You are on page 1of 4

PERCOBAAN IV

Judul Tujuan Hari/ Tanggal Tempat

: Larutan dan indikator asam basa : : Jumat/ 01 November 2013 : Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin

I. DASAR TEORI A. Teori Asam Basa 1. Teori Asam Basa Arrhenius Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1959-1927) pada tahun 1884. a. Asam Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +. Dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arrhenius dapat dirumuskan sebagai HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut. HxZ(aq) Contoh: Asam cuka (CH3COOH) di dalam air mengion sebagai berikut CH3COOH(aq) b. Basa Menurut arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat, basa adalah ion (OH-). Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x dan dalam air mengion sebagai berikut. M(OH)x(aq) Contoh: NaOH Na+ + OHMx+(aq) + xOH-(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
+ xH (aq)

+ Zx-(aq)

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton. Contoh: NH4+(aq) + H2O(l) 3. Teori Asam Basa Lewis Pada tahun 1923 Gilbert N. Lewis mendefinisikan asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam adalah penerima (akseptor) pasangan elektron bebas. Sementara itu, basa adalah pemberi (donor) pasangan elektron bebas. Konsep asam-basa Lewis dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bernuansa asam-basa meskipun tidak melibatkan proton (ion H+), misalnya reaksi antara oksida basa dengan oksida asam Contoh: CaO + CO2 CaCO3 NH3(aq) + H3O+(aq)

(Michael Purba, 2007: 172-200)

B. Sifat larutan asam dan basa 1. Asam Sifat larutan asam: a. Berasa asam b. Korosif c. Terurai menjadi ion positif hidrogen dan ion negatif sisa asam d. Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah. e. Bereaksi dengan logam f. Bereaksi dengan karbonat g. Bereaksi dengan basa

2. Basa Sifat larutan basa: a. Berasa pahit b. Jika mengenai kulit, terasa licin. c. Dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. d. Terionisasi menjadi ion positif logam dan ion negatif hidroksil e. Bereaksi dengan asam f. Bereaksi dengan garam (Anis Dyah Rufaida dan Waldjinah, 2009: 5-6)

C.

Menentukan pH larutan dengan alat bantu pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Ada beberapa cara untuk menentukan sifat asam basa larutan dan pH larutan. a. Menggunakan kertas lakmus Kertas lakmus adalah kertas yang mengandung lakmus dan digunakan untuk menunjukkan sifat keasaman, kebasaan atau kenetralan larutan. Larutan asam dapat memerahkan kertas lakmus biru, sedangkn larutan basa dapat membirukan kertas lakmus merah. b. Menggunakan indikator universal Indikator universal tidak hanya menentukan sifat asam dan basa larutan tapi juga dapat menentukan pH larutan. Ada beberapa bentuk indikator universal. Ada satu lembar indikator universal terdiri atas satu warna dan ada pula satu lembar indikator universal terdiri atas tiga atau empat warna. Setiap warna yang terdapat dalam indikator universal menunjukkan pH larutan. pH larutan diketahui dengan membandingkan antara warna pada lembar indikator dan keterangan warna pada wadah. c. Menggunakan indikator alami Menentukan sifat asam basa dapat dilakukan dengan indikator alami.

Beberapa indikator alami No. 1. 2. 3. 4. 5. Zat Indikator Kunyit Kembang sepatu Geranium Bunga pacar air Bunga kana Warna dalam asam Kuning Merah Jingga Merah Merah Warna dalam basa Merah Hijau Kuning Kuning Kuning

(Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, 2007: 145-147)

DAFTAR PUSTAKA: Dyah, Anis Rufaida dan Waldjinah. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Klaten: PT. Intan Pariwara. Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup Pelajaran Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Ganeca Exact.

You might also like