You are on page 1of 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 KEGAWATDARURATAN PSKIATRIK Kedaruratan psikiatri merupakan cabang ilmu kedokteran jiwa dan kedokteran kedaruratan yang dibuat untuk menghadapi kasus kedaruratan yang memerlukan intervensi psikiatrik.1 Pasien yang datang ke unit gawat darurat untuk minta pertolongan sangat bervariasi. Ada yang sekedar ingin minta resep, ada yang memerlukan teman bicara, hingga yang merupakan kasus-kasus psikiatrik, seperti: panik, kondisi medik umum delirium, intoksikasi, gejala putus !at", krisis perkawinan, ski!o#renia atau psikosis akut.1 Kegawatdaruratan psikiatri telah menjadi subspesialis psikiatri umum yang sering memerlukan keterampilan khusus untuk menghadapi situasi yang sering memerlukan intervensi terapeutik segera. $ingkup kegawatdaruratan psikiatri yang meluas mencakup masalah khusus seperti penyalahgunaan !at, penganiayaan anak dan pasangan, kekerasan bunuh diri, pembunuhan, perkosaan, dan masalah sosial seperti gelandangan, penuaan, dan Ac%uired &mmune 'e#iciency (yndrome A&'(". Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan pikiran, perasaan, dan perilaku yang memerlukan intervensi terapeutik segera, yaitu bunuh diri, kondisi gaduh gelisah, dampak tindak kekerasan, gejala ekstrapiramidal akibat penggunaan obat dan delirium.1,) 1.2 BUNUH DIRI 1.2.1 Definisi Bunuh diri *unuh diri berasal dari bahasa $atin suicidium, dengan sui yang berarti sendiri dan cidium yang berarti pembunuhan. *unuh diri adalah kematian yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja. *unuh diri telah diniatkan dan dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. Alasan pada kasus-kasus ini umumnya meliputi suatu krisis yang menyebabkan penderitaan yang mendalam intens" disertai perasaan tak berdaya dan tak ada harapan, kon#lik antara
)

keinginan untuk bertahan dengan stress yang tak tertanggungkan lagi, persepsi pasien bahwa ia tidak mempunyai banyak pilihan lagi, dan keinginan untuk melepaskan diri dari masalahnya.1,+ ,dwin (chneidman mende#inisikan bunuh diri sebagai tindakan pembinasaan yang disadari dan ditimbulkan diri sendiri, dipandang sebagai malaise multidimensional pada kebutuhan individual yang menyebabkan suatu masalah dimana tindakan dirasakan sebagai pemecahan yang terbaik.1 1.2.2 Ide bunuh diri &de bunuh diri terjadi pada orang-orang yang rapuh sebagai respon terhadap berbagai tekanan pada setiap tekanan pada setiap usia dan bisa saja terdapat untuk waktu yang lama tanpa diakhiri dengan suatu tindakan bunuh diri. *unuh diri berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi atau tidak terpenuhi, perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan, kon#lik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitnya pilihan yang dirasakan dan kebutuhan untuk meloloskan diri. -rang yang bunuh diri menunjukan tanda-tanda penderitaan.+ 1.2.3 E ide!i"#"$i .iap tahun kira-kira )/./// kematian di Amerika (erikat disebabkan oleh bunuh diri. Angka tersebut adalah untuk bunuh diri yang berhasil dimana diperkirakan 0 sampai 1/ kali percobaan bunuh diri lebih besar dari angka tersebut. 1 Antara tahun 112/ dan 110/ lebih dari 3)/./// orang melakukan bunuh diri di Amerika (erikat kira-kira satu dalam setiap 3/ menit, 24 bunuh diri dalam sehari. Angka bunuh diri total agak tetap setiap tahunnya. Angka sekarang adalah 13,4 kematian bunuh diri per 1//.///. (ekarang bunuh diri menempati peringkat ke delapan dari semua penyebab kematian di Amerika (erikat, setelah penyakit jantung, kanker, penyakit serebrovaskular, kecelakaan pnemonia, diabetes melitus dan sirosis.1

.erdapat sabuk bunuh diri, dimana angka kejadian bunuh diri sangat tinggi yaitu lebih dari 34 per 1//./// penduduk. 'aerah sabuk bunuh diri yaitu di (kandinavia, (wiss, 5erman, Austria, negara ,ropa timur dan 5epang. (ampai angka kejadian yang sangat rendah yaitu kurang dari 1/ per 1//./// penduduk, yaitu di (panyol, &talia, &rlandia, 6esir dan *elanda1 6enurut laporan 78- tahun 1140, 5epang memiliki angka bunuh diri yang cukup tinggi yaitu 3+,1 per 1//./// penduduk, sedangkan Austria, 'enmark, &nggris dan 7ales menyusul berturut-turut 33,09 33,49 11,0. :egara dengan laporan angka bunuh diri yang paling rendah adalah A#ganistan, yaitu /,34.4 1.2.% &'()"r *'n$ Ter('i) '. Jenis (e#'!in $aki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuh diri dibandingkan wanita, yang merupakan suatu angka yang stabil pada keseluruhan usia. .etapi, wanita adalah empat kali lebih mungkin melakukan bunuh diri. 1,3 b. +e)"d' Keberhasilan usaha bunuh diri yang tinggi pada laki-laki berhubungan dengan metode yang dipilih. $aki-laki menggunakan pistol, menggantung diri, melompat dari tempat yang tinggi. (edangkan wnita lebih mungkin menggunakan !at psikoakti# overdosis atau racun. 1,3 ,. Usi' Angka kejadian bunuh diri meningkat seiring bertambahnya usia. Pada laki-laki puncak kejadian bunuh diri adalah setelah usia +4 tahun, pada wanita pada usia lebih dari 44 tahun. Pada laki-laki usia lebih dari ;4 tahun angka kejadian bunuh diri mencapai +/ per 1//./// orang. -rang lanjut usia lebih sedikit melakukan usaha bunuh diri dibandingkan orang yang berusia muda namun, keberhasilannya lebih tinggi. *unuh diri merupakan penyebab kematian nomor tiga pada kelompok usia 14 sampai 3+ tahun setelah kecelakaan dan pembunuhan.1-+

d. R's Angka kejadian bunuh diri di antara orang kulit putih adalah hampir dua kali lebih besar dari angka kejadian bunuh diri pada orang bukan kulit putih. *unuh diri pada kelompok imigran lebih tinggi dibandingkan populasi yang lahir ditempat tersebut. 'ua dari setiap tiga kejadian bunuh diri adalah laki-laki kulit putih.1,+ e. A$'!' (ecara historis, angka bunuh diri diantara populasi katolik lebih rendah dibandingkan angka kejadian bunuh diri untuk agama protestan dan yahudi.1,3 f. S)')us Per('-in'n Perkawinan yang diperkuat oleh anak tampaknya secara bermakna menurunkan resiko bunuh diri. 'i antara orang yang menikah angka bunuh diri adalah 11 per 1//./// orang. -rang yang hidup sendirian dan tidak menikah memiliki angka keseluruhan yang hampir dua kali lipat angka untuk orang yang menikah. .etapi, orang yang sebelumnya menikah menunjukan angka yang jelas lebih tinggi dibandingkan orang yang belum menikah. *unuh diri adalah lebih sering pada orang yang memiliki riwayat keluarga bunuh diri dan yang terisolasi secara sosial.1,3 $. Pe(er.''n (emakin tinggi status sosial seseornag, semakin besar resiko untuk bunuh diri, tetapi penuruan status sosial juga meningkatkan resiko. Pada umumnya pekerjaan menghalangi bunuh diri.1,3 'iantara urutan pekerjaan pro#esional, dokter dianggap memiliki resiko terbesar untuk bunuh diri, akan tetapi menurut penelitian terakhir tidak ada peningkatan resiko bunuh diri untuk dokter laki-laki di Amerika (erikat. Penelitian menunjukan bahwa dokter yang melakukan bunuh diri memiliki suatu gangguan mental.1 <angguan mental yang paling sering ditemukan adalah gangguan depresi# dan gangguan !at. 'okter yang telah melakukan bunuh diri

mengalami kesulitan pro#esional, pribadi atau keluarga yang belum lama terjadi.1,+ *aik dokter laki-laki maupun wanita secara bermakna lebih sering melakukan bunuh diri akibat overdosis !at dan lebih jarang dengan senjata api dibandingkan orang di dalam populasi umum9 tersedianya obat dan pengetahuan tentang toksisitas adalah #aktor yang penting dalam bunuh diri yang dilakukan dokter.1 *eberapa bukti menyatakan bahwa dokter wanita meliliki resiko seumur hidup untuk gangguan mood yang tinggi yang memungkinkan untuk meningkatkan resiko bunuh diri. 'iantara dokter, pskiatri dianggap memiliki resiko bunuh diri yang paling tinggi, diikuti oleh (pesialis 6ata dan Anastesi, tetapi terdapat kecenderungan sama diantara spesialisasi. 'an bunuh diri lebih tinggi resikonya pada orang yang pengangguran dibandingkan dengan orang yang bekerja.1 h. I(#i! .idak ada hubungan musim dengan bunuh diri. 6usim semi dan gugur memiliki sedikit peninggian bunuh diri, tetapi berbeda dengan kepercayaan popular, bunuh diri tidak meningkat selama bulan 'esember dan musim liburan.1 i. Keseh')'n &isi( Perawatan medis sebelumnya tampaknya merupakan indikator risiko bunuh diri. )3= dari semua orang yang melakukan bunuh diri pernah mendapat perawatan medis dalam enam bulan sebelum kematian. Penelitian post mortem menunjukan bahwa gangguan #isik ditemukan pada dua puluh lima sampai tujuh puluh lima persen dari semua korban bunuh diri.1 *eberapa penyakit yang berhubungan dengan meningkatnya resiko bunuh diri yaitu kanker 4/=", paling banyak pada kanker payudara dan kanker serviks, penyakit sistem sara# pusat seperti epilepsi, sklerosis multipel, cedera kepala, penyakit kardiovaskuler, huntingtons, demensia dan A&'(, penyakit endokrin,cushing syndrom, sindrom kline#lter, por#iria, gangguan intestinal, *P8, dan gangguan ginjal. 1

>aktor yang berhubungan dengan penyakit dan terlibat dalam bunuh diri dan usaha bunuh diri adalah hilangnya mobilitas pada orang yang akitvitas #isiknya memiliki kepentingan pekerjaan atau rekreasional9 kecacatan, terutama pada wanita9 dan rasa sakit kronis yang tidak dapat diobati. 'isamping e#ek langsung dari penyakit, e#ek sekunder penyakit ? sebagai contoh, gangguan hubungan dan hilangnya status pekerjaan adalah #aktor prognostik. 1 -bat tertentu dapat menyebabkan depresi sehingga dapat menyebabkan bunuh diri. -bat-obat tersebut adalah reserpine, kortikosteroid, anti hipertensi seperti propanolol dan beberapa obat anti kanker.1 .. Keseh')'n +en)'# >aktor pskiatri yang sangat penting dalam bunuh diri adalah penyalahgunaan !at, gangguan depresi#, ski!o#renia dan gangguan mental lainnya. 8ampir sembilan puluh lima persen dari semua pasien yang melakukan bunuh diri atau berusaha bunuh diri, memiliki suatu gangguan mental yang terdiagnosis. <angguan depresi# berjumlah delapan puluh persen, ski!o#renia sepuluh persen, demesia atau delerium lima persen dari semua penyebab gangguan mental pada pasien bunuh diri.1 'i antara orang dewasa yang menjadi korban bunuh diri, terdapat perbedaan bermakna antara yang muda dan tua untuk diagnosis psikiatrik dan stressor sebelumnya. (uatu penelitian di (an 'iego menunjukkan bahwa diagnosis penyalahgunaan !at dan gangguan kepribadian antisosial ditemukan paling sering di antara korban bunuh diri yang berusia di bawah )/ tahun, dan diagnosis gangguan mood dan gangguan kogniti# paling sering ditemukan pada korban bunuh diri yang berusia )/ tahun dan lebih. 1 (tressor yang berhubungan dengan bunuh diri pada orang yang berusia di bawah )/ tahun adalah perpisahan, penolakan, pengangguran, dan masalah hukum9 stressor penyakit ditemukan paling sering di antara korban bunuh diri yang berusia di atas )/ tahun.1

1.2./ P'sien Psi(i')ri( @isiko pasien psikiatrik untuk melakukan bunuh diri adalah ) sampai 13 kali lebih besar dibandingkan bukan pasien psikiatrik yang terdiri dari pasien psikiatrik laki-laki dan wanita rawat inap memiliki risiko 4 sampai 1/ kali lebih tinggi dari populasi umum sedangkan pasien rawat jalan yang tidak pernah dirawat di rumah sakit untuk terapi psikiatrik memiliki risiko ) sampai + kali lebih besar disbanding populasi umum.+ @isiko yang lebih tinggi untuk pasien rawat inap adaalah pasien dengan gangguan mental yang parah seperti pasien gangguan depresi# yang memerlukan terapi elektrokonvulsi# ,A.". 'an gangguan mood merupakan risiko tertinggi untuk bunuh diri pada kedua jenis kelamin.+ 'alam satu penelitian usia rata-rata untuk korban bunuh diri laki-laki adalah 31,4 tahun dan untuk wanita adalah )0,+ tahun. @elati# mudanya korban bunuh diri sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa dua gangguan mental kronis yang memiliki onset awal yaitu ski!o#renia dan gangguan depresi# rekuren.+ <angguan 'epresi#, gangguan mood adalah diagnosis yang paling sering berhubungan dengan bunuh diri. $ebih banyak pasien gangguan depresi# yang melakukan bunuh diri pada awal perjalanan penyakit9 lebih banyak pasien laki-laki disbanding wanita9 dan kemungkinan orang terdepresi yang melakukan bunuh diri adalah meningkat jika mereka tidak menikah, dipisahkan, diceraikan, janda, atau baru saja mengalami kehilangan.+ (ki!o#renia risiko bunuh diri adalah tinggi di antara pasien ski!o#renik sampai 1/ persen meninggal akibat bunuh diri. Kira-kira 24= dari semua korban bunuh diri ski!o#renik adalah laki-laki yang tidak menikah. Kira-kira 4/= pernah melakukan usaha bunuh diri sebelumnya. >aktor risiko untuk bunuh diri untuk pasien ski!o#renik adalah usia yang muda, jenis kelamin laki-laki, status tidak menikah, pengangguran, terisolasi secara social, hidup sendirian, usaha bunuh diri sebelumnya, kerentanan terhadap gejala depresi#, dan baru dipulangkan dari rumah sakit. +

(etelah pemulangan dari rumah sakit, mereka mungkin mengalami kesengsaraan baru atau kembali mengalami kesulitan. (ebagai akibatnya, mereka menjadi sedih, mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya, dan berkembang menjadi mood terdepresi dan akhirnya memilki ide bunuh diri yang akhirnya dilakukannya.+ Ketergantungan Alkohol, sampai 14= dari semua orang yang tergantung alkohol adalah melakukan bunuh diri. Kira-kira 0/= dari semua korban bunuh diri yang tergantung alcohol adalah laki-laki yang cenderung merupakan golongan kulit putih, usia pertengahan, tidak menikah, tidak memiliki teman, terisolasi secara social, dan baru saja minum. Kelompok terbesar pasien laki-laki yang tergantung alkohol adalah mereka dengan gangguan kepribadian antisocial yang menyertai, dimana banyak ditemukan kemungkinan berusaha bunuh diri, menyalahgunakan !at lain, perilaku impulsive, agresi#, dan kriminal, dan ditemukan juga korban bunuh diri.+ 5adi, risiko tinggi terjadinya tindak bunuh diri yaitu pada orang yang :+ 1. $aki-laki 3. Bsia tua ). &solasi sosial atau hidup seorang diri +. @iwayat bunuh diri atau percobaan bunuh diri dalam keluarga 4. @iwayat menderita sakit atau nyeri kronik ;. *aru menjalani operasi 2. .idak mempunyai pekerjaan 0. (udah membereskan segala urusan duniawinya 1.2.0 ETI121GI &'()"r S"si'# 6enurut teori 'urkhein bunuh diri dibagi menjadi tiga kategori sosial. a. Kategori sosial satu : ,goistik *unuh diri egoistik diterapkan pada mereka yang tidak terintegrasi secara kuat kedalam kelompok sosial. .idak adanya integrasi kelurga dapat menjelaskan mengapa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap bunuh

1/

diri dibanding mereka yang menikah. 6asyarakat perkotaan memiliki lebih banyak integrasi sosial dibandingkan daerah pedesaan.1 b. Kategori sosial dua : Altruistik *unuh diri altruistik dimaksudkan pada orang yang integrasi kedalam masyarakatnya terganggu, sehingga menghalangi penghayatan norma yang berlangsung di masyarakat.1 c. Kategori sosial tiga : Anomik 'imaksudkan pada ketidak stabilan sosial dengan kehancuran nilainilai pada masyarakat. Anomik dapat menjelaskan mengapa mereka dengan perubahan situasi ekonomi yang drastik lebih rentan untuk terjadinya bunuh diri.1 &'()"r Psi("#"$i 6enurut teori >reud, bunuh diri mencerminkan agresi yang dibelokan kedalam objek cinta yang terintroyeksi dan ditangkap secara ambivalen. 6eninger menggambarkan tiga komponen permusuhan dalam bunuh diri yaitu keinginan untuk membunuh, keinginan untuk dibunuh dan keinginan untuk mati. 6enurut Aron *eck, keputusasaan merupakan indikator yang paling akurat untuk resiko bunuh diri jangka panjang.1 &'()"r &isi"#"$i a. <enetika Adanya riwayat bunuh diri dalam kelurga ditemukan lebih banyak secara bermakna pada orang yang pernah mencoba bunuh diri dibandingkan orang yang tidak pernah melakukannya. @isiko bunuh diripada keluarga pasien pskiatri hampir delapan kali lebih tinggi, sedangkan resiko bunuh diri pada kelurga pasien pskiatri yang melakukan bunuh diri empat kali lebih tinggi unutk melakukan bunuh diri.1 b. :eurokimiawi 'e#isiensi serotonin, yang ditandai dengan penurunan metabolisme 4hydroCiindo-leacetic acid 4-8&AA", de#isiensi tersebut ditemukan pada

11

kelompok pasien depresi# yang mencoba melakukan bunuh diri. *erdasakan penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara de#isiensi sistem serotonin sentral dengan pengendalian impuls yang buruk. 1 Penanda peri#er yang mungkin untuk perilaku bunuh diri juga telah diperiksa pengeluaran kortisol bebas dalam urin yang tinggi, non supresi kortisol plasma setelah pemberian deCametason, peningkatan respon kortisol plasma terhadap in#us 4-hydroCytryptophan, suatu penumpukan .(8 plasma terhadap in#us .@8, kelainan konduktansi kulit, perubahan rasio katekol urin, penurunan ambilan serotonin trombosit atau jumlah ikatan imipramin .o#ranil" yang meninggi dilaporkan berhubungan dengan perilaku bunuh diri pada pasien depresi.1 1.2.3 Psi("din'!i(' Bunuh Diri
S,hneid!'n d'n &'rber"- membagi orang yang melakukan bunuh diri menjadi + kelompok4, yaitu: a. 6ereka yang percaya bahwa tindakan bunuh diri itu benar, sebab mereka memadang bunuh diri sebagai peralihan menuju ke kehidupan yang lebih baik atau mempunyai arti untuk menyelamatkan nama baiknya misalnya: hana-kiri" b. 6ereka yang sudah tua. 8al ini ditemukan pada orang yang kehilangan anak atau cacat jasmani dan menganggal bunuh diri sebagai suatu jalan keluar dari keadaan yang tidak menguntungkan. c. 6ereka yang psikotik. *unuh diri merupakan jawaban terhadap halusinasi atau waham. d. 6ereka yang bunuh diri sebagai balas dendam, yang percaya bahwa mereka bunuh diri, maka orang lain akan berduka cita dan mereka sendiri akan dapat menyaksikan kesusahan orang lain. Herber) Hendin mengemukakan beberapa hal psikodinamika bunuh diri 4 sebagai berikut:

a. Kematian sebagai pelepasan pembalasan Death as retaliatory abandonment" (uiside dapat merupakan usaha untuk mengurangi preokupasi tentang rasa takan akan kematian. &ndividu mendapat perasaan seakan-akan ia dapat mengontrol dan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kematian itu.
13

b. Kematian sebagai pembunuhan ke belakang Death as retroreflexed murder" *agi individu yang mengalami gangguan emosi hebat, suiside dapat mengganti kemarahan atau kekerasan yang tidak dapat direpresi. -rang ini cenderung untuk bertindak kasar dan suiside dapat merupakan penyelesaian mengenai pertentangan emosi dengan keinginan untuk membunuh. c. Kematian sebagai penyatuan kembali Death as reunion" Kematian dapat mempunyai arti yang menyenangkan, karena individu itu akan bersatu kembali dengan orang yang telah meninggal reuni khayalan". $ebih sering ditekankan pada rasa puas untuk mengikuti yang telah meninggal. d. Kematian sebagai hukuman terhadap diri sendiri 'eath as sel# punishment" 6enghukum diri sendiri karena kegagalan dalam pekerjaan jarang terjadi pada wanita, akan tetapi jika seorang ibu tidak mampu mencintai, maka keinginan menghukum dirinya sendiri dapat terjadi. 'alam rumah sakit jiwa, perasaan tidak berguna dan menghukum merupakan hal yang umum. 6ulamula mungkin karena kegagalan, rasa berdosa karena agresi, individu itu mencoba berbuat lebih baik lagi, tetapi akhirnya ia menghukum diri sendiri untuk menjauhkan diri dari tujuan itu. 1.2.4 Peni#'i'n Resi(" Bunuh Diri S"#"!"n membagi besarnya risiko bunuh diri dengan melihat adanya tanda-tanda tertentu yaitu tanda-tanda risiko berat dan tanda-tanda bahaya. T'nd'5)'nd' risi(" ber')/ 'd'#'h6 a. Keinginan mati yang sungguh-sungguh, pernyataan yang berulang-ulang bahwa ia ingin mati anggapan bahwa orang yang mengatakan demikian tidak akan berbuat ternyata keliru" b. Adanya depresi dengan gejala rasa salah dan dosa terutama terhadap orangorang yang sudah meninggal, rasa putus asa, ingin dihukum berat, rasa cemas yang hebat, rasa tidak berharga lagi, sangat kurang na#su makan, seks dan kegiatan, serta adanya gangguan tidur yang berat.

1)

c. Adanya psikosis, terutama penderita psikosis yang impulsi#, serta adanya perasaan curiga, ketakutan dan panik. Keadaan semakin berbahaya bila penderita mendengar suara yang memerintahkan membunuh dirinya. T'nd'5)'nd' b'h'*'/ 'd'#'h6 a. Pernah melakukan percobaan bunuh diri b. Penyakit yang menahun c. Ketergantungan obat dan alkohol d. 8ipokhondriasis e. *ertambahnya umur #. Pengasingan diri g. Kebangkrutan kekayaan h. Aatatan bunuh diri i. Kesukaran penyesuaian diri yag kronis j. .idak jelas adanya keuntungan sekunder. (emua orang yang melakukan percobaan bunuh diri mengalami gangguan #ungsi mental yang bervariasi dari yang ringan sampai berat, karena itu mereka perlu diberi pertolongan, biar pun mereka sendiri menolak dan ingin mati saja. *ila terlihat adanya tanda-tanda risko berat atau pun tanda-tada bahaya, maka hal bunuh diri perlu dibicarakan secara terbuka, tetapi bijaksana, dengan yang bersangkutan. Perlu pengawasan yang lebih baik, diberitahukan kepada orang yang dekat padanya agar ia membantu mengawasi, barang dan alat yang sering dipakai untuk melakukan bunuh diri disingkirkan bila mungkin dan obat yang diberikan jangan terlalu banyak sekaligus.4 P'ndu'n -'-'n,'r' d'n si(")er' i6% a. Pada waktu wawancara, pasien mungkin secara spontan menjelaskan ide bunuh diri. *ila tidak, tanyakan langsung. .idak benaar bahwa membicarakan bunuh diri dalam situasi klinik akan mendorong terjadinya hal itu. b. 6ulailah dengan menanyakan: - Apakah anda pernah merasa ingin menyerah sajaD - Apakah anda pernah merasa bahwa lebih baik kalau anda mati sajaD

1+

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini biasanya diterima oleh hampir setiap orang dan tidak mengandung s)i$!'. c. (etelah itu, tanyakan isi pikiran pasien dan catatlah. *egitu topik ini dibuka, gunakan kata-kata seperti Emembunuh diriF atau EmatiF, bukan kata Emenyakiti diriF, agar pasien tidak bingung, karena sebagian besar pasien tidak ingin menyakiti diri sendiri meskipun mereka ingin membunuh dirinya sendiri. .anyakan pertanyaan berikut: - *erapa sering pikiran-pikiran bunuh diri ini munculD - Apakah pikiran-pikiran tentang bunuh diri ini meningkatD - Apakah anda hanya memikirkan kematian, ataukah anda sudah memikirkan secara pasti bagaimana anda akan membunuh diri andaD d. Pertimbangkan #aktor umur dan kecanggihan pikiran pasien, dan apakah niat yang ditanyakan paasien sesuai dengan metode yang mereka pilih. 6isalnya, seorang wanita dengan tingkat inteligensi normal yang bersikeras bahwa ia ingin mata dengan meminum ; tablet aspirin, dibandingkan dengan seorang anak kecil yang menyatakan hal yang sama. Kasus pertama tidak begitu berbahaya dibandingkan kasus kedua. e. (elidiki: - Apakah pasien bias mendapatkan alat atau cara untuk melakukan rencana bunuh dirinyaD - Apakah mereka sudah mengambil langkah-langkah akti#, misalnya mengumpulkan obat, menyelesaikan segala urusannyaD - (eberapa pesimiskah merekaD - Apakah mereka bisa mebayangkan atau memikirkan bahwa kehidupannya dapat membaikD #. 5ika tidak, apakah merasa masa depannya suram, tak ada harapan lagiD 5ika ya, apakah ketakutannya itu rasioanal atau tidakD 5ika pasien tidak kooperati#, cari data dari orang-orang penting dalam kehidupannya.

14

E7'#u'si a. Ketika sedang mengevaluasi pasien dengan kecendrungan bunuh diri, jangan tinggalkan mereka sendiri di ruangan. (ingkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dari ruang tersebut.+ b. *uatlah penilaian apakah hal iti direncanakan atau dilakukan secara kompulsi#. (elain itu, tentukan tingkat letalitasnya, kemungkinan pasien dipergoki ketika sedang melakukan tindakan tersebut mereka melakukannya sembunyisembunyi atau memperingatkan orang lain dulu", reaksi pasien ketika diselamatkan lega atau kecewa" atau apakah #actor-#aktor yang mendorong tindakan itu sudah berubah.+ c. Penatalaksanaan tergantung pada diagnosis yang ditegakkan. Pasein dengan depresi berat boleh berobat jalan asalkan keluarganya dapat mengawasi secara ketat dan bahwa terapi dapat dilakukan segera. 5ika tidak, diperlukan rawat inap.+ d. &de bunuh diri pada pasien-pasien alkoholik umumnya akan hilang sesudah menghentikan penggunaan alcohol itu. Bmumnya tidak ada terapi spesi#ik. 5ika depresi menetap setelah putus konsumsi alkohol, pertimbangkan kemungkinan depresi berat. :ilai kembali setelah terbebas bebar dari pengaruhnya.+ e. &de bunuh diri pada pasien ski!o#renia harus dianggap serius, karena biasanya mereka menggunakan cara yang keras atau sadis dan aneh dengan tingkat letalitas yang tinggi.+ #. @awat inap jangka panjang diperlukan bagi pasien yang cenderung dan mempunyai kebiasaan melukai diri sendiri serta parasuicides. (etelah rehabilitasi jangka panjang ini diperlukan periode stabilisasi singkat.+ 1.2.8 Pen$"b')'n .idak semua pasien memerlukan perawatan di rumah sakit, beberapa dapat diobati dengan rawat jalan. Bntuk menentukan apakah dimungkinkan terapi rawat jalan, klinisi harus menggunakan pendekatan klinis yang langsung meminta pasien yang diduga bermaksud bunuh diri untuk setuju menelepon segera jika

1;

mencapai titik dimana mereka tidak yakin akan kemampuan mereka untuk mengendalikan impuls bunuh dirinya.4,; Pasien yang dapat membuat persetujuan tersebut memperkuat keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk mengendalikan impuls tersebut dan berusaha mencari bantuan. 5ika pasien tidak dapat memenuhi komitmen ini, maka perawatan di rumah sakit menjadi indikasi yang harus diambil.4,; 6enurut (chnedman, klinisi memiliki beberapa tindakan preventi# praktis untuk menghadapi orang yang ingin bunuh diri seperti : 4,; a. 6enurunkan penderitaan psikologi dengan memodi#ikasi lingkungan pasien yang penuh dengan stress, menuliskan bantuan dari pasangan, perusahaan atau teman. b. 6embangun dukungan yang realistik dengan menyadari bahwa pasien mungkin memiliki keluhan yang masuk akal. c. 6enawarkan alternati# terhadap bunuh diri. Keputusan untuk merawat pasien di rumah sakit tergantung pada diagnosis, keparahan depresi dan gagasan bunuh diri, kemampuan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah, situasi hidup pasien, tersedianya dukungan sosial dan ada atau tidaknya #aktor resiko untuk bunuh diri. 4,; 'alam rumah sakit pasien mungkin menerima medikasi antidepresan atau antipsikotik sesuai dengan indikasi, terapi individual, terapi kelompok dan pasien mendapatkan dukungan sosial rumah sakit dan rasa aman. .indakan terapeutik lain tergantung pada diagnosis dasar pasien. (ebagai contohnya, jika ketergantungan alkohol adalah masalah yang berhubungan, terapi harus diarahkan untuk menghilangkan kondisi tersebut. 4,; .indakan yang berguna untuk terapi pasien rawat inap yang mencoba bunuh diri dan mengalami depresi adalah memeriksa barang-barang pasien dan orang yang berkunjung ke bangsal. 8al ini bertujuan untuk mencari benda-benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri dan secara berulang mencari eksaserbasi gagasan bunuh diri. &dealnya, pasien rawat inap yang mencoba bunuh diri dan mengalami depresi harus diobati dalam bangsal yang terkunci dimana jendela

12

dipasang terali dan ruangan pasien harus berlokasi dekat dengan tempat perawat untuk memaksimalkan pengamatan oleh sta# perawat.4,; .im yang mengobati harus memeriksa secara berulang atau terus menerus mengawasi secara langsung. .erapi yang e#ekti# dengan medikasi antidepresan harus dimulai. .erapi elektrokonvulsi# ,A." mungkin diperlukan untuk beberapa pasien yang terdepresi parah yang mungkin memerlukan beberapa kali pengobatan. 4,; Pasien yang sedang pulih dari depresi bunuh diri berada pada resiko khusus. (aat depresi menghilang, pasien menjadi memiliki energi dan mampu untuk melakukan rencana bunuh dirinya. kadang-kadang pasien depresi dengan atau tanpa terapi secara tiba-tiba tampak damai dengan dirinya sendiri karena mereka telah mengambil keputusan rahasia untuk melakukan bunuh diri. Klinisi harus secara khusus mencurigai perubahan klinis yang dramatis tersebut, yang mungkin meramalkan usaha bunuh diri. 4,; Pengikatan digunakan jika pasien sedemikian berbahayanya bagi diri mereka sendiri maupun orang alin karena memiliki ancaman besar yang tidak dapat dikendalikan dengan cara lain. Pasien dapat diikat sementara untuk mendapatkan obat atau untuk periode waktu yang lama jika obat tidak dapat digunakan. ) Ter' i Psi("f'r!'(' (eseorang yang sedang dalam krisis karena baru ditinggal mati atau baru mengalami suatu kejadian yang jangka waktunya tak lama, biasanya akan ber#ungsi lebih baik setelah mendapatkan tranquilizer ringan, terutama bila tidurnya terganggu. -bat pilihannya adalah golongan ben!odia!epine misalnya lora!epam ) C 1 mg sehari, selama 3 minggu. 8ati-hati memberikan ben!odia!epine pada pasien yang hostile, karena penggunaan ben!odia!epine yang teratur dapat meningkatkan iritabilitas pasien. 5angan memberikan obat dalam jumlah banyak sekaligus kepada pasien resepkan sedikit-sedikit saja" dan pasien harus kontrol dalam beberapa hari. 4,;

10

Pemberian antidepresan biasanya tidak dimulai di ruang gawat darurat, meskipun biasanya terapi de#initi# pasien-pasien yang mempunyai kecenderungan bunuh diri adalah antidepresan. Antidepresan boleh diberikan di instalasi gawat darurat asal dibuat perjanjian kontrol keesokan harinya secara pasti.4,; .erapi obat tergantung pada diagnosis yan# spesi#ik. *en!odia!epine dan antipsikotik paling sering digunakan untuk menenangkan. 8aloperidol diberikan sebanyak 4 mg peroral atau intramuscular atau lora!epam 3mg peroral atau im dapat dicoba. 5ika pasien sudah mengkonsumsi antipsikotik, obat yang sama dapat diberikan lagi. 5ika agitasi pasien belum berkurang dosis dapat diulang dalam 3/ hingga )/ menit. Bntuk pasien dengan epilepsy, antikonvulsan dapat e#ekti#.) -bat antipsikotik dapat diberikan dengan cepat pada interval )/ hingga ;/ menit untuk memperoleh hasil terapeutik yang paling cepat. Prosedur ini berguna untuk pasien dengan agitasi dan berada dalam keadaan tereksitasi. -bat pilihan untuk penenangan cepat adalah haloperidol dan antipsikotik berpotensi tnggi lainnya. Pada orang dewasa 4mg hingga 1/ mg haloperidol dapat diberikan secara oral atau intramuscular dan diulang dengan interval 3/ hingga )/ menit. Pasien teragitasi atau terserang panic dapat diterapi dengan dosis kecil lora!epam 3 mg hingga + mg intravena taun intramuscular yang dapat diulang jika perlu dalam 3/ hingga )/ menit sampai tenang. ) 1.2.19 Pen,e$'h'n Bunuh Diri (ebagian besar bunuh diri pada psikiatri dapat dicegah. 'imana depresi menjadi gangguan paling sering yang menyebabkan seseorang untuk melakukan bunuh diri. *erdasarkan teori Psikodinamika oleh (igmund >reud, #ungsi ,go sangat berhubungan erat dengan pertimbangan yang melibatkan kemampuan menghadapi akibat dari suatu tindakan seseorang. ,go dipakai dalam memecahkan masalah pribadi orang tersebut, khususnya bila terjadi kon#lik dengan dunia realitas atau bila terdapat ketidaksesuaian antara keinginan yang tidak sinkron secara internal. (elain itu juga mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari suatu tindakan, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 4,;

11

*unuh diri menjadi tindakan yang diambil pada orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi akibat ,go tidak cukup kuat menahan desakan ataupun dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya sehingga ia akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri. 6ekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untuk menyalurkan dorongan dari dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan. .etapi jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus menerus dan berkepanjangan, maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adapti# dan tidak realistis seperti keinginan untuk bunuh diri. 4,; Bntuk mencegah terjadinya bunuh diri tersebut, maka penanganannya dengan memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengeluarkan seluruh isi pikiran atau perasaannya yang muncul di dalam dirinya secara verbal. 'imana ,go akan lebih bebas dan tidak harus terus berlindung di balik mekanisme pertahanan diri yang dikembangkannya. Adapun cara yang digunakan oleh (igmund >reud untuk terapi sekaligus untuk mengumpulkan data, yaitu: 4,; a. 6etode asosiasi bebas free association", dimana pasien diminta untuk berbicara tentang segala sesuatu dan apa saja yang terjadi pada dirinya dengan leluasa dan tanpa perlu berusaha membuat uraian yang logis, teratur dan penuh arti. Bntuk menjaga agar pengaruh gangguan yang datang dari luar tetap minimal, biasanya pasien disuruh berbaring diatas dipan dalam ruangan yang tenang. Bcapan-ucapan pasien yang serba tidak teratur ini merupakan pernyataan yang memiliki hubungan dinamik dan penuh arti dengan pernyataan sebelumnya, sehingga terbentuklah suatu rangkaian asosiasi yang kontinyu dari awal hingga akhir. 6ungkin banyak ucapan yang menyesatkan maupun hambatan-hambatan, tetapi pada akhirnya sejarah kejiwaan pasien dapat sampai kepada pendengar terapis" dengan mengikuti rangkaian asosiasi melalui lika-liku ungkapan verbal. b. Analisis tentang mimpi dream interpretation", dimana pasien diminta secara spontan teringat tentang mimpi-mimpi mereka dan selanjutnya melakukan asosiasi bebas tentang mimpi-mimpi tersebut. 6impi-mimpi yang dilaporkan

3/

dan asosiasi bebas yang mengiringnya merupakan sumber in#ormasi yang kaya tentang dinamika kepribadian manusia. Peran ,go yang terpenting adalah sebagai eksekuti# organisasi kepribadian dimana energi digunakan untuk menciptakan integrasi diantara ketiga sistem. .ujuan dari #ungsi integrasi ,go adalah untuk menciptakan keselarasan batin dalam kepribadian antara ,go dengan lingkungan sehingga dapat berjalan lancar dan e#ekti#. Aaranya, ,go harus mengendalikan &d dan (uperego agar ,go mampu mengarahkan kepribadian secara bijak supaya bisa berhubungan dengan dunia luar.4,; Apabila &d menguasai sebagian besar energi, maka tingkah laku akan menjadi impulsi# dan primiti#, bila (uperego yang menguasai sebagian besar energi maka #ungsi kepribadian akan didominasi oleh pertimbangan-pertimbangan moralistik dari pada pertimbangan-pertimbangan realistik. Antikateksis daya kekang" suara hati bisa membelenggu ,go dengan nilai moral dan menghalangi tindakan apapun sementara kateksis daya dorong" ,go ideal bisa menentukan norma-norma yang sangt tinggi bagi ,go sehingga pribadi terus menerus dikecewakan dan akhirnya mengalami perasaan gagal yang membuat depresi.4,;

31

You might also like