You are on page 1of 39

4 9 1 5

0 0 5 0

0 2

G T

0 4

1 2

PENYUSUNAN DATA BASE BIDANG GEOTEKNIK

D E P A R T E M E N

P E K E R J A A N

U M U M

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN
Jl. AH. Nasution No. 264 P.O. BOX 2 Bandung 40294 Indonesia Tlp.(022) 7802251 Fax (022) 7802726 40294 e-mail pusjatan@pusjatan.pu.go.id

4 9 1 5

0 0 5 0

0 2

G T

0 4

1 2

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DATA BASE BIDANG GEOTEKNIK

D E P A R T E M E N

P E K E R J A A N

U M U M

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN
Jl. AH. Nasution No. 264 P.O. BOX 2 Bandung 40294 Indonesia Tlp.(022) 7802251 Fax (022) 7802726 40294 e-mail pusjatan@pusjatan.pu.go.id

ii

PENYUSUNAN DATA BASE BIDANG GEOTEKNIK TAHUN 2006

Bandung, Desember 2006 Mengetahui


Kepala Balai/Koordinator Kegiatan

Penanggung Jawab Studi

DR. Hedy Rahadian, M.Sc. NIP. 110043985 Menyetujui Ketua Tim Teknis

Nazib Faizal NIP. 110057491

Ir. Agus Bari Sailendra, M.Sc. NIP. 110020993 Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

DR.Ir.M. Sjahdanulirwan, M.Sc. NIP. 110019271

iii

4 9 1 5

0 0 5 0

0 2

G T

0 4

1 2

PENYUSUNAN DATA BASE BIDANG GEOTEKNIK


Tim Pelaksana: 1. Penanggung Jawab Studi 2. Anggota Tim : Nazib Faizal : Benyamin Saptadi Susy K. Ariestianty Endang Suwanda Sri M Sylvester F Yulianto Wawan

Penanggung Jawab Studi

Nazib Faizal NIP. 110057426

iv

Ringkasan Eksekutif

1. Latar Belakang Balai Geoteknik Jalan Puslitbang Jalan dan Jembatan telah memiliki sistem basis data spasial gempa dengan entry data 41000 data. Selain data gempa, dalam sistem itu terdapat peta struktur geologi dan kota-kota kecil maupun besar untuk daerah Pulau Jawa. Untuk pulau-pulau lain di Indonesia belum dilaksanakan dikarenakan keterbatasan waktu dan dana. Basis data gempa diperlukan terutama untuk melakukan kegiatan pengembangan peta zonasi gempa baik skala mikro maupun makro. Peta zonasi gempa yang direncanakan ini terdiri dari zonasi amplifikasi tanah dasar, zonasi gempa akibat gempa, zona likuifaksi, dan zona tsunami.

Akibat kondisi geologi, morfologi, dan curah hujan yang tinggi, keruntuhan lereng alami atau timbunan tinggi banyak terjadi di Indonesia. Untuk mereduksi resiko keruntuhan lereng, pengembangan sistem manajemen lereng sangat dibutuhkan. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi besarnya biaya perbaikan dan pemeliharaan serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya keruntuhan. Selain itu pengembangan data spasial dan atribut penyebaran tanah lunak digunakan untuk proses desain jalan diatas tanah lunak termasuk dalam slope management system ini.

Dengan meningkatnya pembangunan, informasi-informasi mengenai bahan-bahan (kuari) harus diinventarisasikan dan dimasukkan ke dalam suatu sistem basis data yang terintegrasi. Kegiatan ini sudah dilakukan namun seiring dengan pengembangan teknologi informasi, maka informasi bahan-bahan kuari tersebut harus dikelola dalam suatu sistem basis data yang berbasis spasial sehingga orang dan instansi terkait akan mudah untuk mengakses data tersebut.

2. Tujuan dan Sasaran Tujuan kegiatan litbang: 2006, Sistem Pengelolaan Basis Data Geoteknik, Slope Management System Jalur Nasional Wilayah Jawa Barat, Road Material Inventory (Wilayah Indramayu, Pantura), dan Gempa dari Tahun 1973 sampai dengan Desember 2006. 2007, Pencarian dan Inputing Data Wilayah Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, WEB GIS Development 2008, Pencarian Data dan Inputing Data Wilayah Kalimantan dna Sulawesi, Spatial Analysist Road and Bridge Parameter. 2009, Pencarian Data dan Inputing Data Wilayah Indonesia Timur (NTT, NTB, Maluku, dan Papua), Spatial Analysist dengan penggabungan data dengan PUSAIR, dan PUSKIM.

Sasaran kegiatan litbang: 2006, GIS Balai Geoteknik 2007, WEB GIS Balai Geoteknik 2008, Spatial Analysist, Road and Bridge Parameter 2009, Spatial Analysist dengan penggabungan data dengan PUSAIR dan PUSKIM.

vi

3. Metodologi

Bagan Alir Metodologi

Tahapan kegiatan dimulai dengan persiapan dilanjutkan dengan kegiatan pembangunan sistem basis data yang bersifat tabular dengan diikuti studi meja yaitu kegiatan yang mengumpulkan data-data pendukung pembuatan basis data, hasil dari kegiatan studi meja adalah terkumpulnya data-data pendukung untuk pembangunan basis data. Kegiatan selanjutnya adalah review basis data yang sudah terbangun pada tahun-tahun sebelumnya dengan cara membaca dan menganalisinya. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah mendapatkan parameter untuk tahapan konseptual, logical, dan physical dalam pembuatan basis data.

Tahapan Re-build basis data adalah membangun rumah serta manajemen basis data. Rumah serta manajemennya tersimpan di dalam server geoteknik dimana

vii

datanya dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan tingkat aksesibilitasnya dengan menggunakan Local Area Network (LAN).

Bersamaan dengan dibangunnya Sistem Basis Data yang bersifat tabular, dibangun pula Sistem Basis Data yang bersifat spasial dengan diikuti kegiatankegiatan dijitasi peta, transformasi koordinat, dan konversi dan coding.

Sistem basis data yang bersifat tabular dan spasial kemudian digabungkan sehingga membentuk suatu Sistem Informasi Geografis.

Basis data gempa akan digunakan sebagai dasar pada pelaksanaan diskusi gempa, sedangkan survey lapangan berfungsi untuk mendapatkan data-data terbaru dan mengupdate data-data yang lama.

4. Hasil Penelitian Secara umum hasilnya berupa GIS Geoteknik yang mampu mengakses segala jenis data base file dan data spasial. Secara khusus hasil-hasil dari GIS tersebut adalah sebagai berikut: Peta Rawan Longsor Jalur Mudik Jawa Barat 2006

viii

Peta Titik Rawan Longsor Cileunyi Sumedang

Peta Titik Gempa Tahun 2006 (Updated Terakhir 13 Desember 2006)

Peta Gempa Indonesia 1973-Desember 2006

5. Foto-foto Hasil Penelitian

ix

Inventarisasi Kerusakan Pada Gempa Yogya(Foto di Daerah Piyungan)

Survey Slope Management System

Survey Road Material Inventory

xi

Percobaan Input Basis Data Pada Pocket PC

viii

DAFTAR ISI
Ringkasan Eksekutif.................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ ix DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi 1 Pendahuluan ....................................................................................................2 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2 Latar Belakang ..........................................................................................2 Tujuan dan Sasaran..................................................................................3 Luaran (Output).........................................................................................4 Hasil (Outcome) ........................................................................................4 Manfaat (Benefit).......................................................................................5 Dampak (Impact).......................................................................................5

Kajian Pustaka .................................................................................................6 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Umum .......................................................................................................6 Objektif Basis Data....................................................................................6 Data Spasial..............................................................................................7 Data Atribut ...............................................................................................8 Pembuatan Sistem Informasi Geografis....................................................8 Kompilasi Data Spasial Dijital ............................................................8 Kompilasi Data Atribut .......................................................................9

2.5.1 2.5.2 2.6 3

Jaringan Komputer....................................................................................9

Metodologi Penelitian .....................................................................................10 3.1 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Berpikir...............................................10 Basis Data Gempa...........................................................................12 Basis Data RMI ................................................................................13 Basis Data SMS...............................................................................14

3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.2 3.3

Lokasi......................................................................................................14 Teknik Pengambilan Data .......................................................................15 Basis Data Gempa...........................................................................15 Road Material Inventory...................................................................17 Slope Management System .............................................................17

3.3.1 3.3.2 3.3.3 4

Hasil Penelitian ..............................................................................................19

ix

4.1

Basis Data Gempa ..................................................................................19 Gempa Yogya ..................................................................................19 Gempa Pangandaran.......................................................................20

4.1.1 4.1.2 4.2 4.3 4.4 4.5 5

Slope Management System ....................................................................20 Analisis Road Material Inventory.............................................................21 Analisis Struktur Data..............................................................................22 Mobile Geodatabase dan Website ..........................................................23

Kesimpulan ....................................................................................................24

DAFTAR TABEL
Tabel 3-1 ...............................................................................................................12 Tabel 3-2 ...............................................................................................................12 Tabel 3-3 ...............................................................................................................13 Tabel 3-4 ...............................................................................................................14

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 Kompilasi Data ....................................................................................8 Gambar 3-1 Peruntukan Akhir Penyusunan Basis Data........................................10 Gambar 3-2 Metodologi Kegiatan..........................................................................11 Gambar 3-3 earhquake.usgs.gov ..........................................................................15 Gambar 3-4 Survey di Yogya dan jalur track survey .............................................16 Gambar 3-5 Kegiatan Pengambilan Data Kuari ....................................................17 Gambar 3-6 Kegiatan Survey SMS .......................................................................18 Gambar 4-1 Kerusakan jalan selalu terjadi pada timbunan yang memiliki dinding penahan tanah ...............................................................................................20 Gambar 4-2 Kejadian Gempa secara historis (ukuran lingkaran sebanding dengan besaran gempa) .............................................................................................20 Gambar 4-3 Hasil Slope Management System .....................................................21 Gambar 4-4 Lokasi Kuari di Sekitar Jalur Pantura Jawa Barat..............................22 Gambar 4-5 Basis Data dalam Pocket PC ............................................................23

1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pengembangan Basis Data Gempa Balai Geoteknik Jalan Puslitbang Jalan dan Jembatan telah memiliki sistem basis data spasial gempa dengan entry data 41000 data. Selain data gempa, dalam sistem itu terdapat peta struktur geologi dan kota-kota kecil maupun besar untuk daerah Pulau Jawa. Untuk pulau-pulau lain di Indonesia belum dilaksanakan dikarenakan keterbatasan waktu dan dana.

Pengembangan selanjutnya adalah meng-entry real time data-data gempa dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan pengembangan peta-peta struktur geologi pulau-pulau lain berikut kota-kota dan jalan-jalan nasional, propinsi, serta kabupaten.

Basis data ini juga diperlukan terutama untuk melakukan kegiatan pengembangan peta zonasi gempa baik skala mikro maupun makro. Peta zonasi gempa yang direncanakan ini terdiri dari zonasi amplifikasi tanah dasar, zonasi gempa akibat gempa, zona likuifaksi, dan zona tsunami.

Berdasarkan kesimpulan workshop gempa tanggal 6 Desember 2005 yang menyatakan bahwa akan dilakukan revisi peta zonasi gempa yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan (return period 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun, dan sebagainya, kesepakatan mengenai penggunaan SNI 1726-2002 sebagai standar perencanaan bangunan tahan gempa untuk periodik 500 tahun, serta terbentuknya wadah dengan anggota yang terdiri dari pakar-pakar kegempaan yang akan melakukan kajian-kajian mengenai kegempaan di Indonesia).

Pengembangan Slope Management System Akibat kondisi geologi, morfologi, dan curah hujan yang tinggi, keruntuhan lereng alami atau timbunan tinggi banyak terjadi di Indonesia. Untuk mereduksi resiko keruntuhan lereng, pengembangan sistem manajemen lereng sangat dibutuhkan.

Sistem ini bertujuan untuk mengurangi besarnya biaya perbaikan dan pemeliharaan serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya keruntuhan. Selain itu pengembangan data spasial dan atribut penyebaran tanah lunak digunakan untuk proses desain jalan diatas tanah lunak termasuk dalam slope management system ini.

Pengembangan Road Material Inventory Dengan meningkatnya pembangunan, informasi-informasi mengenai bahan-bahan (kuari) harus diinventarisasikan dan dimasukkan ke dalam suatu sistem basis data yang terintegrasi. Kegiatan ini sudah dilakukan namun seiring dengan pengembangan teknologi informasi, maka informasi bahan-bahan kuari tersebut harus dikelola dalam suatu sistem basis data yang berbasis spasial sehingga orang dan instansi terkait akan mudah untuk mengakses data tersebut. 1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan secara umum adalah untuk mengembangkan basis data jalan dan jembatan secara terintegrasi data-data bidang jalan, bidang geoteknik jalan, bidang lalu lintas dan lingkungan jalan, dan bidang jembatan dan perlengkapan jalan.

Tujuan secara khusus diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan pengembangan sistem basis data gempa adalah untuk menjadi pondasi dalam merevisi peta zonasi gempa sesuai dengan kesimpulan workshop gempa tanggal 26 Desember 2005 yang dihadiri dan disetujui oleh pakar-pakar kegempaan, serta digunakan untuk analisis-analisis infrastruktur. 2. Tujuan slope management system adalah untuk menciptakan suatu sistem yang dapat memberikan peringatan dini terhadap bahaya longsoran dan menzonasi areal-areal yang rawan longsor. 3. Tujuan road material inventory adalah untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat memberikan informasi yang benar, terkini, cepat, dan akurat mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan.

Sasaran untuk pengembangan basis data gempa tahun 2006 adalah: Basis data gempa yang memiliki sistem yang sama dengan peta struktur geologi seluruh Indonesia skala 1:1.000.000

Sasaran untuk pengembangan slope management system tahun 2006: Slope management system jalan nasional untuk daerah Jawa Barat.

Sasaran untuk pengembangan pengembangan road material inventory tahun 2006: Mendapatkan informasi tentang lokasi, penyebaran, kualitas, dan kuantitas bahan-bahan (kuari) di daerah Jalur Pantura Jawa Barat. Basis data RMI yang dibentuk dari data-data RMI yang sudah ada.

1.3

Luaran (Output)

Luaran untuk kegiatan-kegiatan di atas adalah sebagai berikut: Sistem informasi geografis (SIG) untuk pengembangan peta zonasi gempa dan prosedur pengkinian data. Sistem informasi geografis (SIG) untuk bahan-bahan material (kuari) dan prosedur pengkinian data. Sistem informasi geografis (SIG) untuk slope management system dan prosedur pengkinian data.

1.4

Hasil (Outcome)

Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah pengeluaran ekonomis akan tereduksi dengan semakin efektifnya tingkat kegiatan litbang dan rekayasa geoteknik jalan.

1.5

Manfaat (Benefit)

Manfaat untuk kegiatan ini adalah meningkatnya efesiensi dalam kegiatan litbang dan rekayasa geoteknik jalan dengan adanya sistem basis data geoteknik serta mereduksi kegagalan konstruksi akibat gempa, serta bentuk pelayanan konkrit kepada masyarakat langsung dengan sistem akses melalui web site.

1.6

Dampak (Impact)

Dampak yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah terciptanya pusat data geoteknik jalan yang dapat dan mudah diakses oleh semua pihak yang terkait.

2 Kajian Pustaka
2.1 Umum

Basis data (bahasa Inggris: database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query)

basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.

Pustaka yang digunakan selama penelitian diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan metode penyusunan basis data, penelitian-penelitian sebelumnya, dan internet.

2.2

Objektif Basis Data

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut: Kecepatan dan kemudahan Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan data kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah. Efesiensi ruang penyimpanan Dengan basis data, efesiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan data dapat dilakukan , karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. Keakuratan Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis

data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data. Ketersediaan Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan runag penyimpanan yang besar. Pdahal tidak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat memilahnya adanya data utama/master/referensi, data transakasi, data histori ataupun data yang sudah kadaluarsa. Kelengkapan Lengkap atau tidaknya data yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat relative (baik terhadapp kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakn berkembang, maka penambahan record-record baru dapat dilakukan bahkan struktur basis data itu sendiri. Keamanan Dengan basis data tingkat keamanan dapat diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dengan begitu, dapat dilakukan penentuan aksesibilitas pengguna dan operasi-operasi yang bis dilakukan terhadap basis data. Kebersamaan pemakaian Basis data dapat digunakan secara bersamaan (multi user) tidak terbatas pada penggunaan perorangan. 2.3 Data Spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) di mana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem
Informasi Geografis (SIG).

Data spasial dijital adalah data spasial dalam bentuk dijital. Sampai waktu ini, pedoman untuk penyusunan data spasial dijital masih berdasarkan kebiasaaan pembuatnya, belum ada standar pembuatan data spasial dijital. 2.4 Data Atribut

Data atribut adalah data-data yang berbentuk tabular yang mendukung data spasial dalam Sistem Informasi Geografis. Data atribut selalu memiliki identifier yang sama dengan data spasial. 2.5 Pembuatan Sistem Informasi Geografis

Pembuatan Sistem Informais Geografis terdiri menjadi dua bagian: Kompilasi data spasial dijital Kompilasi data atribut dijital

Pada Gambar 0-1 kelulusan air memiliki data spasial dan data atribut (warna biru muda). Persamaannya hanya pada id (identifier)-nya. Kelulusan air tingkat sedang memiliki nomor id 1.

Gambar 0-1 Kompilasi Data

2.5.1 Kompilasi Data Spasial Dijital Kompilasi data spasial dilakukan dengan mengkonversikan format .dwg ke dalam format .SHP. Kompilasi data spasial dijital menghasilkan tiga bentuk unsur yaitu:poligon, garis, dan titik. Setiap unsur-unsur tersebut memiliki identifier yang unik yang sama dengan data atributnya.

2.5.2 Kompilasi Data Atribut Kompilasi data atribut adalah proses membuat basis data tabular dimana unsurunsurnya memiliki identifier yang unik dan sama dengan data spasial dijital. Penambahan field-fieldnya disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan. Pada Gambar 0-1, data atribut ruas jalan, selain id-nya, ditambahkan juga field-field baru sesuai kebutuhan (km, dari, ke).

2.6

Jaringan Komputer

Jaringan computer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer, atau perifial yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer memiliki dua, puluhan, atau bahkan jutaan node.

Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan diantara satu sama lain, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM, printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut, dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah.

3 Metodologi Penelitian
3.1 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Berpikir

Kegiatan litbang penyusunan basis data bidang jalan dan jembatan khususnya bidang geoteknik jalan menggunakan pendekatan berawal dari akhir, yang memiliki pengertian peruntukan akhir penyusunan basis data bidang jalan dan jembatan. Pada Gambar 0-2 seluruh basis data diperuntukkan untuk pengguna (user) untuk mengetahui dan mendapatkan informasi-informasi dalam rangka proses desain, konstruksi, dan pemeliharaan jalan. Proses ini memberikan feedback kepada setiap basis data secara langsung ataupun melalui user.

Gambar 0-2 Peruntukan Akhir Penyusunan Basis Data

Tahapan-tahapan kegiatan secara spesifik dapat dilihat pada Gambar 0-3.

10

Gambar 0-3 Metodologi Kegiatan

Pada Gambar 0-3 tahapan kegiatan dimulai dengan persiapan dilanjutkan dengan kegiatan pembangunan sistem basis data yang bersifat tabular dengan diikuti studi meja yaitu kegiatan yang mengumpulkan data-data pendukung pembuatan basis data, hasil dari kegiatan studi meja adalah terkumpulnya data-data pendukung untuk pembangunan basis data. Kegiatan selanjutnya adalah review basis data yang sudah terbangun pada tahun-tahun sebelumnya dengan cara membaca dan menganalisinya. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah mendapatkan parameter untuk tahapan konseptual, logical, dan physical dalam pembuatan basis data.

Tahapan Re-build basis data adalah membangun rumah serta manajemen basis data. Rumah serta manajemennya tersimpan di dalam server geoteknik dimana datanya dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan tingkat aksesibilitasnya dengan menggunakan Local Area Network (LAN).

11

Bersamaan dengan dibangunnya Sistem Basis Data yang bersifat tabular, dibangun pula Sistem Basis Data yang bersifat spasial dengan diikuti kegiatankegiatan dijitasi peta, transformasi koordinat, dan konversi dan coding.

Sistem basis data yang bersifat tabular dan spasial kemudian digabungkan sehingga membentuk suatu Sistem Informasi Geografis.

Basis data gempa akan digunakan sebagai dasar pada pelaksanaan diskusi gempa, sedangkan survey lapangan berfungsi untuk mendapatkan data-data terbaru dan mengupdate data-data yang lama. 3.1.1 Basis Data Gempa Struktur Basis Data Gempa tertuang dalam table berikut ini:
Tabel 0-1 Struktur Basis Data Gempa
Kolom Katalog Tahun Bulan Hari Waktu_Orig Lintang Bujur Kedalaman Magnitude Satuan Tipe Text Short Integer Short Integer Short Integer Double Double Double Double Double Text Keterangan Sumber Data Gempa Tahun Terjadinya Gempa Bulan Terjadinya Gempa Hari Terjadinya Gempa Waktu Origin Gempa Posisi Lintang Posisi Bujur Kedalaman Titik Gempa Besaran Magnitude Satuan Magnitude

Struktur tersebut memiliki aturan-aturan pengisian sesuai dengan tipe datanya.

Untuk site visit lokasi terjadinya gempa terdapat struktur data yang berbeda. Struktur Data Site Visit Gempa terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 0-2

12

Struktur Data Site Visit Gempa


Kolom Waktu Penyebab Keterangan Tipe Time Text Text Keterangan Terjadinya Kerusakan Penyebab Kerusakan Keterangan Detil Tentang Kerusakan

3.1.2 Basis Data RMI Strukur basis data Road Material Inventory tercantum pada table di bawah ini:
Tabel 0-3 Struktur Data RMI
Kolom NO LOKASI PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KAMPUNG LOKASI SUNGAI JALAN DARI JALAN KE KILOMETER NO RUAS STATUS JALAN JPER JJM JP LJ PTOPO BUJUR LINTANG KEPEMILIKAN GEOMORFOLOGI TGL DLING SARANA KENDALA SBAHAN BFISIK JBAHAN PANJANG LEBAR TEBAL Tipe LONG INTEGER TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT DOUBLE Teks DOUBLE TEXT DOUBLE DOUBLE TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT TEXT DOUBLE DOUBLE DOUBLE Keterangan NOMOR LOKASI BERDASARKAN SURVEY NAMA PROPINSI LOKASI KUARI NAMA KABUPATEN LOKASI KUARI NAMA KECAMATAN LOKASI KUARI NAMA DESA LOKASI KUARI NAMA KAMPUNG LOKASI KUARI NAMA LOKASI SUNGAI JALAN DARI . KE LOKASI KUARI JALAN DARI LOKASI KUARI KE STASIUN LOKASI KUARI NOMOR RUAS LOKASI KUARI STATUS JALAN KE LOKASI KUARI JENIS PERMUKAAN JALAN KE LOKASI KUARI JARAK MASUK DARI JALAN UTAMA JENIS PERMUKAAN JALAN MASUK LEBAR JALAN JALAN MASUK PETA TOPOGRAFI BAKOSURTANAL YANG DIGUNAKAN NILAI POSISI BUJUR NILAI POSISI LINTANG PEMILIK KUARI JENIS GEOMORFOLOGI JENIS TATA GUNA LAHAN PENGARUH DAMPAK LINGKUNGAN SARANA KENDALA YANG ADA DI KUARI SIFAT BAHAN BENTUK FISIK JENIS BAHAN PANJANG LOKASI KUARI LEBAR LOKASI KUARI TEBAL LOKASI KUARI

13

VOLUME JLP TLP BJB GBONGKAH GBERANGKAL GKERIKIL GPASIR GTANAH LSAMPLING REPRESENTATIF KETERANGAN

DOUBLE TEXT TEXT TEXT DOUBLE DOUBLE DOUBLE DOUBLE DOUBLE TEXT TEXT TEXT

VOLUME KUARI JENIS LAPISAN PENUTUP TEBAL LAPISAN PENUTUP BENTUK DAN JENIS BAHAN GRADASI BONGKAH GRADASI BERANGKAL GRADASI KERIKIL GRADASI PASIR GRADASI TANAH LOKASI SAMPLING REPRESENTATIF SAMPLING KETERANGAN LAINNYA YANG MENDUKUNG

3.1.3 Basis Data SMS Strukur basis data Slope Management System tercantum pada table di bawah ini:
Tabel 0-4 Struktur Data SMS
Kolom No_Lokasi Propinsi Kemiringan_Lereng Pernah Longsor Retak Slope_Type Vegetasi Ancaman Geologi Ruas_No Dari Ke Tinggi Tipelongsor Date Drainase Tipe Long Integer Text Double Yes/No Yes/No Text Text Text Text Text Text Text Double Text Time Text Keterangan Nomor Lokasi sesuai Survey Nama Propinsi dari lokasi Kemiringan Lereng Pernah Terjadi Longsor Ada atau tidak ada retakan di jalan Tipe Slope Tipe Vegetasi Mayoritas Ancaman Apabila Terjadi Longsoran Litologi di lokasi Ruas Jalan Jalan dari Jalan Ke Tinggi Tipe Longsoran Waktu Survey Kondisi Drainase

3.2

Lokasi

Terdapat beberapa lokasi tempat pengambilan data: 1. Kuari di sekitar kabupaten Indramayu

14

2. Data lereng ruas jalan nasional Cileunyi-Tomo 3. Data lereng ruas jalan nasional Cileunyi-Wangon 4. Data lereng ruas jalan nasional Padalarang-Puncak 5. Data lereng ruas jalan nasional Padalarang-Purwakarta 3.3 Teknik Pengambilan Data

3.3.1 Basis Data Gempa Teknik pengambilan basis data gempa terdapat dua cara: 1. Pengambilan data gempa dengan cara medownload langsung data-data gempa dari United States Geological Service melalui internet (earthquake.usgs.gov). Data-data tersebut di update setiap satu minggu sekali. Data-data dari website ini berupa file .txt, dan dikonversikan menjadi format geodatabase.

Gambar 0-4 earhquake.usgs.gov

15

2. Pengambilan data-data gempa secara langsung di lapangan (Gempa Yogya dan Gempa Selatan Pangandaran). Data-data yang diambil adalah koordinat lokasi jalan-jalan yang rusak dengan sistem GPS (Global Positioning System), detil kerusakan, dan beberapa foto-foto lokasi.

Gambar 0-5 Survey di Yogya dan jalur track survey

Terdapat tiga gambar pada Gambar 3-4, (Pojok Kiri) adalah foto kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yogya; (Pojok kanan) adalah gambar lokasi kerusakan jalan pada gambar yang terdapat pada pojok kiri; dan (Bawah)

16

adalah keseluruhan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh gempa Yogya(titik warna kuning yang didalamnya terdapat warna hitam). 3.3.2 Road Material Inventory Teknik Pengambilan data Road Material Inventory: 1. Pengambilan data langsung di Lapangan (Untuk tahun ini adalah daerah Pantura, Kabupaten Indramayu)

Gambar 0-6 Kegiatan Pengambilan Data Kuari

2. Validasi dan dijitalisasi data-data Road Material Inventory sebelumnya. Data-data Road Material Inventory yang dibuat pada tahun 1990-an yang berupa buku RMI di input kembali. Buku-buku tersebut 40 3.3.3 Slope Management System Teknik pengambilan data Slope Management System: 1. Pengambilan data langsung di lapangan (Ruas Padalarang-Puncak, Padalarang-Purwakarta, Cileunyi-Wangon, Cileunyi-Tomo).

17

Gambar 0-7 Kegiatan Survey SMS

2. Validasi dan dijitalisasi data-data Slope Stability Inventory sebelumnya. Data-data Slope Stability Inventory pada tahun 1990-an dalam bentuk form survey di-input kembali. Datanya 200 lembar.

18

4 Hasil Penelitian
4.1 Basis Data Gempa

Terdapat 45.218 kejadian gempa di Indonesia (92 BT - 117 BT; 9LU - 14LS) yang memiliki magnitude dari 0-10 mb GS dan kedalaman dari 0-1000 km dari tahun 1973. Rata-rata tiap tahun terdapat 1370 kejadian gempa. Kejadian gempa terbanyak di Indonesia terjadi pada tahun 2005 (5491 kejadian). Gempa yang merusak infrastruktur biasanya memiliki kedalam <50 km dan magnitude-nya >4.5 mb GS. Gempa yang merusak berdasarkan kriteria yang disebutkan sebelumnya terjadi sebanyak 16.123 kali. Rata-rata setiap tahun terjadi 488 kali. Kejadian terbanyak dalam kriteria ini terjadi pada tahun 2005 (2648 kali).

Berdasarkan data yang diperoleh secara langsung, jalan yang rusak akibat gempa (data survey gempa yogya) terdapat 10 lokasi. Rata-rata jalan yang rusak terletak pada jalan yang memiliki dinding penahan tanah.

4.1.1 Gempa Yogya Pada gempa yogya, jalan yang rusak hampir seluruhnya terletak pada daerah timbunan yang memiliki dinding penahan tanah. Rekomendasi dari hasil survey ini adalah perlunya NSPM untuk dinding penahan tanah pada jalan yang tahan gempa.

19

Gambar 4-1 Kerusakan jalan selalu terjadi pada timbunan yang memiliki dinding penahan tanah

Secara historis, gempa di sekitar yogya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4-2 Kejadian Gempa secara historis (ukuran lingkaran sebanding dengan besaran gempa)

4.1.2 Gempa Pangandaran Kerusakan di Pangandaran bukan karena akibat gempa, namun akibat Tsunami. Dari hasil survey direkomendasikan bahwa diperlukan suatu rescue road yang memiliki geometris tegak lurus dengan garis pantai. Sistem peringatan dini yang berteknologi tinggi belum saatnya diterapkan. Sistem peringatan dini yang perlu dilakukan adalah memberikan informasi pada masyarakat Indonesia dan pada penjaga pantai, apabila merasakan gempa di tepi pantai, harus segera bergerak menjauhi pantai. Dalam hal ini rescue road sangat diperlukan. Tidak ada jalan yang rusak akibat kejadian ini. 4.2 Slope Management System

Pada jalur Ciawi-Padalarang terdapat 22 titik slope yang memiliki kecenderungan longsor. Pada Jalur Cileunyi-Sumedang-Tomo terdapat 24 titik yang memiliki kecenderungan longsor. Pada Jalur Cileunyi-Tasikmalaya-Wangon terdapat 21

20

titik yang memiliki kecenderungan longsor . Pada jalur Padalarang-Purwakarta terdapat 20 titik yang memiliki kecendrungan rawan longsor.

Gambar 4-3 Hasil Slope Management System

Dari data-data terkumpul sampai saat ini potensi kecenderungan longsor terletak pada lereng-lereng tinggi dan lokasinya terletak pada material serpih dan areal perbukitan. 4.3 Analisis Road Material Inventory

Data-data RMI yang lama hasil kerjasama Indonesia Inggris untuk daerah Pantura sudah tidak uptodate. Verifikasi lapangan sudah dilakukan pada jalur tersebut, dan tidak ada satupun Kuari yang masih berjalan.

21

Gambar 4-4 Lokasi Kuari di Sekitar Jalur Pantura Jawa Barat

Terdapat 24 lokasi kuari yang disurvey, hamper seluruhnya terletak di sekitar Sungai, terutama pada daerah aliran sungai Cipunagara. Rata-rata bahan yang dihasilkan dari kuari adalah pasir dan sirtu. 4.4 Analisis Struktur Data

Dari hasil analisis, sistem basis data yang dimiliki geoteknik akan disatukan menjadi sebuah sistem dengan basis sistem informasi geografis (geodatabase). Setiap data-data SMS, RMI, adan Earthquake hanya bersifat database. Ketiga database tersebut akan disinergikan dengan data-data jalan nasional per 100 meter dan per no ruas, sehingga membentuk suatu sistem geodatabase yang bersifat dinamik. Penyatuannya menggunakan basis koordinat yang dipresentasikan dengan titik (Earthquake Database dan RMI) dan luasan/poligon(SMS). Database-database ini memiliki referensi spasial sama dengan yang dimiliki BAKOSURTANAL yaitu datum DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995.

22

4.5

Mobile Geodatabase dan Website

Data-data SMS, RMI, dan Earthquake bisa dibuka dalam media yang mobile dengan menggunakan sebuah software. Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar di bawah data atribut dan data spasial sudah bisa ditampilkan pada pocket pc. Ujicoba tersebut sudah dilakukan di laboratorium GIS Balai Geoteknik Jalan.

Gambar 4-5 Basis Data dalam Pocket PC

Pembuatan website berfungsi untuk memudahkan masyarakat mengakses datadata yang dimiliki oleh balai geoteknik jalan. Pembuatan website balai geoteknik jalan masih dalam progress. Pada tahun 2007 Balai Geoteknik Jalan akan mengembangkan website berbasis geodatabase.

23

5 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh: 1. Sistem basis data Balai Geoteknik Jalan diimplementasikan dalam bentuk SIG-BGTJ (Sistem Informasi Geografis Balai Geoteknik Jalan). SIG-BGTJ menggunakan perangkat lunak ArcView 9.1 Single License. 2. SIG BGTJ terdiri dari data-data dasar berupa jalan nasional seluruh propinsi yang diambil dari peta rupabumi skala 1:250.000, lokasi-lokasi penelitian, lokasi-lokasi titik penyelidikan tanah, earthquake database, SMS, dan RMI. 3. Data dasar link jalan yang telah diinput hamper mencapai 3180 link jalan. 4. Lokasi penelitian tahun 2006 yang telah diinput adalah sebanyak 5 lokasi penelitian. 5. Lokasi titik penyelidikan tanah yang telah diinput adalah sebanyak 6 lokasi penyelidikan tanah. 6. Lokasi titik gempa yang telah diplot adalah sebanyak 45.222 lokasi titik gempa 7. Lokasi titik SMS yang telah diinput adalah sebanyak 93 lokasi. 8. Lokasi titik RMI yang telah diinput adalah sebanyak 24 lokasi. 9. Data-data RMI tahun 1990-1996 telah dirubah menjadi format spreadsheet sebanyak 200-an data 10. Data-data SSI tahun 1990-1998 telah dirubah menjadi format spreadsheet sebanyak 100-an data.

24

You might also like