1 ? ClD1 * <a+hed ,,,.free(e)s!co"/nie)aE'ree/ispa.htm * <a+hed Pen*erita ISPA Dite"ukan +anyak *i $a"pung :umat, 2? &pril, 200! oleh( $is,ono Pen*erita ISPA Dite"ukan +anyak *i $a"pung %i,i!net - -ari berbagai #enis penyakit yang ada dalam kurun ,aktu satu tahun, penyakit In'eksi $aluran %erna'asan &kut (I$%&) banyak diderita masyarakat di Kabupaten Fampung Barat, %ro)insi Fampung. Kepala %uskesmas Ke+amatan Krui, Budi 4usli+h, di Bandar Fampung, @abu (2!/ ) mengingatkan masyarakat agar me,aspadai penyebaran penyakit I$%&. $elain I$%& yang #umlahnya penderitanya men+apai 05 kasus, penyakit lain #uga banyak diderita masyarakat Ke+amatan Krui, hipertensi 10G kasus, malaria G! kasus, gasteris ?? kasus dan diare "! kasus. %eningkatan #umlah penderita dari :anuari hingga 4aret 2005, persentase penderita I$%& men+apai 21,5 persen dari 112 kasus yang ada. $edangkan untuk periode :uli*-esember 2005 meningkat men#adi 22,1 persen.

>Kendati #enis %enyakit I$%& tidak membahayakan manusia, tetapi bila melihat tren yang selalu meningkat kita perlu me,aspadainya,> katanya. &palagi kata Budi, #ika sudah terserang penyakit ini bisa membuat kondisi tubuh men#adi lemah sehingga ada kemungkinan ter#angkit penyakit lain, khususnya bila anak*anak yang terserang penyakit ini. %eningkatan #umlah penderita I$%& #uga ter#adi pada dua %uskesmas lain, yakni %uskesmas Ke+amatan Batubrak dan Belalau. -i %uskesmas Batubrak, berdasarkan data yang ada, pada periode :anuari*4aret 2005, penderita penyakit I$%& men+apai 25?. =o)ember*-esember 2005 mengalami peningkatan yakni sebanyak 11 kasus. -i %uskesmas Belalau, penderita I$%& #uga menempati urutan teratas yakni 2"0 kasus, disusul diare 15 kasus, malaria "5 kasus, in'luen8a !2 kasus. @abies 5G kasus, penyakit kulit 5 kasus dan rematik 1" kasus. Kepala %uskesmas Belalau, 2otbin %urba menambahkan, se+ara umum ekologi I$%& terdiri dari 100 #enis bakteri, )irus dan rikestia. :enis bakteri dan )irus tersebut memang mudah menyerang anak* anak dengan ge#ala batuk pilek pada balita. >9ntuk men+egah agar tidak terkena penyakit ini, kepada ibu yang mempunyai balita bisa men#aga kebersihan lingkungan dan melakukan pola hidup sehat. 4isalnya #angan membeli makanan sembarangan pada saat musim kemarau,> tambahnya. $umber( http(//,,,.mediaindo.+o.id (-ikutip tgl 2" &pril 200!)

$ensiti)itas Kuman .onsilo ;aringitis &kut .ASI$ PENE$I#IAN %ola $ensiti)itas Kuman dari Isolat 2asil 9sap .enggorok %enderita .onsilo*;aringitis &kut di %uskesmas :akarta %usat terhadap Beberapa &ntimikroba Betalaktam Retno %ita(ati/ Ani Isna(ati Pusat Penelitian Pengembangan !armasi dan "bat #radisional Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan$ Departemen Kesehatan I$ %akarta A+S#RA0 %enyakit in'eksi masih merupakan penyakit utama di Indonesia, terutama in'eksi saluran perna'asan akut (I$%&) baik in'eksi saluran perna'asan atas maupun in'eksi saluran perna'asan ba,ah. .erapi antimikroba digunakan bila in'eksi disebabkan oleh bakteri (kuman). $alah satu antimikroba terpilih untuk pengobatan I$%& adalah antimikroba golongan betalaktam. 9ntuk mengetahui sensiti)itas kuman isolat usap tenggorok terhadap antimikroba betalaktam, dilakukan penelitian ini. 4etoda penelitian cross-sectional terhadap 83 pasien tonsilo-faringitis akut pengunjung dua puskesmas di :akarta %usat pada bulan $eptember 1GGG sampai bulan =opember 1GGG. %emeriksaan isolat dan sensiti)itas kuman terhadap antimikroba dilakukan di Faboratorium 4ikrobiologi ;K*9I. 2asil penelitian menemukan 112 kuman dari 12 spesies. Fima spesies kuman terbanyak adalah ( Streptococcus viridans 54,2%, Branhamella catarrhalis 22,9 %, Streptococcus & hemolyti'us 6,11%, Streptococcus pneumoniae 3,82% dan Streptococcus nonhemolyticus ($)*%. Penurunan sensitivitas Streptococcus viridans, Branhamella catarrhalis, Streptococcus &hemolyti'us$ Strepto'o''us pneumoniae dan Streptococcus nonhemolyticus terbesar terhadap antimikroba <ephradin berturutturut adalah "1,1 HI 51,52HI ?",5HI 0H dan ?0H. %enurunan sensiti)itas Branhamella catarrhalis terhadap Penisilin G adalah 30%, sedangkan kuman Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae terhadap Ceftriaxone 20%. .otal resistensi tertinggi kuman*kuman usap tenggorok adalah terhadap <ephradin, yakni sebesar !?.0 H. 0ata kunci : Tonsilo-faringitis, Betalaktam, Streptococcus sp, B.catarrhalis

PENDA.U$UAN %enyakit in'eksi masih merupakan penyakit utama di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. :enis penyakit in'eksi di Indonesia yang banyak diderita oleh masyarakat adalah in'eksi saluran pernapasan akut (I$%&), baik in'eksi saluran pernapasan atas maupun bagian ba,ah. 2asil $ur)ei Kesehatan @umah .angga ($K@.) tahun 1GG" menun#ukkan bah,a pre)alensi I$%& untuk usia 0* tahun +ermin Dunia Kedokteran ,o- .//$ *001 1( $ensiti)itas Kuman .onsilo ;aringitis &kut ",1 H, usia 5*15 tahun 2G,5 H dan de,asa 21,? HI lebih dari 50H penyebabnya adalah )irus (1) . In'eksi sekunder bakterial pada I$%& dapat ter#adi akibat komplikasi terutama pada anak dan usia lan#ut, dan memerlukan terapi antimikroba. Beberapa kuman penyebab komplikasi in'eksi I$%& yang pernah diisolasi dari usap tenggorok antara lain Streptococcus, Staphylo'o''us$ Klebsiella$ Branhamella$ Pseudomonas$ 2s'heri'hia$ Proteus$ dan Haemophilus (2) , dan untuk mengatasinya seringkali digunakan antimikroba golongan betalaktam, makrolida, dan kotrimoksa8ol (1) . &ntimikroba golongan betalaktam, yakni golongan penisilin dan se'alosporin, termasuk #enis antimikroba yang diperkirakan paling banyak digunakan untuk in'eksi saluran napasI se#auh ini belum banyak diketahui status sensiti)itas golongan tersebut, khususnya terhadap kuman penyebab I$%&. 9ntuk mengetahui hal tersebut, telah dilakukan u#i sensiti)itas kuman yang diisolasi dari usap tenggorok penderita I$%&, terhadap antimikroba golongan betalaktam. +A.AN DAN 1ARA -esain u#i adalah studi kasus cross sectional, dengan sampel usap tenggorok penderita in'eksi tonsilo'aringitis yang berobat di dua puskesmas di ,ilayah :akarta %usat, yang memiliki angka kesakitan I$%& tertinggi di ,ilayah tersebut pada tri,ulan pertama tahun 1GGG. :umlah subyek sebanyak ?1 penderita, dengan rentang usia antara 5 !5 tahun, dan memenuhi kriteria inklusi sebagai penderita tonsilo'aringitis akut dengan ge#ala klinik( demam tinggi sampai 0 0 <, sakit menelan, tonsil membesar dan merah dengan tanda*tanda detritus, batuk, hiperemis, kadang*kadang disertai 'olikel bereksudat. $emua subyek bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed 'onsent, dan belum pernah mendapatkan antibiotika selama sakit. $pesimen usap tenggorok dikumpulkan dalam media transport dan dilakukan u#i sensiti)itas di Faboratorium 4ikrobiologi ;K9I. Kultur dan isolasi kuman menggunakan media perbenihan agar darah dan agar +oklat pada suhu 1" 0 < selama 2 #am. Identi'ikasi dilakukan berdasarkan mor'ologi koloni, si'at hemolisis agar darah, 'ermentasi karbohidrat, dan u#i*u#i khusus lainnya. Kuman hasil isolasi diu#i sensiti)itasnya dengan metoda +akram Kirby*Bauer pada media 4ueller*2inton, terhadap beberapa antimikroba

golongan betalaktam, yakni dengan mengukur 8ona hambatan. .ASI$ $e#umlah 112 kuman terdiri atas 12 spesies /ram positi' dan /ram negati' berhasil diisolasi dan diidenti'ikasi dari ?1 sampel usap tenggorok penderita tonsilo'aringistis (Tabel 1). 0nam #enis kuman terbanyak yang berhasil diisolasi dari spesimen usap tenggorok berturut-turut adalah: Streptococcus 3iridans (54.2%), Branhamella catarrhalis (22.9%), Strepto'o''us &haemolyti'us (6.11%), Streptococcus pneumoniae (3.82%), Streptococcus non-haemolyticus (1.?2H) dan Klebsiella pneumoniae (3.05%). Isolat-isolat kuman tersebut kemudian diu#i sensiti)itasnya terhadap antimikroba betalaktam, dan hasilnya menun#ukkan pro'il resistensi seperti pada Tabel 2. $ebagian besar kuman /ram positi' dan negati' dari isolat usap tenggorok tersebut masih +ukup sensiti' terhadap antimikroba betalaktam, ke+uali terhadap <e'radin. .erhadap hasil u#i sensiti)itas berbagai spesies kuman terhadap antimikroba betalaktam di atas dilakukan penghitungan total resistensi antimikroba ($oebandrio 2000), dengan +ara atau rumus sebagai berikut( H @ total antimikroba >&> D (H kuman >J> K H @ antimikroba >&> terhadap kuman >J>)/100 L (H kuman >A> K H @ antimikroba >&> terhadap kuman >A>)/100 L (H kuman >B> K H @ antimikroba >&> terhadap kuman >B>)/100. (@ D resistensi) 2asilnya tertera pada Tabel 3. #a)el 2! &rekuensi *istri)usi 3enis ku"an *ari 45 spesi"en usap tenggorok No! 6enis (spesies ku"an 6u"la' 7 1. Strepto'o''us 3iridans "1 5 .2 2. Branhamella 'atarrhalis 10 22.G 1. Strepto'o''us &haemolyti'us ? !.11 . Strepto'o''us pneumoniae 5 1.?2 5. Strepto'o''us non&haemolyti'us 5 1.?2 !. Klebsiella pneumoniae 1.05 ".

A'inoba'ter spp2 1.51 ?. 4east (ragi5 2 1.51 G. Staphylo'o''us aureus 2 1.51 10. Alkaligenes dispar 1 0."! 11. Pseudomonas aeruginosa 1 0."! 12. Staphylo'o''us epidermidis 1 0."! :umlah 112 100 .otal resistensi tertinggi kuman*kuman usap tenggorok adalah terhadap antimikroba <e'radin, yakni sebesar !?.0 H, sedangkan terhadap %enisilin*/ dan amoksisilin total resistensi kuman relati' rendah, berurut*turut G.G1H dan 5.15H. DIS0USI 2asil usap tenggorok menemukan 12 #enis kuman /ram negati' dan kuman /ram positi'. Kuman yang terbanyak ditemukan S. viridans (54.2 %), berbeda dengan yang dilaporkan $ugito ( ) yaitu 25 H dan 2artono (5) yaitu 11, 1 H. 9ntuk kuman S. hemolyti'us diperoleh 6,4 % , hampir sama dengan yang ditemukan $uprihati dkk (!) sebanyak , ! H, tetapi berbeda dengan yang ditemukan oleh $ugito ( ) sebanyak 25 H dan mirip dengan yang ditemukan 2artono (5) 25,"1 H. Kuman ini merupakan kuman yang di+urigai sebagai +ermin Dunia Kedokteran ,o- .//$ *001 16 $ensiti)itas Kuman .onsilo ;aringitis &kut penyebab endokarditis. #a)el 8! Profil resistensi isolat ku"an usap tenggorok ter'a*ap anti"ikro)a )etalakta" 7 resistensi anti"ikro)a Isolat ku"an 7 isolat 0u"an %e/ &mK $ulb <e'o <e'tr <e'ta <e'pi <e'e <e'rd S- 3iridans 5 .2 2.?2 2.?2 0 1. 1

.21 .21 0 0 "1.11 B- 'atarrhalis 22.G 10.0 0 0 0 1.11 1.11 1.11 0 51.52 S&haemolyti'us !.11 0 0 0 0 0 0 0 0 ?".5 S- pneumoniae 1.?2 0 0 0 0 20.0 20.0 00 0.0 S- non&haemolyti'us 1.?2 0 0 0 0 0 0 0 0 ?0.0 K- pneumoniae 1.05 0 0 0 0 20 0 0 0 100 A'inoba'ter spp1.51 0 0 0 0 50 0 0 0 0 4east (ragi5 1.51 100 100 100 100 100 100 100 100 100 S- aureus 1.51 0 50 0 0 0 0 0 0 0 Alkaligenes spp0."! 0 100 100 0 0 0 0 0 100 P- aeruginosa 0."! 0 100 0 100 0 0 0 0 100 S- epidermidis 0."! 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan: Pe78 Penisilin&79 Am: 8 Amoksisilin9 9 Sulb 8 Sulbenisilin9 +efo 8 +efotiam9 +eftr8 +eftriakson9 +efta 8 +efotaksim9 +efpi 8 +efpirome9+efe 8 +efepime9 +efd 8 +efradin#a)el 5! #otal resistensi isolat ku"an usap tenggorok ter'a*ap anti"ikro)a )etalakta" No! Anti"ikro)a 7 #otal resistensi 1. <e'radin !?.0 2. %enisilin*/ G.G1 1. <e'triakson !.?" . <e'otaksim 5.5" 5. &moksisilin 5.15 !. <e'otiam 1.05 ". <e'pirome 2.52 ?. $ulbenisilin 2.2G G. <e'epime 1.51 .otal resistensi tertinggi berbagai kuman isolat tenggorok adalah terhadap antimikroba <e'radin sebesar !?,0 H, diikuti oleh %eni+illin / dan <e'triakson. &ntimikroba <e'radin merupakan antimikroba generasi I dari golongan se'alosporin dan banyak digunakan se+ara oral untuk penderita in'eksi saluran perna'asan sehingga mungkin sudah

banyak ter#adi resistensi. %enulisan resep oleh dokter umum di 9nited Kingdom (9K) thn 1GG? (") untuk in'eksi saluran perna'asan adalah antimikroba broadspectrum penisilin sebanyak 51,2 H, makrolid 15 H dan medium serta narrow spe'trum penisilin 13,0 %, sefalosporin 7,7 %. Tahun 1997 pasar dunia antibiotik men+apai 9$ M 12 miliar dengan #umlah peresepan ?1? #uta untuk in'eksi saluran perna'asan akut dan sebagian besar antibiotik yang digunakan di rumah sakit berturut * turut adalah /olongan beta laktam, makrolid dan 'luorokuinolin. -i Indonesia untuk in'eksi perna'asan akut (tonsilitis dan 'aringitis ) sebagai standar pengobatan di puskesmas penisilin / masih merupakan obat pilihan keempat setelah eritromisin, amoksisilin dan ampisilin (2) . -ata resistensi kuman S.viridans dan S. aureus terhadap Penisilin G dari hasil penelitian :osodi,ondo (1GG!) 1," H dan G!,? H sedangkan dari penelitian .rihendrokeso,o, dkk ( 1G?! ) sebesar 1,2 H dan !!," H tidak #auh berbeda dengan resistensi kuman S-3iridans yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 2,82 %, namun berbeda dengan hasil resistensi kuman S. aureus 0 %. /olongan penisilin masih +ukup ampuh untuk mengatasi bakteri gram positi', tetapi akhir*kakhir ini banyak dilaporkan bakteri yang resisten terhadap antimikroba golongan penisilin bahkan #uga pada golongan se'alosporin, karena bakteri ini mampu menghasilkan en8im betalaktamase. 9ntuk mengatasi bakteri gram negati' tampaknya penisilin, bahkan se'alosporin sudah berkurang kemampuannya ke+uali se'alosporin generasi ketiga (?,G) . %enggunaan tidak rasional akan memper+epat resistensi, selain hal itu dapat ter#adi resistensi silang antar golongan maupun dalam satu golongan. .est kepekaan tidak selalu akurat untuk memprediksi kesembuhan dan sering ter#adi tidak ada korelasi antara minimum inhibitor 'on'entration (MIC) kuman dan kesembuhan. Observasi pada penderita in'eksi menun#ukkan bah,a ?1 H penderita sembuh #ika terin'eksi dengan bakteri yang sensiti', G H penderita meninggal. Bila terin'eksi bakteri yang resisten dapat menaikkan rata*rata kematian sebesar 1" H (pN 0,05 ) (10 ) . 0ESIMPU$AN -itemukan 112 kuman terdiri dari 12 spesies kuman, lima kuman terbanyak yang ditemukan adalah ( Streptococcus 3iridans 54,2%, Branhamella catarrhalis 22,9 %, Strepto'o''us &hemolyti'us 6,11%, Streptococcus pneumoniae 3,82% dan Streptococcus nonhemolyticus 3,82%. %enurunan sensiti)itas kuman*kuman Streptococcus terjadi terhadap antimikroba +ephradin berturutturut adalah !, ?HI 2!,!"HI 12,5HI !0H dan 20H. %enurunan sensiti)itas kuman Branhamella 'atarrhalis terhadap antimikroba penisilin G adalah "0H, sedangkan kuman Streptococcus pneumoniae +ermin Dunia Kedokteran ,o- .//$ *001 $ensiti)itas Kuman .onsilo ;aringitis &kut terhadap antimikroba +e'triakson ?0H. .otal resistensi tertinggi kuman*kuman usap tenggorok adalah terhadap +ephradin, yakni sebesar !?.0 H.

0EPUS#A0AAN 1. &bdoera+hman 2, ;a+hrudin -, In'eksi <ampuran &erob dan &naerob di Bidang .2.. 4KI 1G?GI (2/1)(5!*!0. 2. -ir#en Binkesmas -epartemen Kesehatan @I. %edoman %engobatan -asar di %uskesmas Berdasarkan /e#ala, 1GG!. 1. -,iprahasta I. Inappropriate use o' antibioti+s in treatment o' a+ute respiratory in'e+tions 'or the under 'i)e +hildren among general pra+titioners, Berkala Ilmu Kedokteran 1GG". . $ugito, .arigan 244, =ukman @, 0pidemiologi dan 0tiologi In'eksi $aluran %erna'asan &kut . -alam buku Kumpulan 4akalah %ertemuan Ilmiah Konperensi Ker#a =asional 3 I-%I, $urakarta, 1G??. 5. 2artono .0, 6ibisono 4A, @ai IB, Ida#adi &. %ola bakteriologi In'eksi $aluran %erna'asan &kut (I$%&) pada 7rang -e,asa. -alam Buku Kumpulan 4akalah %ertemuan Ilmiah Konperensi Ker#a =asional 3 I-%I , $urakarta 1G??. !. $uprihati. ;aktor @esiko Streptococcus Hemolitikus Beta Grup A pada %enderita $aluran =a'as &tas di @$9% -r. Kariadi $emarang, Bag Kedokteran Komunitas ;akultas Kedokteran 9=-I%. Faporan penelitian, 1GG?. ". :ones &. &ntimi+robial %harma+odynami+s in @espiratory .ra+t In'e+tion ( =e, &pproa+h in -etermining %atient @esponse to &ntibioti+ .herapy, 4edi+al %rogress, :anuary. 2001. ?. 2erman 4:. &ntibiotik Beta Faktam. :akarta( Aayasan %enerbit Ikatan -okter Indonesia, 1GG . G. $irot $, $irot :, $aulnier %. @esistan+e to Betala+tams in 0nteroba+teria+eae. -istribution o' %henotypes related to Beta la+tamase %rodu+tion, : Int. 4ed @es. 1G?!I1 (1G1*1GG 10. :osodi,ondo $, %erkembangan Kepekaan Kuman .erhadap &ntimikroba $aat Ini, 4KI 1GG!I !(G)( !"* "! 11. .rihendrokeso,o dkk, 4a+am Kuman (-ari %elbagai Bahan %emeriksaan di Aogyakarta) dan %ola Kepekaannya terhadap Beberapa &ntibiotik, 4KI 1G?"I 2 (1)( !*12. 12. $lombe B. Beta Fa+tamase, 7++urren+e and <lasssi'i+ation. In ( @olinson /=, 6atson &, eds. &ugmentin <la)ulanate %ontetiated &moKy+illin. &msterdam( 0K+erpta 4edi+a 1G?0I !*1" 0A$ENDER 0E%IA#AN I$MIA. PERIODE APRI$ MEI 899: +ulan #anggal 0egiatan #e"pat *an Infor"asi 11 15 International $ymposium on <ongenital &nomaly (I$7<&) 2otel Borobudur :akarta %h. ( 021*11G0G1?2/1G215?" I ;aK. ( 11G0G1?2 0*mail ( iso+aOpharma*pro.+om 1? 21 .he 1!th &sean <ongress o' <ardiology( <hallenges and opportunities in pre)ention and management o' heart disease in &sean Bali Inter+ontinental <on)ention <enter .he 6estin @esort, =usa -ua, Bali %h. ( 021*5!?11 G, 5!? 220, 5!? 0G1 ;aK. ( 021*5!? 220 0*mail ( inaheartOindosat.net.id http(//,,,.!tha++.org &%@IF 2? 2G :&-0 200"( %olimi+robial In'e+tion and 4ultidrugs @esistan+e( Bet,een 0)iden+e and @eality 2otel Borobudur :akarta

%h. ( 021*1G2G10!, 1G201?5, 1G0?15" ;aK. ( 012*1G11?"1, 1G2G10! 0*mail ( tropikOindosat.net.id , #adeEupdateOyahoo.+om 02 * 05 th <ongress &sia*%a+i'i+ $o+iety 'or the &ging 4ale ( th <ongress &%$$&4 Bali 200") /rand 2yatt, =usa -ua, Bali %h. ( 021*100 102! 0*mail ( apssam200"O+bn.net.id http(//,,,.apssam200".urologi.or.id 0! * 0G %I. Ilmu Kesehatan &nak III (IK&) Ikatan -okter &nak Indonesia (I-&I) /raha $abha, Aogyakarta %h. ( 021*55G!01?0 / 02" *5500 5 ;aK. ( 021*55G!01"G 0*mail ( risnaOpharma*pro.+om 2 2" .he !th &nnual /eriatri+ $+ienti'i+ 4eeting/ .emu Ilmiah /eriatri 200"( >.he .ruth &bout &ging and &nti &ging( $+ienti'i+ %erspe+ti)e> 2otel Borobudur :akarta %h. ( 021*100 102!, 11G002"5 ;aK. ( 021*100 102", 11G002"5 0*mail ( globalmedi+aO+bn.net.id / tigErs+m'kuiOyahoo.+om 40I 2G 01/0! 0$< ( 0uropean $troke <on'eren+e /lasgo,, 9nited Kingdom %h. ( LL 1 !1 !?!""11 , ;aK. ( LL 1 !1 !?!""?? 0*mail ( in'oOakm.+h In'ormasi terkini, detail dan lengkap (#adual a+ara/pembi+ara) bisa diakses di http(//,,,.kalbe'arma.+om/+alendar +ermin Dunia Kedokteran ,o- .//$ *001 1;

6akarta Makin Panas @abu 22 7ktober 200?, :am( G(1!(00

:&K&@.& (%os Kota)* .ingginya suhu udara rata*rata di :akarta dalam dua minggu terakhir, ternyata membuat tubuh banyak ora terutama anak*anak drop (menurun). &kibatnya tidak sedikit dari mereka terutama anak*anak yang langsung #atuh sakit.

P-ua minggu terakhir #umlah pengun#ung puskesmas men+apai lebih dari 2."00 orang. .erutama anak*anak yang terserang I$%& (In'eksi, saluran %ernapasan &tas), seperti batuk, 'lu, demam, serta -B- dan diare,Q kata Kepala %uskesmas Ke+amatan <ilin+ing Bambang $ugiri, $elasa (21/10).

-ia meminta orang tua agar benar*benar memperhatikan kesehatan anak*anak. 4isalnya, dengan lebih banyak memberi minum putih atau sari buah. P:angan terlalu banyak memberi makanan ringan dalam bentuk kemasan, yang bisa merangsang timbulnya batuk,Q tambahnya.

%eningkatan #umlah penderita I$%& #uga terpantau di %uskesmas /ambir, :akarta %usat. 4enurut Kepala %uskesmas dr. 0rda tiap penderita I$%& yang datang berobat rata*rata sekitar 20 orang untuk orang de,asa. P$edangkan anak*anak lebih banyak lagi, ya sekitar 20 hingga 10 orang.Q -i :akarta $elatan penyakit -B- se#ak a,al 7ktober lalu terlihat agak menon#ol. 4enurut Kasudin Kesehatan 4asyarakat dr..ogi ,arga yang berobat ke puskesmas dan rumah sakit umum sekitar 110 orang.

$ementara itu di @$9 %asar @ebo pasien yang dira,at sebanyak 21 orang yang terdiri atas penderita -B- dan diare. $ta' 2umas rumah sakit tersebut -edy $etiady mengatakan sebagain besar pasien yang dira,at merupakan keluarga miskin.

Kondisi yang tidak #auh berbeda #uga ter#adi di :akarta Barat. $e#umlah puskesmas melaporkan meningkatnya #umlah penderita I dalam 2 minggu terakhir. 5 4&<&4 %0=A&KI. /ubernur ;au8i Bo,o meminta ,arganya me,aspadai penyakit tersebut. <ara hidup sehat merupakan #alan untuk menghindari berbagai serangan penyakit. PKe,aspadaan mutlak dilakukan.Q

Fima ma+am penyakit yang banyak diderita ,arga :akarta pada musim pan+aroba terutama -B-, I$%& dan diare. $ampai $eptem 200?, angka -B- di :akarta +ukup tinggi. $e#ak :anuari terdapat 21 korban meninggal dari 2! ribu kasus. $edangkan I$%& ter+at sekitar ! ribu ,arga. $edangkan diare #uga menduduki angka tertinggi. =amun penderita diare sulit di +atat karena penanganann lebih mudah dan +epat. (tim pk)

http(//,,,.gi8i.net/+gi*bin/berita/'ullne,s.+giCne,sid1055" GGG?,"?""0,

@abu , 15 7ktober 200? , 20(2!( ! ,ib 6aspadai I$%& dan -iare $iti ;atimah +ANDUN%/ #RI+UN 4asa pan+aroba atau pergantian +ua+a identik dengan beberapa penyakit yang selalu mengiringi. -i masa pan+aroba dari kemarau ke musim hu#an, penyakit yang kerap mun+ul adalah gangguang perna'asan atau In'eksi $aluran %erna'asan &tas (I$%&) dan diare.

Kedua penyakit ini akan mun+ul pada masa pan+aroba dan +enderung meningkat pada musim hu#an. 4enurut Kepala Instalasi /a,at -arurat @$ 2asan $adikin Bandung, dr .ri 6ahyu 4urni, penyakit I$%&

dan diare kerap ditemukan pada masa pan+aroba. -an ketika musim hu#an mulai intens, kedua penyakit ini +enderung meningkat. -ari +atatan pasien yang masuk ke I/- @$2$ pada masa pergantian musim atau +ua+a ini, #umlah penderita pasien I$%& maupun diare bisa men+apai 2*10 pasien. >$ekarang masih masa pergantian +ua+a, #adi pasien I$%& dan diare yang ditangani I/- @$2$ masih antara 2 sampai 10 pasien setiap harinya. :umlah ini biasanya akan meningkat bila sudah memasuki musim hu#an,> kata dr .ri, @abu (15/10). -ari pasien*pasien yang datang ke I/- @$2$, kata dr .ri, kebanyakan adalah pasien anak*anak. 2al ini dikarenakan daya tahan tubuh anak*anak memang lebih rendah dibanding orang de,asa. 4eski begitu, bukan berarti orang de,asa tidak bisa ter#angkit dua penyakit ini. >$ebenarnya tergantung daya tahan tubuh seseorang. 2anya sa#a memang daya tahan tubuh anak*anak lebih rendah, #adi rentan #uga terserang penyakit,> katanya. 9ntuk itulah, lan#ut dr .ri, ia menghimbau masyarakat untuk tetap ,aspadai memasuki masa pan+aroba ini. 9paya pen+egahan kedua penyakit ini bisa dilakukan dengan +ara men#aga lingkungan tempat tinggalnya. Kebersihan #uga bukan sekedar rumah yang bersih, tapi #uga harus ,aspada terhadap segala #enis panganan yang dimakan. -i+ontohkan dr .ri, penyakit diare selain akibat tidak bersihnya lingkungan, #uga bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi syarat kebersihan. >:adi selain lingkungan yang bersih, makanan yang dikonsumsi #uga harus bersih,> lan#utnya. Ia #uga menambahkan, hal lain yang harus ditingkatkan oleh masyarakat adalah men#aga kondisi tubuh tetap sehat agar daya tahan tubuh #uga lebih baik sehingga penyakit tidak mudah menyerang. >4akan makanan yang sehat dan bersih dan pola hidup sehat salah satu +ara mudah men#aga daya tahan tubuh,> tambahnya. (pin) http(//,,,.gi8i.net/+gi*bin/berita/'ullne,s.+giCne,sid1055" GGG?,"?""0, Anak a*ala' )ua' kasi' sayang *an tu"puan 'arapan )esar *ari ke*ua orang tua! +er)agai cara *ilakukan *an *ite"pu' agar anak *apat tu")u' )erke")ang *engan )aik/ sesuai yang *i'arapkan! Proses penting pe")entukan 'arapan terse)ut *i"ulai *ari *ala" kan*ungan/ setela' kela'iran sa"pai anak )erusia re"a3a! 'ttp;<<(((!)a)iest'erapy!co"<in*e=!'t" Anak-anak a*ala' per"ata 'ati i)u)apa/ pengikat kasi'/ peng'i)ur lara/ pena(ar sepi serta pengu)at luka! Anak-anak 3uga a*ala' generasi penya")ung (arisan ta"a*un negara *ala" segala )i*ang *an peranan! 6usteru itu/ asas pen*i*ikan yang "a"pan/ kuku'/ kreatif/ *ina"ik *an Isla"ik "erupakan resepi "antap keara' perke")angan "ereka secara positif! 'ttp;<<(((!'arian-glo)al!co"<ne(s!p'p>ite"!?@@AB ISPA/ PENCA0I# PA$IN% N%E#REN DI 0O#A MEDAN %enyakit Ispa (gangguan pernapasan) menempati urutan pertama dalam 10 besar penyakit yang paling banyak diderita ,arga Kota 4edan. -ata -inas Kesehatan Kota 4edan menyebutkan, :anuari hingga :uli 200?, 3u"la' pen*erita Ispa *i Kota 4edan men+apai !?." ! kasus. 6u"la' ini mengalami peningkatan dari :uli 200" yang hanya sebanyak !2.?G? kasus. Kepala -inas Kesehatan Kota 4edan dr 9mar Bein mengatakan, Ispa sangat erat kaitannya dengan +ua+a yang selalu berubah. %enyakit ini, katanya, rentan bagi ibu hamil, usia lan#ut dan balita serta orang yang berpenyakit kronis. >/e#alanya dapat dilihat dari mun+ulnya demam, batuk dan 'ilek,> sebut 9mar kepada ,arta,an, @abu (20/?) *i 4edan.

4eski menempati urutan pertama dari berbangai penyakit yang paling banyak diderita masyarakat, menurut 9mar, Ispa masih dalam hal yang ,a#ar dan masih bisa ditangani. Kepada masyarakat, 9mar mengan#urkan agar menghindari ekspos langsung dengan +ua+a, bisa dengan memakai masker atau men+u+i tangan sebelum makan. Kasubdin %en+egahan dan %emberantasan %enyakit (%2%) -inas Kesehatan Kota 4edan, dr @umondang %ulungan menambahkan, dari 10 penyakit terbesar *i Kota 4edan, urutan berikutnya ditempati penyakit pada sistem otot dan #aringan kulit, hipertensi, penyakit kulit in'eksi, penyakit lain pada saluran napas, penyakit kulit alergi, tonsilitas, diare, penyakit kulit #amur dan penyakit )ul'a serta #aringan )era'hal. Insan $itorus R /lobal R 4edan

Data 0e3a*ian Penyakit Pneu"okkous *i Asia

I%- pneumonia dan meningitis (radang otak) menyerang anak dan de,asa baik di negara berkembang maupun di negara ma#u. ;ilipina, @esear+h Institute o' .ropi+al 4edi+ine (@I.4) pada akhir 1GG0*an melaporkan bah,a 15H bayi dan anak yang terkena in'eksi pneumokokus meninggal dunia. 2ong Kong, -r. $usan <hiu meneliti 1.G"? anak usia 2*! tahun di "G tempat penitipan anak, sebesar 1G, H (1?1) memba,a bakteri pneumokokus(+arrier) di dalam saluran pernapasan mereka. $ingapura, <hong <A pada tahun 2001 mengon'irmasikan bah,a bakteri pneumokokus menyebabkan in'eksi pada anak usia di ba,ah 5 tahun. .ingkat kesakitan (morbiditas) meningkat dari 0 pada tahun 1G?? men#adi 10,5H pada tahun 1GGG. 4alaysia, =ational 4orbidity $ur)ey kedua pada tahun 1GG! menun#ukkan bah,a In'eksi $aluran %ernapasan &tas (I$%&) adalah penyakit utama yang diderita balita dengan tingkat 'atalitas sebesar 1,1H. $etidaknya 1/1 dari kasus I$%& dan 2/1 kasus I$%& yang berakibat kematian disebabkan oleh in'eksi bakteri pneumokokus. $ementara tingkat insiden ba+teremia (in'eksi darah) adalah 10 per 100.000 balita dan untuk *meningitis "50 kasus per tahun dengan angka kematian 15*20 anak per tahun. (berbagai sumber/sulung prasetyo) Kebakaran lahan dan hutan yang saat ini banyak ter#adi di Indonesia akan semakin sering lagi ter#adi. &sap yang dihasilkan akan mengurangi besarnya paparan matahari langsung pada tumbuhan sehingga #uga akan mengurangi kemampuan tanaman untuk menghasilkan bi#i dan buah. %artikel yang dihasilkan dari pembakaran ini #uga akan berakibat buruk pada kesehatan manusia. Bisa diprediksi bah,a angka kesakitan akibat &sma, In'eksi $aluran %erna'asan &tas (I$%&), dan penyakit yang lebih #angka pan#ang si'atnya seperti kanker paru akan semakin tinggi. Kalimantan dan $umatera Kembali -iganggu &sap EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE %&F04B&=/ (4edia)( Kabut asap dalam tiga hari terakhir ini SmengamukS kembali di %alembang. $ementara gangguan asap yang melanda $umatera Barat se#ak dua bulan terakhir telah mengakibatkan 1!.112 orang di daerah itu terserang in'eksi saluran pernapasan akut (I$%&), sementara !? orang lainnya pingsan akibat kekurangan oksigen. &kibat SamukanS asap, #alur penerbangan di Bandara $ultan 4ahmud Badaruddin II ($4B) dan alur pelayaran di $ungai 4usi dan Boom Baru yang sudah mulai lan+ar, kini kembali terganggu. Beberapa penerbangan dari dan ke %alembang dua hari terakhir tidak dapat mendarat, karena terbatasnya #arak pandang. %uluhan kapal laut belum bisa masuk ke Boom Baru karena alur pelayaran $ungai 4usi terhalang asap. 4un+ulnya kabut asap dua hari terakhir disebabkan +urah hu#an belum #uga turun. $edangkan kebakaran hutan meski tidak separah pada minggu*minggu sebelumnya, masih tetap ter#adi. .erutama kebakaran pada

lahan gambut, posisi api berada satu meter di ba,ah tanah. Faporan Badan 4etereologi dan /eo'isika <abang $4B menyebutkan #arak pandang akibat kabut asap sangat buruk pada pukul 0".00 6IB, baru membaik pada pukul 11.00 dan memburuk kembali pada pukul 15.00. $ementara, #arak pandang hanya berkisar 10 hingga 50 meter. Ka+ab %. (%ersero) &ngkasa %ura II %alembang &sman $u+ipto mengatakan Bandara $4B terpaksa ditutup total karena +ua+a yang sangat buruk akibat kabut asap yang kian menebal. &kibat terhalang kabut asap di sepan#ang alur $ungai 4usi, beberapa kapal +epat #urusan %alembang 4entok (Bangka) terpaksa menunda ,aktu keberangkatan. 4enurut &dpel %alembang, :usni @amli ditundanya keberangkatan kapal +epat itu untuk menghindari hal*hal yang tidak diinginkan akibat terhalangnya pandangan nakhoda karena asap. &palagi, kapal +epat itu tidak punya radar, dikha,atirkan ter#adi ke+elakaan di tengah laut ataupun di alur sungai. $ementara Karo 2umas %emda $umbar, -rs Aohannes -ahlan, kepada &ntara di %adang, :umat, menyebutkan #umlah penderita I$%& yang telah terhimpun di $atkorlak %B $umbar itu belum termasuk penderita di tiga kabupaten lainnya di daerah itu, yakni &gam, %adang %ariaman, dan %esisir $elatan. >:umlah penderita I$%& yang laporannya telah sampai ke $atkorlak meliputi 11 dati II se*$umatera Barat, sedangkan dari tiga dati II lainnya hingga kini belum lengkap diterima,> tambahnya. Kakan,il -epkes $umbar, -r @asyidah @asyid 4%2, pada kesempatan terpisah menyebutkan hingga saat ini $umbar telah menerima bantuan 150.000 masker dari berbagai pihak. $ementara %osko .im Koordinasi =asional %engendalian Kebakaran Fahan dalam siaran persnya kemarin mengemukakan berdasarkan pemantauan +itra satelit =7&& 1 sebaran asap men+akup $umsel, :ambi, $umbar, @iau, dan Fampung, sementara di Kalimantan tersebar di Kalbar, Kalsel, dan Kalteng. :arak pandang kota*kota di $umatera tertinggi 2,0 km (di Bengkulu), dan terendah 100 m (@engat, @iau). -i Kalimantan $intang "00 m, %angkalan Bun 100 m, $ula,esi di %osko !,0 km, di %anakukang 100 m. -i Irian :aya $entani 5,0 km dan $orong "00 m. (.7//./@7/=*2) 40=<7B& 4&$K0@( 4enko Kesra &8,ar &nas (kanan) ketika sedang men+oba masker bantuan dari .ai,an sebanyak 100.000 buah. 4asker tersebut diperuntukkan bagi masyarakat $umatera dan Kalimantan. 4enko Kesra didampingi -r ;ao $unlu (kiri). 40-I&/$&A9.I as http(//,,,.hamline.edu/apakabar/basisdata/1GG"/10/1G/001!.html -epartemen Kesehatan segera menurunkan tim ke lokasi yang terkena serangan ,abah in'eksi saluran pernapasan atas, atau I$%&. -ilaporkan, 4enteri Kesehatan $uyudi telah memberi petun#uk tentang penanganan ,abah penyakit tersebut. Bupati :aya,i#aya, :B 6enas, akhir pekan lalu menyatakan, penduduk yang terserang penyakit saluran pernapasan itu tersebar di Ke+amatan 6amena, 7kbibab dan Ke+amatan .iom. $e#auh ini sudah 22G orang meninggal dunia. :umlah ini dua kali lipat lebih dibandingkan korban gempa Biak dua pekan lalu, yang men+apai sekitar 100 orang meninggal. http(//,,,.hamline.edu/apakabar/basisdata/1GG!/01/0 /002".html .imbulnya beberapa ,abah penyakit ketika musim penghu#an tiba berkaitan erat dengan kerusakan kualitas lingkungan. 7leh karena itu, disamping men#aga kebersihan diri, masyarakat diminta saling peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. 4enurut Kepala -inas Kesehatan :a,a Barat 2any @ono $ulistyo, $elasa ( /11) di Bandung, beberapa penyakit yang banyak ditemui saat tiba musim hu#an antara lain demam berdarah, in'eksi saluran perna'asan akut (I$%&), dan diare.

2any mengatakan, kerusakan lingkungan membuat daerah resapan air di beberapa daerah hilang. &kibatnya, air hu#an mengalir tanpa tersaring ke dalam tanah. &kibatnya, air menggenang dan men#adi tempat pembiakan bagi nyamuk atau bakteri penyakit lainnya. 2al ini tidak hanya ter#adi di daerah kota tapi #uga di pedesaan. Berdasarkan data -inkes :abar, hingga :uni 200?, terdapat ter+atat 12.1 ! penderita dengan 101 diantaranya meninggal dunia. :umlah penderita terbanyak ter#adi pada bulan ;ebruari dengan 2.5 2 orang dengan 25 orang meninggal dunia. %enderita -B- paling banyak ditemukan di Kota Bandung dengan 2. 10 orang dan diikuti Kota Bekasi dengan 2.0?2 orang. Kerusakan lingkungan #uga rentan membuat banyak orang t erganggu saluran perna'asannya. 4inimnya daerah hi#au membuat polusi udara meningkat di beberapa daerah :abar. 2al ini menyebabkan #umlah pasien penderita I$%&, yang mayoritas balita, tinggi. Berdasarkan data -inas Kesehatan :abar tahun 200", dari 1.G21.?! anak balita, #umlah penderita I$%& men+apai 1.00 .!1? anak. $ebanyak 11!."? anak balita di antaranya digolongkan penderita pneumonia dengan #umlah terbanyak (!5."2G anak) berusia 1* tahun. $ebanyak ??".?5 anak lainnya tergolong penderita bukan pneumonia dengan #umlah terbesar (5G1.?15 anak) berusia 1* tahun. -isebutkan #uga, penderita I$%& banyak ditemui di daerah dengan tingkat polusi tinggi. Kabupaten Bandung merupakan ,ilayah dengan penderita I$%& terbanyak (112.?"? orang), diikuti Kabupaten <irebon (101.G5G orang), dan Kabupaten Kara,ang (!!.?12 orang). -iare #uga tidak luput dari buruknya kondisi lingkungan. 4enurut ;ita @osemary, Kepala $ubdinas %enyehatan Fingkungan -inkes :abar , mengemukakan, kebersihan dan gaya hidup masyarakatlah yang menentukan. >$elain itu, masyarakat #uga dituntut men#aga lingkungannya. 4asing*masing indi)idu diharapkan bertanggung#a,ab sehingga penyebaran ,abah penyakit bisa diminimalkan,> katanya. %ada e)aluasi periode :anuari*:uni 200?, kasus diare di :abar dialami 155.?!" orang. :umlah terbesar datang dari Kabupaten Bandung (52.11 orang) dan Kabupaten <irebon (5!.22G orang). $aat itu, dalam dua semester #umlah penderita men+apai 1.0G1.G 1 orang. %enderita terbanyak berasal dari Kabupaten Bandung dengan 1 ?.2?2 orang, Kabupaten Bogor (11!.!?2 orang), dan Kabupaten <irebon (G?."GG orang).

+ARA+AI/ +POS# * $ebanyak 210 Bayi di /arut 4eninggal &kibat %neumonia /arut, 20 :anuari 200! 11(02 $elama tahun 2005, dari sepuluh #enis penyakit yang terdeteksi di Kabupaten /arut :a,a Barat, penyakit in'eksi saluran pernapasan akut (I$%&) menduduki peringkat pertama dengan #umlah penderita men+apai 21G.5 2 orang (21, persen). >Bahkan selama tahun 2005 sebanyak 210 bayi di Kabupaten /arut meninggal dunia akibat I$%&, khususnya pneumonia atau in'eksi paru*paru,> kata Kepala Bagian .ata 9saha -inas Kesehatan setempat, dr 2endy Budiman 4Kes kepada pers di /arut, :umTat. 4enurut 2endy, di luar data yang ada, kemungkinan masih banyak bayi, anak*anak atau orang de,asa di /arut yang men#adi korban pneumonia. 4asih tidak terlaporkannya korban yang meninggal akibat radang paru*paru itu terutama disebabkan #umlah tenaga kesehatan, khususnya bidan belum menyentuh seluruh desa. -ari sebanyak 12 desa di Kabupaten /arut, hingga kini hanya ada 22? orang bidan desa atau baru terpenuhi 51, persen, padahal pneumonia merupakan penyebab kematian nomor satu, terutama bagi anak ba,ah lima tahun (balita). -ikatakan, tingginya penderita I$%& adalah karena radang paru*paru mudah menular melalui udara (inhasi) yang diperparah oleh perilaku yang tidak sehat, kondisi lingkungan yang kotor serta daya tahan tubuh rendah akibat gi8i buruk dan pengaruh +ua+a.

>Bayi penderita pneumonia sebenarnya bisa segera disembuhkan untuk diselamatkan #i,anya #ika petugas kesehatan mengetahuinya sedini mungkin untuk selan#utnya melakukan terapi pengobatan se+ara langsung atau kurati',> u#arnya. Ia men#elaskan, peringkat kedua #enis penyakit terbanyak di daerahnya yakni gastritis (radang lambung) yang men+apai 151.?11 pasien (1 ,? persen), terutama disebabkan pola makan yang buruk akibat rendahnya daya beli atau akibat stress dan perilaku yang emosional. %eringkat ketiga adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) yang men+apai 11".G"G pasien (11,5 persen), keempat diare GG.512 orang (G," persen), dan kelima penyakit kulit "1.?!1 orang (",2 persen). Berikutnya se+ara berturut*turut adalah penyakit otot dan tulang "1.?11 orang (",0 persen), #antung dan pembuluh darah 5G.502 orang (5,? persen), .B< dan saluran na'as bagian ba,ah 5". 50 orang (5,! persen), dan penyakit mata 5.1 0 orang ( , persen) serta penyakit lainnya (penyakit #i,a atau in'eksi lain) sebanyak 12G.2! orang (12,! persen). D#MA/ AntE UR$; http(//,,,.gatra.+om/200!*01*20/)ersiE+etak.phpCidDG1!11

You might also like