You are on page 1of 10

Penyebab Kram pada Otot Tungkai Bawah

Pratami Friria Rieuwpassa NIM : 10-2011-195 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email : tamicute37@yahoo.com

Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari seluruh organ tubuh kita digunakan untuk melakukan aktivitas/melakukan pergerakan. Kita dapat bergerak karena adanya otot dan persendian, kekuatan kontraksi tergantung dari otot. Otot merupakan 40-45 % dari berat badan tubuh seseorang. Di dalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot rangka. Untuk dapat mempelajari fungsi otot dengan jelas maka perlu kita ketahui struktur otot itu sendiri, otot terdiri dari empat macam komponen : 1) jaringan otot yang terdiri dari sel-sel otot, 2) Jaringan ikat, 3) Saraf dan 4) epitel. Jenis-jenis dari otot sendiri ada 3 yaitu otot rangka,otot polos, otot jantung. Salah satu aktivitas yang biasa dilakukan adalah berenang. Namun pada waktu berenang terjadi kram pada otot tungkai bawah. Apa alasan yang menyebabkan sehingga terjadi demikian? Oleh karena itu, dalam penulisan makalah akan membahas secara terperinci alasan kejadian tersebut dengan bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai penyebab kram/ gangguan mekanisme kerja otot yang di dalamnya terdapat metabolisme kerja otot. Manfaat yang dapat dirasakan yakni pembaca mendapat pengetahuan mengenai mekanisme kerja otot.

Pembahasan Pengenalan otot tungkai bawah secara makroskopis dan mikroskopis

A. Secara makroskopis/anatomi Terdiri dari: 1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. 2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki. 3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar. 4. Urat akiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Yang:

a. b.

Berpangkal pada kondilus tulang kering. Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar fibia ke dalam (endorotasi). Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam

5.

Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jadi dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki.

6.

Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam.

7.

Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5).

Otot-otot yang lain antara lain: a. b. c. Otot ketul Otot penengah empu kaki, telapak di telapak kaki Otot penepsi, terletak di sebelah punggung kaki. Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput -Otot ketul dalam pada kaki dan jari-jari kaki ( m flexor profundipedis et digitorium pedis). Keempat daerah otot tersebut mempunyai fungsi tertentu. - Golongan depan untuk mengngkat ujung kaki dan meregangkan jari-jari. - Golongan bidang luar (sisi) untuk menggerakan kaki keluar dari sendi loncat bawah. - Golongan belakan untuk menurunkan ujung kaki, pada serabut otot tersebut kontraksi, juga untuk mengengkat tubuh di atas jari-jari kaki. - Golongan bawah berfungsi untuk menurunkan ujung kaki, membengkokan jari kaki dan menggerakan kaki ke dalam.1 Ringkasan adalah sebagai berikut : Terdiri dari: -Mm. Fleksor -Mm. Extensor -Mm. Peronaei

Mm. Fleksor dibagi atas 1.Lap dangkal : M. Gastrocremius M. Soleus M. Plantaris 2.Mm. Flexor lapisan dalam : M. Popliteus M. Flexor digitorum longus M. Tibialis posterior M. Flexor hallucis longus a. . Extensor : M. Tibialis anterior M. Extensor digitorum longus M. Peroneus tertius M. Extensor hallucis longus b. Mm.peroneus yaitu : M. Peroneus longus M. Peroneus brevis2

B. Secara Mikroskopis

Secara mikroskopik otot rangka diliputi oleh endomisium. Beberapa serat otot rangka menyusun fasikulus/ berkas. Beberapa fasikulus menyusun muskulus. Muskulus diliputi oleh epimisium.2 Sel otot rangka atau disebut serabut otot adalah berinti banyak. Diameter setiap serabut otot berkisar antara 10 100 u.Otot dapat meningkat ukurannya sebagai akibat pertumbuhan yang normal atau karena berbagai latihan. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah serabut oto tersebut. Setiap serabut otot/sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang sangat teratur kerjanya disebut miofibril/miofilamen. Miofibril itu letaknya paralel satu sama lain. Miofibril itu menempati sebagaian besar volume sel otot tersebut. Pada miofibril itu terdapat benyak pita gelap dan terang yang merupakan karakteristik dari sel otot seran lintang itu. Mekanisme kerja otot Proses terjadinya mekanisme kerja otot

Secara singkat mekanisme kerja otot terdiri dari proses kontraksi dan relaksasi. Dalam proses kontraksi terjadi mekanisme yang menjadi dasar kontraksi yaitu mekanisme pergeseran atau sliding. Ada tiga sarkomer dalam keadaan istirahat (atas) dan dalam keadaan kontraksi (bawah). Dalam keadaan istirahat ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua membran Z yang berurutan tumpang tindih hanya sedikit, juga menutupi seluruh filamen miosin. Di lain pihak, dalam keadaan kontraksi filamen aktin ini ditarik ke dalam antara filamen miosin, sehingga sekarang banyak yang saling menutupi. Membran Z juga ditarik oleh filamen aktin ke arah ujung miosin. Jadi, kontraksi terjadi melalui mekanisme pergeseran filamen.3 Otot tungkai bawah ini merupakan salah satu jenis otot rangka. Berikut adalah urutan terjadinya proses kontraksi dan relaksasi otot rangka. Proses Kontraksi 1. Pelepasan muatan oleh neuron motorik 2. Pelepasan transmitter (asetilkolin) di end-plate-motorik 3. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik. 4. Pengikatan konduktansi Na + dan K+ di membran end- plate. 5. Pembentukan potensial end- plate. 6. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot. 7. Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T. 8. Pelepasan Ca 2+ dari sisterna terminalis retikulum sarkoplasma seta difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamen tipis. 9. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin. 10. Pembetukan ikatan-silang (cross linkage) antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal, sehingga menghasilkan gerakan. Proses relaksasi 1. 2. 3. Ca2+ dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma Pelepasan Ca2+ dari troponin Penghentian interaksi antara aktin dan miosin.3

Penyebab kram pada otot tungkai bawah

Kram otot(spasm) adalah kontraksi yang terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. Penyebabnya sendiri adalah kekurangan oksigen dalam pembuluh darah lokal menyebabkan relaksasi dinding pembuluh darah,oleh karena itu terjadi vasodilatasi. Selain itu, adanya kelebihan karbon dioksida juga menyebabkan vasodilatasi. Penyebab lainnya adalah terjadi kelelahan otot serta adanya dehidrasi.4 Pada waktu berolahraga/ aktivitas berat terjadi juga proses metabolisme anaerobik (glikolisis) yang hasilnya kurang efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif dalam mengubah energi nutrien menjadi energi ATP (Glikolisis menghasilkan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diuraikan, sementara fosforilasi oksidatif dapat mengekstraksi 36 molekul ATP netto dari setiap molekul glukosa). Sel otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas bentuk glikogen, tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot ini. Kemudian ketika produk akhir glikosis anaerob, asam piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif maka molekul ini diubah menjadi asam laktat. Asam laktat akan berdifusi ke pembuluh darah dan menyebabkan gangguan pH dan vaskularisasi yang menuju ke otot dan dapat menimbulkan nyeri atau sinyal sensorik lainnya yang akan dijalarkan dari otot ke medula spinalis yang selanjutnya akan menimbulkan refleks umpan balik berupa kontraksi otot. 4 Yang menyebabkan dehidrasi digolongkan dalam penyebab terjadinya kram otot adalah ketika sel-sel mengalami dehidrasi, proton yang terdapat di dalam mitokondria akan mengalami gangguan akibat dari peningkatan konsentrasi ion yang terjadi di dalam sel. Gangguan pada gradien protonin akan menghambat laju produksi ATP(molekul dasar

pembentuk energi).Karena ATP juga akan digunakan dalam proses relaksasi otot setelah kontraksi, maka terhambatnya laju produksi ATP akan menyebabkan terjadinya salah satu gejala dehidrasi yaitu kram otot.5 Metabolisme otot Muscle metabolism Frame Tiga jalur pemasok ATP tambahan sesuai keperluan selama kontraksi a. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP

CP memberikan fosfat berenergi tinggi ke ADP untuk membentuk ATP. Simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktifitas kontraktil. Cadangan energi bertambah pada otot yang beristirahat, peningkatan konsentrasi ATP cenderung menyebabkan pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi ke kreatin fosfat. Sebagiab besar energi di otot tersimpan dalam bentuk kreatin fosfat (otot istirahat, kreatin fosfat 5x lebih banyak dari ATP. Kebutuhan untuk istirahat Dalam sehari jantung berdenyut 100.000 kali. Darah melewati pembuluh-pembuluh darah arteri, vena dan kapiler yang panjang seluruhnya 17 juta mil (sekitar 255 juta km). Kita mengucapkan kira-kira 4000 hingga 5000 kata, bernafas 20000 kali, menggerakkan otot-otot besar 750 kali dan mengoperasikan 14 miliar sel otak. Manfaat Istirahat Hormon pertumbuhan diproduksi waktu tidur untuk meningkatkan pengantaran asam amino dari darah ke otak, yang membuat sel-sel syaraf dapat menjadikan apa yang dipelajari dan berguna. Hormon kortisol, puncak produksinya dari tengah malam hingga menjelang subuh. Yang membantu tubuh menghadapi stresor (penyebab stres) pada pagi hari, mengurangi peradangan dan keletihan. Istirahat memulihkan sel-sel otot kita, termasuk jantung ginjal, sumsum tulang, lambung dan otak. Pemindahan fosfat berenergi dari kreatin fosfat ke ADP Karena hanya satu reaksi enzimatik yang terlibat, pembentukan ATP lewat CP dapat berlangsung cepat dalam waktu sepersekian detik. CP merupakan pemasok ATP tambahan ketika olahraga dimulai. Kadar ATP otot relatif konstan pada awal kontraksi, tetapi

simpanan CP akan habis dan jika aktifitas berlanjut, otot akan beralih ke jalur alternatif lain yaitu fosforilasi oksidatif dan glikolisis akan tetapi jalur-jalur ini memerlukan waktu untuk menghasilkan ATP. b. Fosforilasi oksidatif (Siklus asam sitrat dan sistem transportasi elektron) Berlangsung didalam mitokondria otot jika cukup O2 (bahan bakarnya glukosa atau asam lemak, intensitas dan durasi lemak). Prosesnya lambat karena panjangnya langkah yang terlibat (1 molekul glukosa = 36 ATP). Membutuhkan pasokan O2 dan nutrien yang konstan dan adekut melalui sistem sirkulasi untuk mempertahankan aktivitas mereka. Pada kontraksi

otot maksimum, pembuluh darah di otot hampir tertutup oleh kontraksi yang sangat kuat, sehingga penyaluran O2 ke otot terganggu. Pasokan Nutrien Glukosa dan asam lemak yang berasal dari makanan . Kelebihan zat gizi yang tidak segera digunakan akan disimpan di hati sebagai glikogen (rantai glikosa) dan jarinagn lemak. Sel otot menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dalam jumlah terbatas. Walaupun O2 tersedia akan tetapi sistem fosforilasi oksidatif yang lambat sehingga kebutuhan ATP seiring dengan peningkatan aktifitas Olahraga, maka serat-serat otot lebih mengandalkan glikolisis untuk menghasilkan ATP. c. Glikolisis Reaksi-reaksi kimianya menghasilkan produk-produk yang akhirnya dapat berdiri sendiri (< ATP) atau masuk ke fosforilasi oksifatif (> ATP). 1 molekul glukosa diuraikan menjadi 2 molekul asam piruvat yang menghasilkan 2 ATP. Asam pirufat dapat diuraikan lebih lanjut oleh fosforilasi oksidatif untuk mendapatkan lebih banyak energi. Proses ini dapat menghasilkan fosforilasi oksidatif dalam periode waktu tertentu apabila cukup tersedia glukosa. Sistem ini memungkinkan kita berolahraga intensif saat penyaluran O2 dan kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, akan tetapi memiliki 2 konsekuensi, yaitu : 1. Kurang efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif (1 molekul glukosa > FO = 36 ATP, GL = 2 ATP). Simpanan glikogen terbatas dan Glikolisis dengan cepat menghabiskannya. 2. Produk akhir glikolisis yaitu asam piruvat diubah menjadi asam laktat, jika tidak dapat diolah lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif dapat menyebabkan nyeri otot. Keunggulan Glikolisis Dapat membentuk ATP pada keadaan anaerob Dapat berjalan lebih cepat dari pada fosforilasi, karena memerlukan lebih sedikit langkah reaksi. Tiga langkah berbeda pada proses kontraksi-relaksasi memerlukan ATP Penguraian ATP oleh ATPase miosin menghasilkan energi bagi jembatan silang untuk melakukan gerakan mengayun yang kuat. Pengikatan molekul ATP segar ke miosin

memungkinkan terlepasnya jembatan silang dari filamen aktin pada akhir gerakan mengayun, sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi bagi ayunan jembatan silang berikutnya. Transportasi aktif Ca++ kembali ke retikulum sarkoplasma selama rileksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATP. Struktur Fungsional Otot Keseluruhan otot dibungkus epymysium. Sub unit paling besar di otot disebut fasikulus. Seberkas otot tersusun dari ratusan serabut otot dibungkus endomysium. Membran sel otot disebut sarkolema. Di dalam serabut otot terdapat sarkoplasma yang memiliki komponen inti, mitokondria, glikogen, ATP, PC, dll. Komponen miofibril yang memiliki aktin dan miosin sebagai protein kontraktil otot.3 Efek perenggangan otot Kram biasanya bisa dicegah dengan tidak segera berolahraga setelah makan dan dengan peregangan otot secara perlahan sebelum olahraga atau pergi tidur. Peregangan membuat otot dan tendon lebih fleksibel dan sedikit mungkin berkontraksi secara spontan. Maka keadaan relaksasi dapat terlaksana lagi. Kesimpulan Kram otot(spasm) adalah kontraksi yang terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. Penyebabnya sendiri adalah kekurangan soksigen dalam pembuluh darah lokal menyebabkan relaksasi dinding pembuluh darah,oleh karena itu terjadi vasodilatasi. Selain itu, adanya kelebihan karbon dioksida juga menyebabkan vasodilatasi. Penyebab lainnya adalah terjadi kelelahan otot serta adanya dehidrasi. Daftar Pustaka 1. Snell RS. 2006. Anatomi kinik untuk mahasiswa kedokteran. 6th ed. Jakarta: EGC. 2. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK,et al. 2012. Muskuloskeletal. Jakarta: FK Ukrida. 3. Ganong WF. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22th ed. Jakarta: EGC. 4. Guyton.2000. Fisiologi tubuh manusia. e9th ed. Jakarta: Binarupa Aksara. 5. Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia. 6th ed. Jakarta : EGC.

You might also like