You are on page 1of 7

LAPORAN KASUS INTERNA

1. IDENTITAS PASIEN No rekam medik Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Alamat Status perkawinan : 07.52.11 : Tn. A.V : 47 Tahun : Laki-laki : Swasta : Jl.Durian, Gg,Sadar No 8, Pekanbaru : Menikah

2. ANAMNESIS

: Autoanamnesis

3. KELUHAN UTAMA

: Dada terasa sesak seperti tertekan sejak satu hari yang lalu

4. KELUHAN PENYERTA : Kepala pusing, mual dan muntah

5. RPS

: Dada sesak terasa tertekan sejak sore hari, durasi 5 menit, frekuensi hilang timbul, intensitas terasa berat, menarik napas bertambah sakit Keluhan lain: lengan dan tangan kiri terasa kebas Pusing kepala: onset sejak seiminggu yang lalu, frekuensi dan durasi Hilang timbul dengan durasi tidak jelas, intensitas pusing disertasi tegang leher, keluhan tidak hilang saat istirahat

6. RPD

: Hipertensi (+), sejak 2 tahun yang lalu

7. RPK

: Tidak ada riwayat gangguan serupa di keluarga

8. RSE

: Kondisi sosial ekonomi cukup baik

9. PEMERIKSAAN FISIK : Keadan umum Kesadaran Vital sign : Tampak sakit sedang : Kompos Mentis : TD 170/80 mmHg, Nadi 90 x/mnt, , RR 22 x/mnt, Suhu 36,50 C

10. STATUS GENERALIS Kepala Mata Hidung Mulut Leher Thorax Paru-Paru I Pa Pr Au Jantung I Pa Pr Au

: :dbn :dbn :dbn :dbn : kaku kuduk (-), spasme otot leher dan bahu (+)

: Simetris : SF Ka = Ki : Sonor : Vesikuler

: Simetris : Iktus kordis teraba : Batas jantung normal : Reguler, murmur (-), frekuensi 90 x/mnt

Abdomen I Au Pe Pa : Simetris datar : Peristaltik usus normal : Timpani, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-) : Nyeri (-), limpa tidak teraba, hati tidak teraba, ginjal tidak teraba

Ekstremitas atas Ekstremitas bawah

: Tonus normal, gerakan normal, LGS normal, nyeri (-) : Tonus normal, gerakan normal, LGS normal, nyeri (-)

11. PEM. PENUNJANG

: Foto thoraks, pemneriksaan darah rutin, kimia darah , EKG

12. DIAGNOSA KERJA

: HHD

13. DIAGNOSA BANDING

: CHD

14. TATA LAKSANA Farmako Non Farmako : Amilodipin 5 mg 1X1, Captopril 25 mg 2x1, Spironolakton 25 mg 2x1 : Diet rendah garam, kontrol emosi dan stress, pola hidup sehat

15. PROGNOSIS

: dubia ad malam

TINJAUAN PUSTAKA KASUS


A. DEFINISI Penyakit jantung hipertensi adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventrikel hipertrofi (hipertrofi ventrikel kiri), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. PATOGENESIS PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI Hipertrofi ventrikel kiri(HVK) merupakan kompensasi jantung terhadap tekanan darah tinggi ditambah dengan factor neorohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolic akan mulai terganggu akibat dari gagguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik). Rangsangan simpatis dan aktivasi system RAA memacu mekanisme FrankStarling melalui peningkatan volume diastolic ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik). Iskemia miokard (asimptomatik, angina pectoris, infark jantung, dll) dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses ateroskeloris dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari HVK. HVK, Iskemia miokard, dan gangguan fungsi endotel merupakan factor utama kerusakan miosit pada hipertensi.

C. KELUHAN DAN GEJALA Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya, kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila simtomatik, biasanya disebabkan oleh : Peniggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti cepat capek, sesak nafas, sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vascular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient serebral ischemic

Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder :polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot pada aldoteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi yang labil pada syndrome Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

D. PEMERIKSAAN FISIS Pemeriksaan fisis dimulai dengan menilai keadaan umum : memperhatikan keadaan khusus seperti : Cushing, feokromositoma, perkembangan tidak proporsionalnya tubuh atas disbanding bawah yang sering ditemukan pada koarktasio aorta. Pengukuran tekanan darah di tangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan klasifikasi Keith Wargener-Barcker sangat berguna untuk menilai prognosis. Palpasi dan auskultasi arteri karotis untuk menilai stenosis atau oklusi.

Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai HVK dan tanda-tanda gagal jantung. Bunyi jantung S2 yang meningkat akibat kerasnya penutupan katup aorta. Kadang ditemukan murmur diastolic akibat regurgitasi aorta. Bunyi S4 (gallop arterial atau presistolik) dapat ditemukan akibat dari peniggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3(gallop ventrikel atau protodiastolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolic ventrikel kiri meningkat akibat dari dilatasi ventrikel kiri. Bila S3 dan S4 ditemukan bersama disebut summation gallop . Paru perlu diperhatikan apakah ada suara nafas tambahan seperti ronki basah atau ronki kering. Tekanan darah di betis harus diukur minimal sekali pada hipertensi usia kuang dari 30 tahun.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium awal meliputi : Urinalisis : protein, leukosit, eritosit, dan silinder Hemoglobin/hematokrit Elektroli darah : kalium Ureum/kreatinin Gula darah puasa Kolesterol total

Elektokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-50% Kadar TSH Leukosit darah Trigliserida, HDL, dan kolesterol LDL Kalsium dan fosfor Foto toraks Ekokardiografi

F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan umum hipertensi mengacu pada tuntunan umum (JNC VII 2003, ESH/ESC 2003). Pengelolaan lipid agresif dan pemberian aspirin sangat bermanfaat. Pasien hipertensi pasca infark jantung sangat bermanfaat mendapat pengobatan dengan penyekat beta, penghambat ACE atau anti aldosteron. Pasien hipertensi dengan resiko PJK yang tinggi mendapat pengobatan dengan diuretic, penyekat beta, dan penghambat kalsium. Pasien hipertensi denganngangguan fungsi ventrikel mendapat manfaat tinggi dengan pengobatan diuretic, penghambat ACE, penyekat beta, dan anti aldosteron.

G. DIAGNOSIS BANDING Coronary Artery Atherosclerosis Hypertrophic cardiomyopathy Jantung atlet (dengan LVH) Fibrilasi atrium karena etiologi lain Disfungsi diastolic karena etiologi lain Sleep apnea

REFERENSI

1. Price S.A, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Penyakit Edisi 6.Vol 2, EGC, Jakarta, 2006 2. Riaz, Kamran. Hypertensive Heart Disease. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/162449-overview pada 18 Desember 2012 3. Panggabean, Marulam M. Penyakit Jantung Hipertensi. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed Ke-5. Jakarta: Interna Publishing, 2009

You might also like